Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Pada orang dewasa, kejadian puncak pada dekade ketiga dan keempat
kehidupan.1,3,11,14,19,20.
Prevalensi dermatitis seboroik pada individu positip-HIV berkisar dari 2083%.4,7,10 Selain infeksi HIV, sejumlah penyakit neurologik seperti penyakit
Parkinson juga menyebabkan kejadian dermatitis seboroik yang lebih tinggi, dan
pasien Parkinson yang diobati dengan levodopa mengalami perbaikan dalam
dermatitis seboroik.1,6,16,21
Prevalensi dermatitis seboroik yang lebih tinggi juga ditemukan dalamm
kasus kraniosinostosi, pada polineuropati amiloidotik familial, pada cedera otak
traumatik, cedera spinal cord traumatik,
dan
lipid
kulit,
pasien
dengan
dermatitis
seboroik
Malassezia
dan
sintesa
faktor-faktor
proinflamasi
sehingga
pasien
dermatitis
seboroik
dibandingkan
dengan
kelompok
kontrol.5,6,11,12,18
Studi yang sama menunjukkan peningkatan konsentrasi total antibodi IgA
dan IgG serum pada pasien penderita dermatitis seboroik, yang juga ditegaskan
oleh beberapa studi lainnya, peningkatan produksi imunoglobulin terjadi sebagai
reaksi terhadap toksin jamur dan aktivitas lipase.6,11,12,18
Faergemann et al. menemukan infiltrasi sel-sel NK (natural killer) dan
makrofag pada bagian-bagian kulit yang terpengaruh , dengan aktivasi lokal yang
bersamaan dari komplemen dan pemicuan sitokin proinflamasi, yang semuanya
bisa menyebabkan kerusakan pada epidermal.5,6,11,12,16,18
Berdasarkan hasil penelitian Gupta AK pada tahun 2004 menunjukkan
adanya imunodefisiensi sebagai faktor penyebab prevalensi dermatitis seboroik
lebih tinggi secara signifikan (34%-83%) .10 Valia RG menyatakan pasien positipHIV, dermatitis seboroik yang terjadi gambaran klinisnya lebih berat (bahkan
sering mempengaruhi anggota gerak).1,7,10
Faktor-faktor neurogenik, kejadian dermatitis seboroik pada pasien
penderita penyakit parkinson sudah lama diamati secara klinik, terutama pada
pasien penderita dermatitis seboroik yang sudah lama dan berat, menciptakan
kondisi yang sesuai terhadap proliferasi Malassezia.1,7,8
Dermatitis seboroik dapat terjadi pada pasien dengan parkinson, tampak
perubahan dalam konsentrasi sebum yang dipicu secara endokrinologik bukan
secara neurologik.6,12 Hal ini didukung oleh temuan-temuan tentang peningkatan
aurothioglukose,
buspiron,
klorpromazin,
etionamid,
baklofen,
interferon
Deskripsi
Penyakit penyerta
Penyakit parkinson
Kelumpuhan saraf kranial
Paralisis batang tubuh
Gangguan emosional
HIV / AIDS
Kanker
Pankreatitis alkoholik
Down syndrome
Faktor imunologi
Gaya hidup
2.1.5 Diagnosis
Dermatitis seboroik mempunyai ciri-ciri unik tergantung pada kelompok
usia yang terpengaruh, bentuk anak sifatnya dapat sembuh sendiri, sementara pada
orang dewasa penyakit ini sifatnya kronis.1-6 Lesi terdiri dari plak eritema,
bersisik dengan tingkat keparahan dan intensitas yang bervariasi.1-8
Pada masa bayi, dermatitis seboroik sering dijumpai dalam tiga bulan
pertama kehidupan berupa sisik pada kulit kepala.1-10 Gambaran khas yang berupa
sisik-sisik kekuningan yang muncul segera setelah lahir.1,4,5,6,8,11 Kondisi ini juga
bisa berkembang pada wajah dan pada lipatan-lipatan tubuh seperti pada daerah
retroaurikular, leher, ketiak dan daerah paha.1,6,8,11
Pada orang dewasa, dermatitis seboroik adalah dermatosis kronis berulang
yang dimulai dari eritema ringan sampai moderat hingga lesi papular, eksudatif
dan bersisik, semakin memburuk jika disertai stres atau kurang tidur.4,6,11 Dengan
tingkat puritus bervariasi.1,5,6 Lesi terutama berkembang pada daerah yang
produksi sebumnya tinggi seperti kulit kepala, wajah, telinga eksternal, daerah
retroaurikular dan daerah pra-sternal, kelopak mata dan lipatan-lipatan tubuh.1-7
Lesi pada kulit kepala dimulai dari pengelupasan ringan hingga kerakkerak berwarna kekuningan yang melekat pada kulit kepala dan rambut, yang bisa
memicu atau tidak terjadinya daerah alopesia (pseudo tinea amiantacea).1,9,11
Pada wajah, keterlibatan daerah glabela dan malar, lipatan nasolabial dan
alis mata merupakan ciri khas.2-8 Keterlibatan kelopak mata menyebabkan
blefaritis, pada pria daerah kumis juga bisa terpengaruh dengan lesi dermatitis
seboroik.3,5,6,11,12
Dermatitis
Liang telinga
Dermatitis kontak
Kandidiasis, eritrasma
Lipatan-lipatan
2.1.7 Histopatologi
Gambaran histopatologi bervariasi menurut stadium penyakit: akut,
subakut, atau kronik.1,5 Pada dermatitis seboroik akut dan subakut, infiltrat
