Professional Documents
Culture Documents
Pidelis
5103331026
Purba
Abstrak
Sistem proteksi tenaga listrik pada umumnya terdiri dari beberapa komponen
yang di rancang untuk mengidentifikasi kondisi sistem tenaga listrik dan bekerja
berdasarkan informasi yang diperoleh dari sistem tersebut seperti arus,
tegangan atau sudut fasa antara keduanya. Informasi yang diperoleh dari sistem
tenaga listrik akan digunakan untuk membandingkan besarannya dengan
besaran ambang-batas (threshold setting) pada peralatan
proteksi. Apabila besaran yang diperoleh dari sistem melebihi setting ambangbatas peralatan proteksi, maka sistem proteksi akan bekerja untuk
mengamankan kondisi tersebut. Peralatan proteksi pada umumnya terdiri dari
beberapa elemen yang dirancang untuk mengamati kondisi sistem dan
melakukan suatu tindakan berdasarkan kondisi sistem
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proteksi transmisi tenaga listrik sangat penting dalam proses penyaluran daya
dari satu tempat ke tempat yang lain. Ini dikarenakan prinsip dalam transmisi
tenaga listrik yang baik salah satunya adalah aman selain andal dan ekonomis.
Proteksi tenaga listrik merupakan bagian yang menjamin bahwa dalam transmisi
tenaga lisrik dapat dikatakan aman. Dapat dikatakan aman karena dalam
transmisi tenaga listrik akan diberikan suatu alat yang berfungsi untuk
mengamankan transmisi dari gangguan bahkan mengamankan manusia dari
bahaya yang ditimbulkan oleh pemindahan daya listrik dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
Proteksi transmisi tenaga listrik sangat diperlukan dalam transmisi tenaga listrik.
Dengan proteksi yang bagus, maka transmisi tidak akan rusak ketika ada sebuah
gangguan yang bersifat sementara. Jika proteksi transmisi tenaga listrik baik,
maka nilai ekonomis dapat diperoleh karena jika dalam suatu transmisi terjadi
gangguan, maka kerusakan peralatan tidak dapat menyebar keperalatan yang
lain dikarenakan ada sebuah proteksi transmisi. Nilai ekonomis dan aman dapat
dipadukan menjadi nilai andal. Andal yang dimaksud disini adalah tidak
membahayakan manusia yang berada disekitar transmisi tenaga listrik sehingga
manusia yang berada disekitar transmisi ini tidak mengalami gangguan
kesehatan maupun gangguan material.
Pembuatan karya tulis ini berdasarkan tugas mata kuliah konsentrasi yaitu
sistem proteksi. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut,
B. Rumusan masalah
saya
akan
membahas
beberapa
permasalasahan.
1.
Apakah
Pengertian
Proteksi
Transmisi
Tenaga
Listrik?
2. Apa saja yang termasuk dalam alat proteksi tenaga listrik?
3.
Bagaimana
proteksi
transmisi
tenaga
listrik
itu
bekerja?
4. Dimanakah proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan?
C. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan dalam gangguan pada sistem tenaga listrik sangat luas
maka penulisan makalah ini akan dibatasi pada pengertian proteksi transmisi
tenaga listrik, bagaimana proteksi tersebut bekerja, dimana letak porteksi
tersebut, dan apa saja alatnya.
D. Tujuan
Tujuan penyusun karya tulis ini yang pertama adalah untuk memenuhi tungas
mata kuliah sistem proteksi sistem tenaga listrik. Yang kedua adalah agar para
penyusun mendapatkan ilmu dan kompetensi yang lebih dalam hal proteksi,
terutama proteksi transmisi tenaga listrik. Yang ketiga adalah agar karya tulis ini
dapat dijadikan sumber referensi oleh para pembaca sebagai dasar pemikiran
untuk dikembangkan atau untuk dilengkapi.
E. Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah membaca karya tulis ini adalah pembaca
mengetauhi proteksi transmis tenaga listrik yang digunakan pada umumnya,
bagaimana proteksi tersebut bisa bekerja, penerapannya dibagian sebelah
mana, dan macam alat pengaman transmisi tenaga listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang
pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga
proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power
Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan
sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman. Proteksi transmisi tenaga
listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan
peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami
kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika
proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan
transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan
pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang
terpasang haurus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang
melaukukan perawatan.
