Professional Documents
Culture Documents
TELINGA
By :
Nurcha
1
Sistem
Konduksi
Aurikulum
Meatus Eksternus
Membrana Tympani
Sistem
Sensori
Neural
Perilimf, Endolimf
Organ Corti
N. Akustikus
N. Batang Otak
PEMERIKSAAN TELINGA
Anamnesis
Inspeksi
Otoskopi
Tes pendengaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MACAM-MACAM PENYAKIT
TELINGA LUAR
1. Cerumen Prop. (Cukil Batu)
Mrpk hasil sekresi kelenjar cerumen yg terdapat
pada bag. Tulang rawan telinga
Gejala klinis :
Nyeri telinga
Perasaan buntu
Pendengaran berkurang
Tindakan kep/ Therapy :
Diambil dengan bantuan alat/ Cerumen Haak
Jangan dikorek-korek
10
2. Corpus Alienum
Benda asing dalam telinga, dapat
berupa benda hidup, benda mati.
Tindakan Kep/Therapy:
Benda hidup tetesi dgn minyak
kelapa hewan mati ambil dgn
alat
Jangan menetesi dgn minyak
tanah/ bensin.
11
12
4.
13
5.
14
15
6.
Othaematom
Timbunan darah antara perikondrium dan
kondrium.
Tindakan Kep/ Therapy : Punksi secara steril
Druk Verban
Cara : Deppers kecil disusun mengisi ruangan
bagian telinga seluruhnya Tutup kasa steril
Bebat selama 5- 6 hari.
16
PENGKAJIAN
a. Biodata
Nama
:
Umur
: Bisa tjd pd semua umur
Pekerjaan :
b. Keluhan utama
Nyeri hebat, pendengaran berkurang
c. Riwayat peny. Sekarang
# Kemasukan air dikorek-korekpendengaran
berkurang.
# Nyeri bila telinga ditekan, keluar cairan.
d. Riwayat penyakit dahulu
# Sering korak2 telinga
# DM
e. Riayat peny. Keluarga : DM
f. Riwayat psikososial
g. Aktifitas sehari-hari
# Berenang, mandi disungai
# Kebersihan diri kurang
h. Pemeriksaan fisik
Otoscopy : liang telinga merah, bengkak, nyeri tekan, keluar cairan.
17
2. ANALISA DATA
Masalah Keperawatan
1.
2.
3.
Kemungkinan Penyebab
1.
2.
3.
3. PERENCANAAN
A.TUJUAN
Nyeri telinga berkurang / hilang
Tanda-tanda infeksi hilang
Klien memahami pentingnya perawatan / kebersihan diri
B. INTERVENSI
Keperawatan
Jelaskan pentingnya perawatan telinga dengan memakai
kapas lidi, jangan menggunakan benda-benda keras
Berikan obat sesuai anjuran dokter
Jelaskan pada klien / keluarga bahwa dengan berobat
teratur telinga akan berfungsi seperti semula
Medik : Antibiotika
18
- Teknik pertolongan
yg salah
- Jenis C. alienum
- Gangguan Pendengaran
yg runcing
II.
PENGKAJIAN
a. Biodata
Nama
:
Umur
: Anak-anak, remaja, dewasa
Pendidikan
: Berpegaruh pada tindakan pertolongan
pertama
b.
Keluhan Utama
- Nyeri rongga telinga
- Gangguan pendengaran
c. Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri sifatnya menusuk
- Usaha yang dilakukan dengan mengorek-ngorek
telinga
d.
Data Psikologis : Pasien bingung tentang
pemyakitnya
20
Eksogen
Hematogen
21
Patofisiologi OMA
Mukosa tuba eustakhii oedem
Fungsi tuba terganggu (ventilasi, draenage)
O2 kedalam kavum tympani berkurang
Tekanan dalam kavum tympani
rendah/hipotensi
22
Keluar sekret/meler
23
24
25
3. Stadium Perforata
Otalgia berkurang
Keluar cairan
Pendengaran berkurang
4. Stadium Resolusi
Gangguan pendengaran
Tampak lubang perforasi
Jaga kebersihan
Jangan dikorek-korek
Jangan kemasukan air
26
27
Pengkajian
1. Biodata : Sering menyerang anak-anak
2. Keluhan Utama
5. Pemeriksaan Fisik
Membran tympani hyperemi,
mengembang
Sekret biasanya serouse, serouse
hemorrhagia, purulent
29
5. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa yaman (nyeri) b.d
adanya infeksi pada mukosa telinga
tengah
b. Gangguan komunikasi b.d penurunan
pendengaran
c. Gangguan penurunan pendengaran b.d
perforasi membran tympani
d. Gangguan psikologis (cemas) b.d
kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit
30
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terapi OMK
a. Medikamentosa
Diberikan untuk OMK tipe jinak
Pemberian antibiotik (golongan
Ampicilin, Amoksisilin, Eritromisin)
Dapat pula diberikan Antibiotik tetes
telinga, tetapi sebelum diberikan
hendaknya dibersihkan dengan
Perhydrol 3 %
Pada stadium tenang, dianjurkan
untuk operasi Miringoplasti (menutup
perforasi membran tympani )
37
b. Operasi Mastoidektomi
Sebagai pengobatan OMK tipe ganas
Bertujuan untuk menghilangkan
jaringan granulasi, nanah, polip atau
tulang-tulang yang nekrosis.
