You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan dapat menyebabkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya


dalam keadaan normal atau memperburuk hipertensi pada wanita yang sebelumnya telah
menderita hipertensi (superimposed preeklampsia). Hipertensi sebagai penyulit
kehamilan merupakan salah satu dari trias penyebab utama kematian ibu selain
perdarahan dan infeksi.(1) Di USA, kejadian preeklampsia bervariasi sekitar 5% dari
seluruh kehamilan dan 0,5-2 % berlanjut menjadi eklampsia.Sebagian besar kasus
preeklampsia terjadi pada kehamilan near aterm dengan komplikasi yang minimal.
Sebaliknya preeklampsia berat yang terjadi sebelum kehamilan 35 minggu berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas maternal-perinatal yang signifikan.(1,2,3,4)
Keputusan antara melahirkan dan managemen ekspektatif pada preeklampsia
berat sangat tergantung usia kehamilan, keadaan janin, dan keadaan ibu pada waktu
dilakukan evaluasi. Masih terdapat kontroversi dalam hal penatalaksanaan pasien dengan
preeklampsia berat sebelum usia kehamilan 34 minggu, beberapa institusi menganjurkan
pengakhiran kehamilan sebagai terapi defenitif pada semua kasus tanpa memandang usia
kehamilan, sedangkan sebagian lagi menganjurkan untuk memperpanjang kehamilan
sampai aterm atau tercapainya maturitas paru (34 minggu). Hal ini berdasarkan
rendahnya rata-rata mortalitas dan morbiditas neonatal dari kehamilan preterm dengan
preeklampsia berat jika dibandingkan neonatal dengan usia kehamilan yang sama. Ini
disebabkan terjadinya percepatan pematangan paru dan neurologis janin preeklampsia
berat karena suasana stress intrauterin (mekanisme kompensasi). Sebaliknya berdasarkan
penelitian ternyata steroid juga efektif dalam menurunkan mortalitas dan morbiditas
neonatal pada usia kehamilan antara 24 dan 34 minggu.(4,5)
Pada preeklampsia, janin dapat mengalami hipoksia dan kekurangan nutrisi
sehingga dapat terjadinya pertumbuhan janin terhambat. Hal ini dapat terlihat pada
buruknya sirkulasi plasenta yang disebabkan oleh invasi tropoblast pada arteri spiralis
yang tidak sempurna atau akibat terjadinya atherosis pada pembuluh darah desidua dan
plasenta. Pada dasarnya hipertensi bukan merupakan penyakit melainkan reaksi tubuh ibu
atau kompensasi untuk mencukupi kebutuhan janin.(5)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI PREEKLAMPSIA
Hipertensi didiagnosis apabila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih
dengan menggunakan fase V korotkoff untuk menentukan tekanan diastolik.
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul akibat kehamilan dan berakhir setelah
terminasi kehamilan. Preeklampsia bukan merupakan penyakit melainkan reaksi tubuh
untuk mempertahankan kebutuhan janin(1)
Terdapat lima jenis Pregnancy Induced Hypertension (National High Blood Pressure Education
Program Working Group Report on High Blood pressure in Pregnancy, 2000 )

1.

Hipertensi Gestasional

2.

Preeklampsia

3.

Eklampsia

4.

Superimposed Preeklampsia

5.

Hipertensi Kronik.

Hipertensi Gestasional

TD 140/90 mmHg untuk pertamakali selama kehamilan

tidak ada proteinuria

TD kembali normal < 12 minggu pospartum

Diagnosa akhir hanya dapt dibuat postpartum

mungkin memperlihatkan tanda-tanda lain preeklampsia

Preeklampsia

Kriteria minimum :
TD 140/90 mmHg

proteinuria 300 mg/24 jam atau + 1 pada dipstick

Kriteria diagnosis PEB(1,6) :


(Hypertension in pregnancy. ACOG Technical Bulletin 219, 1996)

TD sistolik > 160-180 ; diastolik > 110 mmHg


Proteinuria > 5 g/ 24 jam
Oligouria (<500 ml/24 jam)
Gangguan cerebral atau visual

antara lain(1):

Edema pulmonum
Nyeri epigastrik atau kwadran atas kanan
Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas
Trombositopenia
PJT/Restriksi pertumbuhan/Oligohidramnion
Kreatinin serum meningkat
Eklampsia
Kejang yang tidak disebabkan hal-hal lain pada

seorang wanita hamil selain

preekalmpsia seperti epilepsi atau defisit neuorolgis lainnya.


Superimposed Preeklampsia on Chronic Hypertension

Proteinuria awitan baru 300 mg/24jam pada wanita pengidap hipertensi


tetapi tanpa proteinuria sebelum gestasi 20 minggu

Terjadi peningkatan proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit <
100.000/mm3 secara mendadak pada wanitan dengan hipertensi dan
proteinuria sebelum gestasi 20 minggu.
Hipertensi kronik

TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang


pertamakali terdiagnosa sertelah gestasi 20 minggu dan menetap setelah 12 minggu
postpartum.

