You are on page 1of 18

BAB II

KONSEP DASAR
A. Pengertian
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam
buli-buli (Kandung Kencing). Karsinoma buli-buli merupakan tumor
superfisial. Tumor ini lama kelamaan dapat

mengadakan

infiltrasi ke lamina phopria, otot & lemak perivesika yang


kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar (Basuki B.
Purnomo, 2000).
Carsinoma sel skuamosa groos hematuria tanpa rasa sakit
yaitu keluar air kencing warna merah secara terus menerus (Ilmu
Keperawatan, 2007.com) .
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli
atau kandung kemih (Ilmu bedah,2008.com)
Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek
pengisian pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola
mukosa yang tidak teratur pada film kandung kemih pasca miksi.
Tumor buli-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk
papiler, tumor non invasif (insitur), noduler (infiltratif) atau
campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
Dapat disimpulkan bahwa carsinoma buli-buli adalah tumor
yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan
terjadi

gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing

warna merah terus.


B. Anatomi dan Fisiologi
Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter,
buli-buli dan uretra. Yang termasuk saluran kemih dimulai dari
permukaan kalik minor ginjal sampai muara terakhir dari uretra
(orifisium uretrae eksternum). Saluran kemih berdinding tiga lapis,
yaitu lapisan paling luar berupa jaringan ikat, lapisan

tengah

jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa. Secara anatomis

saluran kemih dipisahkan menjadi tiga

bagian

saluran

kemih

bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih


bagian bawah. Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor
ginjal dan berakhir sampai muara ureter pada kandung kemih,
saluran kemih bagian tengah terdiri dari kandung kemih, dan
saluran kemih bagian bawah mulai dari orifisium eksternum.
C. Etiologi / Predisposisi
1. Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui.
Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki
beberapa faktor resiko yaitu :
2. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan
pertambahan usia
3. Merokok. Merupakan

faktor

resiko

yang

utama.

Rokok

mengandung amin aromatic dan nitrosamine yang merupakan jenis


hidrokarbon didalam TAR. Zat ini akan meningkatkan resiko terkena
kanker buli.
4. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja
ditemukan bahan bahan karsinogenik ( penyebab kanker ).
Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
5. Pria , memiliki resiko 2 3 kali lebih besar.
6. Riwayat keluarga , orang orang yang keluarganya ada yang
menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk
menderita

kanker

ini.

Peneliti

sedang

mempelajari

adanya

perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko


terjadinya kanker ini.
D. Klasifikasi
Klasifikasi

DUKE-MASINA,

JEWTT

dengan

modifikasi

STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :


1. T = pembesaran lokal tumor primer
Ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy,
pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau
transurethral reseksi.
No

KODE

KET

Tis

Carcinoma insitu (pre invasive Ca)

Tx

Cara

pemeriksaan

untuk

menetapkan

penyebaran tumor, tak dapat dilakukan


3

To

Tanda-tanda tumor primer tidak ada

T1

Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa


yang bergerak

T2

Pada

pemeriksaan

bimanual

ada

indurasi

daripada dinding buli-buli.


6

T3

Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau


masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.

T3a

Invasi otot yang lebih dalam

T3b

Perluasan lewat dinding buli-buli

T4

Tumor sudah melewati struktur sebelahnya

10

T4a

Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate,


uterus vagina

11

T4b

Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau


infiltrasi ke dalam abdomen

2. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe


pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative
No

KODE

KET

Nx

Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional


tidak dapat ditemukan

No

Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe


regional

N1

Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional


yang homolateral

N2

Pembesaran kontralateral atau bilateral atau


kelenjar lymfe regional yang multiple

N3

Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan


rongga yang bebeas antaranya dan tumor

N4

Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional

3. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang


jauh. Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia
No

KODE

KET

Mx

Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk


menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat
dilaksanakan

M1

Adanya metastase jauh

M1a

Adanya metastase yang tersembunyi pada testtest biokimia

M1b

Metastase tunggal dalam satu organ yang


tunggal

M1c

Metastase multiple dalam satu terdapat organ


yang multiple

M1d

Metastase dalam organ yang multiple

E. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya hidronefrosis dan hiroureter diawali
dengan adanya hambatan aliran urin secara anatomik ataupun
fisiologik. Hambatan ini dapat terjadi dimana saja sepanjang ginjal
sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter menyebabkan
perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan
aliran darah ginjal. GFR menurun dalam beberapa jam setelah
terjadinya hambatan. Kondisi ini dapat bertahan selama beberpa
minggu. Fungsi

tubulus

juga

terganggu. Berat dan durasi

kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran.


Hambatan aliran yang singkat menyebabkan kelainan yang
reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan atrofi tubulus
dan

hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan

ureter juga aliran balik pielovena dan pielolimfatik. Dalam duktus


kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim
komponen diluar ginjal dapat berdilatasi maksimal.

ginjal.

