Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Meldina Sari Simatupang
112014329
Pembimbing :
dr. Saptoyo Argo Morosid, Sp.M.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam lingkaran
bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal sebagai pertahanan yang
baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi, karena sekret mata
mengandung enzim lisozim yang dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu
mengeliminasi organisme dari mata. 1
Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk sediaan
pada obat mata, dimana masing-masing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja
tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya adalah tetes mata. Obat tetes mata adalah
sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak dan bola mata. Persyaratan tetes mata antara lain: steril,
jernih, tonisitas, sebaiknya sebanding dengan NaCl 0,9 %. Larutan obat mata mempunyai pH
yang sama dengan air mata yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Penggunaan tetes mata pada
etiketnya, tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka, karena
penggunaan dengan tutup terbuka kemungkinan terjadi kontaminasi dengan bebas
Selain obat tetes mata digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan kondisi pada
mata, dapat juga digunakan untuk menghilangkan ketidaknyamanan pada mata. Menurut
khasiatnya, obat mata dikenal antara lain sebagai anestetik topikal, anestetik lokal untuk
suntikan, midriatik & sikloplegik, obat-obat yang dipakai dalam pengobatan glaukoma,
kortikosteroid topikal, campuran kortikosteroid & obat anti-infeksi, obat-obat lain yang
dipakai dalam pengobatan konjungtivitis alergika, dan obat mata anti-infeksi.2,3
Sediaan pengobatan dapat berupa larutan dan suspensi dengan cara meneteskannya pada
mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tetes mata (oculoguttae) merupakan cara
pemberian obat pada mata yang dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur
internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara
melemahkan otot lensa,kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Sangatlah penting untuk diingat bahwa seluruh obat-obatan termasuk tetes mata memiliki
efek samping. Beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh tetes mata bersifat lokal, artinya
hanya berefek pada mata saja. Seperti mata merah, iritasi, dan penglihatan yang kabur.
Sebagian besar bahan medikasi pada tetes mata dapat tertinggal didalam atau disekitar mata.
Tetapi dalam jumlah kecil, dapat juga berefek pada tubuh.
Tetes mata diserap kedalam aliran darah melalui lapisan membran mukosa pada
permukaan mata, sistem pengeluaran air mata, dan hidung. Ketika diabsorbsi pada aliran
darah, tetes mata dapat menyebabkan efek samping pada bagian tubuh lainnya. Beberapa efek
samping diantaranya adalah: denyut jantung melemah, rasa pusing, dan sakit kepala.
Walaupun demikian, umumnya obat tetes mata memiliki resiko efek samping yang lebih kecil
daripada jenis obat-obatan lain yang dikonsumsi secara oral.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obat tetes mata
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan
dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.
Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka atau kecelakaan atau
pembedahan dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi
intavena.
Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid garamgaram alkaloid, antibotik atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam
mata. Ketika cairan, larutan harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial,
anstetik, midriatikum, miotik atau maksud diagnosa. Larutan ini disebut juga tetes mata dan
collyria (singular collyrium).
Larutan mata (colluria)
Obat yang dimasukkan ke dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan
pertimbangan yang diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi.
Sterilisasi ini diinginkan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media yang
bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata yang terkontaminasi ke dalam mata
sediaan;
Isotonisitas dari larutan;
pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum
Sampai ke ruang anterior. Sejak boavailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi aturan
dan teknik pemakaian yang tepat.
4.
langkah filtrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bahwa larutan jernih
sama fungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup. keduanya, wadah dan
tutup harus bersih, steril dan tidak tertumpahkan. Wadah dan tutup tidak
membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan.
Normalnya dilakukan test sterilitas.
2. Stabilitas
a. Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada sifat kimia bahan
obat, pH produk, metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu), zaat
tambahan larutan dan tipe pengemasan
b. Obat seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pada pH 6.8
namun demikian, pH stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat diukur dalam
beberapa hari atau bulan. Dengan obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia
kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pH 5, kedua obat stabil dalam beberapa tahun.
c. Tambahan untuk pH optimal, jika sensitivitas oksigen adalah satu faktor,
stabilitas adekuat diinginkan antioksidan. kemasan plastik, polietilen densitas
rendah Droptainer memberikan kenyamanan pasien, dapat meningkatkan
deksimental untuk kestabilan dengan pelepasan oksigen menghasilkan
dekomposisi oksidatif bahan-bahan obat.
3. Buffer dan pH
a. Idealnya, sediaan mata sebaiknya pada pH yang ekuivalen dengan cairan mata
yaitu 7,4. Dalam prakteknya, ini jarang dicapai. mayoritas bahan aktif dalam
optalmologi adalah garam basa lemah dan paling stabil pada pH asam. ini
umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut suspensi
biasanya paling stabil pada pH asam.
b. pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada formulator. pH
diseleksi jadi optimum untuk kestabilan. Sistem buffer diseleksi agar
mempunyai kapsitas adekuat untuk memperoleh pH dengan range stabilitas
untuk durasi umur produk. kapasitas buffer adalah kunci utama, situasi ini.
4. Tonisitas
a. Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-garam dalam
larutan berair, larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika
magnefudosifat koligatif larutan adalah sama. larutan mata dipertimbangkan
isotonik ketika tonisitasnya sama dengan 0,9% laritan Na Cl.
b. Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu
yang diusulkan. Maka biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range
0,5%-1,8% NaCl. Memberikan pilihan, isotonisitas selalu dikehendaki dan
mungkin bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Blefaritis bakterial dapat diobati
dengan pemberian salep mata antibakteri di kantung konjungtiva atau di pelupuk mata.