Tujuan dari sistem proteksi adalah
untuk mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi yang terganggu
dari bagian lain yang masih normal dan sekaligus mengamankan instalasi dari
kerusakan
atau kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi /
tanda bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan
membukanya PMT.
Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian
instalasi dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal
maupun dalam keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut
dapat terdiri dari satu PMT atau lebih Sedangkan untuk syarat yang harus
dimiliki oleh sebuah sistem proteksi adalah Sensitif : yaitu mampu merasakan
gangguan sekecil apapun
Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan
bekerja bila tidak diperlukan (security).
Selektif : yaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja.
Cepat : yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya
Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti
system tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau
pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu
yang sangant singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami
kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga
listrik dapat berupa :
GANGGUAN SISTEM
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti
pada transformator, reaktor, kapasitor, busbar, SUTT, SKTT, SUTET dan lain
sebagainya. Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai gangguan
permanen dan gangguan temporer.
GANGGUAN NON SISTEM
Gangguan non sistem adalah gangguan bukan pada sistem, jenis nya antara lain
kerusakan komponen relai, kabel kontrol terhubung singkat dan interferensi /
induksi pada kabel kontrol.
Dan untuk jenis tipe gangguan pada sistem proteksi terdiri dari
Gangguan Fasa
Gangguan Tanah
Terhubungnya satu fasa atau lebih dengan tanah, secara langsung atau tidak
langsung. (tiang, badan trafo, selubung timah kabel).
2. Relay Proteksi
ELEMEN PEMBANDING
ELEMEN PENGINDERA
ELEMEN PENGUKUR
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran
ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal.
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran tertentu
untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas
besaran yang dideteksinya.
Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a) Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus, dideteksi secara
langsung.
b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat bantu misalnya
trafo arus/trafo tegangan
Konstruksi Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu kumparan magnit dan
kumparan induksi
3. Jenis-jenis Relay
a)
Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan
peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa.
Jenis Relay Arus Lebih:
Relay invers; waktu kerjanya tergantung kepada besarnya arus hubung singkat,
makin besar makin cepat. Pada koordinasi antara relay-relay invers berlaku
koordinasi arus dan waktu sekaligus.
Relay Cepat; digunakan dalam kombinasi dengan relay definit/invers apabila
diperlukan waktu kerja yang lebih cepat misalnya jika terjadi gangguan dengan
arus hubung singkat besar.
Relay Diffrensial
Relay Differensial pada prinsipnya adalah sama saja dengan relay arus lebih
hanya saja lebih peka karena harus bekerja terhadap arus yang kecil. Perbedaan
dengan relay arus lebih terletak pada rangkaian listrik yang bertugas mendeteksi
arus.
d. Relai Bucholtz
Rele Bucholtz berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh
loncatan ( bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator.
Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak
yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan
Transformator seperti : arcing, partial discharge, over heating yang umumnya
menghasilkan gas.
Dalam keadaan normal maka arus dalam setiap fasa IR, IS, dan IT sama
besarnya (Simetris) masing-masing berbeda fasa 1200 , sehingga arus melewati
kumparan Zo =0. tetapi apabila ada gangguan hubung tanah maka keadaan
arus setiap fasa tidak simetris lagi dan mengalirkan komponen arus urutan nol
lewat kumparan Zo sehingga relai arus zero Sequenze bekerja.
Gambar 8. Rangkaian arus relai zero sequencec cureent dan diagram vektornya
H. Relai Impedansi
Relay impedansi disebut juga relay jarak atau impedance relay
atau Distance relay. Disebut relay impedansi karena mendeteksi impedansi tapi
disebut relay jarak karena bersifat mengukur jarak. Rele ini mempunyai
beberapa karaktristik seperti mho, quadralateral, reaktans, dll. Sebagai unit
proteksi relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi seperti putt, pott dan
blocking. Jika tidak terdapat teleproteksi maka rele ini berupa step distance saja
I.
Rele hubung tanah merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya
besaran arus dan terpasang pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah
juga pada pengaman Transformator tenaga.
L. Relay Suhu
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai
pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran
tertentu untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons)
atas besaran yang dideteksinya.
