You are on page 1of 34

Workshop 1 Hari

PEMERIKSAAN
PAJAK

Menghindari & Menghadapi


Disampaikan oleh:

Dr. Nur Hidayat, Ak, BKP

8/21/15

PUSAT
PUSAT INFORMASI
INFORMASI KEUANGAN
KEUANGAN &
&
PERPAJAKAN
PERPAJAKAN
1
Semarang,
Semarang, 26
26 September
September 2013
2013

Menghindari
PEMERIKSAAN PAJAK

8/21/15

TUJUAN PEMERIKSAAN
1

Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

- WP sudah memenuhi kewajibannya tetapi dlm pemenuhan kewajiban


perpajakan tsb WP masih diragukan kepatuhannya, maka DJP diberi
wewenang utk melakukan law enforcement melalui pemeriksaan pajak.
- Pengujian oleh DJP berkaitan dgn kewajiban WP berkaitan dgn
perhitungan, potput, pembayaran maupun pelaporan pajak.
Beberapa kriteria ketidakpatuhan WP, yg perlu diuji melalui pemeriksaan
pajak, sbb :
Laporan WP tidak benar
Laporan WP tidak tertib
Laporan WP diragukan kebenarannya
WP menggunakan identitas yg bukan menkadi haknya

Laporan WP Tidak Benar


Ada indikasi SPT yg dilaporkan tidak benar

Data yg diperoleh DJP didapat atas data interen pd


kantor di lingkungan DJP, maupun data eksteren yg
berasal dari luar
Kemudian dibandingkan dgn data yg dilaporkan oleh
WP melalui SPT Masa / SPT Tahunan, maka akan
tampak apakah WP telah melaporkan SPT-nya dgn
benar ?
maka pemeriksa pajak akan mengusulkan agar SPT WP
dilakukan pemeriksaan 4

Laporan WP Tidak Tertib


Ada indikasi pelaporan tidak tertib

Apabila laporan masa / laporan tahunan yg


dilaporkan oleh WP dilakukan tidak pada setiap
waktu yg ditentukan oleh DJP.
Apabila laporan WP melalui SPT-nya dianggap tidak
tertib, maka pihak fiskus akan memperkirakan ada
ketidakbenaran dari laporan pd SPT WP, dan
pemeriksa pajak akan mengusulkan agar SPT WP
dilakukan pemeriksaan
5

Laporan WP Diragukan Kebenarannya


DJP menganggap laporan WP melalui SPT-nya diragukan
kebenarannya

Apabila berdasarkan analisis fiskus, laporan WP itu


memiliki kecenderungan utk tidak benar
Analisis yg dilakukan fiskus atas laporan pd SPT WP
dpt dilakukan dgn membandingkan data yg dimiliki
WP sendiri atau membandingkannya dgn data WP
lain yg memiliki usaha yg sejenis
6

Laporan WP yg diragukan kebenarannya

Perbandingan data milik WP sendiri dapat berupa :

Peredaran usaha pd Laporan LR dengan DPP PPN

Biaya gaji yg dilaporkan pd Laporan LR dgn gaji yg dipotong


PPh-nya oleh WP
Potongan atau pungutan Pphyg diakui sbg kredit pajak dgn
data potongan atau pungutan PPh pd file master milik fiskus

Pembelian pd HPP dengan pajak masukan


7

Laporan WP yg diragukan kebenarannya

Perbandingan data milik WP dgn WP lain dapat berupa :

Perbandingan tingkat laba yg diakui WP dgn banch marking yg


telah dihitung oleh Ditjen pajak
Perbandingan HPP yg diakuioleh WP dgn rata-rata HPP
rendah yg diakui WP lain yg sejenis
Perbandingan berbagai biaya yg diakui WP dgn rata-rata biaya
yg diakui WP lain yg sejenis

WP Mempergunakan Identitas yg Bukan


Menjadi Haknya
Pemakaian NPWP maupun PKP orang lain atau badan lain dapat
mengakibatkan kerugian pd negara, atau merugikan WP lain, hal
ini bisa diancam dgn sanksi pidana

Dgn diketemukannya data tsb, fiskus akan mengklarifkasi


kebenarannya kpd WP danmenghimbau utk melakukan
pembetulan atau membayar apabila terkait adanya pajak
yg harus dibayar.
Jika WP tdk merespon maka akan diusulkan utk dilakukan
pemeriksaan pajak
ta

