Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KUSTA
Oleh
Dita Rahayu
Ayu Kartika Candra
Mahmuda
Mei 2013
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KUSTA
A. KONSEP
I.
PENGERTIAN
Kusta (Lepra atau Morbus Hansen) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi
Tipe MB
pemeriksaan bakteriologis
1. Bercak (Makula)
a.
Jumlah
15
Banyak
b. Ukuran
Kecil
c.
Unilateran
Distribusi
atau
asimetris
d. Permukaan
Halus, berkilat
E.
Tegas
Kurang tegas
Batas
e. Gangguan sensibilitas
bulu
2. Infiltrat
Tidak ada
a.
Kadang ada
Tidak ada
Kadang ada
Kulit
pendarahan
di
hidung)
3.
Nodulus
Lebih
4. Penebalan syaraf
sering
terjadi
asimetris
5. Deformatis (cacat)
Terjadi
lanjut
pada
stadium
ditengah
7. Ciri-ciri khusus
seperti
nadarosis,
hidung
kue
dona),
ginekomastia,
pelana,
suara
sengau
Klasifikasi PB dan MB menurut WHO (1995)
Tipe PB
1.
Lesi kulit
1 5 lesi
Tipe MB
-
Hipopingmentasi /eritema
Distribusi
> 5 lesi
Distribusi lebih simetris
Hilangnya sensasi
tidak
simetris
-
Hilangnya sensasi
yang jelas
1. 2.
Kerusakan
(menyebabkan
syaraf-
hilangnya saraf
kecuali susunan saraf pusat. Masa membelah diri M. Leprae 12 21 hari dan masa tunasnya
antara 40 hari 40 tahun.
IV. GEJALA KLINIS
1.)
Adanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. Lesi kulit dapat tinggal atau multipel,
biasnya hipopigmentasi tetapi kadang-kadang lesi kemerahan atau berwarna tembaga. Lesi dapat
bervariasi tetapi umumnya berupa makula, papul atau modul.
2.)
Penebalan saraf tepi yang juga terjadi disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa.
3.)
BTA positif
Pada beberapa kasus ditemykan hasil basil tanah asam dari kerokan jaringan kulit. Bila ragu-ragu
maka dianggap sebagai kasus dicurigai dan diperiksa ulang setiap 3 bulan sampai ditegakkan
diagnosis kusta atau penyakit lain.
V. PEMERIKSAAN KLINIS
A.
Infeksi. Px diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut, bersiul dan tertawa untuk
mengetahui fungsi saraf wajah.
B. Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit dengan menggunkan kapas (rasa raba). Jarum pentul
yang tajam dan tumpul (rasa nyeri), serta air panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu).
C. Pemeriksaan fungsi saraf otonom yaitu memeriksa ada tidaknya kekeringan pada lesi akibat tidak
berfungsinya kelenjar keringat dengan menggunakan pensil tinta (Uji Gunawan).
VI. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI
1. Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.
2. Pemeriksaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam yaitu Zieal Neelsen atau
Kinyoun Gabett.
3. Cara menghitung BTA dalam lapangan mikroskop ada 3 metode yaitu cara zig-zag, huruf z dan
setengah / seperempat lingkaran.
VII.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama program penatalaksanaan kasus kusta adalah menyembuhkan Px kusta dan
mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari Px kusta terutama tipe
yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insidens penyakit.
Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin, klofadimin dan DDS
(Dietil Diamino Sulfat) dimulai tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi resistensi
dapson yang semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan Px, menurunkan angak putus obat
dan mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan.
VIII. KOMPLIKASI
Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada Px kusta baik akibat kerusakan fungsi
saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi kusta.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Definisi
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasikan data-data yang ada pada
keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga di harapkan memahami betul lingkup, metode, alat
bantu dan format pengkajian yang di gunakan.
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji menggambarkan
kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa di gunakan untuk
memprediksi di masa yang akan datang.
Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain :
Wawancara
Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi keluarga yang merupakan suatu komunikasi yang di rencanakan.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu di tanyakan
( Ventilasi, penerangan, kebersihan ).
Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi yang biasa di jadikan acuan oleh perawat antara lain adalah KMS
kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan
dari rujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota Tim Kesehatan
lainya.
Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1.) Nama kepala keluarga (KK)
2.) Alamat dan telfon
3.) Pekerjaan kepala keluarga
4.) Pendidikan kepala keluarga
5.) Komposisi keluarga
No
Nama
JK
Hub dng KK
Umur
Pendidikan
Status Imunisasi
Ket
Hepa
BCG
Polio
DPT
Campak
titis
Pemeriksaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak
septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5. Sistem penduduk keluarga
- Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
- Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.
- Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan dalam keluarga sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
- Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
- Kesanggupan keluarga melaksakan 5 tugas kesehatan.
Hal-Hal Yang Dikaji Sejauh Mana Keluarga Melakukan Pemenuhan Tugas Perawatan Keluarga
Adalah :
A.
