You are on page 1of 5

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan

resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR
(Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering
disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari
cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya
cahaya (sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 M, dan
ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 . Seperti halnya resistor konvensional,
pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat dilihat
seperti pada gambar berikut. Simbol Dan Fisik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Aplikasi Sensor
Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai :
Sensor pada rangkaian saklar cahaya Sensor pada lampu otomatis Sensor pada alarm brankas Sensor pada tracker
cahaya matahari Sensor pada kontrol arah solar cell Sensor pada robot line follower Dan masih banyak lagi aplikasi
rangkaian elektronika yang menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) sebagai sensor cahaya. Karakteristik
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu
bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR
terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral sebagai berikut : Laju Recovery Sensor Cahaya
LDR (Light Dependent Resistor) Bila sebuah Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dibawa dari suatu
ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Na-mun LDR
tersebut hanya akan bisa menca-pai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery
meru-pakan suatu ukuran praktis dan suatu ke-naikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam
K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya
100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang
yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.
Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna).
Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari
kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya
hantaryang baik (TEDC,1998) Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Resistansi Sensor
Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR seki-tar 10M dan dalam keadaan
terang sebe-sar 1K atau kurang. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan
ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang dilepas atau arus listrik meningkat.
Artinya resistansi bahan telah men-galami penurunan.

Rangkaian pertama yang digunakan menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) sebagai sensor cahaya. LDR
adalah komponen elektronik yang nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya. LDR akan mengkonversi komponen cahaya menjadi komponen elektrik. LDR digunakan pada
berbagai macam devais untukmendeteksi keberadaan cahaya, mengkontroll devais, atau mengaktivasi suatu sistem.
LDR memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai komponen sensor cahaya. Kelebihan dari LDR adalah ia benarbenar hanya tergantung pada seberapa banyak cahaya yang diterima. Hal tersebut mengakibatkan gaya atau
gangguan eksternal tidak akan mempengaruhi devais yang menggunakan LDR. LDR juga merupakan sensor cahaya
yang konsep pengunaannya paling simpel. Selain itu, material penyusunnya merupakan material yang sudah populer
dan dikenal luas di berbagai aplikasi teknologi, sehingga biaya produksinya menjadi rendah dan tersedia hampir di
seluruh daerah. Namun LDR memiliki kekurangan, yaitu ia tidak dapat mendeteksi cahaya dengan tingkat intensitas
yang rendah sehingga mungkin tidak dapat bekerja pada beberapa kondisi. Kekurangan lainnya adalah LDR
termasuk sonsor cahaya yang bersifat lambat dalam mendeteksi cahaya pada kondisi peralihan tingkat intensitas
cahaya yang berbeda, membutuhkan hingga beberapa detik respon waktu untuk mengenali perbedaan intensitas. Hal
tersebut dikarenakan elektron pada LDR membutuhkan waktu untuk bergerak saat berpindah, baik gerakan
mempercepat
ataupun
memperlambat.
Pengertian
Thermistor
(NTC
dan
PTC)
beserta
Karakteristiknya Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya
dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari Thermal Resistor yang artinya adalah
Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient). Komponen Elektronika
yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday
pada 1833. Thermistor yang ditemukannya tersebut merupakan Thermistor jenis NTC (Negative Temperature
Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan
Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil pertama yang dapat diproduksi secara massal
adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930. Samuel Ruben adalah seorang ilmuwan yang
berasal dari Amerika Serikat. Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar
Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi
suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).
Simbol dan Gambar Thermistor PTC dan NTC
Berikut ini adalah Simbol dan Gambar Komponen Thermistor PTC dan NTC :

Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC


Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data
Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10k
pada suhu ruangan (25C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40C nilai resistansinya
akan menjadi 197.388k, saat kondisi suhu di 0C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445k, pada suhu
100C akan menjadi 0.976k dan pada suhu 125C akan menurun menjadi 0.532k. Jika digambarkan, maka
Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini : Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor
PTC adalah Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan
dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu
sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90C sampai 130C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di
kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor
untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu
Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya. Termistor (thermistor)
adalah komponen semikonduktor yang memiliki tahanan (resistansi) yang dapat berubah dengan suhu/temperature.
Thermistor merupakan singkatan dari thermally sensitive resistor, yang berarti resistor yang peka atau sensitif
terhadap suhu. Ada dua jenis termistor, yaitu: PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative
Temperature Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis termistor yang nilai resistansinya meningkat dengan
meningkatnya suhu. Sedangkan, termistor NTC adalah jenis termistor yang tahanannya atau resistansinya menurun
ketika suhu meningkat. berikut ini gambar simbol termistor.

simbol termistor
Termistor NTC adalah termistor yang pertama kali ada dan di temukan pada tahun 1833 oleh Michael Faraday.
Faraday melaporkan perilaku dari semikonduktor sulfida perak, ia melihat resistansi dari sulfida perak yang
menurun drastis karena suhu meningkat. Namun, karena sulitnya pembuatan termistor tersebut serta aplikasiaplikasinya untuk teknologi terbatas, pembuatan termistor secara komersil tidak pernah di mulai sampai tahun 1930.
Pembuatan termistor komersil baru di buat oleh Samuel Ruben pada tahun 1930.

