You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR I
SENSOR CAHAYA DAN
TRANSISTOR NPN SERTA
APLIKASINYA DALAM TEKNOLOGI
OTOMATISASI
YUSUF SIGIT PAMUNGKAS(1137030081)
October 13, 2014

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014

Abstract
Entering this modernization, everything has been turned into a quick
and practical. Appliances household has also been designed so that it is
now emerging automation technology. Call it an automatic light sleeper,
automatic hand dryer and automatic alarm. In this lab conducted experiments to determine the working principle of LDR, NPN transistors
as switches, LED, dc motor, and a buzzer. The method of experiment
in this lab, which is simulated using Proteus software and experimentally
directly. As a result, the theory used in the experiment are in accordance
with experimental results and simulation in Proteus.
Keyword: automation technology, light sleeper, hand dryer, alarm,
LDR
Ringkasan
Memasuki era modernisasi ini, segalanya telah berubah menjadi cepat
dan praktis. Alat-alat kebutuhan rumah tangga pun telah didesain sedemikian
rupa sehingga saat ini telah muncul teknologi otomatisasi. Sebut saja
lampu tidur otomatis, hand dryer otomatis, dan alarm otomatis. Dalam
praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui prinsip kerja dari
LDR, transistor NPN sebagai saklar, LED, motor dc dan buzzer. Adapun metode percobaan dalam praktikum ini, yaitu secara simulasi dengan
menggunakan software Proteus dan secara eksperimen langsung. Hasilnya, teori yang digunakan dalam percobaan telah sesuai dengan hasil
eksperimen dan simulasinya dalam Proteus.
Kata Kunci: teknologi otomatisasi, lampu tidur, hand dryer, alarm,
LDR

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Memasuki era modernisasi, segalanya telah berubah menjadi cepat dan praktis.
Alat-alat kebutuhan rumah tangga kini telah didesain sedemikian rupa sehingga
penggunanya merasa sangat terbantu dan mudah digunakan.
Tentu saja hal ini tidak terlepas dari pembaruan-pembaruan teknologi yang
semakin canggih. Salah satunya adalah di dalam bidang elektronika yang beberapa contohnya mudah sekali ditemukan di dalam rumah-rumah kita. Sebut
saja setrika listrik, magic jar, dispenser, lampu tidur, hand dryer, alarm, dan
masih banyak lainnya.
Beberapa alat elektronika tersebut ada yang masih digunakan secara manual. Artinya kita harus mengaktifkan alat elektronika tersebut secara langsung.
Tetapi karna kecanggihan teknologi sekarang ini telah berkembang, maka beberapa alat elektronika tersebut sudah ada yang bekerja secara otomatis. Sebut
saja lampu tidur otomatis, hand dryer otomatis, dan alarm otomatis.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini, praktikan akan mencoba untuk
mendesain beberapa rangkaian elektronik diatas dengan menggunakan software
Proteus dan salah satunya akan diuji cobakan secara langsung (eksperimen)
guna mengetahui prinsip kerja dari masing-masing komponen utama penyusunnya, berupa LDR, transistor NPN, LED, motor dc, dan buzzer.

1.2

Tujuan

1. Mengetahui prinsip kerja sensor cahaya LDR.


2. Mengetahui prinsip kerja transistor NPN sebagai saklar.
3. Mengetahui prinsip kerja LED.
4. Mengetahui prinsip kerja motor DC.
5. Mengetahui prinsip kerja Buzzer.
6. Mampu mendesain aplikasi sederhana sensor cahaya berupa lampu tidur,
hand dryer, serta alarm otomatis.

1.3

Dasar Teori

1. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat
mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan
cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR tergantung pada
2

besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut
dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansinya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang
mengenainya.

Gambar 3.1 LDR (Light Dependent Resistor)


Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 dan dalam keadaan terang
sebesar 1K atau kurang. Karena LDR terbuat dari cadmium sulfida, maka
energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas
atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang
menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara
drastis. Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar
kita, maka LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan
tingkat kecerahan cahaya. Prinsip inilah yang akan kita gunakan untuk mengaktifkan transistor untuk dapat menghidupkan lampu LED pada lampu taman
otomatis, menggerakkan motor DC pada hand dryer dan robot pengikut garis
otomatis, atau menhidupkan buzzer pada alarm otomatis. Perubahan nilai hambatan pada LDR tersebut akan menyebabkan perubahan beda tegangan pada
input basis transistor, sehingga akan mengaktif/nonaktifkan transistor.
2. Transistor NPN
Transistor adalah perangkat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal ataupun fungsi lainnya. Transistor memiliki arti Transfer resistor yang artinya suatu komponen
yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur.