B. ETIOLOGI
Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui walaupun diyakini bahwa preeklampsia
berhubungan erat dengan plasenta. Hipotesis yang penting pada patogenesis preeklampsia
adalah terdapatnya senyawa yang dihasilkan jaringan uteroplasenta yang masuk kedalam
sistem sirkulasi ibu dan menyebabkan kerusakan endotel. Perubahan endotel yang terjadi
dianngap sebagai penyebab utama timbulnya gejala preeklampsia seperti hipertensi,
proteinuria, dan aktivasi sistem hemostasis. (1,3)
C.

PATOGENESIS
Disharmoni Implantasi(1,8)
Proses implantasi mudigah pada endometrium adalah suatu proses yang sangat kompleks
dan harmonis. Ditandai dengan invasi tropoblast ke segmen desidua arteri spiralis dan

segmen miometrium arteri spiralis. Pada saat implantasi ini diperlukan kesiapan
endometrium (masa reseptif), mekanisme molekuler, keseimbangan hormonal, energi,
dan peran ekspresi gen pengatur dalam invasi tropoblast. Pada preeklampsia terjadi
defisiensi plasentasi. Terjadi kegagalan pada gelombang kedua invasi tropoblast,
sehingga perubahan fisiologis (hukum Pouiseuille : pelebaran diameter arteri spiralis 4-6
x) pada arteri spiralis tidak terjadi. Perubahan hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis
segmen desidua, sementara arteri spiralis segmen miometrium masih diselubungi oleh
sel-sel otot polos. Selain itu juga ditemukan hiperplasia tunika media dan trombosis.
Garis tengah arteri spiralis 40 % lebih kecil dibandingkan kehamilan normal, hal ini
menyebabkan tahanan terhadap aliran darah bertambah dan pada akhirnya menyebabkan
insufisiensi dan iskemia. Sebagian arteri spiralis dalam desidua atau miometrium
tersumbat oleh materi fibrinoid berisi sel-sel busa, terdapat akumulasi makrofag yang
berisi lemak dan infiltrasi sel mononukleus pada perivaskuler. Keadaan ini dikenal
sebagai Atherosis Akut. Arteri yang terlibat bisa tersumbat sebagian sampai total.
Atherosis berhubungan erat dengan terjadinya pertumbuhan janin terhambat dan
beratnya gejala preeklampsia. Akibat semua itu terjadi reaksi radikal bebas, yang
dicirikan dengan tingginya lipid peroksida pada pasien preeklampsia. Radikal bebas
inilah yang kemudian memacu disfungsi endotel yang jika masif akan muncul gejala
klinis.

Gambar.1. Aliran Darah Pada Kehamilan Normal Dan Preeklampsia (9)

Gambar.2. Plasental Bed Pada Normotensif Dan Preeklampsia(9)


Disfungsi Endotel(1,8)
Didefinisikan sebagai berkurang sampai hilangnya kemampuan endotel untuk
mengatur vasodilatasi. Namun mengapa tidak semua endotel mengalami disfungsi? Hal
ini dapat dijawab dari penelitian
heterogenitas endotel.
Peran Radikal Bebas(1,8)

Risau yang mendapatkan bahwa ternyata ada

Ketidakseimbangan tromboksan-prostasiklin yang kita dapati pada preeklampsia


disebabkan produkis fosfolipase A2 dan hal ini sangat mungkin akibat radikal bebas yang
mengeluarkan enzim tersebut pada kerusakan membran sel. Yang amat menakutkan
akibat kerusakan membran sel oleh radikal bebas adalah tidak berfungsinya pompa ion
dengan akibat masuknya Na+ kedalam sel sementara keluarnya K+. Hal ini akan
memepercepat udem dan kematian sel. Ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan
dapat menerangkan terjadinya sindroma HELLP

D. FAKTOR RESIKO(10)
1. nullipara
2. Usia > 40 tahun
3. riwayat keluarga PEB
4. hipertensi kronik
5. kelainan ginjal kronik
6. sindroma antipospolipid
7. DM
8. kehamilan multipel
9. Angiotensinogen genE t235
10. Homozygous
11. Heterozygous
(Hypertension in pregnancy, ACOG technical bulletin 219,1996)

Resiko ibu pada hipertensi berat dalam kehamilan :(10)


1.

Stroke

2.

Perdarahan serebral

3.

gagal jantung kongestif/ udem paru

4.

gagal ginjal akut

5.

solutio plasenta

6.

DIC

7.

kematian
Kriteria resiko rendah versus resiko tinggi pada hipertensi kronik (10)

1.

Resiko Rendah hipertensi kronik


Hipertensi kronik ringan : TD sistolik 140-160 mmHg dan diastolik 90-110
mmHg tanpa ada komplikasi lain.

