Professional Documents
Culture Documents
2. Saling memperkuat
3. Saling menguntungkan
7.1 PENGELOMPOKAN BIDANG USAHA DAN KEGIATAN BISNIS
Kegiatan Bisnis Di Kelompokan Dalam 3 Bidang
Kegiatan Bisnis Di Kelompokan Dalam 3 Bidang :
1.Kegiatan Perdagangan : jual-beli
2.Bisnis dalam arti kegiatan industri
3.Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa.
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang
sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam
organisasi. Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih,
tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol
diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika
bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip
dan aturan-aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur
adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku
jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun
pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani
bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis
untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku.
Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai
pelanggaran moral.
Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga
masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh
subur di banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak
pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga
pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba
membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai
manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak
perusahaan yang bangkrut.
yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar
aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.
1. Bidang Produksi
Bidang produksi merupakan salah satu bidang usaha yang bisa kita lakukan.
Bidang produksi itu bisa dilihat dari kegiatan usahanya. Apa bila sebuah usaha
itu mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi maka itu yang di sebut
produksi, termasuk di antaranya pengusaha pengrajin. Mereka adalah termasuk
pada bidang usaha produksi. Dalam laporan keuangan untuk bidang ini biasanya
ada pos atau perkiraan Persediaan awal dan persediaan akhir serta memiliki satu
kelompok jurnal keuangan yang di sebut Barang dalam proses.
2. Bidang Perdagangan
Sama seperti bidang produksi, Bidang perdagangan juga masuk sebagai salah
satu bidang usaha yang jega terpisah. Perdagangan dapat dilihat dari kegiatan
usahanya dalam memperoleh barang. Bila bidang produksi, barang di peroleh
dengan mengelola bahan baku menjadi bahan jadi, maka kelompok bidang
perdagangan memperoleh produk dari barang jadi yang di jual kembali. Biasanya
suplier adalah salah satu tempat mereka memperoleh barang yang akan di jual.
3. Bidang Jasa
Bidang Jasa juga termasuk salah satu dari dari kelompok bidang usaha. Untuk
mengetahui jenis bidang ini dapat di lihat dari produk yang mereka jual. Apabila
mereka menjual produk non fisik maka itu di sebut bidang jasa, contohnya
seperti service televisi atau servis kulkas dan AC.
Sekarang mari kita mencoba melihat berikut ini, jika di kelompokkan dalam
bidang-bidang usaha di atas maka yang manakah kelompok untuk bidang usaha
berikut :
a. Fotocopy
b. Bengkel
Produksi
Produksi adalah segala kegiatan yang menambah nilai guna suatu barang untuk
kebutuhan manusia. Produksi di kategorikan menjadi tiga macam yaitu : produksi
primer, sekunder dan tersier.
1. Produksi Primer
Adalah kegiatan / proses menghasilkan bahan bahan baku atau bahan mentah
dengan cara mengambilnya langsung dari alam. Di bidang pertambangan
manusia mengambil biji besi, timah tembaga, emas, perak, aluminium, dan
mineral mineral lain untuk dijadikan bahan baku industri. Di indonesia banyak
sekali perusahaan perusahaan pertambangan. Contohnya tambang timah yang
ada di Bangka dan Belitung, tambang tembaga yang ada di tembagapura,
tambang emas dan batubara yang ada di kalimantan dan masih banyak lagi
pertambangan yang lain. Para nelayan mengambil ikan langsung dari laut atau
manusia mengambil ikan yang ada di sungai dan danau. Ada yang mengambil
langsung hasil hutan misal kayu, buah buahan, sagu, kelapa, dan bahan
makanan lain tanpa harus menanam dulu.
2. Produksi Sekunder
Produksi sekunder adalah kegiatan yang dilakukan untuk memproses bahan
mentah / bahan baku menjadi bahan setengah jadi.Misalnya biji besi diolah
menjadi profil profil besi atau menjadi lembaran lembaran baja. Benang
diolah menjadi kain. Selain itu produksi sekunder juga mencakup produksi
perakitan. Misalnya di Batam ada industri perakitan alat alat elektronika,
seperti handphone dirakit dari komponen komponen setengah jadi yaitu LCD,
board, casing, baterai, charge, dll. Negara negara yang sudah maju banyak
sekali industri industri sekunder, karena tidak mempunyai kekayaan alam
seperti di negara indonesia. Mereka mengimpor bahan bahan baku dari negara
lain.