Dilanjutkan dengan operasi tympanoplasti untuk memperbaiki pendengaran
penderita.
38
Penyebab
Streptococcus, pneumococcus, H, influensa
Riwayat influensa, tonsilitis, sinusitis, trauma
membrana timpani, dll.
Patofisiologi
Idem dengan otitis media purulenta
40
41
Penatalaksanaan
42
Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Hidung : sekret +, mukosa hidung kemerahan
Tenggorokan : faring tampak kemerahan,
tonsilitis
Telinga :
Keluar cairan berbau, purulen
Membran tympani perforasi
Oedema, merah belakang telinga
Pemeriksaan Penunjang
lab. Darah
Kultur pus
Radiologi
: leukositosis
: kuman
: perkabutan sel-sel mastoid
44
Analisa Data
Masalah Keperawatan
1.
2.
3.
4.
Isolasi sosial
Rasa nyaman
Resiko penyebaran infeksi ketelinga dalam
Komunikasi
1.
2.
3.
4.
Kemungkinan penyebab
45
Perencanaan
Tujuan
Tanda-tanda infeksi hilang
Pasien/keluarga mampu merawat
Dapat bergaul dgn leluasa tanpa terisolasi
dengan temannya
Intervensi
Jelaskan pada pasien dan keluarga ttg penyebab
keluarnya pus dari telinga
Bersihkan liang telinga dgn obat cuci telinga
(perhydrol 3% 10-20 tetes)
Anjurkan pada pasien dan keluarga :
Minum obat sesuai advis
Kontrol rutin
Hindari masuknya air
Berikan support pada pasien, keluarga dan
teman
1.
a.
b.
c.
46
Penyakit Meniere
Penyebab belum diketahui dengan pasti
Pemasukan cairan & garam yang berlebihan
Bekerja terlalu berat
Pengaruh emosi
Ditemukannya pelebaran labirin membranosa
disertai rusaknya sel saraf sensorik pada ampula
dan koklea
Gejala :
Trauma
Labirin bisa rusak karena fraktur dasar
tengkorak, sehingga sering setelah
trauma timbul vertigo
Paska operasi mastoidektomi dan
stapedektomi juga sering timbul vertigo
oleh karena kaki stapes terganggu dan
menimbulkan rangsangan telinga dalam
vertigo posisi
Serangan vertigo timbul bila kepala
digerakkan/ditundukkan
Tidak ada keluhan pada telinga
Penyebab belum diketahui
49
Labirintitis
Penyebab virus
Penderita mengalami vertigo disertai
muntah-muntah
Telinga keluar cairan bertahun-tahun
Pasien tidak periksa karena tidak
merasa sakit
Tiba-tiba terasa sakit disertai vertigo
dan muntah-muntah
50
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi cidera b.d perubahan mobilitas
karena gangguan cara berjalan dan vertigo
Ketidak berdayaan yang berhubungan dengan
perjalanan penyakit dan menjadi tidak berdaya
dalam situasi tertentu akibat vertigo/gangguan
keseimbangan
Ansietas yang berhubungan dengan
ancaman/perubahan status kesehatan
Resiko terhadap kekurangan volume cairan
yang berhubungan dengan peningkatan
haluaran cairan
Dll.
52
54
Tes Pendengaran
A. Tes bisik, tes bisik modifikasi
B. Tes garputala
1.
2.
3.
Tes
Tes
Tes
Rinne
Weber
Schwabah
C. Tes Audiometri
55
56
Tes Garputala
Untuk menentukan jenis gangguan
pendengaran
Frekuensi garputala 512
Jenis ; Rinne, Weber, Schwabach
57
Tes Rinne
Membandingkan daya tangkap
telinga terhadap rangsang bunyi
lewat hantaran tulang (BC) dan
lewat hantaran udara (AC).
Cara :
1. Bunyikan garputala pancangkan
tangkai tegak lurus pada mastoit
pasien pasien # dengar pindah
ke meatus eksternus pasien. Bila
garputala terdengar = rinne +, bila
garputala tdk terdengar = rinne 58
59
Tes Weber
Membandingkan daya tangkap pasien terhadap
rangsang bunyi lewat hantaran tulang .
Cara :
60
Tes Schwbach
Membandingkan hantaran lewat tulang
penderita denga pemeriksa
Cara :
Garputala 512 dibunyikan, tangkainya
dipancangkan tegak lurus pada mastoid
pemeriksa. Bila sudah tidak mendengar,
dipindah ke mastoid penderita.
Bila pasien masih mendengar Schwabach
memanjang
Bila px tidak mendengar
memendek/schwabah normal
Interpretasi
Audiometri
Tes pendengaran dengan Audiometer.
Hasil pemeriksaan grafik (Audiogram).
Pemeriksaan ambang dengar menurut konduksi
udara (AC) dan konduksi tulang.
Jenis ketulian :
Audiogram normal : BC & AC < 20 dB
Tuli konduksi : BC < 20 dB, AC > 20 dB, ada
jarak antara AC dan BC
Tuli sensori neural : BC > 20 dB, AC>20dB,
keduanya hampir berimpit
Tuli campuran : BC> 20dB, AC>20dB, ada
jarak antara AC & BC
62