Namun

Pada urogram, hidronefrosis dini memberikan gambaran kalik kalik yang mendatar (flattening). Sementara pada keadaan lanjut,
memperlihatkan kalik - kalik berupa tongkat (clubbing). Pada tingkat
yang lebih parah terjadi destruksi

parenkim

dan

pembesaran

traktus urinarius, kompresi papila, penipisan parenkim di sekitar


kalises, dan dapat terjadi atrofi korteks yang berjalan progresif dan
akhirnya terbentuk kantung hidronefrotik (balloning).
Sementara pada USG, derajat hidronefrosis terbagi menjadi
tiga. Hidronefrosis

ringan memberikan

gambaran

hipoekoik di

bagian tengah ginjal. Pada hidronefrosis sedang terlihat pelebaran


peilokalikises

yang

sama

baiknya

seperti

pada

urografi.

Sedangkan pada hidronefrosis berat tampak kalises berupa suatu


zona bebas ekonomi yang lobulated, parenkim ginjal tidak jelas
lagi.
F. Manifestasi Klinis
1.

Kencing campur darah yang intermitten

2.

Merasa panas waktu kencing

3.

Merasa ingin kencing

4.

Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya


sukar kencing

5.

Nyeri suprapubik yang konstan

6.

Panas badan dan merasa lemah

7.

Nyeri pinggang karena tekanan saraf

8.

Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium. Kelainan yang ditemukan biasanya
hanya ditemukannya darah dalam air kemih. Tanda adanya anemia
dapat dijumpai bila terjadi perdarahan yang umumnya terjadi pada
tumor yang sudah lanjut atau dapat pula ditemukan tanda adanya
gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat
kedua muara ureter (saluran kemih).

2. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan Foto Polos Perut dan


Pielografi Intra Vena (PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku
pada penderita yang memiliki persangkaan keganasan saluran
kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini
selain melihat adanya filling defect (kelainan) pada buli-buli juga
dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan
saluran kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika
penderita alegi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan
PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Foto
toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk melihat ada
tidaknya metastasis ke paru-paru.
3. Sistoskopi dan biopsy. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli)
dan biopsi mutlak dilakukan pada penderita dengan persangkaan
tumor buli-buli, terutama jika penderita berumur 40-45 tahun.
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di
buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi (pengambilan jaringan
tumor) untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang menentukan
terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan
sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan).
H. Penatalaksanaan
1. Operasi. Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam
kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas,
bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk
kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering
terbentuk di tempat yang baru. Angka kekambuhan bisa dikurangi
dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung
kemih

setelah

seluruh

kanker

diangkat

melalui

sistoskopi.

Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada


penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.
Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding
kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi.
Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung
kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat

untuk

mengetahui

belum.Terapi

apakah

penyinaran

kanker

saja

atau

telah

menyebar

dikombinasikan

atau

dengan

kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih


diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang
air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding
perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang
disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu
kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang
kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2
kategori:
a. Orthotopic neobladder
b. Continent cutaneous diversion.
Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat
dari usus. Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan
dengan

uretra.

Penderita

diajarkan

untuk

mengosongkan

penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan


meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir
melalui uretra. Pada continent cutaneous urinary diversion,
penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding
perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada
dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan
cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam
penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.
Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.
2. Radioterapy.
a. Diberikan pada tumor yang
radiosensitive

seperti

undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.


b. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis
3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu
dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6
minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.
3. Chemoterapi. Obat-obat anti kanker :
a. Citral, 5 fluoro urasil

b. Topical

chemotherapy

yaitu

Thic-TEPA,

Chemotherapy

merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin


(adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai.
Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai
pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8
sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat
diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam.
I. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN DENGAN CA BULI-BULI
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama . (keluhan yang dirasakan pasien saat
dilakukan pengkajian) Pasien nyeri saat BAK dan agak
mengedan, ada benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit
BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b. Riwayat kesehatan sekarang. (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit
saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.

c. Riwayat kesehatan yang lalu. (riwayat penyakit yang sama


atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien). Tidak
ada riwayat penyakit jantung, paru, ahti, limfe dan hipertensi.
Tapi sebelumnya pasien ada riwayat penyakit tumor di rahim
dan telah menjalani pengobatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga. (adakah riwayat penyakit yang
sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat
penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak). Keluarga
pasien tidak ada riwayat penyakit kanker ini maupun kanker
lainnya.
2. Pengkajian fokus
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala : Merasa lemah dan lelah
Tanda : Perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal ( hipertensi )
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia,
disritmia

c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian Tanda :
Cemas, mudah tersinggung
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan saat BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, urine berwarna merah
e. Makanan dan cairan
Gejala : Mual, muntah Tanda : Muntah
f. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan
mental
g. Nyeri / keamanan

Gejala : Sakit pada daerah abdomen


h. Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada
rangsangan nyeri.
i. Interaksi sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
j. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi
k. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut turut Tanda : Atrofi payudara, amenorea
l. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk
insiden depresi Tanda : Prestasi akademik tinggi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (Pre Op),
perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk
interaksi,persiapan kematian,
ditandai

dengan

pemisahan

peningkatan

dengan

tegangan,

keluarga
kelelahan,

mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung,


tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan
atau kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf,
obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker
ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak
mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri kelemahan.

