You are on page 1of 25

15

untuk memprediksi dengan seksama pasien

Caries risk
assessment

(dental decay) ( Brown, 1995.)

mana yang akan timbul kerusakan gigi


Karies gigi adalah suatu penyakit yang
berlangsung

maju dengan pelan secara

bertahap (progressive); bukan merupakan

Ferne Kraglund and


Hardy Limeback

akibat dari sebuah peristiwa, tetapi lebih


merupakan lanjutan dari proses sepanjang
waktu. (Angmar-Mansson and Al-Khateeb
1998). Tidak semua orang mempunyai oral
flora yang sama. Bacterial biofilm adalah

Pendahuluan.

merupakan ekosistem samar yang bisa

Konsep resistensi karies telah dikemukakan

merespon lingkungan oral yang berbeda-

dalam bab pertama. Ada orang yang tidak

beda. Bacterial biofilm ini dapat bergeser

terkena karies gigi meskipun oral hygiene

dari bentuk microflora yang normal sehat

nya jelek dan/atau kebiasaan makan yang

menjadi microorganisme yang acidogenic

jelek pula. Sementara itu orang lain yang

(pembentuk asam) dan aciduric ( bisa hidup

justru oral hygiene sudah dijaga dengan

toleran dalam lingkungan asam) yang

cermat

untuk

mengakibatkan dental caries. Bakteria yang

menghindari makanan2 yang kariogenik,

ada dalam biofilm, seperti dental plaque,

entah bagaimana selalu saja ditemui lubang

mampu bertahan hidup dengan lebih baik

(decay)

dalam

dan memperlihatkan daya tahan yang lebih

kelompok yang disebut belakangan ini

kuat terhadap terpaan berbagai faktor

belum dikuasai sepenuhnya, dan mereka itu

lingkungan, karena bakteri2 itu 1000 kali

adalah para pasien dimana semua sarana

lebih

yang ada untuk mencegah terjadinya

antibiotik dan produk2 antimikroba. Sifat

kerusakan gigi menjadi hal yang penting

sifat ini bisa menyebabkan terjadinya

baginya. Namun bagaimana kita bisa

infeksi bakterial yang membandel pada

menentukan apakah seseorang itu dikatakan

orang orang tertentu, yang nantinya niscaya

lebih berresiko dibanding dengan orang

akan

lain? Dalam bab inilah konsep penilaian

perawatan dental caries (Kutsch and Kutsch

resiko (risk assessment) akan digali.

2006).

Karies gigi siapa-sapa yang berresiko?

Distribusi karies.

Seperti yang pernah dibahas dalam bab

Prevalensi dental caries dikalangan anak-

Pendahuluan, karies gigi adalah suatu

anak dan remaja yang tinggal di negara

penyakit kronis menular dengan etiologi

negara industri turun di tahun 1970-an dan

multifaktor (ragam faktor). Cara tertentu

1980-an (Marthaler et al, 1996; Fontana

bagaimana faktor etiologi mempengaruhi

and Zero 2006).. Telah ditunjukkan oleh

proses penyakit adalah rumit, dan belum

sebagian besar ahli bahwa paparan fluoride

sepenuhnya

(fluoride exposure) secara teratur ikut andil

dan

berupaya

baru.

Proses

dipahami.

keras

karies

Sangatlah

sulit

resisten/tahan terhadap antibody,

menjadi

tantangan

baru

dalam

paling

berarti

penurunan

(signifikan)

karies

ini

terjadinya

(Petersson

and

20-25% penduduk. Disamping itu, temuantemuan

dari

the

National

Preventive

Bratthall, 1996; Burt 1998). Penurunan ini

Dentistry

telah berlangsung stabil di banyak negara;

menunjukkan

namun demikian, didaerah tertentu ada

penyakit parah hanya diderita pada 5%

laporan menyebutkan bahwa prevalensi

anak-anak Disney et al, 1992). Dengan

karies lagi-lagi naik ( (Dye et al, 2007).

prevalensi

Dalam Oral Health in America : sebuah

sebelumnya,

laporan

peradaban barat antara tahun 1950-1980,

dari

Surgeon

General

Demonstation
bahwa

dental

Program

sebagian

caries

yang

yang

pernah

tinggi

diamati

maka

salah satu penyakit kronis paling sering

diketegorikan sebagai menderita penyakit

menaimpa

(Moss and Zero, 1995). Hal ini mendorong

dengan

angka

besar

di

menyebutkan bahwa karies gigi adalah


anak-anak,

sebagian

besar

masyarakat

prevalensi lima kali lebih besar dibanding

para

profesi

kesehatan

untuk

dengan angka prevalensi asma (US NIDCR

mempergunakan

pendekatan

berbasis

2000). Disebabkan oleh penyakit ini yang

penduduk dimana tujuannya adalah untuk

sifatnya universal, dimana penatalaksanaan

mengubah distribusi penyakit dengan jalan

karies gigi biasanya dilakukan dalam

mengendalikan faktor faktor penentu utama

bentuk prosedur operatif, dan ini, masih

dental caries di seluruh populasi (Beck,

tetap merupakan tindakan paling rutin

1998; Rose 2001; Hansel Petersson, 2003).

dilakukan

office

Fluoridasi pada system air masyarakat

(Traneaus et al, 2005: Evans et al, 2008).

adalah salah satu contoh dari strategi

Berkurangnya

di

poli

gigi/dental

perambatan

keparahan

dental

caries

disebagian

besar

negara

dan

tingkat

berbasis

yang

terjadi

sebagai bentuk treatment pencegahan untuk

berkembang,

semua

penduduk
anggota

yang

dimaksudkan

masyarakat.

Adapun

bersamaan dengan meningkatnya jumlah

fluoridasi air di awal awalnya terbukti

gigi geligi bergerigi tajam (dentate) pd

menjadi strategi masyarakat luas yang

orang tua yang bertahan lebih lama, telah

hemat beaya dan berhasil guna, sehingga

menyebabkan

kelayakan

distribusi

yang

serasa

membuat

langkah

langkah

condong dalam populasi (Pitts 1998;

pencegahan yang mahal (misalnya sealants)

Hausen et al, 2000). Dari

kepada masyarakat luas justru menjadi

uji penilaian

resiko di North Caroline, ditunjukkan

diragukan. (Burt 1998).

bahwa pola dental caries sudah berubah

Oleh karena itu, rendahnya prevalensi

sedemikian rupa, dimana minoritas karies

penyakit dan distribusi penyakit yang

yang tinggi mengalami pola yang sangat

miring/tidak

berbeda dalam hal aktifitas, resiko dan

beberapa orang peneliti untuk mengusulkan

prevalensi

dengan

sebuah pendekatan dengan target resiko-

minoritas karies rendah yang tidak ada atau

tinggi untuk mendiagnosa dan merawat

sedikit lesi berkavitas (cavitated lesion)

dental caries (FDI Working Group, 1988;

(Atamm et al, 1988; Stamm et al, 1991;

Disney

Leverett et al, 1993). Diperkirakan bahwa

mempergunakan pendekatan resiko tinggi

kira kira 60-75% caries hanya terjadi pada

(High

karies

dibanding

et
risk),

semestinya,

al,

mendorong

1992).

tujuannya

lalu

Dengan
menjadi

mengidentifikasi orang orang yang sangat

memaksimalkan

rentan

metode

dan

mempergunakan

langkah

manfaat

tersebut

dari

yakni

kedua
dengan

langkah preventive berbasis perorangan

mengedepankan mana yang paling menjadi

yang mustajab untuk mengurangi resiko

kebutuhan, meski perubahan distribusi

mereka (Moss and Zero 1995). Metode ini

penyakit

bekerja mengurangi resiko sejumlah kecil

didapat lebih kecil namun masih signifikan

orang

(Pitts 1998)

orang

yang

sangat

rentan,

dikalangan

penduduk

yang

memasukkan mereka kedalam mayoritas


penduduk yang tanpa atau sedikit karies

Perawatan dental caries.

(Stamm et al, 1991; Pitts, 1997). Untuk

Menurut riwayatnya, diduga bahwa dental

mempergunakan pendekatan resiko-tinggi

caries

kita harus mempunyai langkah-langkah

progresip/bertahap melajunya, yang tak

akurat dan layak untuk mengidentifikasi

pelak akhirnya menyebabkan gigi tanggal,

mereka yang sangat rentan terhadap dental

kecuali

jika

dokter

gigi

telah

caries (Hausen 1997). Penilaian terhadap

menanganinya.

Metode

biasa

yang

resiko karies (caries risk assessment) bisa

dilakukan untuk menghadapi terjadinya

membantu

faktor

gigi berlubang (dental decay) mencakup

etiologi sehingga treatment preventif yang

deteksi lesi karies, yang diikuti kemudian

cocok bisa diberikan kepada orang tertentu

denga

(Hansel Petersson 2003). Dalam komunitas

(Fontana and Zero, 2006; Domejean-

ilmiah masih terjadi banyak berdebatan

Orliaguet et al,2006; Evans et al, 2008).

mengenai cara yang layak untuk mendekati

Meskipun merawat dental caries dengan

diagnosis dan treatment dental caries.

cara restorative akan meniadakan rasa sakit

Bachelor dan Sheiham (2002) berpendapat

dan mengembalikan fungsi gigi, cara ini

lebih mendukung pendekatan penduduk

agaknya tidak menghalangi kelanjutan

ketimbang pendekatan resiko-tinggi karena

jalannya

pendekatan resiko-tinggi ternyata tidak

diragukan berpeluang terjadinya decay

berhasil menangani mayoritas lesi karies

kambuhan yang selanjutnya memerlukan

baru yang ada dikalangan penduduk.

tindakan operasi (Kutsch et al, 2007).

Sebaliknya, Axelsson et al (1991;1993)

Restorasi

telah meraih banyak keberhasilan dalam

menghilangkan

mempergunakan

yang

bermukimnya mikroorganisme kariogenik,

ditargetkan untuk pencegahan penyakit

namun tidak mengubah tingkat resiko pada

penyakit gigi. Mempergunakan strategi

diri pasien. Hasil riset menunjukkan bahwa

resiko-tinggi bukan berarti bahwa populasi

pemasangan restorasi gigi ternyata sangat

umum tidak memerlukan perawatan gigi

kecil kontribusinya dalam penatalaksanaan

preventif, tetapi bahwa intensitas treatment

proses penyakit karies, karena tidak ada

itu haruslah bervariasi tergantung pada

efek

kebutuhan. Sebuah perpaduan langkah

kariogenik didalam mulut ketika prosedur

untuk

restorasi telah selesai (Wright et al, 1992;

dalam

pencegahan

indentifikasi

pendekatan

karies

dengan

mempergunakan kedua strategi tersbut bisa

adalah

penyakit

pengeboran

proses

lesi

terukur

dan

penambalan.

penyakit

karies

dan

tidak

memang

tempat

terhadap

yang

beban

akan
tempat

bakteri

Featherstone 2003; Jensen et al, 2007).

