Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8
1.3.9
1.3.10
1.3.11
1.3.12
1.3.13
1.3.14
1.3.15
1.4 Manfaat
1.4.1
1.4.2
Mengetahui Sifat Atom dan Sifat Unsur Besi, Kobalt, dan Nikel
Mengetahui Kegunaan Besi, Kobalt, dan Nikel
Mengetahui Alloy (Paduan) Besi, Kobalt dan Nikel
Mengetahui Oksida dan Kalkogenida dari Besi
Mengetahui Oksida dan Oksohalida dari Besi
Mengetahui Senyawa Kompleks dari Besi
Mengetahui Oksida dan Kalkogenida dari Kobalt
Mengetahui Halida dan Oksohalida dari Kobalt
Mengetahui Senyawa Kompleks dari Kobalt
Mengetahui Oksida dan Kalkogenida dari Nikel
Mengetahui Halida dan Oksohalida dari Nikel
Mengetahui Senyawa Kompleks dari Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Sejarah Penemuan Besi, Kobalt, dan Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Kelimpahan Unsur Besi, Kobalt, dan
1.4.3
1.4.4
Nikel di Alam
Mengatahui Informasi Tentang Cara Mengisolasi Besi, Kobal, dan Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Sifat Atom dan Sifat Unsur Besi, Kobalt,
1.4.5
1.4.6
1.4.7
1.4.8
1.4.9
1.4.10
1.4.11
1.4.12
1.4.13
1.4.14
1.4.15
dan Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Kegunaan Besi, kobalt, dan Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Alloy (Paduan) Besi, Kobalt dan Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Oksida dan Kalkogenida dari Besi
Mengetahui Informasi Tentang Oksida dan Oksohalida dari Besi
Mengetahui Informasi Tentang Senyawa Kompleks dari Besi
Mengetahui Informasi Tentang Oksida Dan Kalkogenida dari Kobalt
Mengetahui Informasi Tentang Halida dan Oksohalida dari Kobalt
Mengetahui Informasi Tentang Senyawa Kompleks dari Kobalt
Mengetahui Informasi Tentang Oksida dan Kalkogenida dari Nikel
Mengetahui Informasi Tentanghalida dan Oksohalida dari Nikel
Mengetahui Informasi Tentang Senyawa Kompleks dari Nikel
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Tanda-tanda pertama kegunaan besi datangnya dari Sumeria dan Mesir, di mana
sekitar 4000 SM, benda kecil, seperti mata lembing dan perhiasan, dihasilkan dari besi yang
didapati dari meteor dan kemudian sampel diproduksi dengan mereduksi bijih besi dengan
arang,tidak dibuat karena suhu yang memadai tidak dapat dicapai tanpa menggunakan
beberapa cara berikut. Sebaliknya, bahan spon yang dihasilkan dari reduksi pada suhu rendah
akandibentuk penempan yang lama. Besi pertama kali dilebur oleh orang Het di Asia.
Kemungkinan kecil pada abad ketiga sebelum masehi tetapi nilai dari proses itu begitu besar
yang rahasianya dijaga dengan hati-hati dan dengan jatuhnya kerajaan Het sekitar 1200 SM
menyebabkan pengetahuan itu menghilang dan "Zaman Besi" dimulai . Nama "besi" adalah
Anglo Saxon berasal (iren, lih Jerman Eisen). Simbol adalah Fe dan kata-kata seperti "besi"
berasal dari bahasa Latin zat besi, zat besi.
Logam kobalt baru mulai digunakan pada abad 20, namun bijih kobalt sesungguhnya
telah digunakan ribuan tahun sebagaipewarna biru pada gelas maupun sebagai perkakas
dapur. Sumber warna biru pada kobalt dikenali pertama kali oleh G. Brandt (ahli kimia
Swedia) pada tahin 1735 yang mengisolasi logam tak murni yang diberi namacobalt rex.
Pada tahun 1780, T.O. Bergman menunjukan bahwa cobalt rex adalah unsur baru yang
kemudian diberi nama turunan dari kata kobolt (bahasa Jerman) yang artinya globin atau roh
hantu.
Logam paduan nikel telah dikenal di Cina lebih dari 2000 tahun yang lalu, dan
penambang-penambang Saxon telah terbiasa dengan bijih kemerahan NiAs yang secara
sekilas mirip dengan Cu2O. Para penambang tersebut tidak mampu mengektrak tembaga
dari bijihnya dan memberi nama kupfernikel, artinya tembaganya pak tua Nick. Pada tahun
`1751, A.F. Consteds mengisolasi logam tak murni dari bijih ynag berasaldari Swedia, dan
mengidentifikasinya dengan komponen logam kupfenikel sebagai logam baru dengan nama
nikel. Akhirnya pada tahun 1804, J.B. Richter berhasil mengisolasi logam nikel dengan hasil
yang lebih murni dan mengidentifikasi sifat-sifatnya.
dikomersilkan
yaitu
Kobaltite
(CoAsS),
Smaltite
(CoAs 2)
dan
Linneaite
(CO3S2).Persenyawaan kobalt yang terdapat di alam selalu ditemukan dengan bijih logam
nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga serta bijih timbal. Negara negara
yang secara komersil memproduksi logam murni kobalt dari mineralnya di alam antara lain :
Zaire ((32,5%), Zambia(16%), Australia (11%), USSR (10%) dan kanada (9%).