Gambar 3.2 Transistor NPN


Transistor memiliki 3 terminal, yaitu basis, emitor dan kolektor. Kaki basis, berfungsi untuk mengatur jalannya arus elektron dari emitor ke kolektor
sehingga mempengaruhi kerja dan fungsi dari transistor tersebut. Kaki emitor berfungsi sebagai gudangnya elektron atau tempat berkumpulnya elektron
sebelum dialirkan ke kolektor dan basis. Dan kolektor berfungsi sebagai tempat pengumpulan elektron yang telah diatur oleh basis sehingga tidak heran
kita kadang merasakan kalau sebuah transistor saat bekerja terasa hangat atau
bahkan panas, karena hal tersebut terjadi akibat elektron yang terkumpul di
kolektron terlalu besar sehingga sebagian terkonversi keluar sebagai panas. Pada
transistor NPN (negatif-positif-negatif ), transistor kolektornya lebih positif daripada emitornya.
3. LED
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya
pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda)
dapat memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat menhasilkan cahaya dengan
warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda) merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED
akan memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi
forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan
arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA.
Apabila LED (Light Emitting Dioda) dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka
LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai
pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 3.3 LED (Light Emitting Dioda)


4. Motor DC
Motor DC sebagaimana namanya, menggunakan aliran arus searah (DC).
Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan
torsi yang tinggi atau percepatan tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Motor DC memiliki 3 komponen utama, yaitu kutub medan, dinamo dan komutator. Kutub medan berfungsi untuk dapat menyebabkan perputaran pada
motor dc sebagai akibat dari interaksi dua kutub magnet. Dinamo berfungsi
untuk merubah arus yang masuk ke dalamnya menjadi elektromagnet. Dan komutator berfungsi untuk membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.

Gambar 3.4 Motor DC


5. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Buzzer terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet. Kumparan tersebut akan tertarik ke dalam
atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa suatu proses telah selesai atau terjadi suatu
kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 3.5 Buzzer


5

Adapun desain rangkaian untuk lampu tidur, hand dryer, dan alarm otomatis adalah sebagai berikut.

Gambar 3.6 Desain rangkaian lampu tidur otomatis

Gambar 3.7 Desain rangkaian hand dryer otomatis

Gambar 3.8 Desain rangkaian alarm otomatis

Metode Praktikum

2.1

Waktu dan Tempat

Praktikum Sensor Cahaya dan Transistor NPN serta Aplikasinya dalam Teknologi
Otomatisasi ini berlangsung pada hari Kamis, 2 Oktober 2014 bertempat di
Laboratorium Fisika.

2.2

Alat dan Bahan

1. Papan PCB/protoboard
2. Multimeter
3. Kabel koneksi
4. Resistor
5. LDR
6. LED
7. Motor DC
8. Buzzer
9. Transistor NPN 2N222
10. Software Proteus
11. Baterai 9V

2.3
2.3.1

Prosedur Percobaan
Lampu Tidur Otomatis

Langkah pertama yang dilakukan adalah merangkai desain rangkaian seperti


pada gambar dibawah ini dengan menggukanan software Proteus.

Gambar 3.9 Desain rangkaian lampu tidur otomatis


7

Selanjutnya, tekan tombol START pada aplikasi tersebut. Analisis tegangan


output dari transistor NPN pada saat LDR dalam keadaan terang dan gelap.
2.3.2

Hand Dryer Otomatis

Langkah pertama yang dilakukan adalah merangkai desain rangkaian seperti


pada gambar dibawah ini dengan menggukanan software Proteus.

Gambar 3.10 Desain rangkaian hand dryer otomatis


Selanjutnya, tekan tombol START pada aplikasi tersebut. Analisis tegangan
output dari transistor NPN pada saat LDR dalam keadaan terang dan gelap.
2.3.3

Alarm Otomatis

Langkah pertama yang dilakukan adalah merangkai desain rangkaian seperti


pada gambar dibawah ini dengan menggukanan software Proteus.

Gambar 3.11 Desain rangkaian alarm otomatis


Selanjutnya, tekan tombol START pada aplikasi tersebut. Analisis tegangan
output dari transistor NPN pada saat LDR dalam keadaan terang dan gelap.