Banyak pekerjaan kedokteran gigi

dibanding dengan pasien yag dirawat

difokuskan pada merawat simtom-simtom

semata mata dengan tindakan operasi

infeksi bakterial ini, dan bukannya fokus

seperti lazimnya (yaitu, bur dan tambal)

pada faktor-faktor penyebab (causative

(Kutsch and Kutsch 2006).

factor). Restorasi itu sendiri tidak mampu


mengubah faktor-faktor etiologi dental

Modern caries management.

caries untuk membasmi bakteri pembentuk

Penatalaksanaan

karies (Young et al, 2007). Ketika profesi

berdasarkan pada evidence-based dentistry,

kesehatan berhadapan dengan penyakit

dengan fokus yang lebih dititikberatkan

sistemik

pada pencegahan.

lain,

maka

tindakan

yang

karies

yang

modern

Pengendalian

karies

dilakukan adalah menghilangkan penyebab

secara komprehensif berfokus pada pasien

penyakit, seperti misalnya immunisasi dan

keseluruhan untuk kemudian memanage

antibiotik. Profesi kedokteran gigi perlu

faktor faktor resiko individual dari pasien

mengkaji dental caries ini dengan cara yang

guna memacu dan menjaga kesehatan oral

sama dan merawat penyakitnya, bukannya

tetap optimum. (Young et al, 2007a).

hanya

Preventive

melihat

manifestasi

klinis

Diyakini

bahwa

ditandai dengan penatalaksanaan faktor

pemahaman terakhr kami tentang proses

resiko (risk factor management) dimana

penyakit karies sudah cukup kuat untuk

kita berharap bisa memaksimalkan faktor-

melakukan kajian ini (Featherstone et al,

faktor protektif sembari meminimalkan

2003).

faktor faktor patologisnya (Young et al

penyakitnya

saja.

Banyak pelaku riset kedokteran gigi

2007b).

dentistry

dengan

Penatalaksanaan

demikian

dental

caries

menganjurkan agar mengikuti model untuk

modern mecakup urutan treatment sebagai

dental caries. Pendekatan ini mengharuskan

berikut:

memandang dental caries sebagai sebuah

1. Deteksi lesi karies sejak fase awal

proses penyakit, memanage faktor faktor


etiologinya,
pencegahan,

dan

menerapkan

bukannya

(incipient

strategi

semata

lesions,

non-cavitated

lesions).
2. Diagnosa proses penyakit karies
3. Identifikasi faktor resiko karies

mata

memperbaiki kerusakan yang disebabkan

dalam diri pasien.


4. Treatment
planning,

oleh penyakit (Newburn 1992; Anderson et

meliputi

al, 1993; Edlstaein 1994; Limeback, 1996).

restorasi gigi, modifikasi/eliminasi

Penatalaksanaan

(medical

faktor resiko, arresting active lesion,

dental caries tidak hanya

dan mencegah lesih llebih lanjut.


5. Mengubah status resiko karies

management)

medis

mungkin, tetapi juga telah terbukti bisa

pasien.

memberikan hasil yang unggul dibanding


bila

hanya

dengan

operasi

Langkah

(surgical

intervention) semata. Ditunjukkan pula


bahwa pasien yang dirawat melalui caries
risk assessment dan pendekatan dengan
medical model memberikan/menghasilkan
lesi caries baru yang nyata2 lebih sedikit

pengendalian

caries

mencakup tindakan mengidentifikasi proses


penyakit dan faktor-faktor resiko; hal ini
dicapai dengan pertama melakukan caries
risk

assessment

mengidentifikasi

pada

pasien

faktor-faktor

guna
resiko

timbulnya karies yang ada dalam diri

dan remineralisasi diterapkan/dicobakan

pasien.

(Hilderbrandt 1995; Anusavice 2005).

Apabila

faktor2

resiko

telah

terdeteksi, maka profesi kedokteran gigi


memberikan tindakan pencegahan yang

Caries risk assessment.

bertujuan
baru,

untuk

menekan

me-remineralisasi

lesi

Penilaian resiko terjadinya karies/Caries

kadar

dan

Risk Assessment (CRA) adalah proses

mikroba,

mencegah kemunculan lesi baru. Para

mengumpulkan

klinisi mempergunakan tehnik perilaku,

faktor (misal kadar bakteri) dan indikator

bahan kimia dan tehnik operasi/bedah yang

(misal caries experience sebelumnya) untuk

minim

mengembalikan

memprediksi aktifitas karies yang bakal

keseimbangan positif antara faktor-faktor

terjadi di waktu-waktu yang akan datang

patologis dan protektif yang mendukung

(Hansel Petersson et al 2003)

invasive

guna

terciptanya lingkungan oral yang sehat


(Hildebrandt 1995, Young et al 2007b).

data

tentang

CRA yang resmi menyebut sebagai


proses 4-langkah:

Langkah pengendalian karies mencakup

1. Identifikasi

treatment pemulian (dengan atau tanpa

terukur
2. Pengembangan

bahan yang bisa melepaskan fluoride),


selant, petunjuk oral hygiene, edukasi

varnish), xylitol, permen karet dan terapi

faktor-faktor

resiko

perangkat

multifaktor
3. Penilaian resiko (risk assessment)

pasien, analisa diet & modifikasinya,


treatment dengan fluoride (misal gel,

berbagai

untuk menentukan profil resiko si


pasien.
4. Penerapan

tindakan

preventive

terapi anti mikroba (misal chlorhexidine

yang disesuaikan dengan profil

gluconate).

resiko (Moss and Zero 1995).

karies

Dengan

secara

memahami
baik,

terjadilah

Selama 30 tahun terakhir, periset

operative

dentistry.

berfokus pada membuat sebuah instrumen

Meskipun dijumpai banyak variabilitas

yang mudah dikenakan, sederhana, cepat

diantara dokter gigi, ternyata lebih banyak

dan akurat. Alat assessment resiko in dapat

diantara

mengestimasi

perubahan

lebih

proses

filosofi

mereka

yang

menekankan

resiko

karies,

preventive dentistry dibanding sebelumnya

mengidentifikasi faktor etiologi primer,

(Domejan- Orliaguet 2006). Pergeseran

menyajikan daftar tindakan preventive

penitikberatan ini terjadi di sekolah-sekolah

terakhir yg dijalani pasien, dan bekerja

kedokteran gigi, dimana kurikulum dan

sebagai

ketrampilan

preventive

praktek

mereka

lebih

panduan
spesialis

perawatan

yang

disesuaikan

difokuskan pada caries risk assessment,

dengan

pada penatalaksanaan modern penyakit

1995a; Tinanoff 1995b; Reich et al 1999).

karies (termasuk disini minimally invasive

Ada kemungkinan bahwa banyak dokter

dentistry), dan penundaan restorasi gigi

gigi yang menggabungkan beberapa CRA

sampai

telah

yang tidak resmi kedalam prakteknya

berlubang (cavitated)(atau kemungkinan

berdasarkan kesan mereka terhadap pasien

akan berlubang). Restorasi baru dipasang

dan caries experience sebelumnya (Fontana

setelah semua upaya praktis pencegahan

and Zero 2006)

permukaan

betul-betul

kebutuhan

memilih
individu

(Tinanoff

Riset menunjukkan bahwa klinisi yang

perawatan

pasien

seperti

yang

sudah

telah berpengalaman seringkali mampu

dirancang. Hal ini penting khususnya

menilai resiko karies dengan sangat cepat

sebelum melakukan treatent prosthodonsi,

dan akurat (Carvalho et al 1992; Isokangas

retorasi dan orthodonsi guna memastikan

et al 1993). Meskipun penentuan tingkat

prognosa yang baik (Angmar-Mansson et

resiko keseluruhan mungkin relatif mudah,

al, 1998; Jenson et al, 2007).

penunjukkan dengan tepat faktor-faktor

CRA

bermanfaat

spesifik yang mengakibatkan proses karies

penatalaksanaan

seringkali terbukti lebih sulit. Karena

membantu klinisi gigi sbb:

itulah, perlu kiranya praktisi kedokteran

klinis

1. Mengkategorikan

dalam

karies,

yakni

tingkat

resiko

gigi melakukan/menjalankan CRA resmi

timbulnya karies dalam diri pasien,

guna menentukan faktor apa persisnya yang

mengendalikan intensitas treatment

terlbatdalam erkembangan penyakit pasien


(Kidd 1999).
Menjalankan CRA akan membantu
praktisi memberikan bentuk perawatan
preventive yang layak kepada pasiennya
dan meniadakan pemakaian sumber daya
yang sia sia (Abernaty et al 1987; Powell
1998). Dengan mencocokkan tingkat resiko
seseorang terhadap therapi preventive yang
diusulkan, maka profesi mendapat peluang
lebih besar mendapatkan dampak positif
dari kesehatan oral pasien. Jika profesi
kedokteran gigi mampu mengidentifikasi
orang resiko resiko terbesar timbul dental
caries,

maka

biaya

untuk

prosedur

pencegahan karies bisa dikurangi dan akan


Penatalaksanaan dental caries dengan
assessment

resmi

tepat

faktor

etiologi utama yang mendukung


munculnya

decay

dan

dengan

demikian bisa menentukan bentuk


terapi yang layak (Zero et al 2001;
Fontana and Zero, 2006).
3. Membantu
dalam
mengambil
keputusan melakukan restorative
treatment (misal pemilihan bahan
restorasi)

(Zero

et

al,

2001;

Fontana and Zero, 2006).


4. Memperbaiki prognosis therapeutic
care

yang

sudah

direncanakan

(Zero et al 2001; Douglas 1998)


5. Memberikan informasi tentang
screening

dan

diagnostic

test

tambahan apa yang diperlukan

sangat efisien (Samm et al 1991)


risk

yang diberikan.
2. Menunjuk dengan

merupakan

perubahan mindset yang cukup berarti


dalam diri profesi dan harus disertakan
dalam praktek sehari hari seperti yang
diperintahkan dalam praktek evidence-

(Douglass 1998; Zero et al 2001;


Fontana and Zero 2006).
6. Mengedukasi dan memotivasi
pasien untuk meningkatkan dan
menjaga

kesehatan

oral

bisa

optimum (Kidd 199, Fontana and

based standards of care. CRA haruslah

Zero 2006; Jenson et al 2007).