2.

Resiko Tinggi hipertensi kronik


Hipertensi kronik berat : TD sistolik 180 mmHg dan diastlik 110 mmHg
atau hipertensi kronik ringan : TD sistolik 140-160 mmHg dan diastolik 90110 mmHg diikuti dengan salah satu dibawah berikut :

hipertensi > 4 tahun

usia ibu > 40 tahun

penyakit ginjal

kardiomiopati

coarctation aorta

retinopati

diabetes, penyakit kolagen vaskuler

sindroma antifosfolipid dengan perinatal loss

riwayat PEB dengan kematian perinatal


E. PREEKLAMPSIA PADA HIPERTENSI KRONIK ( SUPERIMPOSED
PREEKLAMPSIA )(1)
Hipertensi kronik merupakan predisposisi terjadinya preekalmpsia-eklampsia dan
IUGR pada janin. Diagnosis adanya hipertensi kronik diisyaratkan oleh :

1. hipertensi (TD 140/90 mmHg) sebelum hamil


2. hipertensi (TD 140/90 mmHg) yang terdeteksi sebelum usia kehamilan 20
minggu kecuali jika terdapat penyakit tropoblastik gestasional
3. hipertensi yang menetap lama setelah melahirkan
Faktor riwayat lain yang mendukung diagnosis adalah multiparitas dan
hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sebelumnya selain kehamilan pertama. Pada
sebagian wanita hipertensi kronik yang sudah ada sebelumnya semakin memburuk
setelah kehamilan 24 minggu. Apabila disertai dengan proteinuria diagnosisnya adalah

superimposed preeclampsia. Munculnya lebih dini daripada preeklampsia murni serta


cendrung cukup parah dan disertai IUGR.
Perubahan vaskuler retina merupakan tanda klinis yang paling erat hubungannya dengan
perubahan ginjal pada preeklampsia. Penyempitan vaskuler retina yang terlokalisir
digambarkan sebagai spasme segmental, dan penyempitan menyeluruh diindikasikan oleh
penurunan ratio diameter arteriol-vena dari yang biasanya 3:5 menjadi 1:2 bahkan 1:3.
Grading scale untuk pemeriksaan vaskularisasi retina telah dipergunakan sejak tahun
1930 dan membantu memprediksi prognosis. Grading yang paling banyak dipakai adalah
skala yang disarankan oleh Keith yang membagi karakteristik arteri dan retinopati
menjadi 4 group(13).

DEFINISI IUGR
Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah
janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang
sesuai dengan usia kehamilannya.
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan
bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan),
yang beratnya dibawah 10 persentil untuk usia gestasionalnya. Bayi-bayi antara persentil 10
dan 90 diklasifikasikan sebagai kelompok dengan berat sesuai usia gestasional. (Wikjosastro,
2005).
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Menurut

Gordon(2005),

pertumbuhan

janin

terhambat

(Intrauterine

growth

restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari standar
ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering diartikan
sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age). Umumnya janin
dengan IUGR memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya janin memiliki berat

kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan
IUGR pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan
(aterm, >37 minggu). Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational
age (SGA), di mana bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian
perinatal.

Gambar 3.Bayi dengan IUGR(kiri) dan bayi dengan pertumbuhan normal sesuai usia
gestasi

Kurva Lubchenco
Penyesuaian antara umur kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir disebutkan
dalam batas normal apabila berada dalam percentile 10 sampai persentil 90 dalam kurva
Battaglia dan Lubchenco.
Berdasarkan kurva tersebut, maka berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentilke-10.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentilke-10
dan ke-90.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90
pada kurva pertumbuhan janin

Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya utnuk
masa gestasi itu. Disebut juga kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dapat terjadi pada masa
pre-, term, dan post-term. Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja
mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan
untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation = retardasi
pertumbuhan intrauterin).

Jadi ada dua komponen penting pada IUGR yaitu:


1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7

2. Tidak adanya proses patologis.


Ada dua bentuk IUGR menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di
mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang
akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan
terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi.
Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit
kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Pada bayi IUGR perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran
kepala akan tetapi organ-organ di dalam badanpun mengalami perubahan, misalnya Drillen
(1975) menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati,
limpa, kelenjar adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang
sama. Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
PERTUMBUHAN NORMAL INTRAUTERIN
Pada masa kehamilan janin mengalami pertumbuhan tiga tahap di dalam kandungan,
yaitu:
1. Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu kehamilan terjadi mitosis yang sangat cepat dan
peningkatan jumlah DNA.
2. Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu: Pada 20-28 minggu aktifitas mitosis menurun, tetapi
peningkatan ukuran sel bertambah.
3. Hipertrofi, yaitu: Pada 28-40 minggu pertumbuhan sel menjadi maksimal terutama
pada minggu ke 33, penambahan jumlah lemak, otot dan jaringan ikat tubuh.
PERKEMBANGAN IUGR INTRAUTERIN
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet
rendah nutrisi terutama protein
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi

sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan


nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi
hiperglikemia pada kehamilan lanjut
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran
plasenta yang luas.