2.3.4

Lampu Tidur Otomatis (Eksperimen)

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan papan PCB. LDR, Resistor 220, transistor, LED dan potensio meter masing-masing direkatkan
pada papan PCB dengan cara disolder. Masing-masing komponen kemudian
dihubungkan satu sama lain sesuai dengan gambar rangkaiannya. Setelah itu,
rangkaian pada papan PCB dihubungkan dengan sumber tegangan yang berasal
dari baterai 9V dengan kabel penghubung. LDR kemudian ditutup dengan jari
untuk memberikan keadaan gelap pada LDR. Perhatikan apa yang terjadi. LDR
kemudian dibiarkan mendapatkan cahaya kembali dengan melepaskan jari kita.
Perhatikan apa yang terjadi. Atur potensio meter dari batas minimum hingga
batas maksimum. Perhatikan perbedaan nyala lampu LED-nya.

2.3.5

Lampu Tidur Otomatis


Mulai

Membuka software Proteus

Memasang LDR

Memasang resistor 1 (20k) dan resistor 2 (220)

Memasang transistor 2N222

Memasang LED

Memasang Power DC

Memasang Ground

Menghubungkan rangkaian dan menekan tombol start

Analisis tegangan output dari transistor NPN

Selesai
10

2.3.6

Hand Dryer Otomatis


Mulai

Membuka software Proteus

Memasang LDR

Memasang resistor 1 (10k) dan resistor 2 (220)

Memasang transistor 2N222 dan transistor 2N2907

Memasang LED dan motor DC

Memasang generator DC

Memasang Ground

Menghubungkan rangkaian dan menekan tombol START

Analisis tegangan output dari transistor NPN

Selesai
11

2.3.7

Alarm Otomatis
Mulai

Membuka software Proteus

Memasang LDR

Memasang resistor 1 (10k) dan resistor 2 (220)

Memasang transistor 2N222 dan transistor 2N2907

Memasang LED dan Buzzer

Memasang Power DC

Memasang Ground

Menghubungkan rangkaian dan menekan tombol START

Analisis tegangan output dari transistor NPN

Selesai
12

2.3.8

Lampu Tidur Otomatis (Eksperimen)


Mulai

Menyiapkan papan PCB

Memasang LDR

Memasang resistor (220)

Memasang transistor 2N222

Memasang LED dan potensio meter

Menyolder masing-masing komponen

Menyiapkan baterai 9V

Menghubungkan rangkaian dengan kabel penghubung

Analisis rangkaian

Selesai
13

3
3.1
3.1.1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.1.2
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Hasil dan Pembahasan


Data Hasil Pengamatan
Tabel 1. Lampu Tidur Otomatis
Jarak LDR
dekat (0 klik)
1 klik
2 klik
3 klik
4 klik
5 klik
6 klik
7 klik
8 klik
jauh (9 klik)

VtransistorN P N (V)
4.99
4.99
4.98
4.52
3.88
3.09
2.28
1.88
1.64
1.43

LED
mati
mati
mati
mati
mati
mati
hidup
hidup
hidup
hidup

Tabel 2. Hand Dryer Otomatis


Jarak LDR
dekat (0 klik)
1 klik
2 klik
3 klik
4 klik
5 klik
6 klik
7 klik
8 klik
jauh (9 klik)

VtransistorN P N (V)
8.97
5.29
3.35
2.43
2.39
2.38
2.38
2.38
2.38
2.38

14

LED
mati
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup

Motor DC
mati
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup

3.1.3
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.1.4
No.
1
2

3.2

Tabel 3. Alarm Otomatis


Jarak LDR
dekat (0 klik)
1 klik
2 klik
3 klik
4 klik
5 klik
6 klik
7 klik
8 klik
jauh (9 klik)

VtransistorN P N (V)
4.99
4.97
1.58
0.87
0.87
0.86
0.86
0.86
0.86
0.86

LED
mati
mati
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup

Buzzer
mati
mati
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup
hidup

Tabel 4. Lampu Tidur Otomatis (Hasil Eksperimen)


