Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut definisi World Health Organization (WHO) kematian maternal
ialah kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun. Terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan
untuk mengakhiri kehamilan. Di negara-negara miskin dan sedang
berkembang, kematian maternal berkisar 750-1000 per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan di negara-negara maju kematian maternal berkisar antara 510 per 100.000 kelahiran hidup (Prawihardjo, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi
disbanding Negara-negara. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359
per 100.000 kelahiran hidup. Masalah ini tentu perlu untuk mendapat
perhatian khusus dari seluruh pihak baik pemerintah, sector swasta, maupun
masyarakat mengingat bahwa Target Millenium Development Goals
(MDGS)tahun 2015 yaitu AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012).
AKI di Sumatera Selatan tahun 2012 sebesar 148 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan pada tahun 2011 AKI di Sumatera Selatan sebesar 131 per
100.000 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes
Provinsi Sumatera Selatan, 2012)
Sedangkan di Kota Palembang AKI dilaporkan pada tahun 2012 yaitu 13
per 29.451 kelahiran hidup, Berdasarkan data Dinkes Kota Palembang jumlah
kematian ibu tahun 2013 masih dibawah angka nasional untuk RPJMN
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2014 (118 per
100.000 kelahiran hidup). Ada 13 kasus kematian ibu dari 29. 911 kelahiran
hidup, penyebab kematian terbanyak adalah pre-eklampsi berat (31%) .
diikuti oleh hipertensi dalam kehamilan (23%). Penyebab kematian ibu
lainnya adalah perdarahan (15%), syok hipovolemik (8%) , persalinan lama
(8%) dan lain-lain (15%) (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes
Kota Palembang, 2013)
Sampai saat ini penyebab kasus KPSW belum diketahui secara pasti,
tetapi berbagai penulis menyebutkan beberapa faktor predisposisi,antara lain:
Faktor selaput ketuban. Faktor infeksi. Faktor perubahan tekanan intra uterine
yang mendadak. Faktor yang berhubungan dengan kebidanan dan
ginekologi,seperti: multi gravida. Pernah mengalami KPSW pada persalinan
yang lalu, hamil ganda, hindramnion, perdarahan antepartum, malposisi,
disproporsi, sefalo-pelvik,umur lebih dari 35 tahun, trauma vagina. Faktor
sosial ekonomi yang rendah seperti: defisiensi gizi,vit C. Faktor
antagonismus golongan darah A, B, O. Faktor merokok. dan faktor keturunan.
Dari Data Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, yang mana pada
tahun 2014 dari mulai Januari sampai Oktober
KEBIDANAN
1.2.
Rumusan masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin Ny.R
G2P1A0 Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) di Ruang
KEBIDANAN Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2014?
untuk
menilai
keseluruhan/komprehensif
KPSW.
2. Agar mahasiswa
dapat
keadaan
klien
secara
Ny. R
dengan
menginterpretasikan
data
untuk
dapat
mengidentifikasi
diagnosis/masalah
dapat
menyusun
rencana
asuhan
secara
1.4.
1.5.
Metode Penulisan
Penulisan pada laporan study kasus ini menggunakan metode narasi
yang menceritakan kejadian sesuai dengan pemantauan perkembangan yang
terjadi pada Ny.R selama kehamilan,persalinan,nifas,sampai bayi baru lahir
secara kronologis sesuai dengan keadaan pada laporan study kasus ini juga
penulis menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP.
menurunkan
angka
kejadian
KPSW
di
Rumah
Sakit
BhayangkaraPalembang.
1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah keperpustakaaan dan pengetahuan
serta untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi mahasiswa programD
III Akademik Kebidanan Budi Mulia Palembang.
1.6.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk terus-menerus mengasah keterampilan dalam
Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil dengan KPSW selama proses
pembelajaran
di
Kampus
maupun
di
lahan
praktek,
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Sapa
5. Sopan, dan
6. Santun
2.1.3. Fasilitas dan pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
a.Fasilitas
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam
2. Farmasiatau Apotek 24 jam
3. Rawat Jalan atau Poliklinik spesialis
4. Bedah
5 HCU
7. RekamMedik
8. Radiologi
9. Laboraturium
13. Medical Check Up
14. ECG dan EEG
15. USG
18. CT-Scan
b. Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis) :
1. Poliklinik Spesialis Bedah
2. Poliklinik Spesialis Dalam
3. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
4. Poliklinik Spesialis Anak
5. Poliklinik Spesialis Mata
6. Poliklinik Spesialis THT
7. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
8. Poliklinik Spesialis Saraf
9. Poliklinik Spesialis Jantung
10. Poliklinik Gigi
Pelayanan Rawat Inap
1. Perawatan VVIP dan VIP
2. Perawatan Kelas I,II,II
3.