3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan


Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi
yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses
perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.
KLASIFIKASI
Antara IUGR dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi keduanya
hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan pertumbuhan, bayi hanya mempunyai
ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan pada IUGR terjadi suatu proses patologis sehingga berat
badan janin tersebut kecil untuk masa kehamilannya.
Berdasarkan gejala klinis dan USG janin kecil dibedakan atas:
1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk masa kehamilannya.
Mempunyai ponderal index dan jaringan lemak yang normal.
Ponderal index = BB(gram) x 100
PB(cm)
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis, inilah yang disebut
true fetal growth restriction. Berdasarkan ukuran kepala, perut, dan panjang lengan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di mana total jumlah
sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguan kromosom atau infeksi
kongenital misalnya TORCH. Proses patologis berada di organ dalam sampai
kepala.

2. Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah total
sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya gangguan ini disebabkan
oleh faktor maternal atau faktor plasenta.

Simetris
Semua bagian tubuh kecil
Ponderal index normal
Perbandingan kepala, perut dan panjang

Asimetris
Kepala lebih besar dari perut
Meningkat
Meningkat

tangan normal
Etiologi: faktor genetik dan infeksi
Jumlah sel-lebih kecil

Insufisiensi plasenta kronik


Normal

Ukuran sel normal


Kecil
Bayi dengan komplikasi prognosisnya buruk Biasanya

tanpa

komplikasi

baik

prognosisnya
Tabel 1. Perbandingan IUGR Simetris dan Asimetris

Gambar 4. Size comparison between an IUGR baby (left) and a normal


ETIOLOGI
IUGR merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yang
mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun. Hal

tersebut mungkin terjadi ketika janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi.
Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan IUGR
disebabkan oleh sebab lain. Penyebab dari IUGR dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Maternal

Tekanan darah tinggi,Preeklampsia Berat

Penyakit ginjal kronik

Diabetes Melitus

Penyakit jantung dan pernapasan

Malnutrisi dan anemia

Infeksi

Pecandu alkohol dan obat tertentu

Perokok

2. Uterus dan Plasenta

Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta

Plasenta abruption, plasenta praevia, infark plasenta (kematian sel pada


plasenta), korioangioma.

Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus

Twin-to-twin transfusion syndrome

3. Janin

Janin kembar

Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela
dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT).

Kelainan kongenital

Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan


kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan dengan IUGR. Trisomi 18
berkaitan dengan IUGR simetris serta polihidramnion (cairan ketuban berlebih).
Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan IUGR) .

Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin). Berbagai macam
zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol
dapat menyebabkan IUGR. (1,2,4,5,6)

Penyebab dari IUGR menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris
dibedakan menjadi:
1. Simetris: Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak
simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan
hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi
TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus, Listeria), Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi
berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok. Faktor-faktor lainnya:
a. Pertambahan berat maternal yang jelek
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Asimetris: Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih
lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih
terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang
terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi
belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang
mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena
gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam
kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor lainnya:
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
3. Kombinasi Simetris dan Asimetris (Intermediate):
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa preparat
antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
INSIDEN

Di negara berkembang angka IUGR kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi
dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk
SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan simetrik dan
pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik diperkirakan mempunyai beberapa
sebab awal yang global (seperti infeksi virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil secara
asimetrik diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi gizi dan
pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364 bayi PJT (20%
pertumbuhan asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan 3873 bayi dalam presentil 25-75
(cukup untuk usia kehamilan). Tabel memperlihatkan daftar statistik yang signifikan pada
kejadian dan hasil perinatal diantara kelompok tersebut.
Kejadian

IUGR

IUGR

Sesuai

Anomalies
Morbiditas tidak serius
Induksi persalinan (<36 wk)
Tekanan darah tinggi dalam

Asimetris
14%
86%
12%
7%

Simetris
4%
95%
8%
2%

gestasi
3%
95%
5%
1%

kehamilan (<32 wk)


Intubasi dalam VK
Neonatal ICU
Respiratory distress syndrome
Perdarahan intraventrikular

6%
18%
9%
2%

4%
9%
4%
<1%

3%
7%
3%
<1%

(grade III atau IV)


Kematian Neonatal
Usia gestasi saat persalinan

2%
1%
36.6 mgg 37.8

3.5 mgg
Kelahiran preterm <32 mgg
14%
Tabel . Kejadian dan Hasil Perinatal

usia

1%
mgg 37.1 mgg 3.3

2.9 mgg
6%

mgg
11%

MANIFESTASI KLINIS
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan IUGR biasanya tampak kurus, pucat, dan berkulit
keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibanding pada bayi normal yang
tampak tebal dan kuat. IUGR muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan
atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk
perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada
sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik

(kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus IUGR atau Kecil Masa Kehamilan (KMK)
dikarenakan karena faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
IUGR dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. IUGR yang muncul sangat dini sering
berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara, IUGR yang muncul
terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem lain. Pada kasus IUGR,
pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta
tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut
jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian. Bayi-bayi
yang dilahirkan dengan IUGR akan mengalami keadaan berikut :

Penurunan level oksigenasi

Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi bayi
segera setelah lahir)

Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam kandungan) yang


dapat berakibat sindrom gawat nafas

Hipoglikemi (kadar gula rendah)

Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin

Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)

MORBIDITAS DAN MORTALITAS


Pada kasus IUGR bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration, hipoglikemi,
hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan kelainan neurologi baik pada bayi
cukup bulan atau kurang bulan.
Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat IUGR lebih tinggi daripada kehamilan
cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh infeksi virus, kelainan kromosom, penyakit
ibu, insufisiensi plasenta, atau akibat faktor lingkungan dan sosial ekonomi.
DIAGNOSIS
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal, kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis sampai

bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3
(tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat
mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion, janin letak
lintang.

3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka
kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak
normal maka dapat kita sebut sebagai asimetris IUGR. Selain itu dengan lingkar perut kita
dapat mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya
pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar
kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris IUGR.
Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion, oligohidramnion
biasanya sangat spesifik pada asimetris IUGR dan biasanya ini menunjukkan adanya
penurunan aliran darah ke ginjal.(6)
Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat badan. Misalnya, bagi ibu yang
memiliki berta badan normal, kenaikannya sampai usia kehamilan 9 bulan adalah antara 12,5
kg-18 kg, sedangkan bagi yang tergolong kurus, kenaikan sebaiknya antara 16 kg-20 kg.
Sementara, jika Anda termasuk gemuk, maka pertambahannya antara 6 kg11,5 kg. Bagi ibu
hamil yang tergolong obesitas, maka kenaikan bobotnya sebaiknya kurang dari 6 kg. Untuk
memantau berat badan, terdapat parameter yang disebut dengan indeks massa tubuh (IMT).
Patokannya, bila :
IMT 20 24 = normal IMT 25 29 = kegemukan (overweight) IMT lebih dari 30 = obesitas
IMT kurang dari 18 = terlalu keras
Jadi, jika IMT Anda 20-24, maka kenaikan bobot tubuh selama kehamilan antara 12,5
kg-18 kg, dan seterusnya. Umumnya, kenaikan pada trimester awal sekitar 1 kg/bulan.
Sedangkan, pada trimester akhir pertambahan bobot bisa sekitar 2 kg/bulan(9).
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik
yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya IUGR.

5. Pemeriksaan Laboratorium
1.

Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus

2.

Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH, Syphilis

3.

Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B dan C

DIAGNOSIS BANDING
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula. Wanita yang tubuhnya kecil
secara khas akan memiliki bayi yang berukuran kecil pula. Jika wanita itu memulai
kehamilannya dengan berat badan kurang dari 100 pound (<50 kg). Resiko melahirkan bayi
yang kecil menurut usia gestasionalnya akan meningkat paling tidak dengan sebanyak dua
kali lipat (Eastman dan Jackson,1986; Simpson dkk.,1975). Pada wanita yang kecil dengan
ukuran panggul yang kecil, kelahiran bayi yang kecil dengan berat lahir yang secara genetik
dibawah berat lahir rata-rata untuk masyarakat umum, tidak selalu merupakan kejadian yang
tidak dikehendaki.
KOMPLIKASI IUGR
IUGR yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat menyebabkan
bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya
kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan
tersebut masih bisa di tangani kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya
jika sudah tidak bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa bayi
untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktunya.
Komplikasi pada IUGR dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:

Asfiksia

Hipoglikemi

Aspirasi mekonium

DIC

Hipotermi

Perdarahan pada paru

Polisitemia

Hiperviskositas sindrom

Gangguan gastrointestinal

b. Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari
sejak kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana
terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah
IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu

Preeklampsi

Penyakit jantung

Malnutrisi

PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani IUGR adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan
janin IUGR atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah
menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien IUGR dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil,
diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan
riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan
pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan
taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada
pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin yang suboptimal
menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin IUGR.

Tatalaksana kehamilan dengan IUGR bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling
efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi
terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
a. Tatalaksana umum :
I.

Istirahat
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering direkomendasikan.
Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah ke perifer dan
meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang diduga dapat
memperbaiki pertumbuhan janin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laurin
Dkk, menunjukkan bahwa rawat inap di rumah sakit tidak bermanfaat, tidak
terdapat perbedaan berat badan lahir antara pasien yang dirawat inap dengan
rawat jalan.