7. Menuntun dalam menentukan

secara rutim disertakan dalam pemeriksaan

waktu kapan recall appointment

pendahuluan

berikutnya

maupun

pemeriksaan

panggilan ulang (recall), karena temuantemuan

yang

membantu

didapat

dari

membimbing

situ

(Kidd

a999:

Kidd

2001).

bisa

Perangkat CRA menjaring masyarakat

jalannya

berdasarkan faktor resiko dan ramalan

(predictors) dan mengklasifikasi orang

yang boleh dikata lebih menjanjikan, yang

kedalam tiga kategori resiko: low, moderate

mencakup berbagai faktor yang mendorong

atau high (Burgess 1995; Ngo and Gaffney

timbulnya karies, karena belum ada satu

2005). Biasanya, jika karies baru telah

test

timbul sejak pemeriksaan terakhir, maka

mengukur ketiga komponen utama dental

pasien

dikategorikan

moderate

atau

high,

pun

yang

bisa

secara

serentak

sebagai

resiko

caries, Yaitu : host resistance, kariogenisitas

tergantung

pada

diet dan microbial pathogens (Hansel

interval sejak pemeriksaan terakhir, dan

Peterssen, 2001).

jumlah & tingkat keparahan (severity) lesi

Risk assessment model

karies. Namun demikian, jika pasien sejak

Ada dua variabel yang dapat dipakai untuk

pemeriksaan

membangun model resiko karies (caries

terakhir

diketahui

bebas-

karies, maka tingkat-resiko dinyatakan


sebagai low atau moderate risk tergantung

risk model) yang multivariabel, yakni:


-

Risk factors (Faktor resiko) atau

disebut faktor etiologi; dan


Risk indicators (Indikator resiko)

pada status oral hygiene-nya, paparan


fluoride dan hitung mikrobiologinya (Reich

atau disebut faktor non-etiologi

et al 1999).
Tantangan diagnostik terbesar terletak
ketika sampai pada konsensus menentukan
group dengan resiko moderate. Masih agak
sederhana mengidentifikasi low risk-low
caries dan high risk-haigh caries. Namun
demikian, jauh lebih rumit lagi untuk
mengenali orng dengan moderate risk yang
menunjukkan

sedikit

atau

tidak

ada

penyakit untuk jangka lama, diikuti dengan


timbulnya dental caries yang datang tiba2.
Untuk pasien2 seperti itu, dan juga orangorang dengan resiko tanpa tanda-tanda atau
simtom

yang

nampak,

itulah

kegunaan/manfaat besar dari identifikasi


dari CRA (Kutsch et al, 2007: Jenson et al,

Risk factor meliputi lingkungan, perilaku,


biologi, atau gaya hidup, atau karakteristik
lain yang bisa memperbesar kemungkinan
suatu penyakit bisa terjadi (Beck, 1998).
Semua itu merupakan bagian dari mata
rantai penyebab timbulnya penyakit, karena
memenuhi persyaratan hubungan sebabakibat,

berupa

Meskipun dental caries sudah lama


diketahui sebagai suatu penyakit dengan
etiologi multifaktor, banyak model-model
prediksi karies tradisionil yang fokus pada
individual

yang

mengakibatkan

aktifitas karies tinggi (Disney et al, 1992).


Baru baru ini etiologi multifaktor karies
mengarah

pada

pembentukan

model

penilaian resko (risk assessment model)

kekuatan

hubungan,

hubungan

sementara,

konsistensi/kemantapan

hubungan,

hubungan

dosis-respon,

dan

penalaran

biologis (Lihat chapter 5: evidence-based


dentistry). Kumpulan informasi tentang risk
factors

yang

Streptococcus

2007).

faktor

(Powell et al 1998)

betul

seperti

mutans,

misalnya

selama

risk

assessment berlangsung bisa membantu


klinisi merencanakan preventive therapy
(Powell, 1998).
Sebaliknya, risk predictor biasanya
adalah sebuah penanda biologis (biologic
marker)

yang

menunjukkan

proses

penyakit, tetapi diduga bukan etiologi


penyakit tersebut. Risk predictor seringkali
dipakai bersamaan dengan risk marker

(Beck et al, 1992). Risk indicators untuk

didapat. Risk factors (seperti Streptococcus

karies,

experience

mutans count) seringkali lebih mahal;

sebelumnya, dapat menjadi predictor yang

namun demikian cenderung lebih handal

kuat untuk timbulnya lesi yang akan datang

dalam prediksi karies (Beck et al, 1992;

tanpa menjadi penyebab langsung penyakit,

Beck et al, 1998). Seringkali penyelidik

tetapi memberikan sedikit arah dalam

ingin mempergunakan kombinasi risk dan

menentukan

Risk

prediction model yang mencakup dua2nya,

kebanyakan

risk factor dan risk indicator. Variabel yang

sifatnya pathologis (yaitu mengakibatkan

langsung terlibat dalam proses karies baik

kejadian

demikian

sebagai protective atauupun risk factor,

mereka bisa juga protective bila mereka

mencakup mikroorganisme spesifik, dental

memperkecil

seseorang

plaque, type dan frekwensi karbohidrat dan

timbul penmyakit (misal paparan fluoride)

gula dalam diet, dan paparan fluoride.

(Douglas, 1998).

Sebaliknya, risk indicator seperti misalnya

factor

seperti

caries

langkah

dan risk

preventive.

indicator

penyakit).

Namun

kemungkinan

Ada dua kerangka yang dapat dipakai

dental experience yang lalu/sebelumnya,

untuk menyusun instrumen CRA, yaitu:

seringkali dimasukkan dalam perangkat

risk model dan prediction model. Risk

CRA karena risk indicator ini secara tidak

model atau yang kadang dinamakan juga

langsung berhubungan dengan terjadinya

sebagai etiologis model, dipergunakan jika

dental caries tanpa ikut serta dalam

anda ingin mengidentifikasi risk factors

kemunculan lesi karies (Beck et al, 1992;

untuk penyakit guna melakukan intervensi

Beck et al 1998). Ada beberapa instrumen

treatment nantinya dan pencegahan yang

CRA

paling efektif. Risk model ini hanya berisi

dua2nya. Cariogram dan format CRA

risk factors sejati dan khas sederhana untuk

dibuat di the University of Toronto

dipakai, namun tidak dimaksudkan untuk

(Burgess 1995), bekerja sebagai prediction

meramalkan caries risk yang akan datang.

model yang dapat mengidentifikasi mereka

Oleh karena stabilitas dan sederhananya

mereka yang high risk, dan keduanya juga

melintasi subgroup yang berbeda beda

merupakan

dalam populasi, maka ia seringkali dipakai

mengidentifikasi risk factor yang terlibat

untuk screening yang domainnya kesehatan

guna

masyarakat (Beck et al 1992; Beck et al

intervensi yang memadai. Brathal and

1998).

model

Hansel Petersson (2004) melakukan suatu

risk

penelusuran berbasis internet untuk risk

Sebaliknya,

mempergunakan
predictor

risk

untuk

prediction
factor

dan

yang

mendukung

risk

membantu

karena

membuat

dapat
rencana

model.

emngidentifikasi

banyak laporan tentang model berbasis

orang dengan low- dan high-ris (yaitu

caries predictor dengan mempergunakan

memaksimalkan sensitifitas dan spesifitas).

satu atau beberapa risk factor, ternyata

Meskipun

mis

masih sedikit upaya yang dilakukan di

baseline caries) tidak akan mempengaruhi

cariology untuk membuat instrumen risk

insidens penyakit, namun bisa menjadi

assessment yang komprehensif dan praktis.

predictor kuat yang mudah dan murah

Dalam the 2001 National Institutes of

risk

guna

predictor

(seperti

mereka

model

memaksimalkan

kemampuannya

Meskipun

model

type

menemukan

Health Conference disimpulkan bahwa

hingga high (seoerti lactobacilli count).

Karies

proses

Patut disesalkan tidak ada risk faktor yang

penyakit yang kompleks. Dimungkinkan

sempurna utk CRA ini; sehingga klinisi

banyaknya mikroba, kontributor2 genetik,

harus mau menerima proporsi error tertentu

imunologi,

lingkungan

dalam prediksi aktifitas karies mendatang.

pembawa resiko, semua itu bermain dalam

Demikian adanya juga untuk kelainan

menentukan kejadian dan tngkat keparahan

kelainan medis lainnya. Misalnya, Haussen

penyakit klinis (clinical disease). Perangkat

(1977) mempergunakan data dari the

assessment yang berdasarkan satu risk

Kuopio Ischaemic Heart Dsease Ris Factor

indicator saja dengan demikian sepertinya

Study untuk menyusun ligstic risk function

tidak mungkin bisa akurat membedakan

Ia

antara mereka dengan high risk dengan low

Characeristik (ROC) menemukan sebuah

risk. Beberapa indicator yang dipadukan

ringkasan (summary) kekuatan prediksi

menurut skala yang tepat dan bisa melihat

(predictive power) dari berbagai level risk

interaksi yang mugkin ada, jelas akan

factor, dimana individual risk assessment

diperlukan (NIJ consensus Development

dan acute myoradial infarction dan dental

Conference 2001).

caries sama sama tidak akurat.

etiologis

adalah

perilaku

dan

suatu

Analisa caries risk yang dilakukan


dengan

mempergunakan

dari

Dalam

the

Receiver

membuat

Operating

perangkat

CRA,

kombinasi

haruslah dibuat trade-off (tukar) antara

beberapa variabel tertentu memberikan

sensitivity (persentase orang yang benar-

hasil yang lebih unggul dibandingkan

benar berpenyakit dimana test-nya positif)

dengan hanya satu faktor saja (Disney et al

dengan specifity (persentase orang yang

1992) beck et al 1992; Tinanoff 1995 a;

tanpa

Tinanoff 1995b.

(Fletcher and Fletcher, 2005). Dalam

Seleksi risk assessment instrument.

prakteknya,

Prinsip yang mendasari risk assessment

masalah

adalah bahwa orang dengan tingkat risk

semu/false positive (yaitu pasien yang

factor yang meningkat akan menerima

dianggap

intervensi preventive yang lebih giat. Oleh

ada/timbul karies) dan false negative (yaitu

karena itu para pemeriksa harus hati hati

pasien yang denggap low-risk, tetapi justru

ketika bagaimana mereka mengkategorisasi

timbul karies) (Hausen, 1997). Sudah

pasien dengan berbagai tingkat resiko.

menjadi keharusan/patokan bahwa nilai

Harus bisa memastikan di fase mana risk

nilai sensitivity dan specificiity senantiasa

factor itu berubah dari low- moderate ke

tinggi guna memastikan bahwa pasien yang

kategori high-risk (Douglass, 1998). Hal ini

berlabel high-risk ya harus benar benar

terbukti menjadi tugas yang sulit karena

mempunyai

banyak faktor etiologi tidak mempunyai

mengidentifikasi orang dengan low risk

batas yang jelas antara ada dan tidak ada,

kok berpanyakit (diseased) maka nilainya

tetapi biasanya berada dalam rentang

harus minimal (Angmar-Mansson and Al

(range) baik sekali (excellent) hingga jelek

Khateeb, 1998).

penyakit

yang

testnya

keseimbangan
antara
high

negatif)
terbentur

banyaknya
risk

penyakit,

ternyata

dan

positive
tidak

dalam

(poor) (misal oral hygiene), atau dari low

Oleh

karena

dirasa

siasia

untuk

ingin

menghindari

diperolehnya

false

meyakini bahwa diagnostik test harus bisa

positive yang bisa berakibat terjadinya

mempunyai nilai sensitivity (Se) dan

overtreatment bagi orang yang belum tentu

specifity (Sp) sebesar 100%, maka oleh

membutuhkan layanan preventive. Hal ini

pelaku riset yang menyelidiki caries risk

penting khususnya dilingkungan dimana

dibuatlah kriteria dan cut-off points yang

sumberdaya jarang ditemui. Menghindari

berbeda. Demikianlah, Wilson dan Ashley

false positive juga diperlukan sekali dalam

(1989) menetapkan Se dan Sp masing

situasi dimana menejemen penyakit yang

masing dipatok sebesar 80%, maka test

direkomendasikan adalah invasive atau

unutk

dikatakan

membebani biaya pasien (Zero et al, 2001).

acceptable (bisa diterima). Selain itu, Fleiss

Sebaliknya, dari segi etika dan ekonomi

and Kingman (1990) merekomendasikan

akan lebih menguntungkan bila menaikan

paduan/jumlah ( Se dan Sp daripada Risk

sensitivity test guna menghindari terjadinya

model sekurang kurangnya 160% untuk

false

menjadi gold standard dikalangan pelaku

mengidentifikasi mereka yang berresiko

riset (Hausen 1997; Zero et al 2001).

timbul karies bsa mengakibatkan treatment

Sayangnya, nilai benchmark ini hanya bisa

yang tidak perlu dimasa yang akan datang,

dicapai dengan beberapa instrumen caries

yang bisa jadi lebih mahal dan dirasa sakit

prediction saja (Streiner et al, 1992;

oleh pasien karena adanya perkembangan

Scheinin et al, 1992; Leverett et al, 1993)

penyakit yang tidak terdiagnosa. Dengan

caries

Caries
resiko

risk

risk

karies)

dapat

prediction
tetap

(peramalan

merupakan

ilmu

negative.