DAFTAR PUSTAKA
ABB. 2007. ANSI / IEC three-phase recloser OVR http://www.abb.com Download
16th
November 2007
Arismunandar, A dan Kuwahara, S. 1972. Teknik Tenaga Listrik, jilid III gardu
induk.Jakarta: PT. Pradnya Paramita
perbandingannya dengan gangguan saat terjadi tegangan rendah (9.5411kA). Rele Bucholz
memanfaatkan gas yang dihasilkan oleh minyak transformator akan muncul apabila
terjadi over heatingoleh kumparan transfomator. Apabila minyak transformator terlalu sering
mengalami over heating akan mengurangi tingkat isolasi pengaman trafo.
Kata-kata kunci: rele differensial, rele bucholz, transformator
1.
PENDAHULUAN
Sedangkan gangguan eksternal dapat berupa gangguan yang disebabkan oleh sistem yang
dapat merusak atau mengganggu kerja transformator. Dari gangguan-gangguan tersebut diatas
diperlukan adanya tindakan pengamanan (proteksi) pada transformator. Sistem pengamanan
(proteksi) pada tarfo Gardu Induk biasanya dilakukan dengan memanfaatkan peralatan Bucholz
Relay dan Differential Relay. Bucholz Relayberoperasi berdasarkan tinggi rendahnya level minyak
pada sebuah transformator yang mengalami gangguan. Misalnya hubung singkat dalam kumparan,
maka akan menimbulkan gas. Gas yang terbentuk akan berkumpul dalam rele pada saat perjalanan
menuju tangki konservator, sehingga level minyak dalam rele turun dan akan mengerjakan kontak
alarm (kontak pelampung atas). Sebaliknya bila level minyak transformator turun secara perlahanlahan akibat dari suatu kebocoran, maka pelampung atas akan memberikan sinyal alarm dan bila
penurunan minyak tersebut terus berlanjut, maka pelampung bawah akan memberikan sinyal trip.
Sedangkan Differensial Relay merupakan rele pengaman utama (main protection) dari trafo,
yang memiliki sifat selektif sehingga tidak perlu dikoordinir oleh rele yang lain, sifat lain yang dimiliki
oleh rele differensial adalah reaksi terhadap gangguan yang sangat cepat . Pemakaian fungsi kerja
kedua relay tersebut antara lain untuk mengatur system proteksi pada sebuah trafo yang mengalami
ketidakseimbangan arus dan tegangan diluar kondosi kerja normal . Pada penulisan ini masalah
dibatasi hanya pada
1) Perencanaan dan desain simulasi dari sistem pengaman transformator dengan
memanfaatkan Differential dan Bucholz relay.
2) Perencanaan tranduser dan rangkaian pengkondisi sinyal dengan memanfaatkan pengubah data
suhu ke bentuk tegangan analog dari trafo arus yang dikontrol dengan mikrokontroler AT89C51.
3) Menganalisa hasil dari keluaran gangguan arus sekunder trafo yang sesuai dengan angka
transformasinya dari pemanfaatan Defferential dan Bucholz relay.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam teori listrik dikenal adanya besaran dan satuan listrik yaitu: Tegangan Listrik (beda
potensial antara dua penghantar yang bermuatan listrik dalam Volt), sedangkan arus listrik (muatan
lsitrik yang mengalir pada suatu penghantar dari yang berpotensial tinggi ke rendah dalam Ampere),
Frekuensi (banyaknya siklus atau periode gelombang berjalan arus listrik Bolak-balik selama satu
detik dalam Hertz), Hambatan/ tahanan hal-hal yang dapat menghambat proses mengalirnya arus
listrik dalam Ohm). Daya Listrik (Daya semu dalamva, Daya nyata/aktif dalam watt, Daya reatif
dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu pijar, Beban induktif contoh transformator,
motor listrik, Beban kapasitif contoh kapasitor). dari ketiga Daya tersebut terdapat suatu hubungan
Perbandingan antara besar daya aktif dengan daya semu disebut faktor daya (cos
), adalah sudut yang dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya ini terjadi
karena adanya pergeseran fasa yang disebabkan oleh adanya beban induktif/kumparan dan
atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik penjumlahan daya dilakukan secara
vektoris, yang dibentuk vektornya merupakan segitiga siku-siku, yang dikenal dengan
segitiga daya. Sudut merupakan sudut pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin
besar Daya Semu (S), dan semakin besar pula Daya Reaktif (Q), sehingga faktor dayanya
(cos)semakin kecil. Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi sehingga
semakin besar sudutnya atau semakin kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.