3. Produksi Tersier
Produksi tersier adalah pendukung atau penunjang produksi primer dan sekunder
dalam aktivitasnya. Misalnya perusahaan transportasi mengangkut barang
barang yang dihasilkan produksi sekunder untuk disalurkan ke cabang .cabang
di seluruh wilayah indonesia bahkan untuk diekspor. Pedagang pedagang besar
atau agen agen yang mempunyai peran mendistribusikan barang ke pengecer
dan juga sampai ke pemakai akhir yaitu konsumen. Contoh lain produksi tersier
yaitu telekomunikasi, real estate, perbankan, asuransi, keuangan, hotel dan
restoran. Dan juga termasuk tenaga tenaga ahli yang profesional seperti guru,
dokter, bidan, pengacara, seniman, adalah bentuk dari produksi tersier.
1. Bahan baku
Bahan baku ini diambil langsung dari alam seperti mineral mineral (biji besi,
tembaga, emas, perak, aluminium, dll), hasil laut, danau dan sungai (ikan,
udang, kerang, dll), hasil hutan (kayu, sagu, buah buahan, kelapa, dll).
2. Tenaga
Faktor produksi tenaga adalah semua orang yang bekerja di perusahaan mulai
dari manager, supervisor, kepala bagian, teknisi, operator, quality control,
gudang, administrasi, sampai ke bagian pemasaran.
3. Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan produksi.
Yaitu untuk membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, biaya iklan,
membayar listrik, air, tenaga medis, transportasi, membeli suku cadang, dll.
Selain modal sendiri dana juga diperoleh dari saham, pinjaman, dan dari
keuntungan perusahaan.
4. Entrepeneurship
Adalah orang yang mengatur atau memanage perusahaan Entrepeneur selain
bekerja untuk perusahaan sendiri juga bekerja di perusahaan lain. Pemilik
perusahaan merekrut manager manager profesional guna menjalankan
bisnisnya.
Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi adalah suatu aktivitas memindahkan barang
dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi mencakup semua kegiatan
pemindahan barang, baik itu yang dari pemasok ke perusahaan, atau
pemindahan barang yang ada di bagian penyimpanan barang, pengepakan,
sampai ke pemakai akhir. Sistem distribusi ada dua macam yaitu distribusi
langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung sangatlah efektif dan efisien.
Misalnya Para petani menjual barangnya ke ibu rumah tangga. Tapi zaman
sekarang ini banyak yang menggunakan distribusi yang tidak langsung. Misalnya
perusahaan mendistribusikan barangnya melalui pedagang pedagang besar
dan pengecer untuk di salurkan ke konsumen. DIstribusi berguna untuk
memperluas jaringan pasar dan mempermudah konsumen pada saat
membutuhkan barang.
Konsumsi
Tuntutan yang harus di hadapai perusahaan yaitu harus selalu menjaga
banyaknya permintaan pasar terhadap barang dan jasa yang dihasilkannya.
Untuk itu banyak sekali tindakan tindakan yang dilakukan perusahaan misalnya
menjaga kwalitas produk, mengadakan inovasi atau perubahan, mengadan
promosi dan lain. Selain itu perusahaan harus tahu faktor faktor apa saja yang
bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Misalnya tergantung faktor umur.
Barang apa saja yang disukai anak anak, remaja dan orang dewasa.Biasanya
anak anak ditawarkan dengan pakain dan mainan. Remaja seusia sekolah
membutuhkan peralatan sekolah, buku, peralatan olah raga. Orang dewasa
membutuhkan fasilitas kesehatan.
JENIS KEGIATAN BISNIS
ENIS KEGIATAN BISNIS
Ruang lingkup kegiatan bisnis sangat luas, akan tetapi pada dasarnya kegiatan
bisnis dapat dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :
A.
Aspek Produksi
Produksi primer
Yang termasuk dalam produksi primer adalah kegiatan ekstraksi atau penarikan
sumber daya alam atau kegiatan yang menggunakan sumber daya yang tersedia
dalam kondisi alamiah. Contohnya :
Pada pertambangan, orang menggali bijih ; mineral dari dalam tanah.
Pada pertanian, orang menanam memanen hasil tanaman.