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan


dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker,
konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional
distress,

fatigue,

ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai

dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa


kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak
subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi,

misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering


bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan
tidak akurat dalam mengikiuti

intruksi

atau

miskonsepsi,
pencegahan

komplikasi.
5. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan
output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik,
kurangnya intake
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan

tubuh

sekunder

dan

sistem

imun

(efek

kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive


7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake
nutrisi dan anemia.
C. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis
(Pre Op), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan
fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan
dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan,
kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi
simpatetik.
Tujuan :

a. Klien dapat mengurangi rasa cemasnya


b. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
c. Menunjukkan
koping
yang
efektif
serta
mampu
berpartisipasi dalampengobatan.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 x 24 jam cemas klien berkurang
Intervensi
Rasional
Tentukan pengalaman
Data-data mengenai pengalaman
klien sebelumnya terhadap klien sebelumnya akan
penyakit yang dideritanya.
memberikan dasar untuk
penyuluhan dan menghindari
adanya duplikasi.
Berikan informasi tentang
Pemberian informasi dapat
prognosis secara akurat.
membantu klien dalam
memahami proses penyakitnya.
Beri kesempatan pada
Dapat menurunkan kecemasan
klien untuk
klien.
mengekspresikan rasa
marah, takut, konfrontasi.
Beri informasi dengan
emosi wajar dan ekspresi
yang
sesuai.
Jelaskan pengobatan,
Membantu klien dalam
tujuan dan efek
memahami kebutuhan untuk
samping. Bantu klien
pengobatan dan efek sampingnya.
mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
Pertahankan kontak dengan Klien mendapatkan kepercayaan
klien, bicara dan sentuhlah
diri dan keyakinan bahwa dia
dengan wajar.
benar-benar ditolong.

Dx 2 :Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit


(penekanan / kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi Hherap suplay
syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping Hherapy
kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur,
tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri
melalui aktivitas yang mungkin
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24
jam nyeri klien berkurang
Intervensi
Rasional

Tentukan riwayat nyeri, lokasi,


durasi dan intensitas
Berikan pengalihan seperti
reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau
nonton TV
Menganjurkan tehnik
penanganan stress (tehnik
relaksasi,visualisasi,bimbingan),
gembira, dan berikan sentuhan
therapeutik.
Evaluasi nyeri, berikan
pengobatan bila perlu.

Diskusikan penanganan nyeri


dengan dokter dan juga dengan
klien

Memberikan informasi yang


diperlukan untuk
merencanakan asuhan.
Untuk meningkatkan
kenyamanan dengan
mengalihka perhatian klien
dari rasa nyeri.
Rasional : Meningkatkan
kontrol diri atas efek
samping dengan
menurunkan stress dan
ansietas.
Untuk mengetahui efektifitas
penanganan nyeri, tingkat
nyeri dan sampai
sejauhmana klien mampu
menahannya serta untuk
mengetahui kebutuhan klien
akan obat-obatan anti nyeri.
Agar terapi yang diberikan
tepat sasaran.

Dx 3 :Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)


berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan
dengan kanker,
konsekwensi khemotherapi, radiasi,
pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa
kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak
adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan
turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan
massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal
cramping.
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan
tidak ada tanda malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang
adekuat
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan
dengan penyakitnya
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24

jam berat badan klien stabil.


Intervensi
Monitor intake makanan
setiap hari, apakah klien
makan sesuai dengan
kebutuhannya.
Timbang dan ukur berat
badan, ukuran triceps serta
amati penurunan berat
badan.
Kaji pucat, penyembuhan
luka yang lambat dan
pembesaran kelenjar parotis.
Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dengan intake
cairan yang adekuat. Anjurkan
pula makanan kecil untuk
klien.
Kontrol faktor lingkungan
seperti bau busuk atau
bising. Hindarkan makanan
yang terlalu manis, berlemak
dan pedas.
Anjurkan tehnik relaksasi,
visualisasi, latihan
moderate sebelum makan.

Rasional
Memberikan informasi tentang
status gizi klien.
Memberikan informasi tentang
penambahan dan penurunan
berat badan klien.
Menunjukkan keadaan gizi klien
sangat buruk.
Kalori merupakan sumber
energi.