Kegagalan

dalam

menaikkan sensitifitas risk model, maka


jumlah palse positive akan meningkat.

nonexact. Para pemeriksa harus menyadari

Meskipun

bahwa akan terjadi error dengan proporsi

overtreatment pada pasien tertentu, apabila

tertentu, dan misklasifikasi bisa berakibat

klinisi

penyajian

tidak

preventive yang memadai, maka akan

memadai, termasuk didalamnya adanya

sedikit atau tidak sama sekali merugikan

unsur

dan

pasien, karena dental caries tidak diberi

Ketika

peluang untuk mulai dan berkembang.

mngikuti cutt-off points dari Se dan Sp, dan

Namun demikian , pasien akan mengalami

melihat trade-off diantara keduanya, maka

sedikit terusik sisi ekonominya, yaitu

selanjutnya kita harus memperimbangkan

mengeluarkan

konsekwensi

preventive.

management
unsur

undertreatment

menjadi

overtreatment
(Pitts,

dari

1998).

mempunyai

terlalu

mau

bisa

mengakibatkan

mempergunakan

biaya

untuk

strategi

terapi

banyak false-positive atau false-negative


(Hensen, 1997).
Apabila

Risk Factors (Faktor-faktor resiko)

instrumen

hendak

Banyaknya faktor-faktor resiko karies dan

kesehatan

indikator karies telah berhasil diidentifikasi

masyarakat untuk penjaringan (screening)

selama dekade riset berlangsung. Misalnya,

massa,

maka akan menguntungkan bila

dalam sebuah telaah sistematik terhadap

mempunyai specifity yang lebih tinggi.

risk factor untuk dental karies dikalangan

Petugas kesehatan masyarakat tentunya

anak muda, Harris et al, (2004) menemukan

dipakai/diterapkan

di

CRA
level

10

bahwa ada sebanyak 106 faktor resiko (risk

factor) kedapatan mempunyai hubungan

Karakteristik-karakteristik
sosioekonomi
(Ericksen and

yang signifikan dengan prevalensi dental

Bjertness

1991;

Tinanoff 1995a; Tinanoff 1995b;

caries
Dengan adanya begitu banyak faktor,
nampaknya

bisa

bikin

cemas

ketika

memikirkan variabel mana yang harus

Brathal et al 2005)
Masing masing dari caries risk predictor
tersebut akan dibahas dalam bab-bab
berikut.

dipilih untuk dimasukkan dalam CRA


instruments.

Untuk

keperluan

riset

diperintahkan untuk memilih risk factors


dengan tujuan untuk penelitian karena
masih sangat sedikit instrumen CRA
standard yang tersedia (Powell, 19980.).
Beberapa

model

CRA

yang

dipakai

sekarang ini adalah penambahan disiplin


dan cenderung fokus pada faktor-faktor
utama

yang

mengakibatkan

tmbulnya

karies, yaitu: diet, microbial pathogens dan


faktor-faktor kepekaan host. CRA model
dari the University of Toronto sama persis
dengan

instrumen-instrumen

(misal

Cariogram,

Management

by

tersebut

CAMBRA
Risk

(Caries

Assessment),

Featherstone et al 2007) dimana instrumen


tetap menjaga fokusnya pada unsur-unsur
resiko karies dasar (base caries risk) yang
dapat dengan mudah diidentifikasi di klinik
gigi dan dimodifikasi melalui tindakan
perawatan preventive. Caries risk factors
dan caries risk indicators yang paling sering
dipakai dalam model CRA multifaktor

Streptococcus mutans dan lactobacilli.


Seperti yang pernah dibahas dalam bab
Pendahuluan, dental caries adalah suatu
penyakit infeksius berasal dari mikroba;
dimana etiologic agentnya adalah penghuni
tetap dalam rongga mulut (oral cavity) yang
menyebabkan demineralisasi jaringan keras
gigi

manakala

proporsinya

pathogenisitas

berubah

terhadap

sebagai

kondisi
mutans

Lactobacillus
keuntungan

sp

seperti

(SM)

(LB)

yang

reaksi

lingkungan.

Mikroorganisme-mikroorganisme
Streptococcus

dan

dan

mendapatkan

cukup

signifikan

dibanding dengan bakteri asidogenik oral


lainnya disebabkan oleh sifat aciduric yang
dimilikinya. SM tidak hanya mampu
bertahan hidup dalam lingkungan asam
saja,

tetapi

mereka

kemampuannya

juga

untuk

adaptasi

meningkatkan

kecepatan memproduksi asam, sehingga


dengan demikian menjadikan pH dalam
rongga mulut lebih rendah dan membentuk

meliputi:

cariogenic plaque (Moss and Zero, 1995).


Kalau SM merupakan inisiator utama

Tingkat bakteri kariogen (yaitu

pembentukan lesi karies (Loesche, 1986),

Streptococcus

maka LB secara substansial berkontribusi

mutans

dan

lactobacilli)
Faktor-faktor

dalam perkembangbiakan lesi, disebabkan

kecepatan alir dan kapasitas buffer).


Paparan
fluoride
(Fluoride

exposure)
Caries experience

saliva

(seperti

oleh kemampuan mereka bertahan hidup


pada pH yang lebih rendah dibanding
dengan

sebelumnya

(previous caries experience) dan

SM.

kemampuan
untuk

Selain
untuk

menghadapi

itu,

menyusun

menyimpan
saat

saat

energi
dimana

fermentable carbohydrate langka dalam

11

rongga

mulut.

Aadaptasi

yang

(Ericksen et al, 1991, 1991, Van Houte

mentakjubkan ini memungkinkan kadar

1993). Kecuali temuan temuan pada anak,

oral SM tetap relatif konstan sekalipun

maka kadar SM saliva yang tidak pasti itu

terjadi

bisa

dimasukkan ke risk assessment (Tinanoff,

kemampuan

1995a; Tinanoff, 1995b). test saliva untuk

ini, dan dengan demikian LB counts

LB masih kurang sensitif dibanding dengan

(hitungan LB) lalu seringkali dipakai untuk

test untuk prediksi karies. Kurang pula

menentukan

akan

sensitif dibanding test saliva untuk SM. Hal

perubahan diet (Hildebrandt, 1995).


Menurut tradisi, SM dan LB counts

ini diduga LB bukan merupakan penyebab

modifikasi

diet.

LB

mengembalikan/memulihkan

kebutuhan

pasien

dijadikan indikator biologi utama yang


dipakai

untuk

experience

memprediksi

yang

(Pienihakkinen,

akan

1987;

Krasse,

caries
datang
1988,

Demers et al 1990, Disney et al 1992).


Penelitian telah menunjukkan bahwa
tidak

hanya

mikroorganisme-

mikroorganisme itu saja yang berhubungan


dengan insidens karies, tetapi diperlihatkan

utama inisiasi dental caries, namun LB


dijumpai dalam jumlah besar dimana
banyak karbohidrat dikonsumsi (Fontana
and Zero 2006).
LB count biasanya dianalisa untuk
mencerminkan perubahan diet yang terjadi
dan hasil testnya berguna untuk memotivasi
pasien dan memonitor perubahan oral
hygiene, diet dan microbial therapies

juga bahwa anak-anak dengan kadar tinggi

(Hansel Petersson et al 2003).


Ada beberapa orang petugas kesehatan

pathogens tersebut,pada mereka timbul

gigi yang mempergunakan SM dan LB

sejumlah cukup besar lesi karies dibanding

count ini tidak hanya untuk mengestimasi

dengan anak yang level/kadar pathogennya

caries

rendah

memonitor

(Zickert

et

al

1982).

Meski

risk

hygiene

berhasil

mengedukasi

mengidentifikasi

anak

tetapi

pencapaian

demikian, kadar SM dan LB di saliva lebh


dalam

saja,

dan

diet,

juga

untuk

perbaikan
untuk

pasien

oral

kemudian

terkait

dengan

dengan low-risk dibanding dengan mereka

kesehatan oral mereka. Ada perangkat

yang meningkat risk-nya untuk timbul

untuk membuat kultur saliva yang bisa

karies (Van Houte, 1993).


Test saliva tersebut membantu para

dikerjakan

profesional

kedokteran

mengidentifikasi

kedua

gigi

dalam

populasi

yang

sangat beda susceptoble disease-nya (peka


penyakit), namun kurang efektif untuk
meramalkan karies dalam group resiko
menengah (moderate risk group).Akurasi
test untuk SM dalam meramalkan karies
yang akan datang pada seluruh populasi
adalah kurang dari 50%. Sayangnya, meski
banyak dipakai di CRA, kemampuan
memprediksi dari test mikrobiologi ini
masih belum pasti di tingkat individu

dengan

mudah

dan

bisa

menentukan bacterial count. Di Eropa,


Orion Diagnostica menjual kit untuk
mengestimasi Streptococcus mutans count
(Dentocult SM strip mutans) yang ada
didalam sampel saliva dan plaque, dan
Dentocult

LB

lactobacilli

count

untuk
didalam

mengestimasi
saliva.

Di

Amerika Utara, Ivoclar-Vivadent menjual


CRA test kit yang juga mengestimasi kadar
SM dan LB dalam saliva. Untuk kedua kit
yang dijual diatas, maka agar plates atau
strip yang dicelupkan dalam kaldu bahan
gizi (nutrient broth) harus diinkubasi

12

selama

dua

pertumbuhan

hari

untuk

bakteri.

memacu

Pasien lalu diberi umpan balik tentang

diminta

potensi kariogenik dari plaque yang ada

Pasien

kembali dalam dua hari untuk melihat


hasilnya.
Sebuah system baru telah berhasil
dikembangkan, dimana SM count bisa
diestimasi

dengan

bioluminescence
bakteri

yang

yang

mengukur
dihasilkan

memetabolisir

oleh

adenosine

triphosphate (ATP). Penelitian pendahuluan


(Fazilat et al, 2010) menunjukkan bahwa
Cariscreen

Caries

Susceptibility

Test

(CariFree), yakni sebuah chairside bacterial


test 1-menit sederhana untuk mengestimasi
risiko karies pasien melalui pengukuran
langsung aktifitas biologi daripada plaque,
dan ini sebagai alat yang berguna untuk
mengukur

kadar

SM

dalam

plaque

(Gambar 15-1)

dalam dirinya.
Faktor-faktor saliva lainnya.
Saliva melakukan banyak fungsi protektif
terhadap

inisiasi

perkembangan

(awalan)

dental

dan

caries.

