Professional Documents
Culture Documents
a. Pengertian
Kelumpuhan pada fleksus brachialis.
b. Etiologi
1) Tarikan lateral pada kepala dan leher pada waktu
melahirkan pada presentasi kepala.
2) Apabila lengan ekstensi melewati kepala dan presentasi
bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu.
c. Gejala
1) Gangguan motorik lengan atas.
2) Lengan atas dalam kedudukan ekstensi dan abduksi.
3) Jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung.
4) Refleks moro negative
5) Hipertensi dan fleksi pada jari-jari
6) Refleks meraih dengan tangan tadi ada
7) Paralisis dari lengan atas dan bawah.
d. Penatalaksanaan
a) Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai
dengan mencegah terjadinya kontraktor.
b) Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama
kehidupannya
Caranya :
Letakkan tangan bayi yang lumpuh di samping kepalanya
yaitu dengan
memasang verband pada pergelangan tangan bayi.
e. Contoh gambar
f.
1. Paralisis Erb-Duchene
a. Pengertian
Kerusakan cabang-cabang C5 C6 dari pleksus biokialis
menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk
fleksi, abduksi, dan memutar lengan keluar serta hilangnya
refleks biseps dan moro. Lengan berada dalam posisi
abduksi, putaran ke dalam, lengan bawah dalam pranasi, dan
telapak tangan ke dorsal.
b. Etiologi
Pada trauma lahir Erb, perlu diperhatikan kemungkinan
terbukannya pula serabut saraf frenikus yang menginervasi
otot diafragma. Pada trauma yang ringan yang hanya berupa
edema atau perdarahan ringan pada pangkal saraf, fiksasi
hanya dilakukan beberapa hari atau 1 2 minggu untuk
memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti
program mobilisasi atau latihan. Secara klinis di samping
gejala kelumpuhan Erb akan terlihat pula adanya sindrom
gangguan nafas.
c. Penatalaksanan
Penanganan terhadap trauma pleksus brakialis ditujukan
untuk mempercepat penyembuhan serabut saraf yang rusak
dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti kontraksi
otot. Upaya ini dilakukan antara lain dengan jalan imobilisasi
pada posisi tertentu selama 1 2 minggu yang kemudian
diikuti program latihan. Pada trauma ini imobilisasi
dilakukan dengan cara fiksasi lengan yang sakit dalam posisi
yang berlawanan dengan posisi karakteristik kelumpuhan
Erg. Lengan yang sakit difiksasi dalam posisi abduksi 900
disertai eksorotasi pada sendi bahu, fleksi 900.
2. Paralisis Klumpke
a.
Kerusakan cabang-cabang C8 Ih1 pleksus brakialis
menyebabkan kelemahan lengan otot-otot fleksus
pergelangan, maka bayi tidak dapat mengepal.
b. Etiologi
inspirasi.
c. Penatalaksanan
Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki keadaan umum
bayi. Bayi diletakkan miring ke bagian yang sakit, disamping
diberikan terapi O2. Pemberian cairan Intra Vena pada harihari pertama dapat dipertimbangkan bila keadaan bayi kurang
baik atau dikhawatirkan terjadinya asidosis. Jika keadaan
umum telah membaik, pemberian minum per oral dapat
dipertimbangkan. Pada kasus demikian perlu pengawasan
cermat kemungkinan pneumonia hipostatik akibat gangguan
fungsi diafragma pada bagian yang sakit. Pemberian
antibiotik sangat dianjurkan bila gangguan pernafasan terlihat
berat atau kelumpuhan saraf frenikus bersifat bilateral, maka
dapat dipertimbangkan penggunaan ventilator. Penggunaan
pacu elektrik diafragma dapat digunakan dianjurkan bila
sarana memungkinkan serta kontraksi otot diafragma cukup
baik. Tindakan bedah dapat dilakukan bila saat nafas sangat
berat atau sesak nafas bertambah berat walaupun telah
dilakukan pengobatan konservatif yang memadai. Walupun
bayi tidak menunjukkan gejala sesak berat tetapi pada
pemeriksaan radiologi, 3 4 bulan kemudian fungsi
hemidiafragma yang sakit tidak menunjukkan kemajuan yang
berarti, maka perlu dipikirkan terhadap kemungkinan
tindakan bedah
4. Kerusakan Medulla Spinalis
Gejala tergantung bagian mana dari medulla spinalis yang
rusak, dijumpai gangguan pernafasan, kelumpuhan kedua
tungkai dan retensiourin. Hal ini dapat terjadi letak sungsang,
presentasi muka dan dahi, atau pada distosia persalinan,
disebabkan tarikan, hiperfleksi, atau hiperekstensi yang
berlebihan. Penanganan dengan berkonsutasi pada bagian
Neurologi.
5. Paralisis Pita Suara