You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju.
Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah presentasinya.Walaupun
demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi
masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri
Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata
20 %.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara
Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah
15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo menyatakan bahwa di
Indonesia 1,8-28,6% penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan
pada umumnya berkisar antara 6 10 % .Di provinsi Jawa Timur angka
kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998 1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari
laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung dari bulan Januari 1998 sampai bulan
Desember tahun 1999 yang berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % .dan tahun
2000 : 47,1%.Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah
penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan,
pengawasan serta perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tandatanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus
Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan
menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta
kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung
dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan yang
baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dapat dicegah
jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi
makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta
merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit hipertensi seperti
merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun factor dietik dan kebiasaan makan yang
mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara mempertahankan berat badan ideal,
natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium, lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3,
20, 21).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
1. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .
3. Sumber daya keluarga kurang .
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya pendapatan keluarga).
Dalam pelaksanaan tugastugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan keluarga yaitu :
mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat untuk menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada
anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan
meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga,
yang menderita penyakit hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah
penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Adapun peran perawat
dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit hipertensi antara
lain : mampu mengenal asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, sebagai pengamat masalah dan kebutuhan keluarga, sebagai koordinator
1

pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator, sebagai pendidik kesehatan, sebagai penyuluh


dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi.
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Mengapa prevalensi penyakit hipertensi tiap tahun meningkat.
2. Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang salah satu
anggotanya menderita penyakit hipertensi.
3. Bagaimana peran perawat puskesmas dalam mengarahkan dan membantu keluarga
yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.
4. Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum.
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawataan keluarga tuan S. di RT XII RW V Desa Kalibening, Payaman, Magelang
dengan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh akibat nutrisi melalui pendekatan
proses keperawatan
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga tuan IS.dengan penyakit hipertensi.
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah.
e. Menentukan diagnosa keperawatan .
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan .
g. Melaksanakan tindakan keperawaatan.
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Keperawatan Kesehatan Keluarga
a. Definisi
Keluarga :
Menurut Depkes. RI. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
Menurut S .G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1989, keluarga adalah dua atau
lebih dari individu yangtergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan,
atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul Effendi ,1998 : 33).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat.
2) Terdiri atas dua orang atau lebih.
3) Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah tangga.
5) Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
8) Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
Keperawatan kesehatan keluarga :
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978, perawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai
tujuan melalui
perawatan sebagai sarana penyalur
(Nasrul
Effendi,1998:39)
b. Tipe keluarga
Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anakanak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersamasama.
6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
c. Keluarga sebagai unit keperawatan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 1981) adalah sebagai
berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah - masalah dalam kelompoknya
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah
satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien )
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan
bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
d. Faktor yang mempengaruhi sehat sakit
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga
menurut H. L Bloom yaitu
3

1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah
dengan cara menghindari adanya stres
2) Faktor social budaya
Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah :
a) Kebiasaan merokok.
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
c) Pola diet tidak teratur
d) Bila sakit tidak segera berobat
Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus
hipertensi adalah :
a) Menghindari kebiasaan merokok.
b) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .
c) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
d) Melakukan konril yang teratur
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat hipertensi
4) Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetik.
e. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit
hipertensi yaitu :
1) Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota
keluarga yang menderita penyakit hpertensi.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit hipertensi.
f. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1) Pengenalan tentang gejala hipertensi
Perawat membantu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi .
3) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi .
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan
memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan
kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang
sedang dihadapi
4) Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
5) Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi
6) Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

2. Hipertensi
a. Pengertian
1) Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic
serta
merupakan suatu factor
terjadinya kompilikasi
penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151)
1) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas
standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191).
2) Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
3) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang
turut berperan
sebagai
penyebab
hipertensi seperti berrtambahnya usia , faktor psikologis, dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti
stenosis arteri
renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,
pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun faktor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol dan sosial ekonomi
(Susi Purwati , 2000 : 25)
c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada faktor cardiac output
dan tekanan perifer.
Pada keadaan normal untuk memenuhi
kebutuhan
metabolisme
jaringan
tubuh
yang
meningkat
diperlukan
peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan preload sehingga meningkatkan cardiac ouput. Dalam sistim
Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula
suprarenal juga menjadi faktor penyebab oleh karena faktor hormon
. Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I
menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat
.
Disamping itu angiotensin
II mempunyai
efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis.
Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan
meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac
output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )
c. Komplikasi
Komplikasi
yang
mungkin terjadi akibat hipertensi seperti
,
penyakit jantung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan
kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit
jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
d. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan diit
2) Berolah ra ga secara teratur
3) Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :
a) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid.
b) Betablocker :Proparnolol.
c) Alfabloker : Prazosin.
d) Penghambat ACE : Captopril.
e) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
4) Menghilangkaan rasa takut
e. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
faktor
yang
perlu diperhatikan
yaitu keadaan
berat
badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada
5

f.