Termistor digunakan dalam berbagai aplikasi, dan berikut ini beberapa aplikasi termistor yang paling populer:
1.Sensor suhu
Mungkin ini sudah sangat jelas, termistor berfungsi sebagai sensor suhu yang biasa digunakan dalam berbagai
aplikasi. Termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling akurat dalam pengukurannya, selain itu
termistor memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik (tidak terpengaruh oleh penuaan), mungkin inilah
salah satu alasan yang menjadikan termistor begitu di terima menjadi sensor yang paling menguntungkan untuk
banyak aplikasi, termasuk pengukuran suhu dan kontrol. Termistor berbeda dengan RTD (Resistor Temperature
Detector), bahan-bahan termistor umumnya merupakan keramik atau polimer, sementara RTD menggunakan logam

murni. Termistor juga memiliki waktu respon yang lebih cepat dari pada RTD. Selain itu RTD juga digunakan dalam
rentang suhu yang lebih besar, sementara termistor hanya dalam rentang suhu yang terbatas sekitar - 90 C sampai
130 C, namun termistor mungkin memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dibanding RTD.
2.Pembatas lonjakan arus
Termistor biasanya juga digunakan sebagai pembatas lonjakan arus. Termistor membatasi lonjakan arus untuk
menghindari kerusakan komponen secara bertahap dan untuk mencegah sekring atau juga circuit breaker putus atau
trip. Jenis termistor yang biasanya digunakan sebagai pembatas arus ini adalah termistor NTC. Jadi pada awalnya
resistansi termistor yang tinggi akan menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa detik arus terus
mengalir, termistor NTC akan memanas, sehingga resistansinya menurun dan memungkinkan arus normal mengalir
ke rangkaian.
3.Proteksi sirkuit
Termistor juga bisa digunakan untuk melindungi sirkuit atau rangkaian dengan cara memutus aliran arus (sebagai
pengganti sekring). Jenis termistor yang digunakan untuk melindungi sirkuit ini adalah termistor PTC. Jadi pada
normalnya termistor PTC akan membolehkan aliran arus mengalir ke rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang
mengalir melalui termistor, maka termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau meningkatnya suhu ini
akan meningkatkan resistansi dari termistor PTC, sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.
Gambar rangkaian yang ditunjukkan di bawah ini akan menjelaskan bagaimana sebuah rangkaian sederhana yang
akan aktif ketika suhu atau temperatur meningkat. Dimana rangkaian tersebut menggunakan komponen thermistor,
resistor tetap, transistor dan tegangan supply. Jadi begini, resistansi termistor akan menurun saat suhu meningkat,
sehingga termistor menyuplai arus basis transistor, yang transistor akan aktif dan menjadi konduktor mengalirkan
arus ke beban. Nilai resistor tetap tergantung pada termistor yang digunakan.

Prinsip Fisis Sensor Thermistor


1. R3, thermistor dan VRI dipasang seri supaya dapat menentukan
pembagian tegangan yang sesuai yang akan
diberikan ke trassistor switching.
2. Tegangan suplai adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, thermistor dan VR1.
3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik
triger ( basis Transistor = VR1 ) akan mengalami kenaikan.
4. anda bisa menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu
mengalami penurunan
APLIKASI THERMISTOR
Termistor sangat menguntungkan untuk mengukur temperatur, karena disamping harganya yang murah, termistor
memiliki resolusi tinggi dan memiliki ukuran dan bentuk yang fleksibel. Nilai mutlak dari hambatannya sangat
tinggi jadi untuk kabel yang panjang dan hambatan konstan bisa ditoleransi. Tanggapan yang lambat (1 ms sampai
10s) bukan hal yang merugikan untuk aplikasi umum.
1) Pendeteksi dan pengontrol temperaturTermistor-termistor disediakan sangat murah dan dapat diandalkan sebagai
sensor temperaturyang memiliki rentang yang lebar. Contoh-contoh sederhana jarak dari alarm-alarm api pada
pendeteksi tumor. Kadang-kadang termistor merupakan bagian dari osilator dan frekwensi keluarannya menjadi
fungsi temperatur.
2) CompensasiSebagian besar resistor dan penghubungpada PTC. Termistor dihubungkan pararel dengan NTC yang
komponen-komponennya bisa di nonaktifkan dengan bantuan temperatur.
3) Seperti pada relay temperatur dan saklar. Kegunaan pada efek-efek terhadap pemanasan . Sebagai contoh,
pengkarakteristikan dengan NTC bias digunakan untuk mengatur tegangan dan pada penundaan dan waktu sirkuit.
Pengkarakterisasian dengan PTC digunakan untuk memproteksi gelombang.
4) Pengukuran yang tidak langsung pada parameter-parameter lain. Ketika termistor mengalami pemanasan atau
ketika termistor berada dekat dengan sumber kalor, termistor akan menilai perubahan yang bergantung pada
temperatur yang dilingkiupinya. Disini bisa dipakai untuk mengatur tingkat pencairan, aliran gas, tingkat

pemvakuman dan lain sebagainya.


5) Detektor gelombang yang memiliki panjang gelombang yang lebarAplikasi termistor pada fhoto detektor panjang
gelombang dihasilkan pada salah satu detektor suhu yang disebut dengan termistor balometer

o
o

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Thermocouple, antara lain :


Spesifikasi lebih beragam
Biaya rendah (low cost), dan Kisaran temperatur luas sehingga dapat disesuaikan sampai
temperature tinggi.
Waktu respon cepat

Sedangkan kekurangannya terdiri dari :

Sensitivitasnya rendah

Membutuhkan suhu referensi

Nonlinearity

Terbatasnya akurasi sistem kesalahan kurang dari 1 C yang sulit dicapai.

You might also like