You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu: Problem
(masalah),Etiologi(penyebab),Sign and siymptom (tanda dn gejala).
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada tujuan dirumuskan untuk
mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga
tingkat pencegahan.
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek .
penetapan tujuan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada bagaimana
mengatasi problem/masalah P di komunitas sedangkan penetapan Tujuan jangka
pendek ( tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi E.
2.1 Rumusan masalah
a. Apa yang menjadi diagnosis keperawatan komunitas
b. Apa yang menjadi perencanaan keperawatan komunitas
3.1 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum makalah

ini adalah untuk mengetahui

Diagnose

dan

Perencanaan keperawatan komunitas


1.3.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Diagnosis keperawatan komunitas
b. Menjelaskan perencanaan keperawatan komunitas
1.1 MANFAAT
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang diagnosis keperawatan komunitas
serta perencanaan keperawatan komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik


yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkin terjadi (potensial).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu:
I.
Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
II.

keadaan normal yang seharusnya terjadi.


Etiologi
(penyebab)
: menunjukkan penyebab masalah kesehatan
atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi

keperawatan, yang meliputi;


a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
III.
Sign and siymptom (tanda dn gejala) :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan masalah
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Dengan rumus PES
Rumus
: DK = P + E + S
DK = Diagnosa Keperawatan
P = Problem (Masalah).
E = Etiologi (Penyebab).
S = Sign And Siymptom (Tanda Dan Gejala).
2. Dengan rumus PE
Rumus
: DK = P + E
DK = Diagnosa Keperawatan
P = Problem (Masalah).
E = Etiologi (Penyebab).
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut, sambil mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah.
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat.
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Sedangkan diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri


dari:
a.
b.
c.
Logan

Masalah sehat .. sakit


Karakteristik populasi
Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle).
& dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family Centered Nursing In The

COMMUNITY:
a. Diagnosa resiko
b. Diantara
c. Sehubungan dengan

: . (masalah)
: . (komunity).
: . (karakteristik komunity dan

lingkungan).
d. Yang dimanifestasikan oleh : . (indikator kesehatan /
analisa data).
Contoh diagnosa keperawatan komunitas :
1) Resiko terjadinya diare di RW.02 Ds.Somowinangun Lamongan
sehubungan dengan
a. Sumber air tidak memenuhi syarat
b. Kebersihan perorangan kuarang
c. Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh ; banyaknya
samapah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat
mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (BAB).
2) Tingginya kejadian karies gigi SDN somowinangun

lamongan

sehubungan dengan :
a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya flour pada air minum dim,anefestasikan ; 62% karies
dengan

inspeksi

pada

murid-murid

SDN

Somowinangun

Lamongan.
3) Kurangnya gizi pada balita di desa somowinangun lamongan khususnya
RW.I sehubungan dengan:
a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi.
4) Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PDI) didesa
somowinangun RW 2 sehubungan dengan:
a. Cakupan imunisasi rendah

b. Kader kurang
c. Banyaknya drop out imunisasi
5) Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA,
DBD) di desa X, RW Y sehubungan dengan:
a. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
b. Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
c. Kurangnya kader kesehatan.
6) Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjtu di RW I Ds.
somowinangun lamongan sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan
kesehatan usila.
c. Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut yang
dimanefestasikan dengan ; jumlah usia lanjut : 200 orang, penyakit
yang diderita usia lanjut : reumatik : 52,8%, hipertensi : 32,42%,
katarak ; 7%, diabetes melitus : 5,2% dll : 3,29% dan usia Lanjut
yang memeriksakan kesehatan tidak teratur : 45,4%.
7) Resiko peningkatan kenakalan remaja di RT.01 RW.06 sehubungan
dengan :
a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas
perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan
remaja masjid di tandai dengan : jumlah remaja RW.06 83, remaja
dengan kegiatan negatif 2,69%, merokok, 0,19 minum-minuman
keras dan 0,28% main kartu, banyak remaja mengisi waktu luang
berkumpul dengan teman sebaya : 38,8%, hasil observasi banyak
ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan, dan dari hasil
wawancara di dapatkan cukup banyak remaja yang mengisi waktu
dengan minum-minuman keras dan merokok.
8) Anemia ibu hamil di RW.01 somowinangun Luntas kab. Lamongan
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang dimanifestasikan dengan:
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
4