(1)
2.2.4.TransformatorDaya
Transformator daya (tenaga) merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya dengan kopling
elektromagnetis. Transformator daya dapat digunakan untuk menaikkan tegangan yaitu dari pusat
pembangkit, dari tegangan keluaran generator ke tegangan transmisi yang dapat berupa tegangan
tinggi atau ekstra tinggi, atau untuk menurunkan tegangan dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan
tinggi, atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah pada GI dan dari tegangan menengah ke
tegangan rendah pada jaringan distribusi. Pada transformator daya terdapat elemen pendukung
antara lain:
a) Inti Besi
b) Kumparan Transformator
c) Bushing
d) Tangki Transformator
e) Minyak Transformator
2.2.5. Transformator Arus
Rele merupakan salah satu dari perangkat proteksi pada sistem tenaga listrik
selain PMT (pemutus tenaga), transformator arus (CT), transformator tegangan (PT), baterai
dan pengawatan (kabel kontrol). Jika terjadi gangguan atau kondisi kerja abnormal, maka rele
akan merasakan gangguan tersebut dan akan segera melakukan pemutusan atau penutupan
pelayanan penyaluran setiap elemen sistem tenaga listrik, sehingga peralatan pada sistem
dapat dilindungi dari kerusakan ataupun mengurangi kerusakan yang terjadi pada peralatan.
Bentuk hubungan dari suatu rele pengaman tampak pada Gambar
Kuantitas bersama-sama antara ampere dan ohm sering juga dinyatakan sebagai
persentase atau per unit dari suatu nilai dasar atau referensi yang ditentukan untuk masingmasing. Definisi nilai per unit untuk suatu kuantitas adalah perbandingan kuantitas tersebut
terhadap nilai dasar yang dinyatakan dalam desimal. Perbandingan (ratio) dalam persentase
adalah 100 kali nilai dalam per unit. Untuk hubungan tegangan, arus kilovolt ampere dan
impedansi karena digunakan untuk menentukan nilai dasar kuantitas Impedansi dasar adalah
impedansi yang akan menimbulkan jatuh tegangan padanya sendiri sebesar tegangan dasar
jika arus yang mengalirinya sama dengan arus dasar.
Per unit =
Arus dasar=
Impedansi dasar =
Persamaan diatas digunakan untuk satu fasa, sedangkan untuk tiga fasa adalah :
Impedansi dasar =
2.5. Tranduser
Untuk mengetahui besarnya arus yang melewati saluran digunakan transformator arus (CT),
pemakaian tranduser untuk mendeteksi besarnya arus yang ada pada sekunder transformator
arus, maka arus pada sisi sekunder transformator arus diubah menjadi menjadi tegangan.
Untuk mengubah arus ke dalam tegangan pada sisi sekunder transformator dipasang resistor
secara pararel, kemudian dioda dipasang secara seri untuk menghasilkan penyearah setengah
gelombang.
Untuk mengubah arus ke dalam tegangan pada sisi sekunder transformator dipasang
resistor secara pararel, kemudian dioda dipasang secara seri untuk menghasilkan penyearah
setengah gelombang Tegangan output yang diinginkan adalah 5 V, karena tegangan masukan
dari ADC 0809 maksimal adalah 5 V. Sehingga diperoleh harga R = 1,14 Daya dari
resistor tersebut P = I2 . R = 52 . 1,14 = 28,5 W Pemilihan nilai resistor sebesar 1,14
disesuaikan dengan perolehan daya minimum 28,5 W. Ketentuan resistor tersebut di pasaran
tidak ada, maka disesuaikan dengan resistor yang tersedia dipasaran sebesar 2,2 / 15 W
sebanyak 2 buah dirangkai secara pararel.