Cobalt terdapat di alam kira- kira 0, 002% dari kerak bumi.Tidak seperti tetangganya
dalam tabel periodik, besi, nikel, dan tembaga, kobalt tidak tersebar di alam.Rata-rata
kelimpah di kerak bumi yaitu 25 bagian per juta (ppm); dalam batuan yang sangat basa, di
mana kobalt yang paling umum, konsentrasi rata-rata adalah 110 ppm. Cobalt mineral dapat
dikumpulkan akibat berbagai proses geologi untuk menghasilkan bijih logam yang bisa
diolah kira-kira 1.000-2.000 ppm. Isotop kobalt-60 (60Co) adalah isotop buatanyang
digunakan sebagai sumber sinar (radiasi energi tinggi berguna untuk sterilisasi dalam
pengobatan dan makanan).
Nikel adalah logam terbanyak ketujuh dari logam transisi dan kedua puluh dua
terbanyak di kerak bumi yang paling melimpah di kerak bumi yaitu sekitar 99 ppm.Jenis bijih
nikel terpenting dan bernilai ekonomis yang sudah diproduksi secara komersial adalah bijih
nikel sulfide dan bijih nikel oksida. Contoh bijih nikel sulfide yang biasa diolah adalah
pentlandite (Ni,Fe)9S8, dan pyhrhotite (Fe7S8).Bijih nikel yang penting dalam perdagangan ada
dua tipe yaitu:
1. Laterit,
yang
merupakan
bijih
oksida-silikat
seperti
gamerit,
(Ni,
Fe(CO)5 (250oC)
Fe+5CO
Fe(CO)5adalah kompleks volatile yang dengan mudah dipisahkan dari reaksi dan
meningggalkan pengotor dalam wadah reaksi. Cara lain untuk menghasilkan sedikit sampel
dari besi murni dengan mereduksi besi oksida, Fe2O3 dengan Hidrogen, H2.
Hampir semua besi yang diproduksi secara komersial digunakan dalam industri baja
dan digunakan sebagai tungku pembakaran. Sebagian besar buku kimia menyajikan proses di
dalam tungku, yang intinya Fe2O3 direduksi dengan karbon walaupun sebenarnya pereduksi
di dalamtungku adalah CO.
2Fe2O3 + 3C
4Fe+3CO2
Proses ini adalah salah satu proses yang paling banyak digunakan dalam industry. Kobalt
murni dihasilkan ketika hidroksida dan natrium hipoklorit (NaOCl) mengalami reaksi sebagai
berikut:
5
2Co(OH)3(s)+NaCl(aq)
heated
Co2O3 + H2O
Co2O3 + 3C
4Co(s) + 3CO(g)
, O2
FeS+CoS+Fe2O3+Na3AsO4
O2
Co3O4 +Fe2O3+SiO2+Na3AsO4
NaNO3
Na2CO3
Co3O4
(Al)
Co metal
Produksi nikel cukup kompleks dan dipengaruhi oleh bijih logam yang
digunakan.Sehingga hanya diuraikan sedikit saja.Pada kasus ini, oksida logam secara umum
tidak bisa diterima untuk dipisahkan dengan teknik pemisahan fisik biasa. Sehingga akan
mencakup seluruh bijih logam untuk mengkajinya.
Nikel ada dalam jumlah yang lebih banyak dari kobalt namun hanya sedikit cadangan
yang bisa diisolasi untuk digunakan dalam ekstraksi.Logamnya didapat dengan pemanasan
disertai yangbelerang untuk membentuk sulfidanya, yang kemudian dibakar untuk
menghasilkan oksidanya.Kemudian direduksi secara langsung disertai pemanasan dengan
karbon atau dilarutkan untuk mendapatkan larutan yang mengandung nikel (II) untuk
kemudian diisolasi dengan elektrolisis.Logam yang didapat dengan reduksi bisa dimurnikan
dengan proses Mond. Logam tersebut dipanaskan sampaisuhu 320 K dengan karbon
monoksida untuk menghasilkan tetrakarbonil yang murni,Ni(CO)4. Kemudian dipanaskan
sampaisuhu 500K untuk mendapatkan logam murni nikel.
Ni + 4CO
Ni(CO)4
Reduksi yang terjadi dalam proses ini hanya sedikit bagian dari besi yang bisa didapat
dalam ampas, dan sebagian besar masih dalam bentuk paduan besi-nikel. Pemisahan besi dari
nikel dilakukan dengan memasukkan leburan paduan ke dalam reaksi yangmelibatkan bahan
yang mengandung belerang (Pirit, Gipsum). Karena perbedaan kemampuan antara besi dan
nikeldalam mengikat belerangdan oksigen, sehingga proses tersebut akan menghasilkan alloy
logam FeS dan Ni3S2 dan sebagian besar besi bisa didapat sebagai ampas.