II.

Suplementasi Nutrisi Ibu


Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu memilki sedikit
efek pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat hingga lebih kecil 1500
kalori per hari dihubungkan dengan penurunan berat bayi lahir rata-rata hampir
300 gram. Terdapat data yang menunjukkan bahwa suplementasi nutrisi dalam
bentuk asupan kalori oral dan atau suplemen protein memilki sedikit efek dalam
meningkatkan berat badan lahir.
Defisiensi beberapa logam pada asupan makanan ibu juga dihubungkan
dengan IUGR. Walles Dkk. membuktikan bahwa kadar seng pada leukosit
perifer, yang merupakan indikator sensitif keadaan seng jaringan, menurun pada
ibu dengan janin dengan IUGR.3
Asam eikosapentanoid yang terdapat pada minyak ikan, diduga dapat
meningkatkan berat lahir dan dapat digunakan dalam pencegahan dan terapi
IUGR. Asam ini bekerja secara kompetisi dengan asam arakhidonat yang
merupakan substrat dari enzim siklooksigenase. Zat vasoaktif, tromboksan A2
(TxA2) dan prostasiklin I2 (PGI2) telah diteliti sebagai mediator yang dapat
menurunkan aliran uteroplasenta pada IUGR idiopatik. Prostasiklin merupakan
vasodilator,

dan

tromboksan

merupakan

vasokonstriktor

yang

kuat.

Keseimbangan antara dua zat ini menghasilkan tonus vaskuler pada


uteroplasenta. Konsumsi minyak ikan diduga menghasilkan penurunan sintesis
tromboksan dan meningkatkan konsentrasi prostasiklin. Perubahan rasio ini
akan menghasilkan vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan aliran darah

utreroplasenta dan meningkatkan berat lahir, sehingga berguna dalam


pencegahan dan terapi IUGR.
b. Tatalaksana khusus : pada IUGR yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan,
hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu
hamil tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok
berat, penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan

c. Tatalaksana farmakologis :
I.

Aspirin dan Dipiridamol


Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim siklooksigenase secara
ireversibel. Pemberian aspirin dosis rendah 1-2 mg/kg/hari menghambat
aktifitas siklooksigenase dan menghasilkan penurunan sintesis tromboksan.
Pemberian aspirin dosis rendah berkaitan dengan peningkatan berat lahir ratarata sebesar 516 gram. Juga ditemukan peningkatan yang bermakna pada berat
plasenta.
Dipiridamol, merupakan inhibitor enzim fosfodiesterase, dapat
menghambat penghancuran cyclic adenosine monophosphate (cAMP). Ini akan
meningkatkan konsentrasi cAMP yang dapat menyebabkan trombosit lebih
sensitif terhadap efek prostasiklin dan juga merangsang sintesis prostasiklin
yang menghasilkan vasodilatasi.

II.

Beta mimetik
Obat ini memilki berbagai efek pada aliran daerah uteroplasenta. Salah
satunya adalah merangsang adenilat siklase miometrium yang menyebabkan
relaksasi uterus. Relaksasi ini akan menurunkan resistensi aliran darah uterus
dan meningkatkan perfusi. Efek vasodilatasi langsung pada arteri uterina juga
meningkatkan perfusi uterus. Secara teori hal ini bermanfaat pada pengobatan
IUGR.

c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.


Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi

setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal caresegera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada IUGR
karena umumnya IUGR banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang
diperparah dengan proses melahirkan. Kondisi bayi. Janin dengan IUGR memiliki
risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan
aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). IUGR yang parah dapat
mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah
berkurang). Pada umumnya IUGR simetris dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin
dengan IUGR asimetris lebih dapat catch-up pertumbuhan setelah dilahirkan
IUGR Pada Janin Mendekati Aterm
Persalinan secepatnya merupakan cara untuk mendapatkan hasil terbaik bagi janin yang
dicurigai IUGR pada atau mendekati aterm. Persalinan juga harus dilakukan pada keadaan
janin dengan IUGR dengan kromosom yang normal dengan usia kehamilan lebih dari 36
minggu, terdapat oligohidramnion pada usia kehamilan telah mencapai 34 minggu atau
lebih, gambaran deselerasi lambat berulang denyut jantung janin pada usia kehamilan
berapapun, kehamilan di atas 36 minggu dengan dugaan adanya gangguan tali pusat, atau bila
tidak terdapat pertumbuhan janin pada pemeriksaan USG dalam jarak 3 minggu. Bila
gambaran denyut jantung janin baik, dapat dilakukan persalinan pervaginam. Seringkali janin
dengan IUGR memiliki toleransi yang lebih buruk dibandingkan dengan janin yang tumbuh
normal, sehingga persalinan perabdominam dibutuhkan bila terjadi gangguan pada saat
persalinan.

