Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
In developing a GIS for health monitoring is very easy in theory, but a
lot of variables that must be considered in building a GIS. In building the
data base is not enough to fill the tables but need to do the previous stages.
Therefore, it is suggested that the real test GIS is better to use a narrow unit
of analysis but may well try to GIS. The areas that are recommended are
districts. With on study uses a quantitative approach that is research and
development, result of research, public health conditions that can be
detected by techniques iridology the Regency/ City of Bandung and Cirebon,
the respondents have adrenal problems (kidney son gland). It is typical of
each study area between Bandung and Cirebon is prominent prostate gland
disorders and spleen (spleen).
peta kepadatan permukiman, peta sanitasi lingkungan, dan petapeta lainnya sehingga akan terlihat tingkat korelasinya.
Secara sederhana langkah penelitiannya adalah melakukan
pengecekan terhadap kondisi kesehatan masyarakat melalui teknik
iridologi. Harapannya dari pemeriksaan iris mata diperoleh suatu
gambaran tentang penurunan fungsi organ yang diderita oleh
masyarakat. Setelah diperoleh gambaran umum, selanjutnya
dikembangkan desain Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu
membuat peta-peta tematik yang dibutuhkan, seperti peta
lingkungan permukiman, tingkat ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.
Peta-peta tersebut sebagai bahan analisis dengan cara
ditumpangsusunkan satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan
informasi baru yang dapat menjawab faktor-faktor penyebab
kondisi kesehatan masyarakat. Di akhir penelitian dilakukan
pengembangan suatu model pemantauan kesehatan yang terkait
dengan faktor penyebabnya seperti kondisi lingkungan
permukiman,
pola hidup, kondisi ekonomi, dan pendidikan
masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk memandu
penelitian dirumuskan tujuan penelitian yaitu: (a) Ingin mengetahui
kondisi kesehatan masyarakat melalui teknik iridologi. Penelitian
ini diarahkan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan masyarakat
secara langsung sehingga dapat diketahui gejala penyakitnya sejak
dini. (2) Ingin mengembangkan desain Sistem Informasi Geografis
(SIG) yaitu membuat peta-peta tematik yang dibutuhkan, seperti
peta lingkungan permukiman, tingkat ekonomi, pendidikan, dan
lain-lain. Peta-peta tersebut sebagai bahan analisis dengan cara
ditumpangsusunkan satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan
informasi baru yang dapat menjawab faktor-faktor penyebab
kondisi kesehatan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Areanya terletak pada 1/3 bagian lingkar iris dari tepi pupil ke arah
luar. Pada bagan dalam lingkaran saraf autonomik terdapat organorgan lambung, usus besar, dan usus halus. Rangkaian lingkaran mi
merupakan sistem saraf autonomik.
Pembagian iris secara topografis ini tentunya belum dapat
secara representatif menggambarkan peran iris kanan dan iris kin.
Iris kanan dan iris kiri memiliki peran sebagai reseptor informasi
data kondisi kesehatan seluruh organ tubuh kita. Organ semetri
dalam tubuh dipetakan dalam iris (Chart of Iridology) sebagai
pasangan cermin simetris pula. Pola simetris cermin mi sebenarnya
mengandung pesan kuat yang mudah diingat dan dihafal.
Bandung
Cirebon
paling tinggi dan yang bersangkutan telah merasa sakit dan sulit
disembuhkan. Tingkat knonik adalah tingkat gangguan yang
berbahaya dan perlu diberi tindakan dan pengobatan yang intensif,
sedangkan tingkat subkronik adalah gejala yang yang perlu
diwaspadai dan dalam waktu singkat dapat segera diobati atau
dipulihkan kesehatannya. Tingkat akut dan normal, para pasien
tidak merasakan dirinya sakit.
TABEL 1 PENURUNAN LIMA ANGGOTA TUBUH RESPONDEN
BERDASARKAN HASIL INTERPRETASI IRIS MATA
KOTA BANDUNG
No
Bagian tubuh
1
Adrenal
2
Thigh L
3
Solar Plexus L
4
Thigh
5
Uterus/ Prostate
KABUPATEN BANDUNG
No
Bagian tubuh
1
HandArm
2
DiaphfragUpperAbdomen
3
Adrenal
4
Neck
5
FiveSenseArea
KOTA CIREBON
No
Bagian tubuh
1
Hand, Arm L
2
Solar Plexus L
3
Spleen L
4
Adrenal
Diafaagma, Upper
5
Abdomen L
KABUPATEN CIREBON
No
Bagian tubuh
1
Adrenal
2
Thihg L
3
Sigmoid L
4
Caecum
5
Solar Plexus L
SUMBER: Penelitian 2009
Res
Subacut
79
50
79
55
79
56
79
51
79
45
Jml
69
69
68
68
68
%
87.34
87.34
86.08
86.08
86.08
Jml
58
58
56
56
56
%
73.42
73.42
70.89
70.89
70.89
Cronik
29
19
23
24
Jml
116
116
114
112
%
95.87
95.87
94.21
92.56
89
23
112
92.56
Res
Subacut
74
45
74
60
74
55
74
48
74
50
Cronik
21
6
10
17
15
Jml
66
66
65
65
65
%
89.19
89.19
87.84
87.84
87.84
Res
Subacut
79
49
79
47
79
50
79
42
79
46
Res
Subacut
121
87
121
97
121
91
121
88
121
Cronik
19
14
12
17
23
Cronik
9
11
6
14
10
10
11
12
1. Kolom basis data bersifat tunggal, artinya dalam satu kolom dan
tidak melakukan gabungan antara dua kolom.
2. Mencantumkan data pribadi yang pokok yaitu adanya kode
responden, usia, alamat (RT/RW, desa/kelurahan/kecamatan/
kabupaten).
3. Mencantumkan kelompok analisis iris mata secara keseluruhan.
4. Mencantumkan data tentang pola hidup. Berdasarkan hasil
penelitian pendahuluan, banyak data yang tidak dibutuhkan dan
atau para responden tidak dapat menjawabnya.
Format yang diusulkan untuk basis data SIG yang akan
diujicoba lebih luas pada tahun kedua adalah sebagai berikut (lihat
lampiran).
KESIMPULAN DAN SARAN
13
14