Logam yang didapat masih mengandung lebih dari 60% besi dan logam yang tersisa
dalam keadaan cair diteruskan pada proses konversi. Proses konversi menggunakan silicon
oksida, hasilnya berupa ampas yang masih mengandung nikel tidak murni dalam jumlah
cukup banyak. Sehingga ampas tersebut biasanya dilelehkan kembali. Proses selanjutnya
adalah pembakaran untuk memisahkan logam dari belerang. Nikel oksida didapatkan dibakar
dengan penambahan arang untuk mendapatkan logamnya.
2.4 Sifat Logam
Besi berwarna perak, berkilau tapi kimia reaktif. setelah waktu yang singkat di udara
lembab besi berubah dari berwarna perak menjadi berkarat berwarna coklat kemerahan
karena FeOOH terbentuk. Larut dalam air elektrolit seperti garam, yang akan mempercepat
reaksi. Fe memiliki nomor atom nomor 26, konfigurasi elektron dari Fe adalah [Ar] 3d6 4s2
Sifat fisika besi
Kerapatan
Masa jenis
Titik leleh
Titik didih
Specific heat cp at 298K
Berat molekul
Elektronegatifitas
Afinitaselektron
Potensial elektroda
7.87 g cm-3
7.09 cm3
1811 K
3134 K
449 J K-1 kg-1
55.85 gmol-1
1.7 eV
15.7 kJ mol-1
M2+ + 2e M
-0, 44
M3+ + e M2+
+0,74
Sifat megnetik
Konduktivitas W m-1K-1
173K
273K
99
83.5
Coefficient of linier expantion K-1
100K
293K
5,6 10-6
11.8 10-6
Resistivity nm
78K
273K
7
89
Ferromagnetic
373K
72
573K
56
500K
14,4 10-6
800K
16,2 10-6
373K
147
573K
315
973K
34
973K
855
1473K
1220
8.90 g cm-3
Molar volume
6.62 cm 3
Melting point
1763 K
Boiling point
3200 K
Molecular Weight
58.932 gmol-1
Electron affinity
63.7 kJ mol-1
Magnetic characterization
Ferromagnetic
273 K
373 K
573 K
973 K
130
105
89
69
53
293K
500K
800K
6.8 10-6
13 10-6
15 10-6
15.2 10-6
Resistivity n m
78 K
273 K
373K
573 K
973 K
1473 K
56
95
197
480
885
Sifat kimia kobalt adalah; (a) kobalt adalah elemen yang kurang reaktif, bergabung perlahan
dengan oksigen di udara, tetapi tidak terbakar dan membakar kecuali dalam bentuk bubuk;
(b) bereaksi dengan asam mineral yang paling encer untuk menghasilkan gas hidrogen. tidak
bereaksi dengan air pada suhu kamar; (c) membentuk senyawa kompleks, (d) dalam air ada
sebagai Co2+ (berwarna merah), dan (e) tahan terhadap korosi, dan (f) Co3+ dalam ion biasa
bersifat tidak stabil, namun dalam kompleks stabil, dan (g) larut dalam asam mineral
9
encer. Nikel cukup berkilau, merupakan logam keperakan, dan secara luas digunakan dalam
paduan logam.
Nikel adalah logam lunak dan ulet. meteorit besi mengandung logam besi dan sekitar
20% nikel. Sumber nikel yang utama adalah mineral pentlandit. Nikel dengan simbol Ni
memiliki nomor atom 28, konfigurasi elektron Ni adalah [Ar] 3d8 4s2. Sifat fisik nikel
ditunjukkan pada tabel berikut.
Sifat fisik Nickel
Density
Molar volume
Melting point
Boiling point
Specifict heat cp at 298K
Molecular weight
Electron affinity
Magnetic characterization
Thermal conductivity Wm-1K-1
173 k
273 K
113
94
Coefficient of linear expansion K-1
100 K
293 K
-6
6.6 10
13.4 10-6
Resistivity n m
78K
5.5
273K
62
8.90 g cm-1
6.59 cm3
1728 K
3186 K
444 J K-1kg -1
58.69 gmol-1
112 kJ mol-1
Ferromagnetic
373 K
83
500 K
15.3 10-6
373K
103
573 K
67
973 K
71
800 K
16.8 10-6
573K
224
973K
400
1473K
-
Kombinasi nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
digunakan untuk peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen rumah dan
bangunan, dan komponen industri. Pada suhu kamar, nikel tidak dapat diserang oleh udara
atau air. Beberapa reaksi nikel:
1. Sangat lambat untuk bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat encer
2. Bereaksi cepat dengan asam nitrat encer, tetapi dengan asam nitrat pekat, nikel bersifat
pasif.