Pada perikanan, orang menangkap ikan dari laut.
2.
Produksi sekunder
Yang termasuk dalam produksi sekunder adalah sumber daya alam atau bahan
mentah diproses diolah menjadi barang. Contohnya :
- Bijih besi dikonversi atau diubah menjadi pipa atau lembatran (sheet) besi baja.
- Kayu dikonversi menjadi peralatan rumah tangga.
- Kulit mentah diolah menjadi sepatu, tas, jaket, dan sebagainya.
- Bahan baku seperti katun, sutera, wol, atau serat sintetis dapat menghasilkan
produk tekstil yang selanjutnya dapat diproses lebih lanjut menjadi garmen,
handuk, korden, dan sebagainya.
3.
Produksi tersier
Yang dihasilkan dari produksi tersier adalah berupa pemberian fasilitas layanan
(jasa) pendukung, bukannya barang-barang berwujud. Contohnya :
- Perusahaan transportasi yang mengangkut barang dari pabrik ke tempattempat pengecer.
- Pedagang besar (distributor) pengecer menawarkan jasa distribusi kepada para
konsumen.
- Jasa perbankan.
- Jasa penerangan listrik.
- Jasa pos telekomunikasi
- Jasa profesional, seperti insinyur, akuntan, pengacara, dokter, konsultan, dan
lain-lain.
- Jasa transportasi umum, dan sebagainya.
B.
Aspek Distribusi
Aspek Konsumsi
7.3
Jenis-jenis Badan Usaha dan Karakteristiknya
Suatu kegiatan usaha yang berdiri dengan status perusahaan dagang atau usaha
dagang (toko) yang telah berkembang secara kualitas dan kuantitas usaha
apakah wajib untuk mengubah status usahanya? Bagaimana hubungan
hukumnya dengan tenaga kerja yang dipekerjakan di tempat usahanya tersebut
manakala hubungan antara pengusaha dan pekerja tidak dilandasi dengan
perjanjian? Wajib atau tidakkah perusahaan/usaha dagang tersebut untuk
membentuk peraturan perusahaan, serta hak-hak pekerja, sebagaimana
menurut UU. tentang Ketenagakerjaan? Terima kasih.
WIDOTZZ
Jawaban:
BIMO PRASETIO, PAMELA PERMATASARI, FETROKI RHOMANDA, DAN DWINANDA
FEBRIANY
1.
Apabila yang dimaksud dengan status usaha yaitu jenis badan
usaha, maka pada dasarnya untuk mengubah suatu jenis badan usaha
bergantung pada visi misi dan tujuan dari badan usaha tersebut. Dalam hal ini
apabila Perusahaan Dagang/Usaha Dagang ("PD/UD") saat ini berjalan sesuai
dengan kegiatan usahanya, maka PD/UD tersebut tidak perlu untuk "diubah"
menjadi badan usaha lainnya.
Namun, apabila dalam perkembangannya PD/UD memiliki visi misi dan tujuan
untuk memperluas kegiatan PD/UD dan/atau diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan, maka jenis PD/UD tersebut dapat "diubah" dengan
membentuk badan usaha baru.
Untuk mengetahui badan usaha yang tepat untuk PD/UD tersebut, berikut kami
uraikan karakteristik untuk beberapa badan usaha baik yang merupakan badan
hukum atau bukan badan hukum.
A.
Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang
dimilikinya;
(2)
Yayasan
(3)
Koperasi
Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk
menjadi anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk
menjadi anggota koperasi.
B.
Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha
dengan kekayaan pemiliknya.
Persekutuan Perdata
Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya;
(2)
Firma
(3)
Apabila PD/UD akan "diubah" dengan badan usaha lainnya, maka PD/UD tersebut
akan dibubarkan serta izin yang dimiliki oleh PD/UD tersebut akan dicabut.
Selanjutnya, akan didirikan badan usaha yang sesuai dengan karakteristik dan
visi misi yang diinginkan.
2.
Perjanjian Kerja
Apabila yang dimaksud dengan pertanyaan Anda terkait perjanjian tenaga kerja
dengan pengusaha adalah perjanjian tertulis, maka pengusaha yang melakukan
perjanjian secara lisan dengan tenaga kerja yang diperkerjakannya sudah
merupakan Perjanjian yang memiliki akibat hukum, hal ini berdasarkan Pasal 51
ayat (1) UU No. 13/2003 yang menyatakan bahwa Perjanjian Kerja dibuat secara
tertulis atau lisan.