TUJUAN PEMERIKSAAN
2

Untuk tujuan lain

- Pelaksanaan ketentuan perpajakan dilakukan oleh DJPthd WP dlm


rangka pelayanan thd permohonan hak yg dilakukan oleh WP.
- Namun, dapat dilakukan oleh DJP dlm menegakkan law enforcement.
- Pemeriksaan ini selain sbg pelayanan juga dpt memberikan hukuman
yg memberikan pendidikan & keadilan thd WP lainnya.
Beberapa kriteria ketidakpatuhan WP, yg perlu diuji melalui pemeriksaan
pajak, sbb :
Laporan WP tidak benar
Laporan WP tidak tertib
Laporan WP diragukan kebenarannya
WP menggunakan identitas yg bukan menkadi haknya

10

Risiko Pemeriksaan Pajak


Risiko pemeriksaan melekat pada semua WP, hal ini
karena sistem pemajakan Indonesia yang
menganut Self Assessment.
Namun demikian, bobot risiko pemeriksaan
tergantung pada jenis pemeriksaannya, antara
lain:
Pemeriksaan Pengujian Kepatuhan
Pemeriksaan Tujuan Lain.
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan/Penyidikan Tindak Pidana

Risiko Pajak Berdasarkan


Peluang SPT Diperiksa
SPT Kurang Bayar

Rendah

SPT Nihil

Sedang

SPT Lebih Bayar

Tinggi

SPT Rugi &


Lebih Bayar

Sangat
Tinggi
12

8/21/
15

8/21/
15

Risiko yang Tidak Dapat


Dihindari
Self Assessment System
Menghitung

Menyetor

Melapor

Pengujian Kepatuhan

Pemeriksaan Pajak
13

Pengurangan Risiko

Menghindari penyebab timbulnya


risiko
SPT LB,
Laporan Keuangan Rugi,
Pengajuan Restitusi

Mengambil berbagai tindakan


berisiko yang saling menghilangkan
secara alamiah
Pembetulan SPT,
Kompensasi Kerugian,
Menggeser Kerugian

Meminimalisasi dampak dari risiko


seandainya terjadi
14

Bentuk Pengurangan
Risiko

Pencegahan risiko
Mengusahakan supaya
penyebab tidak terjadi
Mengkondisikan SPT Tidak
Lebih Bayar atau Tidak
Mengajukan Restitusi
Pengendalian kerugian
Mengusahakan
meminimalisasi kerugian
seandainya risiko tersebut
benar-benar terjadi

15

Pemindahan Risiko

Integritas,
Loyalitas,
Kapabilitas

Pegawai
yang
Kompeten

Konsultan
Pajak
(Terbuka)

Konsultan
Pajak
(Tertutup)

Perlindungan
Hukum/UU
Creative
Accounting

Pelimpahan
Kuasa

Tax
Planning
Ideal
16

Menghindari SPT Diperiksa


Ada sembilan langkah yang dapat
dilakukan WP agar SPT tidak Berbuntut
pada Pemeriksaan:
Pertama: Pastikan angka-angka yang
disajikan dalam SPT PPh Badan sinkron
dengan angka-angka dalam SPT PPN.
Beban gaji dalam Laporan Keuangan
sinkron dengan yang dilaporkan dalam
SPT Masa PPh Pasal 21.
Kedua: Pastikan SPT tidak dalam kondisi
lebih bayar atau laporan keuangan
(Laporan laba-rugi) dalam kondisi rugi.
8/21/15

17

Menghindari (lanjutan)
Ketiga: Pastikan tidak terjadi kesalahan
dalam penghitungan, dan kesalahan
dalam pengisian SPT.
Keempat: Pastikan penyajian laporan
keuangan sesuai dengan PSAK No.
46 tentang Akuntansi PPh dalam hal
laporan keuangan diaudit oleh
akuntan publik, atau sesuai dengan
Pasal 28 UU No. 16/2009 tentang KUP
Kelima: Buatkan koreksi fiskal sesuai
dengan ketentuan Akuntansi Pajak
dan UU No. 36/2008 tentang PPh.
8/21/15

18

Menghindari (lanjutan)
Keenam: Bila terjadi kurang bayar, pastikan setoran
dilakukan tepat waktu dan jumlah yang disetor
sesuai dengan kurang bayarnya.
Ketujuh: Pastikan tidak ada lampiran-lampiran yang
tertinggal atau kurang didukung dengan data yang
memadai.
Kedelapan: Pastikan SPT yang disampaikan benar,
lengkap, dan jelas, serta ditandatangani oleh pihak
yang berhak menandatangani.
Kesembilan: Lebih sempurna bila laporan keuangan
diaudit akuntan publik dan mendapat opini wajar
tanpa pengecualian (WTP)