IUGR Pada Janin Jauh Aterm


Bila IUGR didiagnosis sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu, cairan amnion dan
pengawasan antenatal menunjukkan hasil normal, maka dianjurkan untuk dilakukan
observasi. Pemeriksaan USG dilakukan setiap 2-3 minggu. Selama terdapat pertumbuhan
janin dan evaluasi terhadap janin normal, kehamilan dapat dilanjutkan hingga paru janin
matang. Amniosentesis untuk menilai kematangan paru janin sering menolong untuk
membuat keputusan.

Oligohidramnion merupakan petunjuk penting adanya IUGR, walaupun volume air


ketuban yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan adanya IUGR. Pada IUGR jauh dari
aterm, tidak ada pengobatan khusus yang dapat memperbaiki kondisi. Tidak terdapat bukti
yang cukup yang menunjukkan bahwa istirahat dapat mempercepat pertumbuhan janin atau
memperbaiki keadaan janin dengan IUGR. Walaupun demikian, para ahli menyarankan
istirahat pada posisi miring, dimana curah jantung dan mungkin juga perfusi plasenta menjadi
maksimal

Persalinan pada IUGR


Beberapa keadaan dimana janin dengan IUGR harus dilahirkan, adalah :2
1. Janin dengan kromosom normal dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu lengkap
2. Oligohidramnion pada kehamilan 36 minggu atau lebih
3. Deselerasi lambat berulang pada usia kehamilan berapapun
4. Tidak terdapat pertumbuhan pada pemeriksaan USG dalam jangka waktu 3 minggu
Sedangkan pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, persalinan harus dipikirkan
pada keadaan berikut ini :
1. Tidak terdapatnya pertumbuhan janin dalam jangka waktu 3 minggu dan memiliki
paru yang matang
2. Anhidramnion pada kehamilan 30 minggu atau lebih
3. Terdapat AEDF (absent umbilical artery end diastolic flow) dan REDF (reversed
umbilical artery end distolic flow)
4. Pola denyut jantung janin yang abnormal menetap
Cara persalinan tergantung dari etiologi yang mendasari, adanya asidosis dan usia
kehamilan. Janin normal yang kecil dapat dilahirkan bila tanpa adanya komplikasi. Begitu
juga pada janin dengan IUGR tanpa adanya hipoksemia. Janin dengan anomali yang tidak
dapat hidup juga harus dilahirkan pervaginam. Janin dengan kelainan yang tidak mematikan
harus ditangani sesuai dengan jenis kelainannya. Secara umum, kelainan yang dapat
dikoreksi dengan pembedahan harus ditunda kelahirannya selama mungkin, secara tehnik
makin besar dan tua janin makin mudah dilakukan koreksi bedah.

PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari IUGR tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor
seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang
serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya;
makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan
narkotik; mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup.
Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain
itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu
maupun infeksi yang terjadi harus baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR pada janin untuk setiap ibu
hamil sebagai berikut :
1. Usahakan hidup sehat
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilan
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
4. Olah raga teratur
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi
keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba
6. Periksakan kehamilan secara rutin
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi
ibu dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi IUGR, dapat
diketahui sedini mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap
4 minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 2836, pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan
pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin
besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
PROGNOSIS

Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth)
atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak
nantinya. Kasus-kasus IUGR dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat,
meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering.
Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol
kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya IUGR. Perkiraan
saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang berkembang paling
sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada tenaga kesehatan, baik bidan maupun
dokter.

MANAGEMEN PREEKLAMPSIA ATAU HIPERTENSI GESTASIONAL


RINGAN) (SIBAI,2003) (5)
MILD HYPERTENSION
PREECLAMPSIA

MANAGEMEN PREEKLAMPSIA BERAT(SIBAI,2003) (5)


maternal and fetal evaluation

40 weeks gestation
37 weeks gestation
bishop score > 6
no compliant patient

yes

34 weeks gestation
labor or rupture mebrane
abnormal fetal testing
IUGR

delivery

No
< 37 weeks

37-39 weeks

prostaglandin

inpatient or outpatient management


maternal and fetal evaluation

worsening maternal or fetal condition


40 weeks gestation
bishop score 6 at 37 weeks
labor

Gbr.5. Recommended Management Of Mild Gestational Hypertension Or Preeclampsia.


Sibai. Gestational HypertensionPreeclampsia. Obstet Gynecol 2003.

