You are on page 1of 16

Alat Ukur Panjang

Untuk mengukur panjang benda, kalian bisa menggunakan alat ukur seperti tongkat, kaki, mistar
atau penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pada materi berikut, kalian akan
mempelajari cara menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Mistar atau Penggaris
Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya,
mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian pengukuran 0,5
mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar. Pada saat melakukan
pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat pada tempat yang
diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang di
ukur. Jika pandangan mata tertuju pada arah yang kurang tepat, maka akan menyebabkan nilai
hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil. Kesalahan pengukuran semacam ini di
sebut kesalahan paralaks.

Mistar / Penggaris

Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang
terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada

rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambil dari nama penemu
jangka

sorong,

yaitu

Pierre

Vernier,

seorang

ahli

teknik

berkebangsaan

Prancis.

Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius
pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala
nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada
jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman
tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. Untuk lebih memahami tentang tentang jangka
sorong, perhatikan gambar berikut:

Jangka Sorong

Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur
diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer
sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada
poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir
merupakan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi
dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 0,5 mm atau 0,01 mm.
Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.

Mikrometer Sekrup

1. Mistar (Penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus
tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka
akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
aslinya.

Contoh:

2.

Jangka

Sorong

Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis,
Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada
rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama
memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi
10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Contoh:

Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala
jangka sorong.
Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada gambar di atas
skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga dapat diketahui panjang
benda yang diukur dengan cara berikut:

Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm


= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal kertas
dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan
selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan
pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala
dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius
mempunyai nilai 1/50 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang
lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.

Contoh:

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala, maka
panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm


= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm

= 4,93 mm
Alat ukur massa adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda. Dalam
kehidupan sehari-hari sering dijumpai yaitu timbangan, neraca, dll. Biasanya orang awam susah
membedakan antara massa dan berat.

Jenis -jenis neraca yang sering digunakan saat praktikum adalah neraca tiga lengan, seperti
gambar diatas. Lengan paling belakang berskala 0 g 500 g, dengan skala terkecil 100 g, lengan
di depannya berskala 0 g 100 g, dengan skala terkecil 10 g; dan lengan paling berskala 0 g 10
g, dengan skala terkecil 0,1 g.

Selain itu ada juga neraca 2 lengan seperti gambar di bawah ini.
Massa benda yang diukur diletakkan pada salah satu piringan itu. Kemudian piringan yang lain
diletakkan beberapa anak timbangan untuk membuat keseimbangan. Massa benda yang diukur
sama dengan jumlah massa anak timbangan yang digunakan untuk membuat keseimbangan.
Untuk lebih praktis mengukur massa suatu benda menggunakan timbangan digital yang lebih
sensitif dan peka namun harganya relatif lebih mahal. gambar timbangan digital sebagai berikut.

Selain itu ada banyak jenis neraca atau timbangan. Contohnya pada gambarini.

Untuk ketelitian alat ukurnya tergantung dari setengah kali skala alat ukur terkecil yang dapat
dibaca dari alat ukur yang digunakan.
1. ALAT UKUR PANJANG DAN KETELITIANNYA

a. Mistar

Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil
dengan jarak 1mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah ( x 1 mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm
Contoh

pengukuran

dengan

mistar

Klik

Disini

!!

b. Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua rahang, yang pertama adalah rahang tetap yang tertera skala utama
dimana 10 skala utama panjangnya 1 cm. Kedua rahang geser dimana skala nonius berada. 10
skala nonius panjangnya 0,9 cm sehingga beda panjang skala utama dan nonius adalah 0,1 mm
atau

0,01

cm.

Jadi skala terkecil pada jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 sm sehingga ketelitiannya adalah ( x
0,1

mm

c.