c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan


saat tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya : 5 orang, kader
tidak tersebar disemua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader,
60% keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru dicuci, 90%
bumil tidak mempunyai KMS, 75% ibu hamil tidak memperoleh
informasi tentang kebutuahn gizi ibu hamil dan 20% ibu hamil
menyatakan kebutuhan gizinya kurang dari biasanya.
9) Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, Typhoid, ISPA dan lain-lain
sehubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

masyarakat

dalam

memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai


dengan :
a. Letak kandang didalam rumah 1,41%
b. Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,19%
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter : 10,8%
j. Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaannya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
10) Potensi masyarakat RW 04 Ds. Somowinangun Lamongan dalam
meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginya kesadaran
ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan
dan petugas yang ditandai dengan :
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan
(91,14%)
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap
(86,08%)
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)

11) Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 04


berhubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

masyrakat

dalam

memelihara kesehatan lansia, yang ditandai dengan :


a. Jumlah lanjut usia ; 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yag diderita lansia, asma ; 5, 88%, TB paru ; 3,92%,
hipertensi ; 27,45%, DM ; 3,92%, reumatik ; 31,37%, katarak ;
1,95% dan lain-lain ; 25,49%.
d. Upaya lansia mencegah penyakit ; non medis ; 13,88% dan diobati
sendiri 8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan teratur
23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia.
Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ), diagnosis keperawatan
komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis , sebagai berikut :
1) Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila

komunitas

mempunyai potensi untuk di tingkatkan, belum ada data maladaptife.


Perumusan diagnosis keperawatan komunitas, hanya terdiri dari
komponen problem atau P, tanpa komponen etiologi atau E.
Contoh :
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita di RT 05 RW
01 desa X kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunitas 95 % atau
(kota 95 %), 80 % berat badan balita diatas garis merah KMS, 80 %
pendidikan ibu adalah SMA, cakupan posyandu 85 %.
2) Diagnosis ancaman ( resiko )
Diagnosis resiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptife yang
memungkinkan

timbulnya

gangguan.

Perumusan

diagnosis

keperawatan komunitas resiko terdiri atas problem atau P, etiologi atau


E dan symptom/sign S.
Contoh :
Resiko terjainya konflik psikologis pada warga RT 05 RW 01
desa X kecamatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat
6

yang tidak efektif yang ditandai dengan pernah terjadi perkelahian


antar RT, kegiatan gotongroyong dan silahturahmi rutin RW jarang
dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum pernah
dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan kegiatan
yang tidak positif seperti berjudi.
3) Diagnosis aktual ( gangguan )
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan atau
masalah kesehatan dikomunitas yang didukung oleh beberapa
maladaptive. Perumusan diagnose keperawatan komunitas aktual atau
gangguan terdiri dari problem atau P, etiologi atau E, Symptom/ sign
S.
Contoh :
Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja
yang berhubungan dengan kurangnya kebiasaan hygiene personal,
ditandai dengan 92% remaja mengalami keputihan patologis, upaya
yang dilkukan remaja dalam mengatasi keputihan 80 % didiamkan
saja, 92% remaja mengatakan belum pernah memperoleh informasi
kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan.