8/21/15

19

SPT
Pajak

Tips & Trik


Menghadapi Pemeriksaan

8/21/15

20

Menghadapi SPT
Diperiksa

8/21/15

L/K yang disajikan oleh WP


sebagai lampiran SPT
mempunyai peranan yang
penting untuk memback-up
ketika diperiksa oleh Fiskus
Setiap SPT yang disampaikan
oleh WP mempunyai peluang
yang sama untuk diperiksa
atau tidak diperiksa.
WP punya keharusan untuk
mengantisipasi SPT
21

Hal Penting yang Harus


Dipersiapkan
Laporan SPT harus merujuk pada
aturan perundang-undangan yang
ada, dan jangan sekali-kali menyalahi
UU atau aturan yang ada.
Bila laporan SPT yang disampaikan
WP termasuk dalam kategoti
diperiksa, sebaiknya segera mencari
informasi: Diperiksa dalam hal apa?
WP harus mendapatkan informasi
kapan pelaksanaan pemeriksaan,
serta kapan batas akhir pemeriksaan
Segera penuhi panggilan, agar dapat
menimbulkan kesan baik (WP
22
8/21/15
beritikad baik) dan appresiatif

Hal Penting
(lanjutan)

8/21/15

Siapkan back-up laporan SPT sesuai


dengan yang diminta oleh
pemeriksa, sedapat mungkin
memenuhi seluruh yang diminta
oleh pemeriksa dan tentunya sesuai
dengan objek yang diperiksa.
Apabila ada beberapa buku dan
dokumen (bukti transaksi) yang
belum lengkap (tidak dimiliki)
segera sampaikan terlebih dahulu
yang telah ada, dan jangan lupa
meminta waktu kepeda pemeriksa
untuk menyiapkan buku dan
dokumen lain yang belum lengkap.
23
Dalam hal pemeriksaan lapangan,

Hal Penting
(lanjutan)

Mintakan tanda terima dengan


lengkap dan rinci atas buku dan
dokumen yang dipinjamkan kepada
pemeriksa.
Mintalah hasil pemeriksaan dalam
bentuk kertas kerja yang dibuat oleh
pemeriksa, cermati detail isinya, bila
ada hal-hal yang tidak dipahami/
dimengerti mintalah penjelasan dari
pemeriksa.
Teliti kembali sebelum

8/21/15

24

Hal Penting (lanjutan)


Tandatangani untuk koreksi yang telah
disetujui dan bila terdapat hasil pemeriksaan
yang tidak disetujui nyatakan menolak untuk
menandatangani (penolakan hanya apabila
WP yakin memiliki bukti-bukti yang memadai
untuk menyangkal temuan pemeriksa).
Tunjuklah Kuasa Pajak yang kompeten,
apabila WP merasa tidak memiliki
pemahaman yang memadai tantang
perpajakan. Akan lebih bijak apabila masalah
pajak diserahkan kepada orang yang tepat,
untuk diberikan kuasa mengurus dan
membantu masalah perpajakan.
8/21/15

25

Tindak Lanjut (Follow Up)


Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan, akan diterbitkan surat
ketetapan oleh Fiskus, dapat berupa:
SKPKB
SKPKBT
SKPN
SKPLB
atas ketetapan yang diterbitkan oleh Fiskus, bila
dianggap masih belum memuaskan, WP dapat
mengajukan upaya hukum dengan mengajukan:
keberatan,
banding, dan bahkan dapat mengajukan
peninjauan kembali (PK)
8/21/15

26

DOGMA
PEMERIKSA

tidak pernah salah


sebaliknya;

sampai terbukti

jika pemeriksa salah tapi Wajib Pajak tidak


,,

pernah menyanggahnya dan tidak mengajukan keberatan,

kesalahan itu akan menjadi


suatu kebenaran.
maka

Pasal 26 ayat (4) UU KUP

MITOS
Diperiksa pasti salah
Tidak memasukkan NPWP pengurus,

pemilik
modal, komisaris dalam SPT akan diperiksa
Diperiksa pasti kurang bayar
Pemeriksa tidak bisa dibantah
Selalu bisa dibicarakan UUD
Kurang bayar tidak diperiksa
Belum pernah diperiksa pasti tidak akan
diperiksa
Sudah diperiksa pasti akan diperiksa terus

MITOS
Tidak ada pemeriksaan ulang
Tidak ada itu penyidikan pajak
Perpanjangan SPT akan diperiksa
SPT tulis tangan akan diperiksa
Membayar pajak lebih besar lebih mungkin

diperiksa
SPT salah pasti diperiksa
Penghasilan naik lebih mungkin diperiksa
Lebih bayar cair pasti tidak diperiksa

Iji Samaji, SE., M.Si., Ak., CA., BKP.