Jarak LDR
dekat
jauh

LED
mati
hidup

Pembahasan

Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui prinsip kerja dari
sensor cahaya LDR, Buzzer, LED, motor DC, dan transistor NPN sebagai saklar
serta mampu mendesain aplikasi sederhana sensor cahaya berupa lampu tidur,
hand dryer dan alarm otomatis.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, pada rangkaian lampu
tidur otomatis, dapat diketahui bahwa komponen LDR bertindak sebagai sensor cahaya. Hal ini terbukti dan terlihat pada tabel hasil pengamatan diatas.
Ketika keadaan disekitar LDR semakin gelap, maka nyala lampu LED (yang
bertindak sebagai indikator arus) akan semakin terang. Dan ketika keadaan disekitar LDR semakin terang, maka nyala lampu LED akan semakin redup dan
bahkan mati. Hal ini dapat terjadi karena LDR terbuat dari bahan semikonduktor, yaitu cadmium sulfida yang memiliki nilai resistansi yang dapat berubahubah tergantung pada intensitas cahaya disekitarnya. Perubahan nilai resistansi
(hambatan) pada LDR tersebut akan menyebabkan perubahan beda potensial
(tegangan) pada input basis transistor, sehingga akan mengakif/menonaktifkan
transistor.
Ketika keadaan disekitar LDR gelap, maka nilai resistansi pada LDR akan
berkurang (menurun) yang akan menyebabkan beda potensial pada input basis
transistor menjadi turun. Ketika beda potensial pada input basis transistor
mencapai nilai tertentu, maka terminal basis pada transistor akan terbuka yang
menyebabkan arus elektron akan mengalir dari emitor ke kolektor, sehingga
lampu LED (sebagai indikator arus listrik) akan menayala.

15

Sedangkan ketika keadaan disekitar LDR terang, maka nilai resistansi pada
LDR akan bertambah (meningkat) yang akan menyebabkan beda potensial pada
input basis transistor menjadi naik (meningkat). Ketika beda potensial pada
input basis transistor mencapai nilai tertentu, maka terminal basis pada transistor akan tertutup yang menyebabkan arus elektron tertahan di emitor, sehingga
lampu LED (sebagai indikator arus listrik) tidak akan menyala. Dari sana dapat
diketahui bahwa transistor pada rangkaian ini berfungsi sebagai saklar.
Pada rangkaian hand dryer otomatis dan rangkaian alarm otomatis pun
hal tersebut diatas berlaku. Akan tetapi pada rangkaian hand dryer otomatis,
terdapat komponen tambahan berupa motor dc yang berfungsi sebagai motor
penggerak untuk pengering tangan (hand dryer). Dengan menggunakan LDR
sebagai sensor cahaya dan dihubungkan dengan motor dc sebagai komponen
utama hand dryer, maka hand dryer pun akan bergerak atau menyala secara
otomatis berdasarkan prinsip kerja yang telah dijelaskan diatas, yaitu ketika
keadaan disekitar LDR gelap, maka nilai resistansi pada LDR akan berkurang
(menurun) yang akan menyebabkan beda potensial pada input basis transistor
menjadi turun. Ketika beda potensial pada input basis transistor mencapai nilai
tertentu, maka terminal basis pada transistor akan terbuka yang menyebabkan
arus elektron akan mengalir dari emitor ke kolektor, sehingga lampu LED (sebagai indikator arus listrik) akan menayala dan arus pun mengalir melewati motor
dc. Arus yang mengalir ini kemudian akan menghidupkan motor dc, sehingga
hand dryer pun bekerja secara otomatis bergantung terhadap intensitas cahaya
yang diterima oleh sensor cahaya LDR.
Motor dc pada rangkaian hand dryer otomatis juga memiliki prinsip kerja
tersendiri. Sesuai dengan namanya, motor dc menggunakan aliran arus searah
(DC). Ketika arus listrik masuk menuju dinamo yang didalamnya terdapat dua
buah kutub magnet yang berbeda yang saling berputar sebagai akibat dari interaksi dua kutub yang berbeda jenis, maka arus listrik yang masuk kedalamnya
akan berubah menjadi elektromagnet. Dengan adanya komutator, maka terjadi
pertukaran arah arus secara otomatis sehingga gerak kumparan pada dinamo
akan terus berputar dengan kedudukannya tegak lurus terhadap medan magnet.
Dengan cara inilah energi listrik berubah menjadi energi kinetik.
Pada rangkaian alarm otomatis juga menggunakan LDR sebagai sensor cahayanya, sehingga alarm pun bergerak secara otomatis yang didasari atas prinsip kerja LDR yang telah dijelaskan diatas. Pada rangkaian ini digunakan sebuah buzzer, yaitu sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi suara. Buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma. Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan tersebut dan menjadi elektromagnet, kumparan tersebut akan tertarik ke dalam atau
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena kumparan
16

dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
Dan pada hasil eksperimen rangkaian lampu tidur otomatis, tentunya juga
menggunakan LDR sebagai sensor cahayanya sehingga lampu LED akan menyala
secara otomatis bergantung terhadap intensitas cahaya disekitar LDR seperti
yang telah dijelaskan diatas. Pada eksperimen ini, resistor 1 (10K) diganti
dengan sebuah potensiometer.