0,05

mm

atau

0,005

Mikrometer

cm.
Sekrup

Skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung luar yang
berputar maju dan mundur. 1 putaran lengkap skala utama maju/mundur 0,5 mm karena selubung
luar terdiri 50 skala maka 1 skala selubung luar = 0,5 mm/50 = 0,01 mm sebagai skala
terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( x 0,01 mm ) = 0,005 mm atau
0,0005
Contoh

cm
pengukuran

dengan

1,JK&MS2 dan JK&MS3

Jangka

Sorong

&

Mikrometer

Sekrup

Klik JK&MS

2.

ALAT

UKUR

WAKTU

DAN

KETELITIANNYA

Alat ukur waktu yang umum digunakan adalah stopwatch. Pada stopwatch analog jarak antara
dua gores panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak itu dibagi atas 20 skala. Dengan
demikian,
Jadi

skala

ketelitian

terkecil

stopwatch

adalah

tersebut

PELAPORAN
Hasil

2/20

sekon
0,1

sekon

0,1

HASIL

pengukuran

suatu

x=

besaran

sekon.

0,05

sekon.

PENGUKURAN
dilaporkan

xo

sebagai

berikut

:
x

Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar xo dan x adalah ketidakpastiannya.
PENGUKURAN

TUNGGAL

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja, adapun
ketidakpastian pada pengkuran tunggal sitetapkan sama dengan setengah skala terkecil (x = x
skala

terkecil)

Mistar
Ketidakpastian mistar (x) adalah 0,05 cm atau 0,5 mm. Pada saat pengukuran ujung benda yang
diukur berada pada 5,4 cm lebih, maka besar x dilaporkan dalam 3 angka atau dua decimal
karena
Karena
Sehingga

x
5,4

0,05
lebih

laporan

cm
maka
hasil

terdiri
xo

atas
dituliskan

pengukuran

dua

decimal.
5,45

cm

dituliskan

xo

x)

(5,45

0,05)

cm

artinya kita tidak tahu nilai benar xo, akan tetapi xo berada di sekitar 5,40 cm (x = (5,45
0,05)cm)

dan

5,50

cm

(x

(5,45

0,05)

Jangka

cm.
Sorong

Ketidakpastian Jangka Sorong (x) adalah 0,005 cm atau 0,05 mm. Pada saat pengukuran
diameter benda skala utama pada 5,4 cm lebih, dan skala nonius garis berimpit membentuk garis
lurus pada 25, maka skala nonius (25 x 0,005) cm = 0,125 cm sehingga xo dilaporkan
xo

5,4

xo
Karena

cm

=
x

jangka

sorong

cm

5,525
0,005

cm

maka

0,125

pelaporan
xo

(5,525

cm
hasil

pengukuran

adalah

x)

0,005)

cm

Mikrometer

Sekrup

Ketidakpastian mikrometer sekrup (x) adalah 0,0005 cm atau 0,005 mm. Pada saat pengukuran
diameter benda skala utama pada 5,4 mm lebih, dan skala nonius garis mendatar pada selubung
luar pada garis ke 47. Maka skala nonius (47 x 0,005) mm = 0,235 mm sehingga xo dilaporkan
xo

5,4

xo

mm

0,235

5,635

mm
mm

Karena x micrometer sekrup 0,005 mm maka pelaporan hasil pengukuran adalah


x

xo

x = (5,635 0,005) mm.


Arloji
Jam tangan (Arloji) adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam
tangan elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, pennylvania, Amerika

x)

Serikat oleh The Hamilton Watch Co of Lancaster. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik
(digital) tersebut telah di mulai sejak tahun 1946.
Namun pada tahun 1969, Hamilton Electric Obsolete menghentikan produksi arloji elektrik tersebut
karena telah menemukan teknologi yang lebih canggih sesuai dengan kemajuan zaman. Setelah itu,
munculah beberapa merek jam tangan yang masih ada hingga kini.
Stopwatch
Stopwatch memiliki ketelitian 0,1 detik, karena setiap 1 skala pada stopwatch di bagi menjadi
10 bagian. Alat ini biasanya di gunakan untuk mengukur waktu dalam olahraga atau dalam
penelitian-penelitian.
Jam sukat atau jam randek (stopwatch) adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang diperlukan dalam kegiatan, misalnya: berapa lama sebuah mobil dapat mencapai jarak 60 km,
atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100 meter.
Jam sukat (stopwatch) ada dua macam yaitu jam sukat analog dan jam sukat digital/bergana.jam
sukat analog memiliki batas ketelitian 0,1sekonsedangkan jam sukat digital memiliki batas ketelitian
hingga 0,01.
Cara menggunakan jam sukat dengan memulai menekan tombol di atas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol yang
kedua pengguna dapat menyetel ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol yang kedua juga
digunakan sebagai perekam waktu.