STRATEGI MENGHADAPI
PEMERIKSAAN PAJAK

PEMERIKSAAN
PAJAK

Strategi Menghadapi
Pemeriksaan Pajak
Dapatkan semua dokumen formal pelaksanaan awal
pemeriksaan: SP2, Surat Panggilan, surat Pemberitahuan, Surat
Permintaan Peminjaman Dokumen
Perhatikan tanggal penerbitan dokumen dan batas-batas waktu
tertentu (permintaan peminjaman dokumen)
Berikan dokumen sesuai permintaan peminjam (lakukan review
terlebih dahulu) dan buatkan bukti penerimaan yang rinci;
Berikan penjelasan lisan dan tulisan atas hal-hal yang diminta
saja;
tidak
memberikan
keterangan
yang
berpotensi
menimbulkan kesulitan (selektif korenspondensi)
Kenali tim pemeriksa dengan baik

Strategi Menghadapi
Pemeriksaan Pajak

Hilangkan prasangka negatif terhadap pemeriksa; posisikan sebagai


teman diskusi

Ikuti progres proses pemeriksaan setiap saat; berinisiatif untuk


menanyakan kepada pemeriksa bila terdapat jeda waktu yang cukup lama

Meminta koreksi awal setahap demi setahap untuk mempermudah


pembuktian yang dilakukan dengan pembahasan; mengusahakan materi
SPHP sudah jelas/tidak ada sengketa yang signifikan

Berinisiatif
mengambil
sendiri
pemberian tanggapan atas SPHP)

SPHP

(menghindari

keterlambatan

Memberikan tanggapan SPHP dengan sistimatis disertai alasan yang jelas


dan bukti pendukung

Strategi Menghadapi
Pemeriksaan Pajak
Ikuti pembahasan akhir, bila tidak mencapai titik temu,
sanggahan diusahakan dibahas oleh Tim Pembahas
Bila sanggahan pemeriksa terkesan dipaksakan

Ingatkan bahwa semua skema pengujian (uji arus


kas, piutang, dll) adalah tools, bukan dasar untuk
melakukan
koreksi
(sepanjang
pembukuan
memenuhi pasal 28 UU KUP);
Besarnya kemungkinan keberatan/ banding disetujui
dan konsekuensi adanya pembayaran imbalan
bunga/ sanksi administratif kepegawaian.

curriculum vitae
Nama: Dr. Nur Hidayat, Ak, BKP
NPWP: 07.477.903.4-422.000
Register Negara Akuntan: D-41.367
TTL: Sei. Terab (Riau), 27-Nopember-1969
Alamat: Jl. Ibu Ipong No. 57 Cibaduyut Bandung 40238
Tlp 022 85440152/08562139864/081320102281
Email: jnur_hidayat@yahoo.co.id
Website: www.pencerahanpajak.blogspot.com
Pendidikan Terakhir: Doktor (S3) Ilmu Ekonomi (Akuntansi Pajak) UNPAD
Sertifikasi: Konsultan Pajak Brevet B (BP USKP IKPI)
Pekerjaan: Konsultan Akuntansi Perpajakan TAXAcc Consulting Bandung
Kuasa Hukum Pajak di Pengadilan Pajak, Dosen S2 Akuntansi Universitas
Kristen Maranatha Bandung, Universitas Pancasila Jakarta, Dosen
Perpajakan PPAk FEB UNPAD, FE UNTAR dan beberapa PTS di Bandung
dan Jakarta
Pembicara Seminar, untuk tema: perpajakan dan akuntansi.
Kolomnis di beberapa media nasional, antara lain: Bisnis Indonesia,
Kontan, dan Berita Pajak untuk tema perpajakan dan akuntansi.
Organisasi: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia (IKPI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
8/21/15

34

You might also like