You are on page 1of 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Perawatan perioperatif
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Keperawatan perioperatif adalah fase penatalaksanaan pembedahan
yang merupakan pengalaman yang unik bagi pasien.
(http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2008/10/keperawatan-perioperatif-padafraktur_30.html#ixzz1mt9MHO83 )
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. (
Keperawatan medikal-bedah : 1997 )
Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase
pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.
1. Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi dalam
proses operasi yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama
adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien
tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit serta petugas
kesehatan dari klien dan keluarganya mengenai tindakan tersebut. Pada periode pre
operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum
operasi.
2. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan, memasang infus,
memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
3. Fase Posotperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktifitas keperawatan,
mengkaji efek agen anestesi, membantu fungsi vital tubuh, serta mencegah
komplikasi. Peningkatan penyembuhan pasien dan penyuluhan, perawatan tindak

lanjut, rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi
diikuti dengan pemulangan.
B. Fase Pre operatif
Merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif, kesuksesan tindakan
pembedahan secara keseluruhan sangat sangat tinggi pada fase ini.
Persiapan klien di unit perawatan
Persiapan fisik
Persiapan fisik pre operatif yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu:
- Persiapan di unit perawatan
- Persiapan di ruang operasi
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara
lain:
a. Status kesehatan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara
lain:
-

Identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan dimasa lalu, riwayat


kesehatan kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap adalah status
hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan

hevar, fungsi endokrin, fungsi ilmunologi, dan istirahat yang cukup.


b. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi harus memenuhi albumin dan globulin segala bentuk defisiensi
nutrisi harus dikoreksi preop oleh karena itu dapat terjadi komplikasi yang serius
pasca operasi.
c. Keseimbangan cairan elektrolit
Balance cairan harus diperhatikan oleh karena itu berhubungan dengan intake
out put, demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang
normal, oleh karena itu berkaitan dengan fungsi ginjal yang mengatur
mekanisme asam basa dan eksresi metabolit obat-obatan anestesi.
d. Kebersihan lambung dan collon, pasen dipuasakan kalau dewasa antara 6-8 jam
(minimal), anak-anak antara 4-6 jam dan bayi 2-4 jam tujuannya yaitu untuk
menghindari resiko aspirasi akibat muntahan yang masuk ke paru-paru, jika pasien
emergency dengan puasa yang tidak cukup, lambung yang penuh maka indikasi
pemasangan NGT.
e. Pencukuran daerah operasi untuk mencegah infeksi
f. Personal hygiene untuk mencegah infeksi
g. Pengosongan kandung kemih dengan memasang kateter, tapi bila pasiennya
kooperatif seruh bak sendiri.
h. Latihan praoperasi adalah:
Latihan nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan ventilasi paru

dan oksigenisasi set anestesi umum


Latihan bentuk efektif

Latihan putar sendi


Faktor resiko terhadap pembedahan adalah
a. Usia (usia yang terlalu tua (lansia) atau terlalu muda
b. Nutrisi/riwayat alergi
c. Penyakit kronis
d. Ketidaksempurnaan neuran endokrin
e. Perokok berat
f. Peminum alkohol dan ediksi (pecandu narkoba)
g. Kebiasaan minum obat-obatan hipertensi, alergi, steroid dll.
h. Mengidap penyakit parkinson.
Persiapan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium (lab. Rutin, kimia fungsi liver, ginjal dll).
b. Mengidap radiologi bila indikasi dan pemeriksaan daignostik seperti ro foto
thorax, abdomen, tulang merah fraktur), USQ, CT-scan, MRI, BNO-IVP,
Renogram, EKG, EUTO, EEC, dan lain-lain.
Pemeriksaan status anestesi
Pemeriksaan status fisik yang digunakan yaitu klasifikasi pasien preopi menurut ASA
(American society of Anesthisiologi) adalah sebagai berikut:
a. ASA I : Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi
b. ASA II : Pasien dengan kelainan sistemik ringan/sedang baik oleh karena penyakit
bedah atau dengan penyakit lainnya.
c. ASA III : Pasien dengan gangguan sistemik berat yang diakibatkan oleh karena
berbagai penyebab = APP perforasi dengan iskemik
d. ASA IV : Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam
kehidupannya.
e. ASA V : Pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau
tidak.
Klasifikasi ASA juga dapat dicantumkan pada pembedahan darurat dengan
ditandai E (contoh ASA I E/III E) yaitu emergency.
Inform Concent
Yaitu sangat penting oleh karena terkait dengan aspek hukum, tanggung jawab,
tanggung gugat, harus mengerti, menyadari bahwa tindakan medis itu besar/kecil
mempunyai resiko, maka harus menerima dari semua pihak, baik pihak keluarga
ataupun pihak RS (tim bedah).
Persiapan Mental/Psikis