Asam klorida (baik encer dan pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan
pembentukan hidrogen:
10
Ni +2H+ Ni2+ + H2
Ni + 2 HCl Ni2 + 2 Cl- + H2
Reaksi ini akan berlangsung cepat jika larutan dipanaskan. Asam sulfat panas melarutkan
nikel dengan pembentukan sulfur dioksida.
Ni + 2 H2SO4 + 2 H+ Ni2+ + SO2 + H2
Asam nitrat encer dan terkonsentrasi melarutkan nikel mudah dalam dingin:
Ni + 2HNO3 + 6 H+ 3Ni2+ + 2NO + 4H2O
Besi (III) oksida terurai menjadi unsur ketika dipanaskan pada suhu tinggi:
2Fe2O3 4Fe + 3O2
Oksida tersebut direduksi oleh sebagian besar agen pereduksi. Reaksi dengan karbon
monoksida. Reaksi keseluruhan agak eksotermis .
2Fe2O3 + 6CO 4Fe + 6CO2
Karat adalah istilah umum untuk menggambarkan oksida besi. Dalam penggunaan
sehari-hari, istilah ini diterapkan untuk oksida merah, dibentuk oleh reaksi dari besi dan
oksigen dengan adanya uap air/kelembaban udara. Ada juga bentuk lain dari karat, seperti
hasil dari reaksi besi dan klorida dalam lingkungan kekurangan oksigen, seperti rebar
digunakan dalam pilar beton bawah air, yang menghasilkan karat hijau.
Beberapa bentuk karat dibedakan secara visual dan dengan spektroskopi, dan bentuk
dalam keadaan yang berbeda. Karat terdiri dari hidrat besi (III) oksida Fe2O3. nH2O dan besi
(III) oksida-hidroksida (FeO (OH), Fe (OH)3).
Dengan adanya air, oksigen, dan waktu yang cukup, besi akhirnya akan terkonversi
seluruhnya menjadi karat dan hancur. Permukaan karat tidak memberikan perlindungan
terhadap besi dibawahnya. seperti pembentukan lapisan tipis pada permukaan tembaga dan
aluminium. Karat adalah istilah umum untuk korosi besi dan paduannya, seperti baja. Banyak
logam lainnya mengalami korosi serupa, tetapi oksida yang dihasilkan tidak biasa disebut
karat.
Karat besi adalah proses elektrokimia yang dimulai dengan transfer elektron dari besi
menuju oksigen. Laju korosi dipengaruhi oleh air dan dipercepat oleh elektrolit.. Reaksi
utama adalah pengurangan oksigen:
O2 + 4 e- + 2 H2O 4 OHKarena menghasilkan ion hidroksida, proses ini sangat dipengaruhi oleh adanya asam.
Memang, korosi logam dengan adanya oksigen dipercepat pada pH rendah. Oksidasi besi
yang mungkin digambarkan sebagai berikut:
Fe Fe2+ + 2O2Selain itu, tahapan reaksi asam-basa berikut mempengaruhi proses pembentukan karat:
14
FeO + H2O
Fe(OH)3
FeO(OH) + H2O
Fe3O4
FeO
- Fe2O3
FeOOH
Fe(OH)2
- Fe2O3
Fe2O3 . 4 H2O
Fe(OH)3
Fe3+ lebih stabil dari Fe2+. Ion Fe2 + dalam bentuk [Fe (H2O)6]2+, memiliki fungsi sebagai asam
lemah dalam air dan yang berwarna biru muda. Reaksi sebagai berikut:
[Fe (H2O)6] 2+ + H2O [Fe (H2O)5OH]+ + H3O+
Senyawa lain dari Fe3+ adalah [Fe (H2O)6] 3+ yang tidak berwarna dalam asam kuat dan
berwarna kuning kehijauan dalam basa lemah atau kuat. Reaksi sebagai berikut:
15
16
Pada pemanasan lebih lanjut diperoleh anhidrat FeSO4, pada pemanasan yang kuat terurai
menjadi besi (III) oksida dan sulfur oksida:
2FeSO4 Fe2O3 + SO2 + SO3
Besi (II) sulfat bereaksi dengan asam sulfat pekat untuk membentuk besi (III) sulfat
dan sulfur dioksida: 2FeSO4 + 2H2SO4 Fe2 (SO4)3 + SO2 + 2H2O
Besi (II) sulfat adalah zat pereduksi. Dalam larutan air, mengurangi ion nitrat dan
nitrit membentuk cincin berwarna coklat dari Fe(NO)SO4. Reaksi ini diterapkan untuk
deteksi kualitatif ion nitrat dan nitrit dalam larutan. Senyawa teroksidasi oleh udara lembab
membentuk besi dasar (III) sulfat.
Larutan air terkena udara juga mengalami oksidasi; reaksi, bagaimanapun, sangat
lambat. Tingkat oksidasi meningkat dengan suhu dan pH. Dalam media basa, oksidasi jauh
lebih cepat. Dalam larutan, juga teroksidasi menjadi Fe3 + oleh radiasi dari zat radioaktif.