Agar Perjanjian yang terjadi antara pengusaha dengan tenaga kerja dapat sah
secara hukum, maka perjanjian yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga
kerja haruslah memenuhi syarat sahnya perjanjian sesuai Pasal 1320 KUHPer
yaitu:
1.
2.
3.
4.
Sehingga, perjanjian baik secara tertulis maupun lisan antara pengusaha dengan
tenaga kerja yang diperkerjakannya tetap memiliki hubungan hukum diantara
mereka selama perjanjian tersebut sah secara hukum dengan mengikuti syaratsyarat sahnya perjanjian.
3.
Berdasarkan Pasal 108 ayat (1) UU 13/2003, diatur bahwa setiap Pengusaha
yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang
wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Dari kedua ketentuan pasal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Perusahaan (termasuk PD/UD) harus memiliki peraturan perusahaan jika
mempekerjakan pekerja/buruh sejumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih.
4.
Hak-Hak Pekerja
1)
Memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan
kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja (Pasal 11);
2)
Memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja
yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan
kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja (Pasal 18 ayat 1);
3)
Memperoleh waktu istirahat dan cuti dengan ketentuan sebagai berikut
(Pasal 79):
istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
4)
Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja; moral
dan kesusilaan; perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama (Pasal 86 ayat 1);
5)
Memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1);
6)
7)
Membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh (Pasal 104
ayat 1);
8)
9)
Menerima pembayaran uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
kerja jika terjadi pemutusan hubungan kerja (Pasal 156 ayat 1);
Dasar hukum:
1.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847
No. 23).
2.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel Voor
Indonesie, Staatsblad tahun 1847 No. 43).
3.
4.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 28 Tahun 2004
5.
6.
7.
8.
7.4
KARAKTERISTIK
DAGANG
Manifacturing
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang
atau produk untuk pelanggan.b. Perusahaan Dagang merupakan perusahaan
yang kegiatan usahanya adalah membeli barang dagangan dari pemasok
(supplier) kemudian menjual kembali kepada pelanggan. Berikut contoh nama
perusahaan dagang dan jenis produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli
barang dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada
pelangganc. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan
usahanya adalah membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi
barang yang dijual kepada pelanggan. Berikut contoh nama perusahaan
manufaktur dan jenis produk yang ditawarkannya.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan usahanya adalah
membeli bahan baku (input) kemudian mengubahnya menjadi barang yang
dijual kepada pelanggan badan hukumnya, yaitu perusahaan perseorangan,
perusahaan persekutuan dan perusahaan perseroan.
.
2. Jenis-jenis Organisasi Perusahaan
Selain terdapat beberapa jenis usaha pada suatu perusahaan, dalam praktik
sering kita jumpai klasifikasi perusahaan berdasarkan bentuk badan hukumnya.
Terdapat tiga bentuk perusahaan berdasarkan badan hukumnya, yaitu
perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan dan perusahaan perseroan.
a. Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang modalnya dimiliki oleh satu
orang pemilik. Pemilik umumnya merangkap juga sebagai manajer.
Contoh perusahaan perorangan adalah usaha kecil atau UKM (Usaha Kecil
Menengah) seperti bengkel, binatu (laundry), salon kecantikan, rumah makan,
persewaan komputer dan internet.
b. Perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang modalnya dimiliki oleh dua
orang atau lebih untuk menyelenggarakan usaha dengan nama bersama.
Perusahaan persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis di Indonesia
adalah Firma dan CV.
c. Perusahaan perseroan (korporasi) adalah perusahaan yang modalnya terdiri
atas saham-saham. Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan.
Pemegang saham dapat perorangan atau perusahaan lain.
Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai suatu badan
hukum yang terpisah dari pemiliknya. Pemegang saham bertanggung jawab
terbatas sebesar saham yang dimilikinya.
Perusahaan perseroan dibedakan menjadi dua yaitu perseroan tertutup (PT) dan
perseroan terbuka (PTbk). Perbedaaan kedua perseroan adalah dapat tidaknya
saham perusahaan tersebut diperjual-belikan secara umum melalui pasar
sekuritas (Bursa Efek)