You are on page 1of 12

Clinical Report Session

ASMA

1. Definisi
GINA ( Global Initiative fot Asthma ) mendefinisikan asma sebagai
gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang disertai oleh peranan
berbagai sel, khususnya sel mast, eusinofil, dan limfosit T.

Pada

orang yang rentan, inflamasi ini menyebabkan episode wheezing


berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada
malam atau dini hari.
Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan saluran
respiratorik yang luas namun bervariasi, yang paling tidak bersifat
reversible baik secara spontan maupun dengan pengobatan.

2. Epidemiolgi
Berdasarkan laporan Nasional Center for health Statitics atau
NCHS (2003), prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun
adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa >
18 tahun, 38 per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta). Jumlah wanita
yang mengalami serangan lebih banyak dari ada laki-laki. WHO
memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma.
Sedangkan berdasarkan laporan NCHS (2000) terdapat 4487
kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu populasi.

3. Etiologi
Belum diketahui pasti. Diperkirakan disebabkan oleh
interaksi antara faktor genetik dan faktor yang didapat
berupa infeksi, polusi, dan alergi. Terdapat banyak etiologi
(stimulus, trigger, pencetus yang dapat mencetus serangan
akut asma, antara lain exersice, infeksi virus, asap rokok,
debu

rumah/tungau,

tepung

sari,

bulu

binatang,

makanan/minuman, cuaca, emosi, obat-obatan dan lain lain).

4. Faktor Resiko
1.Faktor genetik
a. Hiperreaktivitas
b.Apoti/alergi bronkus
c. Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
d.Jenis kelamin
e. Ras atau etnik
2. Faktor lingkungan
f. Alergen didalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing, jamur)
g.Alergen diluar ruangan (tepung sari)
h.Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan, kacang, makanan laut, susu
sapi, telur)
i. Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, NSAID, beta blocker dll)

e. Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum, dll)


f. Ekspresi emosi berlebihan
g. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
h. Polusi udara diluar dan didalam ruangan

i. Exersice induced asthma, mereka yang kambuh


asmanya ketika melakukan aktifitas tertentu
j. Perubahan cuaca

5. Patofisiologi
Alegen yang masuk kedalam tubuh merangsang sel plasma
menghasilkan IgE yang selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel
mast. Sel mast ini disebut sel mas yang tersensitisasi.
Bila alergen yang serupa masuk kedalam tubuh, alergen tersebut akan
menempel ada sel mast yang tersensitasasi yang kemudian mengalami
degranulasi dan mengeluarkan sejumlah mediator seperti histamin,
leukotrin, pengaktivasi platelet, bradikinin dan lain-lain. Mediator ini
menyebabkan peningkatan permeabelitas kapiler sehingga timbul edema,
peningkatan produksi mukus dan kontraksi otot polos secara langsung atau
melalui persyarafan simpatis.

6. Klasifikasi
Pembagian Derajat Asma sebagai berikut :
1. Intermiten
. gejala kurang dari 1x seminggu
. serangan singkat
. gejala nocturna tidak lebih dari 2x
perbulan (2kali)
. FEV1 80% predicted atau PEF 80%
nilai terbaik individu
. Variabilitas PEF atau FEV1 < 20%

2. Persisten Ringan
Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/ hari
Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
Gejala nocturna > 2 kali sebulan

FEV1 80% predicted atau PEF 80% nilai terbaik


Variabilitas PEF atau FEV1 20-30 %
3. Persisten Sedang
Gejala terjadi setiap hari
Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
Gejala nocturnal > 1 kali dalam seminggu
Menggunakan agonis-2 kerja pendek setiap hari
FEV 60-80% predivted atau PEF 60-80% nilai terbaik individu
Variabilitas PEF atau FEV1 20-30%

4. Persisten Berat
Gejala terjadi setiap hari
Serangan sering terjadi
Gejala asma nocturnal sering terjadi
FEV-1 60% predicted atau PEF 60%
nilai terbaik individu
Variabilitas PEF atau FEV1 > 30%

7. Diagnosis
Gambaran Klinis
Keluhan utama penderita asma ialah sesak nafas mendadak, disertai fase
inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi
mengi (wheezing), batuk yang disertai serangn yang kumat-kumatan. Pada
beberapa penderita asma, keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan
sesak nafas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin meningkat
atau tiba-tiba lebih berat.
Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing
tergantung cepat atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila
dijumpai obstruksi ringan atau kelelahan otot pernafasan, wheezing akan terdengar
lebih lemah atau tidak terdengar sama sekali. Batuk hampir sesalu ada, bahkan
seringkali diikuti dengan dahak putih berbuih. Selain itu, makin kental dahak, maka
keluhan sesak akan semakin berat.

You might also like