Reaksi ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi dalam solusi dosimeter.
Besi (II) sulfat bentuk garam ganda dengan sulfat amonium, alkali dan logam alkali
tanah (K, Rb, Cs, Mg). Garam ganda tersebut diperoleh dengan pencampuran jumlah molar
yang sama dari garam-garam ini diikuti dengan kristalisasi. Beberapa contoh adalah FeSO4
(NH4) 2SO4 6H2O (garam Mohr), FeSO4 K2SO4 6H2O, dan FeSO4 MgSO4 6H2O .
Ketika natrium karbonat ditambahkan ke dalam larutan besi (II) sulfat, endapan putih
besi (II) karbonat dihasilkan. Reaksi di atas adalah Fe2 + (aq) + CO32- (aq) FeCO3 (s)
Endapan putih cepat berubah menjadi hijau dan kemudian mengoksidasi coklat FeO (OH):
4FeCO3 + 2H2O + O2 4FeO OH + 4CO2
17
Meskipun Besi memiliki konfigurasi elektron yang memungkinan dia berada dalam
keadaan oksidasi +6, tetapi besi tidak dapat membentuk senyawa halogen dengan tingkat
oksidasi yang +3. Senyawa halogen besi terdiri dari FeX dan FeX3. Besi (III) halide dapat
dibuat dengan reaksi umum
Fe + 3 X2 2FeX3
2.8.1 Besi (II) Klorida (FeCl2)
Besi (II) Klorida hidrat (FeCl2.nH2O), mempunyai bentuk kristal berwarna kuning
kehijauan, dengan titik leleh 670-674oC. Senyawa ini memiliki struktur seperti kadmium
klorida, serta larut dalam air dan hidrat, yang dikelilingi oleh air yang didapat dari larutan
FeCl2 dalam asam klorida. Reaksi sebagai berikut:
Fe + 2HCl(aq) FeCl2
(s)
+ H2
Semua garam besi (II) terhidrat mengandung ion [Fe(H2O)6]2+ yang berwarna pucat
kehijauan, dan sebagian lagi teroksidasi menjadi Besi (III) yang berwarna kuning kecoklatan.
Besi (II) Klorida Anhidrat (FeCl2) dapat dibuat dengan menghasilkan gas HCl kering
pada logam besi panas. Gas H2 yang dihasilkan berperan sebagai reduktor, mencegah oksidasi
lanjut menjadi besi (III) :
Fe(s) + 2HCl(g) FeCl2 (s) + H2(g)
Besi (II) klorida anhidrat tak berwarna (putih), demikian juga terhidratnya, tetapi menjadi
agak kehijauan bagi heksahidratnya. Baik besi (II) klo
20
Co1-xS, Co3S4, Co2S3 dan CoS2. chacogenides lain kobalt kobalt (II) selenida, CoSr, kobalt
(II) selenit, CoSeO3, dan kobalt (II) tellurida, CoTe.
2.11 HALIDA DAN OKSOHALIDADARI KOBALT
2.11.1 Kobalt (II) Klorida (CoCl2)
Cobalt (II) Klorida dengan rumus CoCl2 adalah kristal biru (mp 735oC dan 1049oC bp),
kepadatan 1,924 g / cm3, kelarutan 76,7. CoCl2 bersifat higroskopis dan menjadi warna merah
ketika menyerap air.Larut dalam etanol dan aseton.heksahidratnya memiliki warna merah dan
sebagai senyawa koordinasi dengan air sebagai ligan. Senyawanya didapat dari reaksi Cobalt
(II) dan gas klor (Cl2) dengan reaksi:
Co (s) + Cl2(g) CoCl2
2.11.2 Kobalt (III) florida (CoF3)
Kobalt (III) fluorida dengan rumus CoF3 adalah senyawa coklat-hitam yang digunakan dalam
beberapa reaksi fluorinasi, dan bereaksi kuat dengan air.Hal ini dibentuk oleh reaksi dari HF
dan CoCl2.
2.11.3 Kobalt (III) bromida (CoBr2)
Kobalt (III) bromida dengan rumus CoBr2 adalah kristal hijau yang memiliki struktur
heksagonal, kepadatan 4,909 g / cm3, kelarutan 6,7 (pada suhu 50oC)
2.11.3 Cobalt (II) iodida (CoI2)
Cobalt (II) iodida dengan rumus CoI2 adalah bubuk hitam yang memiliki struktur heksagonal
dan higroskopis, kepadatan sekitar 5,66 g /cm3 dan kelarutannya adalah 59.