3.3. Rele Bucholz
Pada perencanaan simulasi rele Bucholz maka dapat dibuat simulasi seperti pada
gambar
=
4.1.2. Reaktansi Trafo (Xtr)
Pada data trafo, impedansi lama trafo adalah 7,5 %. Maka impedansi baru adalah
: MVAKV2 1500702
X baru = X lama()2()
= j 5,625 pu
X baru trafo = 0.075
Xtr11 = Xtr12 = Xtr10 = j 5,625 PU
Dengan :
Xtr11 = impedansi trafo urutan positif
Xtr12 = impedansi trafo urutan negatif
Xtr10 = impedansi trafo urutan nol Karena trafo tersebut hubungannya Y- Y, dimana
kumparan sisi sekunder diketanahkan dengan tahanan tinggi Rn = 500
Xn =
4.1.3. Reaktansi Saluran (Xsal)
Pada saluran distribusi digunakan penghantar AAAC dengan luas penampang 150
mm2 yang mempunyai impedansi sebesar 0,216/km sepanjang 20 KM dan 0,269 /km
sepanjang 80 KM. Saluran distribusi ini mempunyai dua feeder yang menuju beban. Dengan
demikian, besar impedansi saluran adalah : Xsal = [0,216 x 20] + [0,269 x 80] = 4,32 + 21,52
= 25,84
Ia0 =
Ib
= 0,1 -900
Ia = 3 Iao
= 3 (0,1 -90o)
= 0,3 -90o
Jadi arus hubung singkat simetrical adalah :
Iao
=
0,3-900 x
=0
Ic
12,38
KA=
3,714 -900 KA
=0
3) Arus yang dapat diatasi oleh rele differensial adalah arus tidak seimbang yang disebabkan oleh
hubung singkat kumparan transformator, arus hubung singkat pada bussing transformator dan arus
hubung singkat antar kumparan pada transformator.
4) Pada rele Bucholz, terjadinya gangguan di dalam transformator yang dapat berupa gangguan phasa ke
tanah, hubung singkat antar belitan sehingga menimbulkan panas
5) Apabila gangguan pada transformator tersebut terus terjadi, maka aliran dari gelembung-gelembung
udara tersebut semakin keras, akan dapat dimanfaatkan sebagai pemutus CB (circuit breaker).
6. DAFTAR PUSTAKA
Parker Smith, Elektrical Engineering Design Manual, 2nd Edition Reversed, Chapman And Hall Ltd,
London, 1950. Ravindranath, Power System Protection And SwitchtGear, 1997 Arief Budianto,
Perencanaan Simulasi Pengaman Transformator, 2002 Shanmugasundaram. A, Gangdaran.
G,Palni.R, Electrical Machine Design Data Book, Wliley East Tern Limited, NewDelhi. Singh Barbir,
Elektrical Machine Design, Vakas PublisingHouse PVT, Bombay
Selain klasifikasi gangguan yang telah disebutkan di atas, terbukanya pemutus tenaga
tidak selalu disebabkan terjadinya gangguan pada sistem itu sendiri tetapi dapat juga
disebabkan adanya kerusakan pada rele, kabel kontrol atau adanya pengaruh dari luar seperti
induksi atau interferensi. Gangguan seperti ini disebut juga gangguan non-sistem.
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah/Line - Ground (LG)
Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan
asimetris sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk menganalisa tegangan dan
arus pada saat terjadinya gangguan. Gangguan yang terjadi dapat dianalisa dengan
menghubung-singkat semua sumber tegangan yang ada pada sistem dan mengganti titik
(node) gangguan dengan sebuah sumber tegangan yang besarnya sama dengan tegangan
sesaat sebelum terjadinya gangguan di titik gangguan tersebut. Dengan menggunakan metode
ini sistem tiga fasa tidak seimbang dapat direpresentasikan dengan menggunakan teori
komponen simetris yaitu berdasarkan komponen urutan positif, komponen urutan negatif dan
komponen urutan nol.
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa/Line - Line (LL)
Pada gangguan hubung singkat fasa ke fasa, arus saluran tidak mengandung
komponen urutan nol dikarenakan tidak ada gangguan yang terhubung ke tanah.
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa/ LineLineLine (LLL)
Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam klasifikasi gangguan simetris,
dimana arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi.
Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan menggunakan komponen
urutan positif saja yaitu :
IA = IA1
Dan
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
IA = Arus pada fasa A