You are on page 1of 9

LAPORAN KEGIATAN INTERNSHIP

UPAYA PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT


F.1

SOSIALISASI POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR

Oleh :
dr. Amaranto Santoso

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PLAOSAN, KECAMATAN PLAOSAN
KABUPATEN MAGETAN
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan

: Sosialisasi Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular

Pelaksana Kegiatan

: dr. Amaranto Santoso Ongko

Jenis Kegiatan

: Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kode Kegiatan

: F1

Hari, Tanggal Pelaksanaan

: Jumat, 15 juni 2015

Magetan,

Menyetujui,
Dokter Pendamping

Pelaksana Kegiatan

dr.Siti Sumarni

dr. Amaranto Santoso Ongko

NIP. 19600813 198802 2 001

I.

LATAR BELAKANG

Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebagai bagian dari Program


Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Renstra Kemenkes 2010- 2014.
Salah satu misi dari Kemenkes yang tertulis dalam Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
Dimana prioritas pembangunan kesehatan yang ketiga yaitu pengendalian penyakit
menular dan Penyakit Tidak Menular diikuti penyehatan lingkungan (Kepmenkes, 2010).
Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada
tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang
berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
(30%), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), Kanker (13%),
cedera (9%) dan Diabetes melitus (2%). PTM seperti kardiovaskuler, stroke, kanker,
Diabetes Melitus, Penyakit Paru Kronik Obstruktif dan cedera terutama di negara
berkembang, telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula
pada peningkatan angka kematian dan kecacatan (Kepmenkes, 2010)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2007) menunjukkan penyebab kematian telah
terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Berdasarkan riset
tersebut, penyebab kematian terbesar untuk umur> 15 tahun adalah Stroke, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit Menular menyumbang 28,1% kematian
sedangkan Penyakit Tidak Menular sebagai penyumbang terbesar penyebab kematian
terbesar (59,5%). Salah satu faktor risiko penyakit penyakit tidak menular adalah gaya
hidup yang tidak sehat (Kepmenkes, 2012)
Perubahaan gaya hidup memerlukan pendekatan komprehensif dan multidimensi, oleh
karena itu program Pengendalian PTM perlu difokuskan pada faktor risiko secara
terintegrasi komprehensif (promotif-preventif, kuratif-rehabilitatif) meliputi dimensi
kebijakan, lingkungan, perilaku masyarakat dan dimensi pelayanan kesehatan, melalui
pemberdayaan masyarakat dengan dukungan lintas program dan lintas sektor. Faktor
risiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan lebih dini, untuk itu diperlukan pengetahuan
dan informasi keberadaan faktor risiko serta besarnya masalah PTM utama, sebelum

dilakukan intervensi perubahan terhadap faktor risiko. Perubahan faktor risiko PTM,
membutuhkan waktu lama khususnya faktor risiko gaya hidup (Kepmenkes, 2010)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, keberadaan faktor risiko PTM
pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga mereka tidak merasa perlu mengatasi
faktor risiko dan mengubah gaya hidupnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang jenis PTM cukup baik, dan sebagian besar masyarakat
mengetahui bagaimana penderitaan pasien PTM seperti jantung koroner, kanker, stroke
dan Diabetes Melitus, gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Namun mereka umumnya
belum memahami pengaruh faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM serta komplikasi
yang dapat ditimbulkan PTM. Pada umumnya mereka menganggap bahwa PTM
disebabkan faktor genetik, penyakit orang tua atau penyakit orang kaya (Kepmenkes,
2010)
Peningkatan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), menjadi ancaman yang serius
dalam pembangunan di bidang kesehatan karena ancaman pertumbuhan ekonomi
nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian PTM di tekankan ke fase berisiko atau
menjadi sakit berkomplikasi, dengan membangun kesadaran dan komitmen yang tinggi
dari berbagai pihak (Kepmenkes, 2012)
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi masyarakat
sehingga dikembangkanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat
yakni Posbindu-PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam
upaya pengendalian faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan, sehingga
pencegahan faktor risiko PTM dapat dilakukan sejak dini dan kejadian PTM di
masyarakat dapat ditekan (Kepmenkes, 2012)
Posbindu-PTM

merupakan

kegiatan

secara

terintegrasi

untuk

mencegah

dan

mengendalikan faktor risiko PTM berbasis masyarakat sesuai sumber daya dan kebiasaan
masyarakat. Kegiatan mencakup deteksi dini dan tindak lanjut terhadap faktor risiko PTM
serta upaya promosi kesehatan melalui berbagai kelompok masyarakat dan pemangku
kepentingan (stakeholder) terutama dalam tatanan Kelurahan/Desa Siaga Aktif
(Kepmenkes 2012)

Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu ) merupakan suatu program pelayanan kesehatan


yang dilaksanakan di suatu kelompok masyarakat faktor resiko penyakit tertentu di
masyarakat. Kegiatan Posbindu ini tidak hanya meliputi pelayanan pemeriksaan
kesehatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penemuan dini faktor resiko di mayarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu
antara lain : pemeriksaan kesehatan secara berkala (bulanan), sosialisasi kelompok, senam
lansia dan lain lain. Posbindu dapat dibentuk di tiap desa / kelurahan dengan
pelaksanaan kegiatan yang diseuaikan dengan kondisi dan situasi desa / kelurahan
setempat
II.

TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET KEGIATAN


a. Tujuan Sosialisasi Umum

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
resiko PTM.

b. Tujuan Sosialisasi Khusus


Setelah sosialisasi, masyarakat diharapkan mampu :
1. Memahami bagaimana cara kerja Posbindu PTM.
2. Berpartisipasi aktif dalam Posbindu PTM.
3. Dapat saling mengingatkan antar wargaagar berperilaku (CERDIK) dalam
rutinitas kehidupanya.
4. Siap menghadapi masalah dalam posbindu PTM dengan bersama-sama.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyakit tidak
menular.
c. Sasaran
Tokoh-tokoh masyarakat dan sebagian masyarakat 18 tahun ke atas.
d. Target Kegiatan
Dalam sosialisasi ini diharapkan anggota anggota masyarakat dukuh geneng
dapat mengetahui, memahami pentingnya dan mempraktikan POSBINDU PTM
serta dapat saling mengingkatkan warga lainnya dalam berpartisipasi.
III.

BENTUK KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi menggunakan materi POSBINDU
PTM melalui media laptop dan layar proyektor LCD. Selain itu, diadakan tanya
jawab mengenai POSBINDU PTM, Agar masyarakat dapat merasakan pentingnya
hal ini Masyarakat yang menjawab pertanyaan dengan benar, diberikan apresiasi
5

berupa pujian dan applause dari moderator dan masyarakat, Bertujuan agar
masyarakat merasa dihargai dengan rasa keingintahuanya.
IV.

MATERI KEGIATAN
Terlampir.

V.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan sosialisasi tentang POSBINDU PTM.
dilakukan pada :
Hari/Tanggal
: Jumat, 15 juni 2015
Waktu
: 09.30 WIB Selesai
Tempat
: Desa pacalan, Dukuh Geneng
Jumlah Peserta : 20 orang anggota masyarakat desa pacalan.

VI.

LAPORAN DAN ULASAN KEGIATAN

Sosialisasi tentang POSBINDU PTM yang dilaksanakan di Rumah Bpk.Sugito RT 31/


RW 03 Dkh.Geneng Desa Pacalan pada tanggal 15 Juni 2015 yang dihadiri oleh 20
orang yang terdiri dari bapak-ibu anggota masyarakat Dukuh Geneng Desa pacalan.
Pemilihan sasaran sosialisasi ini ke POSBINDU PTM ini dirasa cukup tepat karena
mereka sebagai masyarakat lansia bisa langsung mempraktikan secara mandiri di dalam
komunitasnyua masing-masing, juga berperan aktif dalam masyarakat, mengingatkan
satu sama lain untuk memeriksakan diri di POSBINDU PTM.
Pada Jumat pagi suasana didalam Rumah Bapak Sugito tenang tidak ada kegaduhan.
Seluruh Bapak-ibu terlihat semangat meskipun terlihat agak lelah (dalam bulan puasa)
sebelum mengikuti jalannya proses sosialisasi, mereka dengan sabar menunggu tentang
materi yang akan disampaikan.
Selama proses sosialisasi para bapak- ibu anggota terlihat antusias, terutama setelah
disebutkan tentang pemeriksaan yang dapat dilakukan di desa mereka, mereka benarbenar memperhatikan dan merespon apa yang ditanyakan dengan baik dan jelas. Selain
itu, pada akhir sosialisasi diadakan tanya jawab tanpa limitasi dengan materi yang sudah
disampaikan dan diberikan apresiasi berupa pujian dan applause dari moderator dan
masyarakat. Ketika Tanya-jawab berlangsung, bapak-ibu seakan berlomba untuk
6

bertanya dengan semangat dan menjawab pertanyaan dengan tepat. Sebagai bukti
bahwa mereka antusias dalam POSBINDU PTM dan mengerti dengan jelas akan
POSBINDU PTM.
Sosialisasi berupa POSBINDU PTM dirasa penting untuk selalu diberikan walaupun
hanya sekedar mengingkatkan karena dengan aktif dalam berpartisipasi di POSBINDU
PTM, Masyarakat dapat memeriksakan diri dengan rutin dan tenaga kesehatan dapat
memonitor dengan baik penyakit penyakit tidak menular. Hal ini dapat menurunkan
biaya dalam pengobatan pada faskes tingkat lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia. 2009. Departemen Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan Pedoman
Pembinaan dan Pelatihan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Rumah
2.
3.
4.
5.

Tangga melalui Tim Penggerak PKK. Jakarta : Depkes RI.


Kepmenkes RI. 2009. Indonesia Sehat 2025. Jakarta
___________. 2009. Posbindu PTM. Jakarta
___________. 2012. Pedoman Umum Penanggulangan Posbindu.Jakarta
___________. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Posbindu bagi Kader Jilid
1.Jakarta
7

6. http://sari-cipta.com/upload/documentation/files/PedumPosbinduRev.pdf
7. Sarwono,Solita. 2004.Sosiologi Kesehatan. UGM,Yokyakarta
8. Veronika Wulan. 2010. Pelaksanaan Posbindu di Kabupaten / Kota. Padang.

LAMPIRAN

You might also like