perivaskuler superfisial dari limfosit dan histiosit jarang, spongiosis ringan sampai
sedang, hiperplasia psoriasifrom ringan, sumbatan folikuler oleh ortokeratosis dan
parakeratosis, skuama atau krusta mengandung netrofil pada ujung ostia
folikuler.1,5 Pada dermatitis seboroik kronis dijumpai kapiler dan vena kecil yang
berdilatasi pada pleksus superfisial.1
Lesi dermatitis seboroik kronik secara klinis dan histopatologis berupa
bentuk psoriasiform sehingga sering sulit dibedakan dengan psoriasis.1 Bentuk
psoriasis memberikan banyak gambaran yang sama dengan dermatitis
seboroik.1,5,6 Lesi yang menyerupai psoriasis dapat berlangsung bertahun-tahun
sebelum akhirnya berubah menjadi psoriasis yang jelas.1,5
2.1.8 Pengobatan
Terapi yang efektif untuk dermatitis seboroik meliputi obat antiinflamasi,immunomodulator, obat keratolitik, antijamur dan tea tree oil .7,8,11,12
A. Anti Inflamasi
Pengobatan konvensional untuk dermatitis seboroik pada kulit kepala
dewasa diawali dengan steroid topikal.1-12 Terapi ini bisa diberikan sebagai
sampo, seperti flusinolon (Synalar), larutan steroid topikal, losion yang digunakan
pada kulit kepala, atau krim yang digunakan pada kulit.8
Orang dewasa penderita dermatitis seboroik biasanya menggunakan
steroid topikal satu atau dua kali sehari dan menggunakan sampo sebagai
tambahan.3,5,6,11,12
B. Immunomodulator
Inhibitor kalsineurin topikal (misalnya, salep takrolimus atau Protopic),
pimekrolimus krim atau Elidel) memiliki sifat-sifat fungisidal dan anti-inflamasi
tanpa risiko atrofi kulit, yang disebabkan oleh steroid topikal, inhibitor kalsineurin
juga merupakan terapi yang baik padawajah dan telinga akan tetapi penggunaan
setiap hari selama satu minggu baru terlihat manfaatnya.1,4,5,8,9,12,24
C. Keratolitik
Modalitas lama untuk pengobatan dermatitis seboroik memiliki sifat-sifat
keratolitik tetapi tidak memiliki sifat-sifat antijamur.5-6 Keratolitik yang
digunakan secara luas untuk mengobati dermatitis seboroik meliputi tar, asam
salisilat dan sampo zinc pyrithione.5-8,12,20 Zinc pyrithione memiliki sifat-sifat
keratolitik dan antijamur nonspesifik dan bisa digunakan dua atau tiga kali per
minggu.7,8,12
Pasien harus membiarkan sampo di rambut setidaknya selama lima menit
untuk menjamin agar bahan mencapai kulit kepala.8 Pasien juga bisa
menggunakannya di tempat yang lainnya, seperti wajah.8,12 Dermatitis seboroik
pada kulit kepala bayi mengharuskan penanganan yang hati-hati dan lembut
(misalnya, sampo ringan tanpa-obat).1,3,5,8,11,12
D. Antijamur
Sebagian obat antijamur menyerang Malassezia yang terkait dengan
dermatitis seboroik.1-7 Penggunaan gel ketokonazol sekali sehari yang
dikombinasikan dengan desonide sekali-sehari selama dua minggu, dapat berguna
untuk dermatitis seboroik pada wajah.5,12,24-26
Sampo yang mengandung selenium sulfide atau azole sering digunakan
digunakan dua atau tiga kali per minggu.4-7,20
Ketokonazole (krim atau gel foam) dan terbinafine oral juga bisa
bermanfaat.1,5,6,7,8,12 Obat antijamur topikal lainnya seperti siklopiroks dan
flukonazole juga dapat bermanfaat untuk penderita dermatitis seboroik.4-8,12,24,25,26
setiap hari
setiap hari
setiap hari
setiap hari
setiap hari
2xseminggu
2xseminggu
2xseminggu
2xseminggu
2xseminggu
setiap hari
2.1.9 Prognosis
Dapat sembuh dengan sendirinya disertai prognosis yang baik pada bayi
dibandingkan dengan kondisi kronis dan relaps pada orang dewasa.1 Tidak ada
bukti yang menyatakan bayi dengan dermatitis seboroik juga akan mengalami
penyakit ini pada saat dewasa. Pasien dermatitis seboroik dewasa dengan bentuk
berat kemungkinan dapat persisten.1,3
Dermatitis seboroik
Faktor pencetus
Sosio demografi
Jamur Malassezia
Kelainan imunologi
Aktivitas sebaseus
Hormonal
Faktor neurogenik
Faktorstres oksidatif
Faktor lainnya: faktor
fisik,gangguan nutrisi
dan obat-obatan
Gambaran klinis
Pola klinis
Lokasi lesi
Bayi
Kulit kepala
Daerah
fleksor
&
daerah popok
Bayi
Dewasa
Jenis kelamin
Usia
Etnis
Pendidikan
Pekerjaan
Kulit kepala
Wajah
Batang tubuh
Generalisata
Kulit kepala
(cradle cap)
Tubuh (daerah
fleksor & daerah
popok)
Penyakit Leiner :
familial & non
familial
Dewasa
Kulit kepala
Wajah (blefaritis)
Tubuh : petaloid,
pityriasiform,
fleksural,
plak
eksematous
&
folikuler
Generalisata
(eritroderma)
Penatalaksanaan
Anti inflamasi & imunomodulator
Keratolitik
Anti jamur
Tea tree oil