4.
5.
6.
Pelayanan Penunjang
1. Instalasi Laboratorium
2. Instalasi Radiologi
3. Instalasi Bedah
4. Instalasi Farmasi (Apotek)
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Laundry
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS)
8. Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
9. Kasir
10. Rekam Medik
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1. Definisi Kehamilan
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan
( kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara
progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).
Persalinan adalah proses pengeluaran asil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lair atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubaan seriks seara
progresif dan diakiri dengan kelairan plasenta (Sulistyawati, 2013).
lintas
(passage)
adalah
ukuran
dan
tipe
ketegangan,
kontraksi
ligamentum
rotundum,
10
c. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tandatanda kemajuan Persalinan
d. Durasi pendek
e. Tiada bertambah bila beraktivitas (Sulistiyawati, 2013).
2.2.4
penerimaan
rangsangan
dari
luar
seperti
rahim,
11
tertentu
sehingga
menimbulkan
proses
persalinan.
2. Teori penurunan progesteron
a. proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggi, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh
darah mengalami penyempitan..
b. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot
rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
c. Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesteron tertentu..
3. Teori oksitosin internal
a. Perubahan keseimbangan produksi
estrogen
dan
otot rahim
akibat
tuanya
12
bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke
dalam rongga panggul..
Mekanisme jalan lahir menurut (Sulistyawati, 2013) di antaranya
adalah:
dengan
ukuran
paling
kecil
(diameter
13
dilmulainya
persalinan.
Apabila
serviks
14
disebut
kekuatan
skunder,
dimana
kekuatan
ini
15
dokter,
16
sebelum
usia
kehamilan
37
minggu.KPSW
yang
2013).
4. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah suatu keadaan
pecahnya selaput ketuban baik dalam kehamilan maupun dalam
persalinan sebelum pembukaan 3cm (sebelum fase aktif, masih
dalam fase laten).
(GUICK (OBGYN) Dr.Jasran Asga Dafartemen obstetri dan
gynehologi Dr.Mohammad Hoesin FK UNSRI PLG)
5. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) atau Ketuban Pecah
Dini (KPD) atau Ketuban Pecah Prematur (KPP) adalah keluarnya
17
18
19
kehamilan 23 minggu.
8. Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis
( Nugroho, 2012 )
2.2.5 Tanda dan Gejala
a.Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes
melalui vagina.
b.Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes,dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah.
c.Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi
sampai kelahiran.Tetapi bila Anda duduk atau berdiri,kepala janin
20
yang
21
22
dan
di
biarkan
kering.
Pemeriksaan
mikroskopik
23
2.2.9 Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Rawat di rumah sakit
b. Beri antibiotika : bila ketuban pecah > 6 jam berupa :
Ampisilin 4 x 500 mg atau Gentamycin 1 x 80 mg.
c. Umur kehamilan < 32-34 minggu : dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Bila usia kehamilan 32-34 minggu, masih keluar air ketuban,
maka usia kehamilan 35 minggu di pertimbangkan untuk
terminasi kehamilan ( hal sangat tergantung pada kemampuan
perawatan bayi premature).
e. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
f. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid selama
untuk mamacu kematangan paru-paru janin.
1. Bila tak didapatkan komplikasi.
Komplikasi: - Suhu > 38 C
- Leukosit > 15.000/mm3
- Air ketuban berbau, kental dan hijau kuning.
2. Usia gestasi > 28 - < 37 minggu diberikan obat-obatan :
a. Tokolitik
b. Kortikosterid (pematangan paru)
c. Vitamin C dosis tinggi
d. Antibiotika (kontoversi)
Bila air ketuban tidak keluar, pulang dengan nasehat :
a.Tak bersetubuh
b.Tak irigasi vagina
2. Aktif :
a. Kehamilan > 35 minggu : induksi oksitosin,bila gagal di lakukan
seksio sesaria.