2.12 SENYAWA KOMPLEKS KOBALT
2.12.1 Kompleks Kobalt (III)
Ion kompleks heksanitrokobaltat [Co(NO2)6]3- memiliki warna kuningdan umumnya disintesis
dalam bentuk garam natriumnya. Contohnya, Na3[Co(NO2)6] larut dalam air, tapi garam
kaliumnya sulit dilarutkan dalam air. Hal itu disebabkan oleh ukuran relatif ionnya, sementara
ion kalium memiliki memiliki ukuran relatif lebih dekat dengan anion dari garam
21
kompleksnya sehingga cristal garamnya memiliki energi kisi tinggi dan kelarutan yang
rendah. Reaksinya sebagai berikut:
3K+(aq) + [Co(NO2)6](aq)
K3[Co(NO2)6](s) (yellow)
Perbedaan ligan dipengaruhi oleh perbedaan signifikan pada potensial reduksi, sehingga hal
tersebut menyebabkan kestabilan pada keadaan oksidasi dari ion kompleks. Sebagai contoh:
[Co(H2O)6]3+(aq) + e
[Co(H2O)6]2+(aq)
E0 = +1,82 V
[Co(NH3)6]3+(aq) + e
[Co(NH3)6]2+(aq)
E0 = +0,10 V
Potensial reduksi ion [Co(NH3)6]3+ (+0,10 V) jauh lebih kecil dari potensial reduksi oksigen
(+1,23 V)
O2 (g) + 4H2O(aq) +4e
6H2O(l)
Senyawa lainnya dengan mudah didapat dengan mensubstitusi ligan pada kompleks yang
terbentuk. Berikut mekanisme jenis konversi ligan:
Co2+,CO32-, NH4OH
O2
Co(NH3)4CO3+ HClNH3
Co(NH3)5(H2O)3+
Klelat ungu
Co(NH3)5(H2O)3+
HCl
Merah muda
Co(NH3)5Cl2+ HNO3
Violet
Co(NH3)5Cl2+
HNO3
Co(NH3)5 NO32+
Coklat
Pada keadaan setimbang, tepatnya saat terjadi perubahan warna, pergeseran kesetimbangan
dari warna yang terjadi cukup sensitif terhadap temperatur, yakni memiliki warna biru saat
pemanasan, tapi terjadi setelah proses pendinginan. Reaksinya sebagai berikut:
22
pemanasan
Pendinginan
Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan ion kobalt (II) di dalam air akan membentuk
endapan kobalt (II) hidkoksida yang awalnya memiliki warna biru, namun menjadi merah
muda setelah didiamkan beberapa saat, reaksinya:
[Co(H2O)6]2+ (aq) + 2OH-(aq) Co(OH)2(s)+ 6H2O(l)
Kobalt (II) hidroksida bersifat amfoter karena dengan penambahan ion hidroksida pekat akan
membentuk ion tetrahidroksikobaltat (II) yang berwarna biru.
Co(OH)2(s) + 2OH-(aq) [Co(OH)4]2- (aq)
Secara perlahan, kobalt (II) hidroksida teroksidasi oleh O2 di udara menjadi kobalt (III)
oksida hidroksida CoO(OH).
2.13. OKSIDA DAN KHALKOGENIDA NIKEL
2.13.1 Nikel Hidroksida
Jika nikel (II) bereaksi dengan NaOH, akan terbentuk endapan hijau dari nikel (II)
hidroksida. Reaksinya sebagai berikut:
Ni2+ + 2OH-
Ni(OH)2
Endapan tersebut tidak larut dalam peraksi berlebih. Tidak terbentuk endapan dengan
kehadiran tartrat atau sitrat, terkait dengan pembentukan kompleks. Amonia melarutkan
endapan dengan keberadaan alkali hidroksia berlebih, garam amonia juga akan melarutkan
endapan.
Ni(OH)2 + 6NH3
[Ni(NH3)6]2+ + 2OH-
[Ni(NH3)6]2+ + 6H2O
Larutan ion heksaaminnikelat (II) yang berwarna biru gelap seringkali dianggap sebagai ion
Cu (II) yang membentuk ion tetraaminkuprat (II)dalam reaksi yang serupa. Larutan tersebut
tidak teroksidasi dengan pendidihan yang terbuka dengan udara langsung atau bahkan dengan
penambahan hidrogen peroksida. Endapan Nikel (II) hidroksida yang berwarna hijau bisa
dioksidasi menjadi Nikel (III) hidroksida yang berwarna hitam dengan larutan Natrium
hipoklorit.
23
2Ni(OH)3 + Cl-
Lebih jauh, reaksi dengan Br2 pada larutan alkali dari Ni2+ menghasilkan warna hitam
hidroksi oksida NiO(OH). Zat berwarna hitam lainnya bisa didapat dari oksidas elektrolitik,
sehingga baterai Edison atau baterai nikel-besi, yang menggunakan KOH sebagai elektrolit,
berdasarkan reaksinya yang mengandung ion-ion logam alkali.
