Professional Documents
Culture Documents
FK UMY
12
Mei
2012
Clinical
Governance
Achmad Sujudi
10
Pasien
8
4
7
10
1
2
3
Pasien
8
4
7
Pasien
4
3
8
6
1
10
5
4
9
Pasien
3
8
CPOB
PASIEN
INSTALASI
INSTALASI
SMF
INSTALASI
WAKIL
DIREKTUR
WAKIL
DIREKTUR
KOMITE
MEDIK
DIREKTUR
WAKIL
DIREKTUR
6. Keterbukaan
(Openness)
Risk
Mana
geme
nt
Open
ness
Educ
ation
and
traini
ng
Clini
cal
gove
rnan
ce
Resea
rch
and
devel
opme
nt
Clinic
al
audit
Clinic
al
effecti
venes
s
Audit Klinik
Audit Klinik dimaksudkan suatu
penilaian, review dari suatu hasil kinerja
klinik melalui sebuah pengukuran dan
membandingkan dengan suatu standar.
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh
kelompok profesional didalam rumah
sakit sendiri (Komite Medik) atau oleh
suatu badan audit diluar rumah sakit
(audit eksternal) .
DEMING CYCLE
PLAN
evaluasi
CHECK
ACTION
DO
PLAN
KP KP
KP
KP
KP
A
ks
el
er
as
i
DEMING CYCLE
Manajemen Resiko
Untuk mengurangi resiko terhadap
pasien, resiko terhadap pelaksana
pelayanan (dokter dkk), resiko
terhadap rumah sakit sendiri
(organisasi).
Resiko terhadap pasien dapat ditekan
seminimal mungkin dengan mengikuti
suatu standar pelayanan yang sudah
diakui dengan bukti ilmiah (evidence
base). Standar berupa standar proses,
standar masukan (bahan), standar
keluaran dan standar dampak. Standar ini
ditentukan sebagai bagian dari
(organisasi)
Tata kelola yang jelek dan dibawah
standar dengan hasil-hasil yang tidak
memuaskan serta banyak keluhan
(complain) dari pasien sangat
memberikan resiko yang tinggi bagi
rumah sakit.
Berupa resiko hukum (gugatan),
financial sampai pencabutan izin yang
berwenang.
Efektivitas Klinik
Semua pelayanan termasuk pelayanan
klinik harus memberikan efektivitas
(Efek positif) terhadap penyembuhan
dan pemulihan pasien serta
kesejahteraan pasien pada umumnya.
Efektivitas ini harus dilakukan dengan
melakukan review, pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang
diberikan.
Keterbukaan
Pelaksanaan Tata Kelola Klinik (Clinical
Governance) harus dilakukan dalam
suatu iklim keterbukaan dan kerjasama
yang baik untuk mendapatkan suatu
mutu pelayanan klinik yang tinggi
(excellent).
Keterbukaan juga tidak bisa dihindari
dengan akses masyarakat yang lebih
luas dan kritis.
Leadershi
p
Communication
Patient
Involvement
High Quality
Data
Continuing Professional
Development
Clinical Effectiveness
High Quality
Care
Ownership
Manajemen
Peran serta
Pasien
Komisi
Pelaksana
Good
Clinical
Governanc
e
Komite
Medik
Manajemen
Mendesain struktur organisasi yang
mendukung (GClG)
Menunjang terbentuknya kepemimpinan yang
kuat
Mendukung terwujudnya dan berkembangnya
akuntabilitas didalam organisasi
Membantu terbentuknya suatu budaya
kerjasama untuk mencapai kualitas yang
tinggi (excellent)
Membina untuk tercapainya suatu kerjasama
tim yang kompak
Komite Medik
Bersama kelompok staf medik fungsional
Contoh-contoh Kasus
1. Keharusan pendaftaran baru untuk ijin praktek
dengan persyaratan akreditasi dari organisasi
profesi.
2. Penilaian tentang efektivitas pemakaian obat-obat
anti peradangan (Anti Phlogistik) pada trauma
3. Penilaian efektivitas klinik terhadap tindakantindakan khusus
4. Hasil penelitian dan uji klinik obat-obat baru
5. Penyesuaian SOP untuk tiap rumah sakit sesuai
dengan fasilitas yang ada.
6. Pelaksanaan audit medik terhadap pasien-pasien
Askes
7. Dll
Kesimpulan
1. Good Clinical Governance (GClG) merupakan
suatu tuntutan yang harus dilaksanakan
di setiap rumah sakit dengan manajemen
yang baik dalam suatu organisasi khusus
atau oleh Komite Medik.
2. Manajemen rumah sakit harus mendukung
bahkan memprakarsai terbentuknya
organsasi yang menjamin adanya GClG.
Terima kasih