Saliva

membantu membersihkan partikel-partikel


makanan dan bakteri dari rongga mulut,
dan

saliva

(buffer)

juga

asam

menahan/menyangga

yang

dihasilkan

oleh

mikroorganisme yang ada dalam plaque.


Banyaknya

orang

yang

menderita

berkurangnya kecepatan alir saliva semakin


meningkat

terutama

dikalangan

orang

orang tua. Xerostomia (mulut kering) bisa


terjadi

akibat

dari

berbagai

kondisi

diantaranya therapi radiasi di kepala dan


daerah leher serta penyakit seperti Sjogren
syndrome, penyakit Parkinson dan diabetes
mellitus yang tidak terkontrol (Hunter
1988)
Namun demikian, xerostomia paling
sering disebabkan oleh efek samping dari
banyak obat yang diresepkan kepadanya,

Gambar

15-1.

Gambar

foto

dari

CariScreen (Oral Biotech Inc.) caries


susceptibility

tester.

Sampel

plaque

diperoleh dengan mempergunakan swab


yang terdapat bersama kit (terlihat),
dicampur dengan bioluminescent reagentm
dan disisipkan masuk kedalam tester yang
mengukur

produksi

Triphosphate

(ATP)

bioluminescence.

Skor

Adenosine
melalui

reaksi

dibawah

1.500

adalah relatif sehat, skor diatas 1.500


menunjukkan resiko terjadi lubang (decay).
Dcetak ulang dengan seijin dari Oral
Biotech, Inc.

termasuk

disini

antihistamine,

anti

kholinergik dan antidepressant tricyclic.


Meskipun

xerostomia

sudah

lama

diketahui sebagai risk factor pada semua


orang dengan berbagai umur, ternyata
dikalangan yang tua tua, khususnya yang
peka terhadap perubahan saliva, disebabkan
oleh banyaknya obat-obatan yang sering
mereka perlukan untuk diminum. Hal ini
menjadi problematik karena mereka yang
dulunya

bisa

mempertahankan

gigi

geliginyam dan kini karena menderita


kelainan saliva yang tidak menguntungkan,
sehingga jadilah mereka mempunyai resiko

13

lebih tinggi tergadap timbulnya karies

diukur dari penanda yang ada di mangkuk.

((Fure, 1998; Petersen, 2005).

Kecepatan alir saliva yang distimulasi

Orang yang berlkurang kronis fungsi

dinyatakan sebagai mL/menit. Kecepatan

salivanya, diketahui mempunyai kenaikan

kurang

aktifitas karies yang cukup berarti. Banyak

sebagai rendah dan mengakibatkan caries.

dokter gigi yang mengandalkan keluhan


xerostomia

pasien

untuk

dari

0,3

mL/menit

dikatakan

Kecepatan alir saliva yang distimulasi,

mendiagnosa

yakni dengan mempergunakan paraffin wax

hyposalivasi; namun demikian, keluhan

biasanya juga diukur untuk menyimpulkan

subyektif ini serinkali tidak berhubungan

apakah strategi preventif yang didasarkan

dengan

obyekltif

pada stimulasi saliva (misal mengunyah

Testing

permen tak bergula) akan menguntungkan

temuan

berkurangnya

temuan

aliran

saliva.

kecepatan alir saliva yang tidak distimulasi

pasien.

(unstimulated)

dapat

distimulasi yang rendah akan meningkatkan

dengan mudah dilakukan di praktekan

resiko terjadinya karies pada orang dewasa

klinik, dan testing ini mempunyai validitas

(Flink, 2007) dan aliran saliva stimulasi

prediksi yang kuat untuk menilai caries

dengan kecepatan rendah kurang dari 0,3

risk. GC America menyajikan salivary test

mL/menit,

kit yang lengkap disertai dengan petunjuk

menyebabkan kar4ies. Tetapi ada seorang

tentang bagaimana mengukur aliran saliva.

penelaah yang menunjukkan bahwa ada

(Gambar 15-2).

faktor lain yang lebih penting daripada

pada

seseorang

Kecepatan

alir

dikatakan

saliva

rendah

tak-

dan

saliva stimulasi yang angkanya rendah ini


(Billings, 1993).
Kapasitas buffer saliva merupakan
faktor

resiko

lain

untuk

karies

(Pienihakkinen 1998, Wilson and Ashley


1989). Kapasitas buffer ini bisa diukur
dengan mudah memakai Ivoclar-Vivadent
CRT test kit (Dentobuff) atau GC America
buffering capacity test (Gambar 15-3)
Gambar 15-2. Kit tes kecepatan alir saliva
yang distimulasi. Kedua item tersebut,
yang dipersembahkan oleh GC America
dalam

saliva

dipergunakan
saliva

test
untuk

distimulasi

kits

mereka,

mengukur

aliran

(stimulated)

Pasien

mengunyah sekeping paraffin wax yang


disajikan dalam bungkus tertutup, dan
dikumpulkan samua saliva dalam mangkuk
takar.

Idealnya,

pengumpulan

harus

diawasi sehingga tidak ada yang tertelan


kembali. Setelah 5 menit, volume saliva

14

satu atau lebih bidang ini akan membantu


dokter gigi dan pasien untuk menyesuaikan
rencana perawatandengan menggunakan
unsur unsur tersebut guna mengubah
variabel caries risk yang lain, seperti
misalnya faktor-faktor bakteri dan saliva
(Tinanoff 1995a; Tinanoff, 1995b). Untuk
mencegah

terjadinya

dianjurkan

agar

kadar

dental

caries,

fluoride

yang

konstan rendah harus dipertahankan dalam


lingkungan oral (Lihat chapter 16 tentang
Fluoride.
Karies telah menurun diseluruh dunia,
Gambar

15-3.

The

Salivary

Buffer

Capacity test (GC America). (a) Sebuah


bungkus tertutup berisi pH indicator paper
strip dan pipet plastik Pipet dipergunakan
untuk

memindah

dikumpulkan

setetes

selama

test

saliva

yang

alir

saliva

berlangsung (Gambar 15-2) diatas pH


indicator paper strip. Setelah 30 detik,
warna yang timbul dibandingkan dengan
warna yang ada dalam pH indicator Chart.
(b) untuk perbandingan warna. Warna
merah menunjukkan resiko lebih tinggi
terhadap karies. pH dari sisa dan saliva
stimulasi dapat juga diukur langsung
dengan mempergunakan pH test paper lain
yang disajikan dalam kit (tidak terlihat)
namun ini tidak sepenting mengukur
kapasitas buffer.
Fluoride exposure.
Paparan/terpaan (exposure) topical fluoride,
oral hygiene dan diiet seringkali bukan
merupakan faktor prediksi yang kuat untuk
timbulnya karies, namun semua itu masih
sering dimasukkan dalam instrumen CRA
karena mereka merupakan petunjuk untuk
tindakan preventive yang akan diambil
sesuai anjuran. Menentukan masalah dalam

dan para ahli yang disurvey menyatakan


bahwa alasan utamanya adalah karena telah
meluasnya

pemakaian

pasta

gigi

berfluoride. (Brathall et al 1996). Ketika


melengkapi CRA, maka berbagai sumber
fluoride harus diperhitungkan, seperti misal
air minum berfluoride, maupun topical
fluoride yang dioleskan secara profesional.
Oleh karena bisa jadi ada lebih dari satu
sumber fluoride, dan semuanya boleh
dikata

memberikan

paparan

yang

optmimum, maka pasien bisa dan mungkin


pula tidak bisa berresiko. Pasien yang
seumur

umur

tinggal

didaerah

non-

fluoridasi, dan tidak mempergunakan pasta


gigi berfluor, ada kemungkinan akan
mempunyai resiko yang lebih tinggi terjadi
karies (lihat Chapter 16 - Fluoride).
Plaque
Oleh karena dental caries adalah suatu
penyakit mikrobiologi, maka persyaratan
untuk timbulnya karies adalah terdapatnya
dental plaque pada gigi, dan karies tidak
akan ada/terjadi kecuali jika ada biofilm
disitu, terlepas dari adanya faktor-faktor
resikolain. Para pelaku riset ternyata tidak
berhasil

memperlihatkan

hubungan

konsisten antara skor dental plaque dengan

15

karies (Hunter 1988). Tidak semua pasien


dengan plaque control jelek mesti timbul
karies; namun demikian, mereka yang
jarang membersihkan gigi-giginya atau
kurang efektif dalam membersihkan gigi,,
mereka mempunyai resiko lebih tinggi
timbul

lesi

karies

(Kidd,

1999).

Selanjutnya, kondisi yang menghalangi


upaya pemeliharaan jangka panjang oral
hygiene, seperti misal kelumpuhan mental
dan fisik, positif mengakibatkan caries risk
yang

lebih

tinggi

(NIH

Consensus

Development Conference 2001). Hubungan


yang tidak tetap antara oral hygiene dengan
prevalensi karies bisa disebabkan oleh cara

Fig. 15-4 (a). Ada banyak plaque

mengumpulkan data. Banyak model risk

tampak mata, bahkan sampai di gingiva

assessment mempergunakan indeks-indeks

maxilla. Caries dapat dengan jelas terlihat

plaque

di cervical margn gigi-gigi lateral dan lesi

yang

dibuat

untuk

keperluan
guna

karies terlihat jelas di incisivus central

mencatat status oral hygiene pasien. Hal ini

kanan. Pasien ini mempunyai resiko tinggi

dapat menjadi upaya recording yang tidak

terjadi karies. (b) Sebuah foto dari seorang

akurat karena sering didasarkan pada skor

pasien dewasa yang jelas berresiko akan

smooth surface, padahal mayoritas karies

kehilangan beberapa gigi akibat dental

terjadi di pits dan fissure atau permukaan

decay. Sebagian besar gingival margin

interproksimal

telah decay> (Courtesy of Dr. Kim Kutsch

penelitian

penyakit

gigi

periodontal

(Tinanoff,

1995a;

of Oral Biotech, Albany OR, USA).

Tinanoff 1995).
Namun

demikian,

bila

pasien

Kepada pasien dapat diperlihatkan

memperlihatkan giginya yang tertutup oleh

dimana

plaque

plaque, sementara oral hygiene boleh

mempergunakan larutan disclosing (lihat

diblang tidak ada, maka bisa dipastikan

Chapter 1). Pada kasus tertentu, resiko

kalu gigi geligi pasien tersebut berresiko

karies

(Fig. 15-4a; Fig 15-4b)

treatment. Orthodonsi bisa mengakibatkan

bisa

berada

meningkat

dengan

karena

dental

timbulnya lesi white spot yang meluas


karena plaque tidak hilang dari gingival
margin dan remaja sementara itu meningkat
terus

konsumsi

gulanya.