Pengisian
Fe + 2NiO(OH) +2H2O
Pengosong
an
Fe(OH)2 + 2Ni(OH)2
(~1,3 V)
4NiCrO4
24
Selain itu, garam nikel (II) yang stabil diturunkan dari nikel (II) oksida, NiO (zat berwarna
hijau). Garam Nikel (II) yang terlarut berwarna hijau, disesuaikan dengan warna kompleks
heksaakuonikelat (II) [Ni(H2O)6]2+; secara singkat akan dihubungkan dengan ion Ni2+. Nikel
(III) oksida yang berwarna hitam juga ada, namun terlarut dalam asam membentuk ion Nikel
(II).
Reaksi dengan HCl encer melepaskan gas Cl2
Ni2O3 + H+ +2Cl-
NiS
Pada reaksi di atas menghasilkan endapan hitam dari nikel sulfida dalam larutan netral atau
sedikit alkali. Jika pereaksi ditambahkan secara berlebih, larutan koloid berwarna coklat
gelap yang terbentuk, secara perlahan melewati kertas saring. Jika larutan koloid tersedut
dididihkan atau atau jika dibuat sedikit asam dengan penambahan asam asetat dan dididihkan,
larutan koloid terkoagulasi lalu disaring. Kehadiran amonium klorida berlebih biasanya
mencegah pembentukan koloid sol. Nikel sulfida pada kenyataannya tidak larut dalamasam
klorida encer (dingin) dan dalam asam asetat, namun terlarut dalam asam nitrat pekatdan
aqua regia dengaan endapan belerang.
NiS + HNO3 + 6H+
NiS + HNO3 + 3HCl
Nikel (II) selenida atau penrosit adalah mineral selenida yang jarang ditemukan dengan
rumus NiSe2. Ia merupakan baja berwarna abu-abu dan goresan hitam dengan kekerasan 3
mohs. Penrosit pertama kali ditemukan tahun1925 di dalam mineral ryolit bolivia.
Dinamakan berdasarkan penemunya Richard Penrose.
Nikel (II) selenida dianggap sebagai golongan mineral pirit berdasarkan strukturnya, dengan
dimensi kubus. Penrosit membentuk larutan padat dengan mineral-mineral lain.
Komposisinya terkandung campuran berbagai unsur, beberapa diantaranya adalah unsur
pokok seperti nikel yang tersubstitusi dengan unsur lainnya dalam jumlah berbeda. Penrosit
memiliki kandungan selenium yang tinggi yang tidak seperti mineal lainnya. Perosit adalah
mineral besar. Ia bisa memiliki struktur datar, berkolom, atau butiran. Ia menunjukkan warna
pudar-keabuan sampai mengkilap-keabuan dengan goresan hitam. Ia memiliki kilauan logam
dan memiliki ikatan kimia yang lemah yang menyebabkannya memiliki kekerasan rendah,
sekitar 3 mohs. Ketika direaksikan dengan HCl, FeCl3, atau HgCl2, ia tidak bereaksi.
2CzH4 (OCH3) 2 senyawa yang berguna sebagai reagen yang mengandung nikel untuk
berbagai reaksi yang digunakan untuk membentuk senyawa koordinasi nikel.
2.14.2 Nikel (11) Bromide (NiBr2)
Nikel (II) bromida (NiBr2) adalah garam nikel asam bromida. Nikel bromide MgBr26H2O
dibuat oleh reaksi oksida nikel hitam dan HBr. Reaksi asam hydriodic dengan nikel karbonat
menghasilkan nikel iodida (NiI2 (H2O). Nikel bromide telah membatasi digunakan dalam
elektroplating nikel. Hal ini dapat dilakukan dengan mereaksikan nikel, nikel (II) oksida,
nikel (II) karbonat, atau nikel (II ) hidroksida dengan asam bromida. Hal ini juga dapat dibuat
dengan mereaksikan nikel dengan bromin. ini adalah reduktor lemah. Hal ini berwarna
kuning-coklat, rhombohedral, higroskopis. dan larut dalam air dan dalam etanol. ini larut
dalam air untuk membuat larutan biru-hijau.
khas nikel terlarut (II) senyawa. Hal ini dapat digunakan sebagai sumber ion bromida.
Bereaksi dengan basa untuk membuat nikel (II) hidroksida. Nikel (II) bromida, seperti
kebanyakan senyawa nikel, beracun dan karsinogen yang dicurigai. Hal ini dapat
menyebabkan dermatitis kontak pada kulit. Ion bromida juga agak beracun.
2.14.3 Nikel Fluorida Tetrahydrate (NiF.4H 2 O)
Nikel fluoride (NiF2) adalah satu-satunya yang diketahui senyawa biner yang stabil nikel dan
fluor. Yang pertama adalah cahaya kehijauan kristal kuning atau bubuk disiapkan dengan
penambahan nikel karbonat sampai 30 - 50% larutan HI'. Fluorida nikel terbentuk pertama
masuk ke dalam larutan dan kemudian mengendap keluar sebagai tetrahydrate sebagai
konsentrasi nikel fluoride meningkat dan HF menurun. Ketika penambahan nikel selesai,
solusi dan endapan dikeringkan pada 75-100 C sampai semua air yang dikeluarkan.