a. Membantu pasien untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dialami pasien,


sebelum dan sesudah operasi
b. Memberikan penjelasan lebih dulu, sebelum setiap tindakan operasi yang sesuai
dengan tingkat perkembangan.
c. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga untuk menanyakan tentang segala
prosedur yang ada.
d. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat-obatan premedikasi,
medikasi dan untuk tindakan pasca bedah.
B. Fase Intra operatif
Fase Intraoperatif dimulai Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan,
memasang infus, memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis
menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
Perawat yang bekerja di ruang bedah harus telah mengambil program
Proregristation Education Courses in Anasthetic and Operating Teather Nursing . Dalam
pembedahan perawat disebut scrubbed nurse yang bertindak sebagai asisten ahli bedah.
Perawat bertanggung jawab akan pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan dan
instrumen dan menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk terlaksananya
pembedahan yang direncanakan.
a. Aktivitas yang dilakukan adalah segala macam aktivitas yang dilakukan di ruang
operasi sebelum tindakan operasi.
Setelah selesai prosedur, ADM persiapan pra anestesi dan kemudian prosedur
drapping.
b. Anggota team dalam prosedur pembedahan ada 3 kelompok besar yaitu:
Ahli anestesi dan perawat anestesi yang bertugas memberikan obat-obatan dan

alat-alat anestesi yang akan digunakan = setelah pasien berbaring di meja operasi.
Ahli bedah dan asistennya yang melakukan scrub dan pembedahan
Perawat intra operatif, bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan
(well being) pasien.

Prinsip Umum
1. Prinsip asepsis ruangan (alat-alat bedah, seluruh sarana kamar operasi, semua alatalat yang dipakai, personal operasi, sandal, baju, masker dan topi.
2. Prinsip asepsis personal, sebelum operasi meliputi 3 tahap, yaitu:
Scrubbing (cuci tangan steril)
Gowning (teknik pemakaian gaun operasi)
Gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril)
3. Prinsip asepsis pasien

Kebersihan pasien
Desinfeksi lapangan operasi
Tindakan drapping
4. Prinsip asepsis instrumen
Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu perawatan dari sterilisasi alat,
mempertahankan kesterilan alat pada scat pembedahan yang digunakan teknik-teknik
tertentu tanpa singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda-benda
non steril.
Peran perawat dalam periode intraoperatif yaitu:
1. Circulating nurse (perawat sirkulasi), mengkaji klien saat masuk ke kamar
operasi, membantu memposisikan klien pada meja operasi, membantu
memonitoring alat-alat mengambil perlengkapan tambahan dan menghitung
jumlah instrumen.
2. Scrub nurse, melakukan desinfeksi lapangan pembedahan dan drapping,
mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan khusus yang
dibutuhkan untuk pembedahan, jika membantu dokter selama proses
pembedahan seperti mengantisipasi instrumen yang dibutuhkan (spon kassa,
drainage steril dan peralatan lain ).
Tindakan intra operatif :
a. Perlindungan terhadap injury
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang
dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat
difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan,
koreksi atau menghilangkan masalah masalah fisik yang mengganggu pasien.
Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis
maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya
berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun
juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga
pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang
terintegrasi.
b. Monitoring pasien
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal,
yaitu :
1.