Pada hasil praktikum yang telah dilakukan

dapat diketahui bahwa ketika LDR dalam keadaan terang sekalipun, dengan
memutar tuas searah jarum jam pada potensiometer, maka lampu LED pun
dapat menyala. Sebaliknya, ketika LDR ditutup dengan jari untuk menciptakan
keadaan gelap pada LDR, dengan memutar tuas potensiometer berlawanan dengan arah jarum jam, maka lampu LED pun tidak akan menyala.
Hal ini dapat terjadi karena potensiometer merupakan salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Ketika
tuas pada potensiometer diputar searah dengan arah jarum jam, maka nilai resistansinya akan berkurang yang akan menyebabkan beda potensial pada input
basis transistor menjadi turun. Ketika beda potensial pada input basis transistor mencapai nilai tertentu, maka terminal basis pada transistor akan terbuka
yang menyebabkan arus elektron akan mengalir dari emitor ke kolektor, sehingga
lampu LED (sebagai indikator arus listrik) akan menayala. Sebaliknya, ketika
tuas pada potensiometer diputar berlawanan dengan arah jarum jam, maka nilai resistansinya akan bertambah yang akan menyebabkan beda potensial pada
input basis transistor menjadi naik (meningkat). Ketika beda potensial pada
input basis transistor mencapai nilai tertentu, maka terminal basis pada transistor akan tertutup yang menyebabkan arus elektron tertahan di emitor, sehingga
lampu LED (sebagai indikator arus listrik) tidak akan menyala.

3.3

Analisis Data

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa percobaan yang telah praktikan lakukan telah sesuai dengan teori yang telah dijabarkan pada dasar teori. Baik itu pada rangkaian dalam simulasi di Proteus
maupun secara eksperimen dengan menggunakan papan PCB dan komponen
elektronika lainnya.

17

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Prinsip kerja dari LDR adalah perubahan nilai resistansinya bergantung
pada intensitas cahaya disekitarnya. Ketika disekitarnya sedang terang,
maka nilai resistansinya akan lebih besar daripada ketika disekitarnya
sedang gelap.
2. Prinsip kerja dari transistor adalah sebagai saklar yang mana nilai resistansi antara terminalnya (basis, emitor dan kolektor) dapat diatur.
3. Prinsip kerja dari LED adalah sebagai indikator adanya arus yang mengalir pada rangkaian elektronika.
4. Prinsip kerja dari motor dc adalah mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik dengan memanfaatkan arus listrik dan medan magnet didalamnya.
5. Prinsip kerja dari buzzer adalah mengubah energi listrik menjadi getaran
suara dengan memanfaatkan gesekan antara kumparan dengan diafragma
akibat arus elektromagnetik.

18

References
[1] Floyd dan Buchla. Fundamental of analog circuits. Prentice Hall, New
Jersey, 2008.
[2] Malvino. Prinsip-prinsip elektronika I. 1994. Jakarta: Erlangga.
[3] Sutrisno. Elektronika Teori dan Penerapannya. 1985. Bandung: ITB.
[4] Supiyanto. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jilid 3. 2007. Jakarta: PHIBETA.
[5] Elektronika dasar. Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor).
2012.

Available

at

http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-

tranducer/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor/. Diakses pada hari


Minggu, 12 Oktober 2014 pukul 13.30 WIB.
[6] Elektronika dasar. LED (Light Emitting Dioda). 2012. Available at
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/led-light-emitting-dioda/. Diakses pada hari Minggu, 12 Oktober 2014 pukul 13.40 WIB.
[7] Garda pengetahuan. Fungsi Kaki-kaki Transistor Bipolar. 2013. Available at http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/12/fungsi-kaki-kakitransistor-bipolar.html. Diakses pada hari Minggu, 12 Oktober 2014 pukul
13.50 WIB.
[8] Riandi, Hariz. Pengertian dan Prinsip Kerja Buzzer. 2013. Available at http://r-dy-techno.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-prinsipkerja-buzzer.html. Diakses pada hari Minggu, 12 Oktober 2014 pukul 14.00
WIB.

19

LAMPIRAN

Lampiran 3.1 LDR dalam keadaan terang

Lampiran 3.2 LDR dalam keadaan gelap

Lampiran 3.3 LDR dalam keadaan terang dan tuas potensiometer diputar

Lampiran 3.4 LDR dalam keadaan terang (Lampu tidur otomatis)

20

Lampiran 3.5 LDR dalam keadaan gelap (Lampu tidur otomatis)

Lampiran 3.6 LDR dalam keadaan terang (Hand dryer otomatis)

Lampiran 3.7 LDR dalam keadaan gelap (Hand dryer otomatis)

21

Lampiran 3.8 LDR dalam keadaan terang (Alarm otomatis)

Lampiran 3.9 LDR dalam keadaan gelap (Alarm otomatis)

22

You might also like