Fluoride nikel anhidrat, adalah bubuk berwarna kuning muda disiapkan oleh perlakuan HF
anhidrat pada anhidrat NiCI2, atau nikel fluoride tetrahydrate dalam suhu 300C. Hal ini juga
disiapkan dengan memanaskan campuran NH4HF dan NiF2.4H20. Metode lain termasuk
fluorination garam logam dengan menggunakan kelebihan SF4 atau menggunakan suhu tinggi
dalam CIF3, atau reaksi NiCO3 dan HF anhidrat pada 250C. NiF2 dibuat dengan pengobatan
anhidrat nikel (II) klorida dengan fluor pada 350C.
NiC12 + F2, NiF2 + CI2
Nikel (II) fluoride bereaksi dengan basa kuat untuk membuat nikel (II) hidroksida yang
memiliki senyawa warna hijau.
NiF2 + 2NaOH Ni(OH)2 + 2NaF
2.14.4 Nikel (II) Iodida (Nil 2)
Nikel (II) iodida merupakan senyawa anorganik dengan rumus NiI2. Ini paramagnetik larut
hitam pekat mudah dalam air untuk memberikan larutan biru-hijau kompleks aquo. Warna
biru-hijau ini khas dari nikel terhidrasi (II) senyawa. Nikel iodida memiliki peran penting
dalam beberapa aplikasi katalisis homogen.
27
28
29
Besi, kobalt, dan nikel memiliki beberapa sifat fisik dan kimia. Mereka termasuk dari
feromagnetik. Sementara sangat mirip dalam sifat magnetik dan reaksi, elemen ini juga
sangat unik dan digunakan secara berbeda dalam alam dan industri. Di alam, besi ditemukan
dalam bentuk huematite (Fe2O3), Magnetite (Fe3O4), limonit (2Fe2O3.3H2O) dan siderit
(FeCO3). Cobalt hadir dalam mineral cobaltite (CoAsS) srnaltite (CoAS3), chloranthite,
lemacite (Co, S}.) Dan erythrite tetapi juga terkait dengan tembaga dan nikel sulfida dan
arsenides. Nikel adalah ketujuh logam transisi paling berlimpah dan dua puluh dua unsur
yang paling melimpah di kerak bumi. Hal ini aboout 99 ppm. Apakah ini bijih impor
komersial terdiri dari dua jenis, laterit, yaitu oksida / bijih silikat seperti garnierite
(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8, dan limonte nickelliferous (Fe,Ni)O(OH).nH2O,; Sulfida seperti
pentlandit (Ni,Fe)9S8. Selain itu, mereka biasanya dikombinasikan dengan unsur-unsur lain
dan saling membuat varios berbagai tyoes dari paduan. Besi, kobalt, dan nikel juga memiliki
oksida dan chalconida, halida dan oxohalida, dan senyawa kompleks untuk senyawa tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besi, kobalt, dan nikel memiliki beberapa sifat fisik dan kimia.Mereka termasuk dari
feromagnetik.Sementara sangat mirip dalam sifat magnetik dan reaksi, elemen ini juga sangat
unik dan digunakan secara berbeda dalam alam dan industri.Di alam, besi ditemukan dalam
bentuk huematite (Fe2O3), Magnetite (Fe3O4), limonit (2Fe2O3.3H2O) dan siderit
(FeCO3).Cobalt hadir dalam mineral cobaltite (CoAsS) srnaltite (CoAS3), chloranthite,
lemacite (Co, S}.)Dan erythrite tetapi juga terkait dengan tembaga dan nikel sulfida dan
arsenides.Nikel adalah ketujuh logam transisi paling berlimpah dan dua puluh dua unsur yang
paling melimpah di kerak bumi.Hal ini aboout 99 ppm. Apakah ini bijih impor komersial
terdiri dari dua jenis, laterit, yaitu oksida / bijih silikat seperti garnierite (Ni, Mg)
6Si4O10(OH)8, dan limonte nickelliferous (Fe, Ni) O (OH) .nH2O, Sulfida seperti pentlandit
(Ni, Fe) 9S8. Selain itu, mereka biasanya dikombinasikan dengan unsur-unsur lain dan saling
membuat varios berbagai tipe dari paduan.Besi, kobalt, dan nikel juga memiliki oksida dan
chalconides, halida dan okshalida, dan senyawa kompleks untuk senyawa tersebut.
3.2 Saran
30
Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran yang penulis dapat berikan kepada
pembaca yakni diharapkan
pemisahan atau pembuatan, sifat-sifat dan kegunaan, dan senyawa-senyawa dari unsur besi,
kobalt, dan nikel. Selain itu, pembaca juga dianjurkan untuk mencari referensi lain yang
dapat dijadikan informasi tambahan dalam makalah ini. Sehingga pembaca mendapat
wawasan yang lebih luas mengenai unsur besi, kobalt, dan nikel.
31