penderita hipertensi, diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium


dalam bahan makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung
2800 6000 mg per hari). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar macam diit
untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1) Diit rendah garam
Diit rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau
natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelly, makanan yang
terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Jangan menggunakan garam dapur.
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis,
biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait.
2) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
pospolipid. Sekitar 25 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi
oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang
mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur,
ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan
kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c) Gunakan susu full cream.
d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup,
dodol.
g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.
3) Diit kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk
tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan
beresiko tinggi terkena hipertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya
dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga
normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori
untuk penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130
gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri
Rahayu, 2000 ).
Dampak masalah.
1) Terhadap individu.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh
penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi,
sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
b) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila
berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
c) Psikologi.
6

Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.


d) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena
sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
e) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan
yang lama ,diet, olah raga, merokok, minuman beralkohol.
f) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak
berdaya dengan keberadaan sekarang.
2) Terhadap keluarga
a) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar
kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus-menerus.
b) Produktifitas menurun.
Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan sebagai pencari
nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya
sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.
c) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
3) Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan
peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap
masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .
4) Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat, maka akan
terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.
B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk
mengkaji
dan
menentukan
masalah
kesehatan
dan
keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap
keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan
informasi yang
diperlukan
untuk
mengukur
masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
(1) Anggota-anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
(2) Data demografi : umur, jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau
menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang
nyata ataupun tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur, kebiasaan makan dan
penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan.
(2) Penghasilan.
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer.
(4) Jam kerja ayah dan ibu.
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya.
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan :
Luas rumah.
Pengaturan dalam rumah.
7

Persediaan sumber air.


Adanya bahan kecelakaan.
Pembuangan sampah.
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga.
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit.
(3) Sumber pelayanan kesehatan.
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
Komunikasi dari tiap anggota keluarga
Peran dari tiap anggota keluarga
Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
Aspek fisik
Aspek mental
Sosial budaya
Ekonomi
Kebiasaan
Lingkungan
(3) Studi dokumentasi antara lain
Perkembangan kesehatan anak
Kartu keluarga
Catatan kesehatan lainnya
Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh
2) Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah
dalam family health care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
a) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi?
Siapakah yang menderita penyakit hipertensi?
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu
atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi?
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim
scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut :
Kriteria Masalah
1. Sifat masalah.
Skala :
a. Ancaman kesehatan
8

Skor

Bobot
1

b. Tidak/kurang sehat
c. Krisis
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah.
Skala :
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah.
Skala :
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah
berat
harus
ditangani.
b. Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani.
c. Masalah tidak dirasakan

3
1
2
2
1
0

1
3
2
1
1
2
1
0

Skoring :
a) Tentukan skor untuk tiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor
Angka Tertinggi
c) Jumlahkanlah
skor untuk
dengan seluruh bobot

x Bobot

semua

criteria

,skor

tertinggi 5 sama

b. Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugastugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat
dan krisis yang dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang
dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan
dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat
penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan
penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya.
9

Adapun diagnosa-diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diit


pada klien hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan
diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan
dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan
dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.
2. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet pada
klien hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan
diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi
anggota kelurga yang menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan
makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi.
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang
rendah garam.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hiperetensi.
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara
pengaturan diet untuk klien hipertensi.
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.
10

c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi


berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam
jumlah yang benar .
1) Tujuan.
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan untuki
klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan
dengan jumlah yang tepat.
4) Rasional.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara
pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah
yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya
sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
1) Tujuan.
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan
yang rendah garam.
2) Kriteria hasil.
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam.
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan
yang banyak. mengandung garam.
3) Rencana tindakan.
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap
klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak
mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk
merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan
keinginan untuk merubah.
4) Rasional.
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh
garam terhadap klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya
dari yang tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.
1) Tujuan.
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat
keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu
untuk pengobatan hipertensi.
3) Rencana tindakan.
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.

11

b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman
yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman
obat keluarga .
4) Rasional.
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan
tekanan darah.
c) Dengan memiliki toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat
tersebut kapan saja diperlukan.
3. Pelaksanaan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi
sesuai rencana yang telah disusun.
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
a. Deteksi dini kasus baru.
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral.
c. Melakukan rujukan.
d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
4. Evaluasi.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan
penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan
porses. Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi:
a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan
keperawatan.
b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat
dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Health Care, 1989:97 )

12

DAFTAR PUSTAKA

Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistim Kardiovasculer. Editor Ni Luh Gede
Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta
Patologi Hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya
Jurnalistik Guedilines for the Management Hypertention 1997
Journalistic International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and Pathology 1997
Farmakologi dan Terapi, Edisi IV FKUI 1995 Jakarta
Nutrisi untuk Klien Hipertensi, Ir.Sri Rahayu dkk.2000

Jakarta

Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah, Pengkajian Intervensi dan Penyuluhan,


Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler, Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997
Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas, edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih, Penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta 1998
Masalah Hipertensi, Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994

13

You might also like