Professional Documents
Culture Documents
CA MAMAE
OLEH
1. JULIA ISABELLA DJIA(9103012017)
2. NUR MALIKA (0103012037)
3. LUCYA ARIESTA DUPA ( 9103012029)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Ca mamae adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada payudara,
berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen
selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara
(Rasjidi, 2010).
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada ca mamae bergerak naik terus sejak
usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun. Angka tertingi pada
usia 45-66 tahun.
Keperawatan paliatif adalah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan
yangberkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau
memberikan menyembuhkan.Tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan
penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya (WHO, 2010).
Keperawatan keluarga adalah suatu tindakan keperawatan yang diberikan pada kumpulan
dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat
dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya. Johnsons (1992)
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, ca mamae, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara
data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker
adalah kanker leher rahim, ca mamae, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Ca
mamae merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat ca
mamae mencapai 5 juta pada wanita. Ca mamae merupakan penyebab kematian karena
kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema
tian akibat ca mamae pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO).
Penyebab masalah Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt
menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa
perubahan genetik belum berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang menyebabkan
perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau
mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan
perkembangan ca mamae.(Brunner dan Sudart, 2001).
Akibat dari ca mamae Kehilangan mammae dapat menjadi pukulan yang hebat terhadap
rasa percaya diri wanita karena wanitayang telah mengalami mastectomy merasa kurang
menarik, kurang seksual dan kurang puas dengan penampilan fisik mereka. Menangani ca
mammae bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa atau sebuah mammae, melainkan
usaha pencapaian kualitas hidup terbaik(Lincoln and Wilensky, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa Definisi dari ca mamae ?
b. Apa klasifikasi dari ca mamae ?
c. Apa etiologi dari ca mamae ?
d. Bagaimana patofisiologi ca mamae ?
e. Apa manifestasi klinis dari ca mamae ?
f. Apa pemeriksaan penunjang ca mamae ?
g. Bagaimana penatalaksanaan ca mamae ?
h. Bagaimana menyusun pengkajian dari ca mamae?
i. Bagaimana menyusun analisis data dari ca mamae?
j. Apa saja diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
k. Bagaiamana cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca mamae?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
paliatif dan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan ca mamae
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan Definisi dari ca mamae .
b. Mampu menjelaskan klasifikasi dari ca mamae
c. Mampu menjelaskan etiologi dari ca mamae
d. Mampu menjelaskan Patofisiologi dari ca mamae
e. Mampu menjelaskan manifestasi dari ca mamae
f. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari ca mamae
g. Mampu menjelaskan Penatalaksanaan dari ca mamae
h. Mampu menyusun pengkajian dari ca mamae?
i. Mampu menyusun analisis data dari ca mamae?
j. Mampu menyusun diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
k. Mampu menyusun cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca mamae?
1.4 Manfaat
Manfaatnya yaitu :
Kami sebagai mahasiswa dapat mampu menjelaskan mulai dari definisi, klasifikasi,
etiologi,
patofisiologi,
manifestasi
klinis,
pemeriksaan
penunjang,
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ca mamae merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan selsel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk,1998).
Ca mamae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae (Tapan, 2005).
Ca mamae adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-82005,sumber : Harianto,dkk).
2.2 Klasifikasi
Pembagian stadium menurut Portman yang disesuaikan aplikasi klinik yaitu:
1. Stadium 1
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak
ada fixasi/ infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 12 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum
teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak
dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini,
kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2. Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa
kelenjer getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40%.
3) Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas
di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama
lain. Menurut data Depkes, 87% ca mamae ditemukan pada stadium ini.
4) Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih
dari sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening
axila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian payudara, bahkan
mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah
bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah
merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati,
otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan yang harus
dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
bukan lagi kuratif(menyembuhkan).
2.3 Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya serangkaian faktor
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya
kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum
berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih
belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal,
dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan ca mamae. Hormon
steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam ca mamae.Dua
probabilitas.
Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan
resiko untuk mengalami ca mamae. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika
Serikat dengan desain cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis,
fibroadenoma, dan fibrosis) mempunyai resiko 2,0 kali lebih tinggi untuk
mengalami ca mamae 4,0 kali lebih besar untuk terkena ca mamae (RR=4,0).
2.4 Patofisiologi
Ca mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
karsinoma mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah
(Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya.Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal
dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorganorgan yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama
dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A
Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi
maligna.perubahan dalam denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan
karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar
matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen
harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong
dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim
pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan
mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses
pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram
untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel
keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen
dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible (Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak
menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000).
Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan
suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Ca mamae menginvasi secara
lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau
keduanya. Ca mamae yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama
paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis ca mamae biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium
hanya di kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan
suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila memungkinkan CT
Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000)
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan pada stadium
dini menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut
akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila
kanker payudara dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan
(Ramli M, 2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak , seperti:
Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama
pembengkakan.
Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil di
bawah ketiak.
Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam yang
tadinya berwarna merah muda berubah menjadi kecoklatan.
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun
pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi jaringan
sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar.
Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum
diamerika serikat. Kelemahan teknik ini adalah ketidak mampuan untuk
menentukan secara akurat resptor estrogen dan progesterone pada specimen
yang sangat kecil. Untuk menegtahui resptor menggunakan teknik ini sudah
dikembangkan namun masih belum merata keberadaanya dilaboratorium
patologi anatomi.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan.
Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih
akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor estrogen dan
progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
TerbukaTerdapat berbagai macam teknik biopsy terbuka yaitu:
a. Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti dengan
mengangkat seluruh massa yang terlihat dan biasanya dengan sedikit
batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu direncanakan secara hatihati dan curiga lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa
dilakukan dengan lokal anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien
biasa dilakukan dengan sedasi intravena. Poting beku biasa dilakukan
dan bisa disimpan untuk tes resptor estrogen dan progesterone.
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya
dilakukan biopsy insisi dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal
ini bisa dilakukan dalam anestesi lokal dan cukup nyaman pada pasien
poli.
c. Needle-Guided Biopsy (GNB)
Skrinning mammografi bisa
digunakan
untuk
melihat
lesi
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat
yang memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui
promosi kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah
memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui
upaya menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola
hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker
payudara yang dapat dilakukan dengan:
1. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
2. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
3. Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi lainnya.
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat akan menyerap zat-zat
yang bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui
feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang
berfungsi sebagai ektrogen nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel
pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan menghalangi
estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya
sel kanker.
6.
Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat,
labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri dari pada
oleh dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap [perubahan yang terjadi pada
payudara. Untuk mampu menjelaskan perubahan-perubahantersebut dilakukan pemeriksaan
sederhana yang disebut pemeriksaan payudar sendiri (SADARI).
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di
Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai.
Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dan bulan ke
bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak
membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jikan suadah
menopause maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan
melakukan SADARI setiap bulan. 17,23 SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Langkah 1 : Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua
tangan dipinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang.
Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari
puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit
2. Langkah 2 : Lebih diarahkan perhatian kecermin, tangkaplah kedua tangan di
belakang kepal dan tekan ke depan (gambar 2).
3. Langkah 3 : Angkat lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri
untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati- hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah
puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah
antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap
ganjalan yang tidak biasa atau di bawah kulit (gambar 3 dan 4).
4. Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar.
Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5).
5. Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di
tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang
kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakan di bawah pundak. Posisi
menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah.
Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan
pula untuk payudara kiri (gambar 6)
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibatakibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan
pemberian pengobatan.
2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya
tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara
biasanya meliputi pembedahan/ operasi, radioterapi/ penyinaran, kemoterapi,
dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk
tunggal, tetapi dalam beberapa kombinasi yaitu :
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara
yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan
pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif
(menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan
dengan 3 cars yaitu:
pemberian
terapi.
Biasanya
lumpektomi
kemampuan
hormone
estrogen
yang
ada
dalam
WOC
Faktor Reproduksi :
menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih
tua, kehamilan pertama
pada umur tua
Terpapar lebih
lama dengan
hormon estrogen
Penggunaan hormon
esterogen : penggunaan
obat antikoseptiva oral
jangka panjang
Penyakit Fibrokistik :
papiloma, hiperplasia
atipik
Radiasi :
merangsang
pertumbuhan sel
abnormal/ tumor
Riwayat
keluarga dan
faktor genetik
Gangguan
poliferasi sel
Suplai nutrisi ke
jaringan ca
Suplai nutrisi ke
jaringan lain
Mendesak
jaringan sekitar
Konsistensi
mamae
Pembedahan MRM
(modified radical
mastectomy
Ukuran mamae
mengecil
Mendesak sel
saraf
MK :
ANSIETAS
Penekanan pada
sel saraf
Mendesak
Pembuluh darah
Aliran darah ke
jaringan
terhambat
BB menurun
Odem pada
mamae
Massa tumor
mendesak
jaringan luar
Perfusi jaringan
ulkus
MK:
Kerusakan
Integritas kulit
MK: Gangguan
Body Image
MK: Nyeri
Hipoksia
jaringan
Nekrotik
jaringan
Bakteri patogen
MK: Resiko
Infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.5 Pengkajian :
a) Identitas pasien
Nama
: Ny. L
Umur
: 35 Tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Suku
: Indonesia
b) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti
penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker
payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali
lipat untuk mengalami penyakit ini
Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian
hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen
suplemen.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba
dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan, Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar, Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
susu pada wanita yang tidak hamil, Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan
piting kulit, biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan
, mual, muntah, ansietas.Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan
kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
d) Riwayat kesehatan keluarga :
Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak
perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika
ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6
kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium.
Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau
ovarium dibawah 40 tahun.
Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau
ovarium.Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
e) Pemeriksaan Fisik
umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi
badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi, Kepala, Rambut.Biasanya kulit
kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh
kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.Wajah biasanya tidak
Pada stadium 3A : biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan
yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam
payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B : bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh
bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan
otot dada.Pada stadium 4 Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti
paru-paru.
g) Sistem intergument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien
tidak elastis
Data
Data subyektif :
Keluarga
belum
Ketidakmampuan
mengatakan keluarga
mengerti
perawatan
tentang merawat
penyakit
Ca keluarga
mamae
mamae
keluarga
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KELUARGA
mengatakan
anggota
dengan
Ca
tidak
anti nyeri
Ibu y mengatakan nyeri
hebat
terjadi
pada
saat
melakukan aktivitas.
Data Obyektif :
Wajah Ibu Y tampak meringis
kesakitan
TD : 130/90 mmHg
Nadi : >100x/mnt
RR : > 20x/mnt
Skala nyeri : 6
Data subjektif : keluarga klien Ketidakmampuan
mengatakan luka pada payudara keluarga
klien semakin membesar dan merawat
terasa gatal.
keluarga
mamae
Data objektif :
anggota Y
dengan
Ca
Kriteria
a.
Sifat masalah :
aktual
Skala
3
Bobot
1
Skoring
3/3x1=1
Pembenaran
Ibu Y mengalamiCa Mamae
ditandaidenganwajah ibu Y
tampak meringis kesakitan, skala
nyeri pada ibu Y. : 6
Bp.
IbdanIbu
Y
memilikikeinginanuntuksembuh
danadaperawat
yang
memberikaninformasitentangper
awatanuntukCa mamae
Masalah lebih lanjut belum
terjadi,
adanya keinginan
keluarga untuk sembuh serta
adanya dukungan dari keluarga
1/2x2= 1
Potensial masalah
untuk dicegah : tinggi
3/3x1=1
Menonjolnya
masalah: Tidak perlu
segera ditangani
b.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah : sebagian
c.
d.
Total skor
Kriteria
1/2x1=1/2
31/2
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran
e.
Sifat masalah :
aktual
3/3x1=1
keluarga
dengan
klien
semakin
f.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah : tidak dapat
1/2x3= 3/2
Luka
pasien
tampak
push
kemerahan,
pada
hangat,
berbau,
Terdapat
luka,Luka
Luka
Luka
teraba
melebar
dan
membengkak.
g.
Potensial masalah
untuk dicegah :
rendah
3/3x1=1
memiliki
yang
memberikan
h.
Menonjolnya
masalah: segera
ditangani
TOTAL SKOR
1/2x1=1/2
D
X
Tujuan
Umum
Setelah dilakukan
tindakan keluarga
mampu merawat
anggota keluarga
yang mengalami
nyeri
Kriteria evaluasi
Khusus
Kriteria
Intervensi
Standar
Tujuan Khusus :
Setelah
melakukan
kunjungan 5 x 60 menit
keluarga
dapat
mencapai:
Tuk 1 :
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan Ca
mamae
a. Menjelaskan
penyebab
terjadinya
perubahan nyeri
b. Keluarga mampu Verbal
menggunakan obat
untuk
mengatasi
nyeri
a. Keluarga
dapat
menyebutkan
penyebabnyeri
yaitu
adanya tanda dan gejala
CA mamae
b. Keluarga
dapat
mengunakan obat secara
c. Keluarga mampu
menjelaskan caracara mengurangi
nyeri.
Verbal
d. Keluarga mampu
mengontrol
kondisinya
ke
dokter
c. Keluarga
dapat
menyebutkan cara-cara
mengurangi nyeri yaitu
eknik distraksi seperti :
membaca buku, dan
teknik relaksas seperti :
nafas dalam.
d. Keluarga
dapat
mengontrol kondisinya
ke dokter