24
-Janin mati
(GUICK (OBGYN) Dr.Jasran Asga Dafartemen obstetrgynehologi
Dr.Mohammad Hoesin FK UNSRI PLG
LetakL
NilaiC
CPDL
Kega
Prola
Dengan
SectioPartus
secarea
embriotomi
pervaginam
dengan
induksidengan
oksitosin
Partus
pervaginam
induksi
(SC)
25
(Saifuddn, 1996)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL PATOLOGI DENGAN KPSW 12 JAM
Tanggal pengkajian: 14-12- 2014 Jam: 01.00 Wib No.Rekam Medik: 1202
A.DATA SUBJEKTIF
I. Identitas
Nama Ibu
: Ny.R
Nama Suami
: Tn.A
Umur
: 35 thn
Umu
: 38 thn
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Suka/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hp/ Telp
: 0823 XXXX
Hp/ Telp
:0823 XXXX
Alamat
: Jl.H.Sanusi Lorong,Bilal No.32
II. Keluhan Utama
Ibu datang pukul 01.00 Wib ke Ruang KEBIDANAN RS Bhayangkara
Palembang.Mengaku hamil anak kedua.Ibu mengeluh keluar air-air dari
kemaluannya yang terus merembes sejak pukul 13.00 WIB dan nyeri di daerah
perut yang menjalar kepinggang di sertai dengan keluar lendir bercampur
darah, gerakan anak masih di rasakan.
III. Data Kebidanan
a. Riwayat Haid
Menarche Umur
Haid
:: 12 Tahun
: Teratur : ya
26
Siklus
Disminorhoe
Warna Haid
Bentuk Perdarahan / Haid
Bau Haid
Flour Albus
Kapan
Lama
Warna
Banyak
b. Riwayat perkawinan
Status perkawinan
Jika Kawin
Usia
: 28 hari
: Tidak
: Merah kehitaman
: Cair
: Anyir
: Ya
: Sebelum dan sesudah haid
: 5 hari
: Putih
: Normal
: Kawin : Ya
: Berapa kali : 1x, lamanya : 7 tahun
: 28 Tahun
Tempat
partus
Partus
2009
BPS
Umur
Kehamilan
Jenis
Persalina
Aterm
n
Spontan
Penolong
Bidan
Penyulit
Tdk ada
2 Ini
: G2P1A0
: 10-3-2014
: 17-12-2014
ANC
: 4 x di Bidan
- TM I
- TM II
-TM III
Imunisasi TT
Keluhan umum
- TM I
:
:
:
:
2 x di Bidan
1 x di Bidan
1 x di Bidan
1 x di Bidan
Keadaan
Nifas
Anak
Baik
Baik
ket
JK:LK
3000
48
27
- TM II
- TM III
: Tidak ada
: Sering kencing
e. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB
: Pernah
Pernah menjadi akseptor KB
: Pernah
Alat Kontrasepsi yang pernah di pakai : KB suntik 3 bulan
Alasan berhenti menjadi akseptor
: ingin mempunyai anak lagi
IV. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga
Keturunan Kembar
Penyakit menular/ keturunan
-Lain- lain, Jelaskan
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
28
tangga
11. Tempat dan petugas yang di inginkan untuk bersalin : RS / Dokter
B. DATA OBJEKTIF
a. pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Temperatur
Pernapasan
4.Berat badan sebelum hamil
5. Berat badan saat hamil
: Baik
: Composmentis
: 120/80 mmHg
: 84 x/m
: 36,20C
: 20 x/m
: 51 kg
: 63 kg
6. Tinggi badan
7. Lingkar lengan atas
: 161 cm
: 25 cm
b. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi
a. Kepala
Rambut
Wajah
Cloasma Gravidarum
Konjungtiva
Sklera
29
kelenjar
30
c. Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan dalam : pukul 01.00 Wib / 14 Desember 2014
Portio
: Lunak
Pengeluaran cairan : Lendir darah + air- air
Pembukaan servix : 4 cm
Pendataran
: 50 %
Ketuban
: Negatif
Presentasi
: Kepala
Penurunan
: Hodge II-III
Penunjuk
: UUK kanan depan
d. Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum : Tidak di lakukan
Distansia kristarum : Tidak di lakukan
Conjugata eksterna : Tidak di lakukan
Lingkar panggul : Tidak di lakukan
e. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
Hemoglobin ( Hb) : 11 gr%
Golongan darah
:B
2. Urine
Protein : (-)
Glukosa : (-)
C. ASSESMENT
Diagnosa kebidanan :G2P1A0 36 minggu inpartu kala 1 fase laten JTH preskep
Masalah
Kebutuhan
Diagnosa potensial :
Ibu
- Infeksi puerpuralis
- Partus macet
- Perdarahan post partum
- Atonia uteri
Janin
- IUFD
- Asfiksia
- Infeksi
Tindakan segera : Sectio Secaria (SC)
Kolaborasi dengan Dr.SPOG
31
D. PLANNING
( Perencanaan dan Pelaksanaan )
N
O
1.