Hal

ini

diperlihatkan dalam Fig. 15-5.

16

retentiveness (nyelip) makanan, unsurunsur protective dalam makanan (seperti


kalsium, posfat), frekwensi makan dan
snek, non-makanan yang mengandung gula
(seperti lozenges, permen karet, obat2an),
dan pola konsumsi (misal minum sesap
bergula untuk waktu yang lama). Pasien
Fig. 15-5 Ini adalah foto dari seorang

disuruh mengisi daftar dietnya dalam 24

pasien setelah selesai menjalani perawatan

jam dan diminta untuk melengkapi catatan

orthodonsi, memperlihatkan adanya karies

diet tambahan hingga waktu satu minggu

baru yang timbul diantara brackets dan

untuk meyakinkan praktisi apakah pasien

gingival margin (Courtesy of Dr. David

berresiko tinggi untuk dental caries.

Boag, DDS, Peach Tree, Georgia, USA).

Menilai diet saja biasanya belum


cukup untuk bisa memprediksi karies.

Fermentable carbohydrates

Penelitian pada manusia belum menemukan

Konsumsi gula dan karbohidrat dianggap

hubungan yang konsisten antara konsumsi

sebagai faktor etiologi penting timbulnya

makanan kariogenik dengan dental caries

dental caries (Zero 2004). Peran dari diet,

experience. Dalam penelitian longitudinal

sifat uamanya adalah lokal, bukannya

yang dilakukan oleh Burt et al (1988)

sistemik seperti bakteri yang memetabolisir

konsumsi gula di antar-waktu makan

karbohidrat dan gula menghasilkan produk-

diketahui hanya sebagian saja berhubungan

sampingan berupa asam yang menyebabkan

dengan tambahan caries di interproksimal,

terjadinya demineralisasi permukaan email.

namun tidak semuanya berkaitan dengan

Apakah

akan

karies di pits dan fissure. Denal caries

berlangsung/berlanjut hingga terjadi lesi

adalah sebuah penyakit multifaktor, dan

karries, hal ini tergantung pada ragam

dengan demikian resiko karies tidak selalu

unsur-unsur diet, oral hygiene pasien,

mempunyai

terpaan fluoride, dan kemampuan saliva

konsumsi karbohidrat yang fermentable.

untuk menetralkan asam2 dari plaque (Burt

Misalnya, telah diketahui bahwa dalam diri

and Pai, 2001).

anak akan sangat sedikit karies yang timbul

aktifitas

Beberapa

penyakit

unsur

ini

langsung

dengan

perlu

jika mereka mempunyai oral hygiene yang

dikemukakan didepan pasien ketika hendak

baik, terlepas dari apapun intake diet

menilai resiko karies pasien. Apakah suatu

mereka; tetapi apabila oral hygiene jelek,

makanan

maka

itu

kariogenik

diet

korelasi

atau

tidak,

intake

gula

yang

tinggi

akan

tergantung pada sejumlah faktr spesifik

memperlihatkan

yang

yang

prevalensi karies (van Houte, 1994). Oleh

memakannya, yakni oral bakteri yang

karenanya diingatkan untuk lebih berhati

mendominasi pada plaque, kecepatan alir

hati dalam menelusuri faktor-faktor diet

saliva,

serta

hubungannya dengan caries factor lainnya

ketersediaan fluoride.dalam oaral cavity-

seperti tindak/praktek oral hygiene dan

nya. Klinisi harus juga memperhatikan

fluoride exposure.

ada

dan

dalam

diri

kapasitas

orang

buffer,

adanya

kenaikan

17

ditambah

aktifitas

penyakit

terkini,

Previous caries experience (pengalaman

cenderung menjadi lebih indicative menilai

caries sebelumnya/dahulu)

tingkat

Tidak diragukan lagi kalau previous caries

ditunjukkan bahwa prediksi jangka-pendek

experience masih tetap merupakan sebuah

(yaitu kurang dari 2 tahun) lebih handal

predictor

untuk

dibanding dengan prediksi resiko jangka

terjadinya/timbulnya karies di waktu yang

panjang (lebih dari 5 tahun). Dental caries

akan datang (Hausen, 1997; Pitts, 1998;

akan timbul dalam kondisi oral yang tepat,

Powell, 1998). Previous caries experience

dan

merupakan risk indicator yang paling

berubah selama penelitian berlangsung

sering dipergunakan oleh dokter gigi baik

lebih lama lagi, karena adanya perubahan

di klinik praktekannya maupun di riset

perilaku dan gaya hidup (Powell, 1998).

yang

CRA karena

paling

kuat

memberikan

caries

keadaan

risk

tersebut

pasien.

Telah

dimungkinkan

kemampuan

predictive paling kuat (Abernathy et al,

Sociodemographic indicators

1987; Pienihakkinen 1987); Beck et al,

menurut sosiodemografi).

1992). Penyelidikan pada anak-anak dan

Beberapa orang pelaku riset memasukkan

remaja menunjukkan bahwa seseorang

umur pasien pada waktu mereka menilai

yang sudah timbul karies di awal awl tahun

resiko karies, karena gigi-gigi kena terpa

hidupnya cenderung untuk timbul lebih

berbagai tingkatan lingkungan oral yang

banyak lagi karies di tahun-tahun yang

berbeda-beda dan dalam berbagai fase

akan datang (Helfenstein et al, 1991); Li

sepanjang hidupnya.

and Wang 2002). Kecenderungan ini juga

Dental

caries

sebagai

caries risk dikalangan anak yang ibunya

Anggapan ini muncul manakala diketahui

mempunyai karies, dan orang dewasa lebih

bahwa prevalensi karies di masa tersebut

dimungkinkan timbul karies akar (root

kedapatan sangat jauh lebih tinggi, dan

caries) jika mereka sudah ada/mempunyai

diketahui beberapa anak menjadi caries-

coronal caries (Locker et al, 1998).

free ketika mereka mencapai dewasa. Kini

Previous caries experience sering dipakai

tidak lagi demikian halnya, dan proses

dalam model peramalan (prediction model)

penyakit karies menyebar luas semasa

karena cepat, sederhana dan murah untuk

hidup seseorang (Burt and Eklund 1999).

me-record. Namun demikian, ia tidak bisa

Dewasa semua umur masih timbul coronal

memperinci

yang

caries dan dengan demikian maka sekarang

menyebabkan terjadinya dental cares, dan

karies harus dipandang sebagai penyakit

karenanya tidak dapat dipakai sebagai alat

seumur hidup. Kini, umur sebagai salah sau

tunggal

strategi

risk indicator dianggap kurang penting

preventive yang tepat yang diarahkan untuk

dalam prediksi karies. Interaksi faktor-

menghilangkan

resiko

faktor resiko utama (yakni diet, bacteria

pasien untuk timbulnya karies (Brathall et

dan host) lebih diutamakan ketimbang

al 2005). Dokumentasi caries experience 1

umur orang untuk mengkategorikan dengan

tahun

tepat caries risk level (Powell 1988).

untuk

terakhir

tertentu

menentukan
atau

mengubah

hingga

tahun,

dan

masa

dipandang

telah ditunjukkan dengan adanya kenaikan

risk factor

penyakit

dahulu

(petunjuk

kanak-kanak.

18

Beberapa penyelidik mempergunakan

menunjukkan bahwa dental cares sekarang

demographic rsk indicator lain dalam caries

ini dapat dipandang sebagai penyakit akibat

risk

kemiskinan (Graves, et al, 1986; Palmer

model

Perempuan,

mereka,
baik

maupun

seperti

dimasa

kanak-kanak

dewasa,

memperlihatkan

skor

gender.

DMF

and

Pitter

1988;

Petersen

2005)..

cenderung

Kemunduran paling tajam prevalensi karies

(Decayed,

terjadi pada kelompok SES tingkat atas,

Missing, Filled) lebh tinggi dibanding

sedangkan

dengan pada laki-laki. Perempuan ummnya

terjadi pada kelompok SES tingkat lebih

cenderung mempunyai oral hygiene yang

rendah (Tinanoff 1995a; Tinanoff 1995b).

lebih unggul dan missing teeth lebih sedikit

berkurangnya

disease

rate

Banyak diskusi membahas apakah

dibanding dengan pada laki-laki.Karena itu,

variabel-variabel

tak mungkin perempuan mempunyai caries

dimasukkan dalam instrumen CRA ataukah

susceptibility (kerentanan karies) lebih

tidak.

tinggi daripada laki laki. (Burt and Eklund

tersebut seringkali akan menseleksi orang

1999). Medical status seseorang adalah

orang dengan high-risk karena mereka akan

suatu

menggabungkan

lebih cenderung menimbulkan level lebih

beberapa diantara unsur yang sama sebagai

tinggi tooth decay daripada orang yang

suatu risk factor yang lain, seperti beban

hidup dibawah kondisi yang kurang ekstrim

bakteri (bacterial load) dan sifat sifat saliva

(Hobdelt et al, 2003). Namun, seperti

Xerostomia dan tidak adanya kemampuan

medical status, mereka tidak menunjukkan

fisik atau kognitif akan mengubah saliva

risk factor yang mana yang bertanggung

dan bacterial count dalam rongga mulut

jawab atas munculnya penyakit,, dan

seseorang, khususnya pasien-pasien orang

mereka seringkali secara tidak langsung

tua dan yang berkebutuhan khusus, dan

dipertimbangkan bersama faktor faktor

dengan

etiologi yang lebih kuat (Brathall et al

indikator

yang

demikian

akan

Yang

pasti

perlu

indikator-indikator

menghasilkan/mengakibatkan resiko lebih

2005).

tinggi untuk aktifitas karies. Medical status

dikatakan kebiasaan kesehatan dan diet

seringkali tidak dinilai, oleh karena ia

dipengaruhi oleh pendidikan, penghasilan

secara tidak langsung dipertimbangkan

dan lingkungan; namun demikian, bacterial

karena efeknya yang lebnih kuat dalam

level dan diet kariogenik biasanya sudah

memprediksi faktor resiko etiologi seperti

dianggap

sebagai

misalnya kecepatan alir saliva ( Fure 1998).

terjadinya

caries

Sosioeconomic status (SES)adalah sebuah

ketiganya dinilai (assessed). Karenanya lalu

ukuran kasar peringkat relatif sosial dan

dirasa

ekonomi seseorang atau keluarga ditinjau

variabel sosioekonomi maupun faktor-

dari

faktor biologi kedalam model CRA yang

faktor-faktor

seperti

income,

Ada

sosioekonomi

sedikit

berlebihan

dan

laporan

Overall (keseluruhan)

yang

lalu

secara

untuk

sama.