SEVERE PREECLAMPSIA
BAB III
KESIMPULAN
admit to labor and delivery
area
maternal and fetal evaluation x 24 hours
magnesium sulfat x 24 hours
antihypertensive if sistolic 160 mmHg
110 or MAP
> 125 mmHg
IUGRdistolic
adalah gangguan
pertumbuhan
pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi
semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10
persentil untuk usia gestasinya. Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan
pertumbuhan janin terhambat (PJT) seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal
maternal dystress
malnutrition syndrome,
chronic fetal
distress,
small for gestational age (SGA).
nonreassuring
fetal
status IUGR danYES
MgSO4
rupture membrane
IUGR ataulabor
PJT or
diklasifikasikan
menjadi IUGR simetris, asimetris,
dan kombinasi
delivery
> 34 weeks gestation
keduanya. Etiologinya dapat berasal dari ibu yang memiliki riwayat hipertensi, uteroplasenta,
maupun dari janin itu sendiri. Bayi-bayi
No yang dilahirkan dengan IUGR biasanya tampak
YES
kurus, pucat, dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding
severe IUGR
steroid
pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. IUGR muncul sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel.

No

Diagnosis IUGR dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, riwayat penyakit ibu


(factor resiko), pemeriksaan fisik (TFU yang tidak sesuai dengan usia kehamilan), dan
pemeriksaan penunjang (Dopler, NST, USG).
< 23 weeks
23-32 weeks
33-34 weeks
IUGR dapat menyebabkan komplikasi baik pada janin maupun pada ibu, mulai dari
yang ringan hingga yang paling berat, nahkan dapat menyebabkan kematian janin.
Dengan penatalaksanaan yang baik, mulai dari pemeriksaan antenatal sampai setelah
steroid at 24-32 weeks
bayi
dilahirkan,ofdapat mengurangi
resikoifkematian
termination
antihypertensive
needed ibu dan janin. Beberapa penyebab dari
pregnancy
dailyFaktor
evaluation
maternal-fetal
condition
IUGR
tidak dapat dicegah.
sepertiofdiet,
istirahat, dan
olahraga rutin dapat dikontrol.
delivery at 34 weeks
Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol
kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya IUGR.

Gb.6. Recommended management of severe preeclampsia. Maternal distress:


thrombocytopenia, imminent eclampsia,pulmonary edema, and
hemolysis plus elevated liver enzyme levels.
Sibai. Gestational Hypertension-Preeclampsia. Obstet Gynecol 2003.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, et al. Hypertensi Disorder in Pregnancy. In William Obstetrics 21st ed. Mc
Graw Hill Companies. New York, 2001
2. Wibowo B, Rachimhadi T. Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam Ilmu Kebidanan. Ed ketiga
cetakan ke lima, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1999:279-300.
3. Knuppel RA, Drukker JE. Hypertension in pregnancy. In High Risk Pregnancy, 2nd ed. .>B
Sauders Company. Philadelphia, 1999:501-513.
4. Sibai BM, et al. Aggressive versus expactant management of severe preeclampsia at 28 to 32
weeks gestation : A randomizad controlled trial. Am J Obstet Gynecol 1994;171:818-22)
5. Sibai BM. Diagnosis and Managemen of Gestasional hipertension and Preeclampsia. High
risk pregnancy series : an expert's reviews. vol.102. No.1, The American College of
Obstetricians and Gynaecologist. by Elsevier. July 2003.
6. Wibowo N. Diagnosis dan Managemen Preeklampsia Berat. divisi Fetomaternal Bagian
Obstetri and Ginekologi. FKUI-RSCM. Jakarta. 2004
7. Ertan AK, Tanriverdi HA, Schmidt W. Doopler sonography in Obstetrics. Donald School
Textbook of Ultrasound in Obstetrics and Gynaecology.
8. Kusumarjadi D, Konsep Mutakhir Preeklampsia. Bagian Obstetri dan Ginekologi RS Prof
M.Hanafiah Batusangkar. 2004
9. Djokomoeljanto R, Lestariningsih. The Hypertensive Diabetic Women and Pregnancy.
Department of Endocrinology, Metabolism and Nutritional Disoders Department of
Nephrology Department of Medicine Diponegoro University / Dr Kariadi Hospital Semarang.
10. Sofoewan HM. Kehamilan Pada Hipertensi Kronis. Instalasi Maternal-Perinatal/Bagian/SMF
Obstetri dan Ginekologi Fak Kedokteran UGM RS DR Sardjito, Yogyakarta.2005
11. Friedman A, Schiff, et al. Ecpectant Management of Severe Preeclampsia Remote from Term.
In: Clinical Obstetric and Gynecology, 1999 : 42:470-478
12. Norwitz ER, et al. Screening for and management of preeclampsia. Available at
http://www.uptodate.com 2004
13. Wolffson JS et al. Hypertension and the Eye. Available from http://currentscience.com ,2002
14. Roberts JM. Pregnancy-related hypertension. In Maternal-Fetal Medicine Principles ansd
Practice. 5th ed. Saunders. Philadelphia. 2004; p :859-892
15. Yusrawati. USG Dasar Dalam Bidang Obstetri. Kursus Madya USG dan Prosedur Invasif.
Divisi Fetomaternal Obstetri dan Ginekologi FK.Unand / RS/BLU Dr.M.Jamil Padang. 2007

You might also like