2.
PLANNING
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan KU :baik, TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/m, T : 36,2oC, RR : 20 x/m, Pembukaan 4 cm, Ketuban (-) 12
jam, pen : Hodge II, DJJ : 144x/m
Ev: Ibu mengerti dan memahami penjelasan bidan.
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang therapi atau pengobatan
yang akan di berikan sesuai dengan instruksi dokter SPOG yaitu
- Pemasangan infus RL dengan gtt 20 x/m, terpasang
- Injeksi antibiotik Cefotaxime 5 ml (IV) secara pelan-pelan, telah
3.
diberikan
Ev :Ibu dan keluarga menyetujui dengan therapi yang akan di berikan.
Menjelaskan pada ibu dan keluarga setelah diobservasi selama 4 jam
4.
pembukaannya masih 4 cm, ketuban (-), Pen: Hodge II, DJJ : tidak teratur,
Pasang O2 Sebanyak 2 liter dan kolaborasi dengan Dokter untuk tindakan
SC.
Ev: Ibu dan keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
Menjelaskan pada ibu untuk persiapan persalinan secara SC yaitu
melakukan Cuklis, pasang DC(Dower Chateter) dan perlengkapan
persalinan.(baju ibu dan bayi).
Ev: Ibu dan keluarga menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dipindahkan ke
ruangan operasi untuk dilakukan tindakan SC
Ev : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan.
Setelah 1 jam selesai SC, Ibu dipindahkan ke Ruang Perawatan.
Ev : ibu merasa senang karena ibu dan bayi baik-baik saja.
32
Tanggal
14/12/2014
Catatan perkembangan
S :Ibu mengatakan keluar air-air dari
kemaluannya yang terus merembes sejak
pukul 07.00 wib dan nyeri di daerah perut
yang menjalar kepinggang di sertai dengan
keluar lendir bercampur darah.
O:
- keadaan umum baik
- vital sign :
TD : 110/ 70 mmHg
T
: 36,70C
N
: 80 x/m
RR : 22 x/m
DJJ : 150x/m
PD : 3 cm Ket : (-)
-gelisah
-Ketuban yang terus merembes dan
keluarnya lendir bercampur darah
-TFU 3 jari bawah px.
A : G1P0A0 inpartu fase laten dengan KPSW
P: Pukul 12.01 wib
1. Memantau keadaan umum ibu.
- KU ibu baik, ibu merasa senang
2. menganjurkan ibu untuk istirahat tirah
baring untuk mencegah agar air
ketuban tidak terus merembes.
- Ibu mengerti dengan anjuran bidan
3. Informed Consent
- Telah di setujui ibu dan keluarga
4. Melakukan Kolaborasi dengan Dokter
SP.oG
33
34
35
15/12/2014
keras-keraspasca operasi.
Memeberikan therapy pasca operasi seperti
obat oral cifrofloxasim 2x1, ketopropeny 3x1,
B.com.
Memberitahu ibu untuk tidak intervensi apapun
terhadap luka bekas operasi dan menhgajarkan
ibu untuk mobilisasi setelah 6jam untuk miring
36
16/12/2014
- vital sign :
TD : 110/ 70 mmHg
T : 36,30C
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
A : P1A0 1 hari yang lalu
P:
6. Memantau keadaan umum ibu dan bayi.
- KU ibu baik, ibu merasa senang
- menganjurkan ibu untuk istirahat tirah Ibu
mengerti dengan anjuran bidan
- KU bayi baik denagn temp : 36,8 RR: 40 x/m.
- Memeberikan therapy pasca operasi seperti
obat oral cifrofloxasim 2x1, ketopropeny 3x1,
-
B.com.
Memberitahu ibu untuk tidak intervensi apapun
terhadap luka bekas operasi dan mengajarkan
dirinya.