Safety Management

Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama
prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan
diantaranya adalah :
a.

Pengaturan posisi pasien


Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada
klien dan memudahkan pembedahan. Perawat perioperatif mengerti bahwa
berbagai posisi operasi berkaitan dengan perubahan-perubahan fisiologis
yang timbul bila pasien ditempatkan pada posisi tertentu.

2.

Monitoring Fisiologis
Pemantauan fisiologis yang dilakukan oleh perawat meliputi hal hal sebagai
berikut :
a. Melakukan balance cairan
Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi kebutuhan cairan
pasien. Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung
jumlah cairan yang masuk dan yang keluar (cek pada kantong kateter urine)
kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan yang terjadi.
Misalnya dengan pemberian cairan infus.
b. Memantau kondisi cardiopulmonal
Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinue untuk
melihat apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang
dilakukan meliputi fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi
oksigen, perdarahan dan lain lain.
c. Pemantauan terhadap perubahan vital sign
Pemantauan tanda-tanda vital penting dilakukan untuk memastikan kondisi
klien masih dalam batas normal. Jika terjadi gangguan harus dilakukan
intervensi secepatnya.

3.

Monitoring Psikologis
Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar) dukungan
psikologis yang dilakukan oleh perawat pada pasien antara lain :
a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
b. Perawat berdiri di dekat pasien dan memberikan sentuhan selama
prosedur pemberian induksi .
c. Mengkaji status emosional klien.
d. Mengkomunikasikan status emosional pasien

kepada tim kesehatan (jika

ada perubahan).
e. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
4.

Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care ,tindakan yang dilakukan antara lain :
a. Memanage keamanan fisik pasien.
b. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.

C. Fase Post operatif


Keperawatan postoperatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif.
Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada
keadaan equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi
optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman.
Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah
masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat
dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan
di rumah sakit atau membahayakan diri pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan
keperawatan postoperatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri.
a. Faktor yang Berpengaruh Post operatif
1. Mempertahankan jalan nafas
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
2.

Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas
melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul.

3.

Mempertahakan sirkulasi darah


Mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan pemberian caiaran
plasma ekspander.

4.

Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase


Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien,
seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan mungkin saja terjadi
akibat penagaruh anastesi sehingga perlu dipantau kondisi vomitusnya. Selain
itu drainase sangat penting untuk dilakukan obeservasi terkait dengan kondisi
perdarahan yang dialami pasien.

5.

Balance cairan
Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien. Cairan
harus balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat
perdarahan atau justru kelebihan cairan yang justru menjadi beban bagi jantung
dan juga mungkin terkait dengan fungsi eleminasi pasien.

6.

Mempertahanakan kenyamanan dan mencegah resiko injury.


Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan
beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman

dan pasang side railnya. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan
intervensi keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medi terkait dengan
agen pemblok nyerinya.
b. Tindakan Post operatif
Ketika pasien sudah selasai dalam tahap intraoperatif, setelah itu pasien di pindahkan
keruang perawatan, maka hal hal yang harus perawat lakukan, yaitu :
1.

Monitor tanda tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang,
dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya.
Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal
setelah postoperatif.

2.

Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami
perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan

3.

jahitan.
Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk
efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan

4.

mengeluarkan sekret dan lendir.


Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan

5.

untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.


Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan
dengan kondis/penyakitnya post operasi.
Ada 2 macam discharge planning :
a. Untuk perawat : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada
klien (sebagai dokumentasi)
b. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.

DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC.
Nurachmah, Elly. 2000 . Buku Sakau Prosedur Keperwatan medikal-bedah. Jakarta : EGC.
Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 . Jakarta : EGC
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005 . Kiat Sukses menghadapi Operasi.
Yogyakarta : Sahabat Setia
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah Edisi revisi, Jakarta : EGC.
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsepdasarkeperawatanperioperatif.html, di akses 10 Nov 2012

You might also like