Mencegah mual muntah,


distensi berlebihan, dispepsia
yang menyebabkan
penurunan nafsu makan
serta mengurangi stimulus
berbahaya yang dapat
meningkatkan ansietas.
Untuk menimbulkan perasaan
ingin makan/membangkitkan
selera makan.

Dx 4 :Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis


dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
misinterpretasi,keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya,
menyatakan
masalahnya, pernyataan
miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis
dan pengobatan pada tingkatan siap.
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang
alasan mengikuti prosedur tersebut.
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan
berpartisipasi dalam pengobatan.
Bekerjasama dengan pemberi informasi.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam pengetahuan klien tentang penyakit bertambah.

Intervensi
Tentukan persepsi klien
tentang kanker dan
pengobatannya, ceritakan
pada klien tentang
pengalaman klien lain yang
menderita kanker.
Beri informasi yang akurat
dan faktual. Jawab
pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi yang
tidak diperlukan.
Berikan bimbingan kepada
klien/keluarga sebelum
mengikuti prosedur
pengobatan, therapy yang
lama, komplikasi. Jujurlah
pada klien.

Rasional
Memungkinkan dilakukan
pembenaran terhadap kesalahan
persepsi dan konsepsi serta
kesalahan pengertian.
Membantu klien dalam
memahami proses penyakit.

Membantu klien dan keluarga


dalam membuat keputusan
pengobatan.

Dx 5 : Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan


dengan output yang tidak normal (vomiting, diare),
hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda
vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus,
capilarry ferill normal,urine utput normal.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam
kebutuhan cairan klien tercukupi.
Intervensi
Rasional
Monitor intake dan output
Pemasukan oral yang tidak
termasuk keluaran yang
adekuat dapat menyebabkan
tidak normal seperti
hipovolemia.
emesis, diare, drainase luka.
Hitung keseimbangan
selama 24 jam.
Monitor vital signs. Evaluasi
Tanda-tanda hipovolemia
pulse peripheral, capilarry
segera diketahui dengan
refil.
adanya takikardi, hipotensi
dan suhu tubuh yang
meningkat
berhubungan dengan dehidrasi.
Kaji turgor kulit dan
Dengan mengetahui tandakeadaan membran
tanda dehidrasi dapat
mukosa. Catat keadaan
mencegah terjadinya
kehausan pada klien.
hipovolemia.

Anjurkan intake cairan


sampai 3000 ml per hari
sesuai kebutuhan individu.
Observasi kemungkinan
perdarahan seperti perlukaan
pada membran mukosa, luka
bedah, adanya ekimosis dan
pethekiae.
Kolaboratif
o Berikan cairan IV bila
diperlukan.
o Berikan therapy
antiemetik.
o Monitor hasil
laboratorium : Hb,
elektrolit, albumin

Memenuhi kebutuhan cairan


yang kurang.
Segera diketahui adanya
perubahan keseimbangan
volume cairan.

Memenuhi kebutuhan cairan


yang kurang.
Mencegah/menghilangkan mual
muntah.
Mengetahui perubahan yang
terjadi.

Dx 6 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak


adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun
(efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam
tindakan pencegahan infeksi
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan
luka berlangsung normal
Kriteria Hasil : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam
resiko tidak terjadi pada klien.
Intervensi
Rasional
Cuci tangan sebelum
Mencegah terjadinya infeksi
melakukan tindakan.
silang.
Pengunjung juga dianjurkan

melakukan hal yang sama.


Jaga personal hygine klien
dengan baik.
Monitor temperatur.
Kolaboratif.
o Monitor CBC, WBC,
granulosit, platelets.
o Berikan antibiotik bila
diindikasikan.

Menurunkan/mengurangi
adanya organisme hidup.
Peningkatan suhu merupakan
tanda terjadinya infeksi.
Segera dapat diketahui apabila
terjadi infeksi.
Adanya indikasi yang jelas
sehingga antibiotik yang
diberikan dapat mengatasi
organisme penyebab infeksi.

Dx 7 : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik,
penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan
dengan kondisi spesifik
- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan
percepatan penyembuhan
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan 1 x 24 jam maka tidak
terjadi resiko tinggi kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
Intervensi
Rasional
Kaji integritas kulit untuk
Memberikan informasi untuk
melihat adanya efek samping perencanaan asuhan dan
therapi kanker, amati
mengembangkan identifikasi
penyembuhan luka.
awal terhadap perubahan
integritas kulit.
Anjurkan klien untuk tidak
Menghindari perlukaan yang
menggaruk bagian yang
dapat menimbulkan infeksi.
gatal.
Ubah posisi klien secara
Menghindari penekanan yang
teratur.
terus menerus pada suatu
daerah tertentu
Berikan advise pada klien
Mencegah trauma berlanjut
untuk menghindari
pada kulit dan produk yang
pemakaian cream kulit,
kontra indikatif
minyak, bedak tanpa
rekomendasi dokter.

You might also like