You are on page 1of 8

Cara membaca Kode Bearing ( Bantalan)

23 Januari 2012 at 2:34 pm (Bahan Kuliah Teknik Mesin, Otomotif, Proses Produksi & Kerja
Bangku)
Tags: bearing skf code, jenis bantalan, jenis bearing, kode bearing, membaca kode bantalan

Bearing atau bahasa indonesianya disebut bantalan merupakan komponen utama penggerak
poros yang berputar. Bearing ( Bantalan ) banyak jenis macamnya, mulai dari bantalan bola
( ball bearing), bantalan jarum (needle bearng), bantalan gesek dan lain sebagainya.
Nah kali ini saya akan membahas sedikit tentang pengkodean bearing utamanya pada ball
bearing yang mungkin lebih sering kita jumpai pada kendaraan kita sehari-hari.
Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing ( biasanya kode beairing terbaca di
lingkaran bearing ) sebagai berikut :
Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ
kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain:
6 = Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing
2 = Kode kedua melambangkan seri bearing
03 =Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)
zz = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing
a. Kode Pertama ( Jenis Bearing )

jadi dalam Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ seperti contoh di atas, kode pertama adalah
angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-Row Deep Groove Ball
Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric
jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang
menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi.
b. Kode kedua ( Seri bearing)
Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh
di atas (6203ZZ ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan
dari bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling
berat

8 = Extra thin section

9 = Very thin section

0 = Extra light

1 = Extra light thrust

2 = Light

3 = Medium

4 = Heavy

Kalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh
(R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi
1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.
c. Kode ketiga dan keempat ( diameter dalam (bore) bearing)
Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :

00 = diameter dalam 10mm

01= diameter dalam 12mm

02= diameter dalam 15mm

03= diameter dalam 17mm

selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing
dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm
d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)
Ok, jadi kita sudah sampai pada pengkodean terakhir. pengkodean ini menyatakan tipe jenis
penutup bearing ataupun bahan bearing. seperti berikut :
1. Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)
2. ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )
3. RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)
4. 2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )
5. V Single non-contact seal
6. VV Double non-contact seal

7. DDU Double contact seals


8. NR Snap ring and groove
9. M Brass cage
maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe ditutupi plat ganda.

Arti Kode dan Perawatan Bearing/ Laher

Coba pelototi angka-angka yang ada di bearing. Ada yang dicetak dipunggung atau di lingkar
luat. Yang jelas, bukan kode buntut, tetapi punya makna aka punya arti. Bahkan ditentukan
berdasarkan standar ISO(International Standard Organisation).Misal di laher SKF tertera
kode 6301 RSI/C3 MT47. secara Internasional, angka 6 menyatakan laher itu pake tipe ball
bearing(laher model bola). Lalu angka 3 menerangkan seri dimensinya. Angka ini
menunjukan 3 hal : diameter, tebal dan tinggi.

Untuk kode contoh diatas, berarti, laher itu berdiameter luar 37mm dan tebal punggung
12mm.
Kemudian angka 01, menunjukan ukuran lingkar dalam laher 12mm. Jika ada laher lain
angka ini 00,artinya diameter lingkar dalamnya 10mm, 01 (12mm), 02 (15mm), 03 (17mm),
04 (20mm),dan 05 (25mm).
Rangkaian huruf RS, singkatan dari rubber seal. Artinya, penutup laher yang digunakan
pabriknya terbuat dari karet. Andai hurufnya Z, berarti penutup daribahan metal. Diambil

dari symbol Zn, artinya Zinc alias seng


Nah jika laher dilindungi penutup kiri-kanan, didepan huruf tersebut dicantumkan angka 2.
Misalnya 2RS atau 2Z.
Berikut kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung
bagian dalam. C3 cocok untuk motor harian.
Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar
pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih ngoklok dibanding C2.
Angka kerenggangan tsb tercantum dari C2 C5 tanpa tanda(kosong). Motor dengan putaran
mesin tinggi sebaiknya menggunakan laher dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya
yaitu di temperatur motor balap jauh lebih tinggi disbanding motor harian, dan ketika suhu
memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet.
Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.Nah
terakhir, huruf dan angka menunjukan jenis pelumas yang pantas dipakai. Misalnya, kode
MT47 seperti pada laher roda. MT singkatan dari Medium Temperatur. Kemampuan pelumas
bisa bertahan pada suhu -30C sampai 110C.
1. Ball Bearing

Ball bearing adalah jenis bearing yang paling umum, digunakan dibanyak
aplikasi teknis, dari mesin hingga peralatan rumah tangga. Bearing ini cukup
simpel tapi gerak putarnya efektif. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak
dipakai karena bisa menghandle baik beban putar (radial load) ataupun beban
tekan dari samping (thrust load). tetapi, hanya dipakai untuk aplikasi yang
bebannya tidak terlalu berat. di ball bearing ini, beban transfer dari bagian luar
(outer race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner
race). karena bentuk bola adalah bulat, maka kontak antara inner race dan outer
race sangat minim sehingga putarannya sangat lembut.
2. Roller Bearing

Ilustrasi paling gampang untuk bearing tipe roller ini adalah conveyor belt
dimana bearing di beri beban cukup berat. sesuai namanya, roller bearing
berupa roller yang berbentuk silinder. jadi kontak antara bagian dalam (inner
race) dan bagian luar (outer eace) bukan bertumpu pada satu titik seperti pada
ball bearing, tapi segaris (sesuai lebar roller). karena titik tumpunya lebih lebar
atau lebih dari satu titik, maka kekuatan tumpuan bebannya juga lebih besar.
roller bearing ini juga bervariasi termasuk needle bearing, yakni menggunakan
silinder dengan diameter yang sangat kecil, karena itulah, disamakan dengan
jarum (needle).
3. ball thrust bearing

bearing jenis ini hanya digunakan untuk aplikasi dengan putaran gerak yang
rendah. tidak bisa dipakai untuk radial load. contoh benda yang biasanya
menggunakan ball thurst bearing antara lain meja makan model putar.
4. Roller Thrust

Sesuai peruntukannya, roller thurst bearing berupa roller bearing yang bisa
menahan beban cukup berat, biasa dipakai di gear set seperti transmisi atau
gear box, dimana butuh rumah dan rotating shaft. gigi matahari yang dipakai
ditransmisi juga butuh bearing ini.
5. Tapered Roller

Bearing jenis ini biasa dipakai di tromol mobil, dimana roller bearingnya punya
dua bagian yang saling bersebrangan arah. dengan demikin , dua roller bearing
ini bisa menahan beban (trust load) dari dua arah tersebut.
6. Magnetic Bearing

Magnetic Bearing adalah bearing paling modern dengan daya kerja atau putaran
tinggi. biasanya di pakai di sistem sistem dan perangkat tertentu seperti
flywheel. dengan bantuan magnetic bearing ini, maka flywheel bisa terapung di
medan magnet. Beberapa tipe flywheel bisa berputar lebih dari 50 ribu rpm.
bandingkan dengan roller bearing biasa atau ball bearing yang akan langsung
meleleh dalam kecepatan ini. Karna magnetic bearing tidak punya moving part,
maka kecepatan putarnya bisa sangat cepat.

You might also like