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga mengenal masyarakat kesehatan, yang perlu dikaji adalah
sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masyarakat.
B.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
- Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masyarakat yang dialami.
- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.
- Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang
perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa
dan cara perawatannya).
- Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
- Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan / finansial, fasilitas fisik, psiko sosial).
- Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
D.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat,
hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki.
- Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.
- Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
- Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
- Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
- Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
E.
A.
B.
C.
Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi Ekonomi
A.
B.
Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga.
Stres Dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
A.
Stressor jangka pendenk adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu 6 bulan.
B.
Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi / stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila mengalami permasalahan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
masalah.
Pemeriksaan Fisik
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
Harapan Keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas yang ada.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan keluarga dengan
cara :
1.
2.
3.
Definisi
Keadaan ketika keluarga yang normalnya suportif mengalami stressor yang menantang
kemampuan keluarga yang sebelumnya berfungsi efektif.
Batasan Karakteristik
o Mayor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak:
Mengadaptasi krisis secara kontrusif
Berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
o Minor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak:
Memenuhi kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga
Memenuhi kebutuhan emosi seluruh anggota keluarga
Memenuhi kebutuhan spiritual seluruh anggota keluarga
Mengekspresikan atau menerima perasaannya dengan terbuka
Mencari atau menerima bantuan secara tepat
Faktor yang berhubungan
o b/d dampak penyakit(sebutkan)
o b/d perubahan dalam kemapuan anggota keluarga untuk berfungsi
o b/d gangguan rutinitas keluarga yang berkaitan dengan pengobatan yang membutuhkan waktu
o b/d perubahan fisik yang terkait pengobatan atau sakitnya anggota keluarga
o b/d perubahan emosi pada semua anggota keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau
sakitnya anggota keluarga
o b/d hambatan finansial pengobatan untuk keluarga yang sakit
o b/d hospitalisasi anggota keluarga yang sakit
Tujuan
Anggota keluarga mempertahankan sistem fungsi dukungan mutual satu sama lain
Indikator
o Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat profesional atau satu sama lain
o Mencari sumber-sumber eksternal yang tepat bila diperlukan
Intervensi
Orang terdekat menggambarkan preokupasi dengan reaksi personal(misal: takut, berduka yang
diantisipasi, rasa bersalah, ansietas terhadap penyakit klien, ketidakmampuan atau situasi lain
atau krisis perkembangan)
o Objektif
Orang terdekat mengupayakan perilaku asistif atau suportif dengan hasil yang kurang dari
memuaskan
Orang terdekat menarik diri atau masuk ke dalam komunikasi personal yang terbatas atau
temporer dengan klien pada waktu yang dibutuhkan
Orang terdekat memperlihatkan perilaku protektif tidak sesuai(terlalu sedikit atau terlalu besar)
terhadap kemampuan atau kebutuhan otonomi klien.
Dorong keluarga mendapatkan pengganti untuk merawat individu yang sakit, beri keluarga waktu
istirahat
Dorong mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, permusuhan dan mengenal lebih
lanjut perasaanya dalam keluarga
Bantu anggota keluarga mengubah harapan anggota keluarga yang sakit dengan sikap realistis
Percepatan(yang diharapkan atau yang tidak diharapakan) tentang gejala penyakit dari anggota
keluarga
Mengungkapkan kesulitan terhadap regulasi atau integrasi salah satu atau lebuih aturan yang
diharuskan untuk pengobatan penyakit dan efek pencegahan komplikasi
Mengungkapkan bahwa keluarga tidak melakukan aksi untuk mengurangi faktor risiko
kemajuan penyakit dan akibatnya.
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.
Tahapan Evaluasi
Tahapan evaluasi di bagi dalam 2 jenis menurut Setiadi ( 2008 ) yaitu :
Evaluasi Berjalan ( sumatif )
Evaluasi jenis ini di kerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan
berorientasi kepada masalah yang di alami oleh keluarga. Format yang di pakai adalah
format Subjektif, Objektif
Evaluasi ( Formatif )
Evaluasi jenis ini di kerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan di capai. Bila
terdapat kesenjangan antara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu di
tinjau kembali, agar data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
Evaluasi di susun dengan menggunakan SOAP yang operasional :
S : Ungkapan dan perasaaan dan keluhan yang di rasakan secara subjektif oleh keluarga setelah
implementasi keperawatan
O : Keadaan objektif yang dapat di defenisikan oleh perawat menggunakan pengamatan yang
objektif setelah implementasi keperawatan
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objekti keluarga yang di
bandingkan denagn kriteria dan standar yang telah mengacu pada tujuan pada rencana
keperawatan keluarga
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
DAFTAR PUSTAKA
-
Adhi Djuanda, Dr, dkk, 1999, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Carpenito, L.J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.
Masyoer. A, (1999), Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2, Media Ausculapius FKUI,
Jakarta.
Buku Panduan Pelaksanaan Program P2 Kusta Bagi Petugas Unit Pelayanan Kesehatan (2002).
Suprajitno, S.Kp, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek, EGC, Jakarta