dekade

kalau

penyebablangsung

pendidikan dan pekerjaan. Sejumlah besar


beberapa

keraguan

Disimpulkan

dan perilaku terkait dengan dental caries,

assessment di University of North Caroline

dan

bahwa variabel-variabel klinis merupakan

penelitian

secara

rinci

konperensi

baik

menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial


beberapa

dalam

menilai

teratur

risk

19

predictor lebih kuat untuk caries dentis

tahun) dan timbulnya root caries. (Beck et

dibanding

non-klinis.

al1988; Powell et al, 1991; Ravald and

Pengalaman yang lalu tentang aktifitas

Birkhed 192; Rivald et al 193; Joshi et al

karies adalah merupakan indikator paling

1993; Locker 1996). Kami baru saja mulai

signifikan untuk timbulnya karies diwaktu

melihat penelitan yang menyelidiki aktifitas

yang

karies

dengan

akan

variabel

bersama

dengan

microbial

agent,

dewasa lebih muda

dan

status

Ruiz Miravet et al 2007; Sonbul et al.

sosioekonomi(Powell 1998).Bahwa dental

2008). Hal ini cukup menjanjikan karena

caries adalah suatu penyakit multifaktor,

populasi

menjadi masuk akal untuk mempergunakan

mengungkapkan

ragam predictor untuk memprediksi dengan

yang

akurat resiko untuk terjadinya penyakit.

perubahan gaya hidup yang mereka alami

Telah diungkapkan bahwa analisa yang

dari awal hingga masa dewasa, seperti

memakai kombinasi faktor biologi dan

misalnya hidup jauh dari rumah untuk

sosial terbukti memberikan hasil yang lebih

pertama

baik

anya

perawatan gigi, dan jangkauan/akses ke

memiliki satu risk factor saja. Pekerjaan

perawatan gigi di pedesaan (Skillman et al.

harus dilanjutkan di lingkup ini untuk

2010).

paparan

datang,

fluoride,

morfologi

gigi

daripada

penelitian

yang

menentukan caries risk factor dan indicator

secara

umum

yang

(Bader et al. 2005;

dewasa

berbeda

kali,

Berikut

mencakup

muda

faktor-faktor
yang

penyakit

disebabkan

perubahan

ini

bisa

adalah

pemanfaatan

dua

contoh

mana yang paling efektif untuk populasi

instrumen

yang sudah ditetapkan.

assessment. Pertama, yang disebut sebagai

Dalam kenyataan, ide caries risk

Cariogram,

multifactorial

oleh

sebuah

alat

caries
yang

risk
banyak

assessment ini sudah dimengerti/dipahami.

tersedia dan telah divalidasi serta banyak

Lulusan FKG yang masih baru lebih

mendapat perhatian dalam disiplin ilmu

dimungkinkan untuk menilai resiko karies.

cariology.

Oral hygiene, aliran saliva dan terdapatnya

Cariogram ini banyak dipakai untuk

karies aktif dianggap merupakan risk factor

mengidentifikasi faktor resiko karies untuk

yang paling penting (Riley et al 2010; Yorty

berbagai populasi didunia (Twetman et al.

et al 2011).

2005; Ruiz Miravet et al 2007; Al Mulla et

Multifactorial caries risk assessment

al 2009; Kolgerson et al 2009).. Program

models.

ini masih tersedia bebas dari the University

Sepasang pelaku riset menyaksikan bahwa

of Malmo di Swedia dalam beberapa

sebagian

CRA telah

bahasa, dan software nya compatible

dilakukan pada populasi anak-anak dan

dengan Windows 7. Sayangnya, pencipta

remaja (Eriksen dan Bjertness 1991; Powell

alat

et 1998).

validated ini, yaitu Professor Bratthall,

Dan masih relatif sedikit penelitian yang

meninggal di tahun 2006 , dan Cariogram

melibatkan subyek dewasa, dan mereka

belum pernah di-update. Meski demikian

yang melakukan itupun berfokus terutama

alat ini masih dapat dipakai di klinik gigi

pada dewasa lebih tua (umur kira2 50

(dental

besar

penelitian

CRA yang

offices)

sangat

yang

berguna

dan

mempergunakan

20

Windows. Kedua, sebuah format cares risk

Figure 15-6: Sebuah contoh sampel hasil

assessment (Caries Risk and Preventive

dari

Needs

Fakultas

Program software Cariogram ini dibuat

Kedokteran Gigi di Universitas Toronto

oleh Professor Douglass Brathall dari the

(Figure 15-1), adalah sebuah model yang

Dental School di Malmo, Swedia dan

dikembangkan

dan

sekarang sudah bisa didowload dari

dipergunakan oleh mahasiswa di klinik KG.

sekolah kedokteran gigi tersebut melalui

Cariogram

Window

Cariogram, dibuat pada tahun 1996, mula

meskipun Dr. Brathhal kini telah tiada.

mula disusun sebagai model edukasi yang

Dengan memasukkan angka caries risk

bertujuan

etiologi

factors di kolom right-hand, maka muncul

multifaktor daripada dental caries dengan

pie chart yang memperlihatkan estimasi

cara yang sederhana. Berupa gambar grafik

peluang menghindari karies baru (hijau).

Assessment)

dari

oleh

universitas

memperlihatkan

analisa

Cariogram

version

Cares

hingga

Risk.

Window

7,

yang melukiskan interaksi faktor-faktor

Program inimendorong klinisi untuk

yang berkaitan karies dengan keseluruhan

memasukkan bobot (0-3, dimana 0

profil resiko dari pasien. Pada mulanya,

merupakan low risk, dan 3 merupakan

presentasi berupa pie chart mencakup tiga

high risk) untuk 9 (sembilan) risk factors

komponen

dan

(caries experience, penyakit umum terkait,

kerentanan (susceptibility) .Berdasarkan

kandungan diet, frekwensi diet, banyaknya

model

komputer

plaque, Streptococcus mutans, fluoride,

nteraktif pada tahun 1997. Perubahan

sekresi saliva, dan kapasitas buffer saliva)

perubahan yang dilakukan pada program

dan skor pertimbangan klinis (clinical

mencakup penambahan dua atau lebih

judgement). Terbentuklah sebuah algoritma

section

yakni

sehingga semua faktor yang dimasukkan

dan

kedalam model dapat dibobot dan peluang

yakni:

ini,

diet,

dibuar

pada

bakteria

program

pie

chart,

circumstances/keadaan

chance/peluang) menghindari karies. Di

pasien

sektor circumstances mencakup faktor-

dikalkulasi.

faktor yang tidak ikut secara langsung

(keping)

dalam

risk

program interaktif ini dimungkinkan untuk

predictor of dental caries, seperti caries

menunjukkan kepada pasien bagaimana

experience

penyakit2

caries risk mereka dapat berubah akibat

Sebuah

dari berbagai tindakan. Sebagai tambahan,

contoh hasil pie-chart setelah memasukkan

Profil resiko pasien ini dapat disimpan atau

berbagai skor caries risk ditunjukkan dalam

di-printm dan program ini memberikan

Figure 15-6.

rekomendasi tindakan preventive yang

timbulnya
yang

karies,
lalu

tetapi

dan

sistemik (Brathall et al 2005).

menghindari
Ini

caries

merupakan

pie

dapat
piece

akhir dalam diagram.. Dengan

harus diambil untuk menghindari aktifitas


karies baru.
Cares

risk

and

preventive

needs

assessment instrument
(Instrumen Penilai Resiko Karies dan
Kebutuhan Pencegahannya)

21

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

2. Faktor-faktor resiko karies dasar

Toronto membuat sendiri instrumen caris

(basic care risk factor):

risk

assessment

Risk

and

faktor (misal, karies masa lampau

Assessment)

dan

dan oral hygiene) dinilai dan diberi

diterapkan di klinik gigi berbasis-sekolah

skor (0 untuk rendah, 1 untuk

mereka pada tahun 1996 (Figure 15-7).

menengah atau 2 untuk risko

Preventive

Need

(Caries

ada 11

tinggi).. Total skor resiko dihitung


dengan

menjumlahkan

skor-skor

dari ke 11 risk factors.


3. Faktor pencegah karies
preventive

factors).:

inventaris

(Care

menyajikan

tindakan-tindakan

preventive yang rutin dilakukan


pasien.
4. Test kerentanan karies tambahan
(Supplementari caries susceptibility
test: menyajikan anjuran untuk test
diagnostik tambahan dan prosedur
yang dapat dipergunakan untuk
Figure 15-7: Caries risk and preventive
needs

assessment.

(Lembar

penilaian

resiko karies dan kebutuhan akan upaya

menyelidiki

tingkat

caries

risk

pasien.
5. Ringkasan penilaian (Assessment
summary) : menyajikan ruang untuk

pencegahannya).

merigkas faktor-faktor resikopasien

Instrumen ini diperkenalkan kepada


mahasiswa sebagai bentuk penugasan di

dan

mengusulkan

bidang preventive dentistry, membantu

treatment

preventive

perhatiannya

Faktor faktor resiko yang dipilih untuk

pada kebutuhan pencegahan karies bagi

assesment dalam instrumen ini diperoleh

pasien. Format CRA dimaksudkan untuk

dari literature. Meskipun alat CRA ini

memberi panduan bagi mahasiswa untuk

sudah pernah dipakai selama lebih dari satu

mencermati berbagai faktor yang bisa

dekade, kini sudah dievaluasi (Kraglund

mempengaruhi resiko karies (caries risk),

2009). Alat ini mampu dengan akurat

maupun tindakan preventive yang ada guna

mengkategorisasi resiko seseorang untuk

mengurangi resiko terjadinya penyakit

timbulnya karies dimasa yang akan datang,

(Burgess 1995).

seperti yang ditunjukkan oleh adanya dua

mahasiswa

memfokuskan

Ada 5 (lima) bagian dalam format:

trend yang muncul dari data. Pertama,

1. Data

karena resiko karies naik, maka jumlah gigi

dasar

pasien:

meliputi

informasi tentang kelainan medis,

yang

terkena

karies

juga

meningkat.

kelumpuhan (disabilities) dan alat-

Banyaknya gigi yang karies naik sebanding

alat oral (oral appliance) yang bisa

dengan kelompok resiko (0,20 low risk

mempengaruhi resiko karies pasien

group, 1,13 moderate risk group, dan 2,09

keseluruhan.

high risk group). Kedua, manakala caries

22

risk

naik,

banyaknya

orang

yang

dengan

low-risk

saja.

Lagi,

hal

ini

memperlihatkan caries pada pemeriksaan

menunjukkan mudahnya mengidentifikasi

lanjutan (follow-up exam) juga meningkat.

pasien pasien dengan low risk, low caries

Kira

dan

kira

9%

dari

subyek

low-risk

high

risk,

high

caries,

adapun

menunjukkan karies pada pemeriksaan

mendeteksi nderate risk untuk timbulnya

panggilan ulang (recall exam), sementara

karies terbukti menjadi tugas yang lebih

itu hampir 70% dari kelompok high risk

kompleks.

memperlihatkan

lesi

karies

baru.