Macam-macam Alat Ukur dan Cara Kerjanya


Alat Ukur Massa
1.

Nama : Neraca
Cara Kerja : Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan Belakang + Pembacaan
skala pada lengan depan.

2.

Nama : Neraca Elektronik


Cara kerja : benda yang akan di ukur massanya di letakkan di atas timbangan dan nilainya langsung
dibaca pada tampilan digital.

Alat Ukur Waktu


3.

Nama : stopwatch
Cara Kerja: Tombol Start, Stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai, menghentikan maupun
mengulang pengukuran waktu.
Skala dalam detik, skala ini disusun melingkar dibagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2 detik.
Jarum panjang, yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran dalam detik.
Skala dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit.
Jarum pendek, yang berfungsi sebagai penunjuk waktu dalam menit.

4.

Nama : Jam Atom


Cara kerja :Maser untuk referensi frekwensi menggunakan ruang chamber berbinar berisi gas
terionisasi, pada umumnya caesium, karena caesium adalah elemen yang digunakan di dalam definisi
resmi detik internasional.

Alat ukur panjang


5.

Nama: Mikrometer Sekrup


Cara kerja: Putar bidal (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang antara rahang tetap
dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.
Kemudian putar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda yang diukur terjepit oleh rahang
tetap dan rahang geser.
Putar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius pada pemutar besar tidak
bergeser lagi.
Baca hasil pengukuan yang diperoleh.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang
geser (atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang
geser)Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x
skala terkecil mikrometer sekrup= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 mm)

6.

Nama : Jangka Sorong


Cara kerja : pengukuran dilakukan dengan menggeser-geser rahang sorong. Setelah memperoleh posisi
yang sesuai, kemuadian amati angka pada skala utama yang berdeketan dengan angka nol pada skala
nonius. Kemudian perhatikan garis pada skala nonius yang berimpit dengan salah satu garis pada skala
utama.

7.

Nama : Mistar
Cara kerja : dalam membaca skala pada mistar,mata harus tegak lurus dengan skala yang akan di baca.

Alat ukur suhu


9.

Nama
: termometer
Cara kerja : Termometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya berubah.
Jadi bisa berdasarkan pemuaian (termometer air raksa), perubahan resistivitas, perubahan kuantitas
listrik (termokpel), radiasi bahan ( termometer temperatur tinggi),

10. Nama : Termometer maksimum minimum


Cara Kerja : Termometer ini memiliki dua skala yaitu skala maksimum pada pipa kanan dan skala
minimum paa pipa kiri. Suhu akan di baca sesuai dengan ketinggian setiap kolom raksa. Pada setiap
permukaan raksa terdapat penunjuk baja kecil yang dilengkapi dengan pegas ringan sebagai penahan.

Alat ukur suhu


9.

Nama
: termometer
Cara kerja : Termometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya berubah.
Jadi bisa berdasarkan pemuaian (termometer air raksa), perubahan resistivitas, perubahan kuantitas
listrik (termokpel), radiasi bahan ( termometer temperatur tinggi),

10. Nama : Termometer maksimum minimum

Cara Kerja : Termometer ini memiliki dua skala yaitu skala maksimum pada pipa kanan dan skala
minimum paa pipa kiri. Suhu akan di baca sesuai dengan ketinggian setiap kolom raksa. Pada setiap
permukaan raksa terdapat penunjuk baja kecil yang dilengkapi dengan pegas ringan sebagai penahan.

You might also like