Memeberitahu ibu untuk melepaskan selang
saluran kencing karena sudah 24jam pasca
operasi.
37
P:
17/12/2014
B.com.
Memberitahu ibu untuk mengganti perban
18/12/2014
38
3x1, B.com.
Memberitahu ibu untuk menggati perban yang
tahan air.
Menganjurkan ibu untuk membersihkan
dirinya.
Memebritahu ibu untuk melakukan pelepasan
BAB IV
PEMBAHASAN
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) di definisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPSW preterm adalah
KPSW sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPSW yang memanjang adalah
KPSW yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Rukiyah,
2010).
Ketuban pecah sebelum waktunya adalah pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan/ sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPSW preterm adalah KPSW sebelum usia kehamilan 37 minggu.
KPSW yang memanjang adalah KPSW yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan (Nugroho, 2012).
39
40
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Data subjektif yang dikaji pada Ny. R yaitu ibu mengaku sakit perut mau
melahirkan anak kelima, usia kehamilan 9 bulan,gerakan anak masih
dirasakan, ketuban sudah pecah sejak pukul 18.00 Wib dan terus
merembes saat sampai di ruang KEBIDANAN Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang pukul 01.00 Wib.
2. Data objektif dari hasil pemeriksaan, yaitu RR: 18 x /menit, TD 130/90
mmHg, Temp 36,2oC, Pols 84x/ menit, palpasi Leopold I: TFU 3 jari di
bawah PX (Mc. Donald = 32cm), di fundus terababokong, palpasi Leopold
II: punggungjaninteraba di sebelahkananperutibu, palpasi Leopold III:
bagianterbawahterabakepalajanin, kepalajanin sudah masuk PAP, palpasi
Leopold IV: sejajar, DJJ: 140x/menit. Dilakukan juga pemeriksaan dalam
pada Ny. R dan didapatkan hasil yaitu portio lunak, pengeluaran cairan
yaitu lendir dan darah dan cairan ketuban, ketuban negatif (-), pembukaan
serviks 4 cm, pendataran 50%, presentasi kepala dan penunjuk UUK kiri
depan.
3. Dengan adanya pengumpulan data secara subjektif dan objektif diatas,
kami dapat menyimpulkan bahwa Ny. R G2P1A0hamil 36 minggu janin
tunggal hidup presentasi kepala dengan KPSW.
4. Penatalaksanaan pada Ny.R yaitu IVRL gtt 20x/menit, kemudian
diberikan antibiotik cefotaxim 3x1 untuk mencegah infeksi, dan ibu
diharuskan berbaring selama kala I untuk mencegah air ketuban keluar
lebih banyak.Memberikan asuhan sayang ibu dengan cara pemberian
nutrisi,BAK apabila kandung kemih terasa penuh,dan memberikan
42
konseling bahwa rasa sakit perut yang dirasakan adalah normal dan
menjelaskan kepada ibu untuk tidak meneran karena pembukaan serviks
masih 3 cm. Dilakukan juga pemantauan kala I yaitu mendengarkan DJJ
setiap 30 menit, His setiap 30 menit, Nadi setiap 30 menit, Suhu setiap 2
jam, pembukaan seviks, penurunan dan tekanan darah setiap 4 jam.
1. Setelah menetapkan kebutuhan tindakan dan pelaksanaan kemudian
melakukan asuhan antara lainmenjelaskan kepada ibu bahwa ketuban telah
pecah dan meminta ibu untuk berbaring selama pembukaan belum
lengkap. Ibu mengerti dan paham mengenai penjelasan yang diberikan.Ibu
mau berbaring saja menunggu pembukaan lengkap.Memberikan asuhan
sayang ibu berupa asupan nutrisi,BAK apabila kandung kemih terasa
penuh dan menggosok punggung ibu.
Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pihak Rumah Sakit agar tetap mempertahankan kualitas
pelayanannya dan juga lebih meningkatkan penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan kasus - kasusterutama KPSW sesuai
teori maupun praktek.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
1.Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi
mahasiswa Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dan patologi
sesuai teori maupun praktek.
43
pada ibu hamil inpartu kala I fase laten dan fase aktif sesuai prosedur
teori dan metode yang telah ditentukan.
2.Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan
keterampilan dalam laks asuhan kebidanan pada ibu hamil inpartu
kala I fase laten dan fase aktif dengan KPSW.