Dalam penelitiian ini, terpaan fluoride

Meramalkan caries pada risk group yang

(fluoride exposure) adalah satu-satunya

moderate terbukti lebih menantang; separo

variabel

lebih dari kelompok dengan moderate risk

mengakibatkan dental caries. Yang khas

memperlihatkan dental decay pada follow-

disini, terpaan/paparan terhadap berbagai

up appointment (kunjungan tindak lanjut).

sumber fluoride diketahui menjadi faktor

Menentukan kriteria yang memadai untuk

protektif

memilih orang-orang dengan moderate risk

pembentukan

merupakan tantangan diagnostik yang luar

timbulnya karies (Marinho et al 2003).

biasa karena sukarnya mengetahui dimana

Namun demikian, menjadi semakin sulit

meletakkan/mematok cut-off point diantara

untuk

kategorisasi risk satu dengan lainnya.

fluoride jika ternyata ada beberapa sumber.

Seringkali

dapat

Kita bisa saja menentukan bahwa fuoride

langsung

begitu

dengan
saja

terus

terang

mengidentifikasi

yang

dan

signifikan

membantu
atau

menentukan

exposure

yang

tidak

mencegah

perkembangan

perbedaan

sangat

dari

paparan

rendah

adalah

orang2 low-risk dan high-risk; namun

merupakan risk factor yang signifikan,

demikian akan menjadi lebih rumit untuk

namun bagaimana dengan pasien

mengenali orang2 moderate risk yang telah

daerah dengan atau tanpa professional

menunjukkan sedikit atau tidak sama sekali

fluoride,

produk-produk

dental

makanan

yang

disease

selama

jangka

waktu

panjang yang dikikuti dengan aktifitas


karies yang tiba2 meledak.
Toronto ini,

berfluor,

dan

dengan

air

fluoridasi.
Keseluruhan

Dengan alat CRA dari Universitas

diproses

dari

skor

resiko

dari

instrumen CRA, yang ini merupakan

semua risk factors, kecuali

penjumlahan dari bermacam risk factors,

paparan fluoride biasa, diketahui nyata-

adalah jelas jelas merupakan predictor

nyata

terkuat

mengakibatkan

caries

increment

untuk

aktifitas

karies

dimasa

dalam analisa bivariate. Hal ini tidaklah

mendatang. Hal ini mendukung literatur

mengherankan karena dental caries adalah

yang ada sekarang, yang menunjukkan

suatu

yang

bahwa disebabkan oleh dental caries yang

multifaktor dan dengan demikian terdapat

mempunyai etiologi multifaktor, maka

banyak

mengakibatkan

identifikasi beberapa risk factor akan

munculnya karies dalam populasi ini.

meningkatkan kemungkinan (probability)

Namun demikian, perlu dicatat bahwa

formulasi sebuah profil resiko (risk) yang

mayoritas

akurat untuk pasien kita. Alat CRA yang

penyakit
unsur

dengan
yang

perbedaan

etiologi

yang

ditemukan

semata mata hanya antara group

high-

multifaktor menjadi semakin populer dan

23

pemakaiannya menjadi lebih luas karena

klinik dan dalam riset disebabkan oleh nilai

bisa menyajikan gambaran keseluruhan

predictive-nya yang kuat. Meskipun caries

interaksi dari banyak faktor resiko karies.

experience adalah suatu indikator kuat

Ringkasan.

untuk aktifitas karies, ia tidak dapat

Tabel 15-1 meringkaskan berbagai risk

memperinci

factors

karies.

menyebabkan dental caries, dan karenanya

Signifikansi statistik dari risk factors dalam

tidak dapat berdiri sendiri dipakai untuk

memprediksi decay yang akan datang

memperinci

disajikan hanya sebagai estimasi saja, sebab

memadai

banyak penelitian yang telah menetapkan

mengeliminir atau mengubah resiko pasien

angka predictive yang berbeda beda untuk

untuk timbulnya karies. Dental caries

faktor faktor tersebut.

terjadi sebagai akibat dari interaksi substrat

yang

mengakibatkan

Metode mengandalkan pada satu faktor


untuk

menetapkan

penyakit

timbulnya

multifaktor

risk

factor

strategi
yang

khusus

yang

preventive

yang

diarahkan

untuk

diet, microbial pathogens, dan faktor host.

sebuah

Dental decay tidak akan terjadi tanpa

seringkali

kehadiran bakteria atau tidak adanya

menyebabkan prediksi yang tidak akurat.

fermentable

Misalnya,

gula

demikian,bacterial count saja tidak dapat

fermentable jelas memegang peran kunci

memprediksi caries exoerience yang akan

dalam timbulnya karies, mengandalkan

datang dengan akurat dan dengan demikian

pada satu faktor sebagai predictor untuk

kita harus mengandalkan pada keseluruhan

kemunculan karies diwaktu yang akan

skor (yaitu interaksi darri berbagai faktor)

datang seringkali menyesatkan.. Banyak

untuk menilai risk level (tingkat resiko)..

orang yang tetap caries-free meski intake

Sebagai tambahan, beberapa pelaku riset

gulanya

behaviour),

telah menunjukkan bahwa microbial test

kemungkinan disebabkan oleh interaksi

tidak efektif-biaya dan hanya berkontribusi

dari beberapa perilaku low-risk.

dipinggiran saja pada prediksi kemunculan

semua

meskipun

tinggi

(high-risk

variabel

keseluruhan)

konsumsi

(kecuali

skor

Bila
resiko

dental

caries

carbohydrate.

dimasa

Namun

mendatang

jika

disimak dalam logistic

ada/tersedia data klinis dan sosiodemografi

regression analyses, maka risk factor

(Alanen et al. 1994). Mayoritas karies

seseorang seperti misal caries experience

terjadi pada minoritas penduduk, maka

(dahulu

frekwensi

akan ada manfaatnya mengidentifikasi

karbohidrat, skor plaque dan gingivitis,,

pasien-pasien dengan high risk untuk

dan aliran saliva stmulasi, semua itu

karies, sehingga dapat diinisiasi tindakan

biasanya signifikan mengakibatkan aktifitas

preventive yang lebih agresif. Alat CRA

karies. Dari literatur, jelas ditunjukkan

yang multifaktor yang dibentangkan dalam

bahwa caries experience dimasa lalu tetap

bab ini akan berguna untuk tujuan tersebut.

merupakan predictor tunggal yang paling

References

kuat untuk kemunculan karies dimasa

Abernathy, J.R., Graves, R.C., Bohannan,

dan

sekarang),

mendatang. Past caries experience ini


merupakan

risk

indicator

paling

sering/umum dipergunakan dalam praktek

H.M., et al. (1987). Development and application of


a prediction model for dental caries.Community
Dentistry and Oral epidemiology, 15, 2428.
Al Mulla, A.H., Kharsa, S.A., Kjellberg, H., et

24

al. (2009) Caries risk profiles in orthodontic patients

Bratthall, D. and Hnsel Petersson, G. (2005)

at follow-up using cariogram. Angle Orthodontics,

cariograma multifactorial risk assessment model

79, 323330.

for a multifactorial disease. Community Dentistry

Alanen, P., Hurskainen, K. Isokangas, P., et al.


(1994) Clinicians abilityto identify caries risk

and Oral epidemiology, 33, 256264.


Bratthall, D., Hnsel Petersson, G., Stjernswrd, J.R.

subjects. Community Dentistry and Oral

(2004) Cariogram manual, Internet version 2.01.

Epidemiology, 22, 8689.

April 2, 2004.

Anderson, M.H., Bales, D.J., Omnell, K.A.

Bratthall, D., Hnsel Petersson, G., Sundberg, H.

(1993) Modern management of dental caries: the

(1996) Reasons for the caries decline: what do the

cutting edge is not the dental bur. Journal of the

experts believe? European Journal of Oral Science,

American Dental Association, 124, 3744.

104, 416422; discussion 423425, 430432.

Angmar-Mnsson, B.E. and Al-Khateeb, S.

Brown, J.P. (1995) Developing clinical teaching

(1998) Caries diagnosis.Journal of Dental Education,

methods for caries risk assessment: introduction to

62, 771780.

the topic and its history. Journal of Dental

Anusavice, K.J. (2005) Present and future


approaches for the control of caries. Journal of
Dental Education, 69, 538554.
Axelsson, P., Lindhe, J., Nystrom, B. (1991) On the

Education, 59, 928931.


Burgess, R.C. (1995) Assessment of caries risk
factors and preventive practices. Journal of Dental
Education, 59, 962971.

prevention of caries and periodontal disease. Results

Burt, B.A. (1998) Prevention policies in the light of

of a 15-year longitudinal study in adults. Journal of

the changed distribution of dental caries. Acta

Clinical Periodontology, 18, 182189.

Odontologica Scandinavica, 56, 179186.

Axelsson, P., Paulander, J., Svardstrom, G., et al.

Burt, B.A., Eklund, S.A., Morgan, K.L., et al. (1988)

(1993) Integrated caries prevention: effect of a

The effects of sugar intake and frequency of

needs-related preventive program on dental caries in

ingestion on dental caries increment in a three-year

children. County of Vrmland, Sweden: results after

longitudinal study. Journal of Dental Research, 67,

12 years. Caries Research, 27 (Suppl 1), 8394.

14221429.

Bader, J.D., Perrin, N.A., Maupom, G., et al. (2005)

Burt, B.A. and Pai, S. (2001) Sugar Consumption

Validation of a simple approach to caries risk

and caries risk: a systematic review. Journal of

assessment. Journal of Public Health Dentistry, 65,

Dental education, 65, 10171023.

7681.
Batchelor, B. and Sheiham, A. (2002) The limitations

Campus, G., Cagetti, M.G., Senna, A., et al. (2009)


Caries risk profiles in Sardinian schoolchildren using

of a high-risk approach for the prevention of dental

Cariogram. Acta OdontologicScandinavica, 67, 146

caries. Community Dentistry and Oral

152.

Epidemiology, 30, 302312.


Beck, J.D. (1998) Risk revisited. Community
Dentistry and Oral Epidemiology, 26, 220225.
Beck, J.D., Kohout, F., Hunt, R.J. (1988)

Carvalho, J.C, Thylstrup, A., Ekstrand, K. (1992)


Results after 3 years non-operative occlusal caries
treatment of erupting permanent molars. Community
Dentistry and Oral Epidemiology, 20, 187192.

Identification of high caries in adults: attitudes,

Demers, M., Brodeur, J-M., Mouton, C., et al. (1990)

social factors and diseases. International Dental

Caries predictors suitable for mass-screenings in

Journal, 38, 231238.

children: a literature review.Community Dental

Beck, J.D., Weintraub, J.A., Disney, J.A., et al.


(1992) University of North Carolina Caries Risk

Health, 7, 1121.
Disney, J.A., Graves, R.C., Stamm, J.W., et al.

Assessment Study: comparisons of high risk

(1992) The University of North Carolina Caries Risk

prediction, any risk prediction, and any risk etiologic

assessment study: further developments in caries risk

models. Community Dentistry and Oral

prediction. Community Dentistry and Oral

Epidemiology, 20, 313321.

Epidemiology, 20, 6475.

Billings, R.J. (1993) An epidemiologic perspective of


saliva flow rates as indicators of susceptibility to
oral disease. Critical Reviews in Oral Biology and
Medicine, 4, 351356.

25

You might also like