2.2 Perencanaan Keperawatan Komunitas


Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ), tahap berikut setelah
merumuskan

diagnosis

keperawatan

komunitas

adalah

melakukan

perencanaan . Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin


dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada tujuan
dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi
dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan . Pencegahan primer untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk
memperkuat garis pertahanan resistan
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek .
penetapan tujuan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/masalah P di komunitas sedangkan penetapan
Tujuan jangka pendek ( tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi E.
Contoh :
Diagnosis keperawatan

TUM

TUK

komunitas
Resiko meningkatnya

Tidak terjadi gangguan

kejadian infertilitas pada

infertilitas pada agregat remaja

terkait kesehatan

agregat remaja putri di

putrid di ..

reproduksi meningkat

wilayah X Yang

a. Pengetahuan remaja

dari% menjadi %
b. Menurunnya jumlah siswi

berhubungan dengan

yang mengalami

tingginya kejadian

keputihan dari%

gangguan organ reproduksi

menjadi%
c. Terjadi peningkatan

remaja dan kurangnya


kebiasaan perawatan organ

perilaku remaja terkait

reproduksi remaja .

kebiasaan perawatan
organ reproduksi sehari-

hari dari.% menjadi


%
d. Remaja sudah
memanfaatkan layanan
UKS untuk membantu
mengatasi masalah remaja
a) Terjadi peningkatan

Tingginya angka TB di

Meningkatnya kemandirian

wilayah yang

masyarakat di dalam

pengetahuan keluarga

berhubungan dengan tidak

menolong dirinya sendiri agar

tentang penanganan

adekuatnya penggunaan

terhindar dari penyebaran TB.

TB dari % menjadi

fasilitas layanan kesehatan

%.
b) Terjadi peningkatan

untuk penanggulangan TB

kualitas sarana

dan ketebatasan kualitas

kesehatan untuk

sarana pelayanan TB.

penanggulangan TB.
c) Penemuan kasus TB
secara mandiri oleh
masyarakat.
Menurut Deden dermawan ( 2012 ), Perencanaan keperawatan adalah
penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup :
1) Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sbb :
a. Berfokus pada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistik
e. Ada target waktu

f. Melibatkan peran serta masyarakat


Dalam pencapaian tujuan harus memenuhi kriteria yang mencakup :
T = S + P + K.1 + K.2
Ket :
S
: subyek
P
: predikat
K.1
: kondisi
k.2
: kriteria
selain itu dalam perumusan tujuan :
a. Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapakan
b. Perilaku yang diharapkan berubah
c. S : specific
d. M : measurable (dapat diukur)
e. A : attainable (dapat dicapai)
f. R : relevant/Realistic (sesuai/nyata)
g. T : Time-Bound (waktu tertentu)
h. S : sustainable (berkelanjutan).
2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan perawat kesehatan masyarakat :
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusunperencanaan
melalui kegiatan ; musyawarah masyarakat desa atau lokaraya
mini.
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang
tersedia.
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistik
h. Disusun secara berurutan.
3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah
sbb :
a) Menggunakan kata kerja yang tepat
b) Dapat dimodifikasikan
c) Bersifat spesifik
1. Siapa yang melakukan?
2. Apa yang dilakukan ?
10

3.
4.
5.
6.

Dimana dilakukan ?
Kapan dilakukan ?
Bagaimana melakukan ?
Frekuensi melakukan ?

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial pada penetapan diagnosis keperawatan
mengandung tiga komponen utama yaitu Problem, etiologi,symptom/sign.
Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 , Diagnosis keperawatan
komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis , sebagai berikut : Diagnosis
sejahtera , Diagnosis ancaman ( resiko ), Diagnosis aktual ( gangguan ).
Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ), tahap berikut setelah
merumuskan

diagnosis

keperawatan

komunitas

adalah

melakukan

perencanaan . Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin


dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada tujuan
dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi
dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan . Pencegahan primer untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk
memperkuat garis pertahanan resistan
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek .
penetapan tujuan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/masalah P di komunitas sedangkan penetapan
Tujuan jangka pendek ( tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi E.

12

DAFTAR PUSTAKA
Komang Ayu Henny Achjar 2011 .Asuhan keperawatan komunitas teori dan
praktik.Jakarta : EGC
Dermawan, Dede. 2012. Buku ajar keperawatan komunitas, : Jogjakarta ; Gosyen
Pupblising

13

You might also like