Hampir semua kasus infeksi konjungtiva akut dapat sembuh dengan sendirinya.
Antibakteri tetes mata atau salep mata digunakan bila diperlukan tindakan pengobatan.
Respons yang kurang baik terhadap pemberian obat menunjukan konjungtivitis kemungkinan
disebabkan oleh virus atau alergi.
Konjungtivitis gonokokus diobati dengan antimikroba sistemik dan topikal.
Sementara itu, ulkus kornea dan keratitis perlu penanganan oleh dokter spesialis dan mungkin
membutuhkan penggunaan antimikroba subkonjungtival atau sistemik. Endoftalmitis adalah
kedaruratan medik yang juga membutuhkan penatalaksanaan oleh dokter spesialis dan sering
membutuhkan pengobatan menggunakan antibiotik parenteral, sub-konjungtival atau
sistemik.
Kandungan obat antiseptik dan antiinfeksi mata selain pembawa yang harus steril dan
inert (tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi dengan zat aktifnya/obat) dalam
bentuk tetes atau salep, juga zat aktifnya merupakan antibiotik/antiseptik atau antivirus
dengan berbagai golongan.
Obat antiinfeksi untuk mata dibagi lagi dalam beberapa bagian yakni antibakteri,
antijamur, dan antivirus, yang masing-masing golongan tersebut ada spesialisasi tersendiri
khusus untuk obat-obatnya.
Golongan senyawa obat khusus untuk antibakteri dan antijamur yakni: asam fusidat,
firamisetin sulfat, gentamisin, kloramfenikol, levofloksasin, neomisin sulfat, polimiksin B
sulfat, ciprofloxacin, tobramisin, dibekasin, oxitetrasiklin, sulfasetamid, dan tetrasiklin.
Sementara golongan senyawa obat yang termasuk antivirus yakni: asiklovir dan idoksuridin
untuk infeksi herpes simpleks seperti ulcer kornea.5
Obat Tetes Mata Antibiotik:
Golongan Obat
Gentamisin
Indikasi
Kontraindik
asi
Efek
Mekanisme
Sediaan
Kerja
Beredar
1 tetes
golongan
Danigen
Samp
Dosis
Konjungtiviti
Hipersensitif
ing
Panda
s, keratitis,
terhadap
ngan
pada
aminoglikosida
(Dankos)
keratokunjun
golongan
kabur,
mata
yang efektif
Tetes mata
gtivitis, tukak
obat
iritasi
yang
untuk
(K);
kornea,
gentamisin
semen sakit 3
menghambat
Garexin
blefaritis, dan
tara.
kali
bakteri
(Global
sakit mata
Lebih
sehari.
penyebab
Multi
lainnya yang
jarang
Gunakan
infeksi pada
Pharmalab)
rentan
terjadi berselang
mata.
Salep mata
terhadap
: mata
gentamisin.
kering 10 menit.
mata 3mg/ml
, nyeri
(K);
okular
Genoint
(Erela) salep
minimal
3mg/ml; tetes
mata 0.3%;
tetes mata
Isotict
timact
(Fahrenheit)
tetes mata
0.3%, 0.5%
(K);
Sagestam
(Sanbe
Farma) tetes
mata dan
tetes telinga
3mg/ml (K);
Ximex
konigen
(Konimex)
tetes mata
Ciprofloxacin
Ulkus kornea
Hipersensitif
Rasa
Ulkus
Ciprofloxacin
0.3% (K).
Baquinor
yang
terhadap
terbak
kornea :
bekerja dengan
(Sanbe
disebabkan
Siprofloksasi
ar
2 tetes
cara
Farma) Tetes
oleh bakteri/
n atau
atau
tiap 15
menghambat
mata 3mg/ml
virus. Dan
golongan
rasa
menit
subunit A pada
(K);
juga untuk
kuinolon
tidak
selama 6
DNA-gyrase
Isotic
Konjungtiviti
lainnya.
enak
jam
(topoisomerase)
Renator
s (radang
setem
pertama,
yang
(Fahrenheit)
selaput ikat
pat,
lalu 2
merupakan
tetes mata
mata) yang
gatal-
tetes tiap
bagian esensial
3mg/ml (K);
disebabkan
gatal,
30 menit
dalam proses
Ximex
oleh strain
edema selama
sintesa DNA
Cylowam
bakteri yang
kelop
sisa hari
bakteri.
(Konimex)
rentan
ak
pertama.
Siprofloksasin
Tetes mata
terhadap
mata,
Hari
efektif terhadap
0.3% (K).
ciprofloxacin
mata
kedua : 2
bakteri gram-
atau
golongan
jam. Hari
kuinolon
ke-3
lainnya.
sampai
hari ke14 : 2
tetes tiap
4 jam.
Konjung
tivitis :
1-2 tetes
tiap 2
jam
selama 2
hari & 12 tetes
tiap 4
jam
selama 5
hari
berikutny
a
negatif dan
gram-positif.
Kloramfenikol
Blepharitis,
Penderita
Rasa
1 tetes
Kloramfenikol
Cendofenico
catarrhae,
yang
pedas
pada
memiliki
l (Cendo)
conjunctivitis
hipersensitif
semen mata
spektrum yang
salep mata
, traumatic
terhadap
tara,
yang
luas sebagai
1%; tetes
keratitis,
Kloramfenik
lapora
sakit 3
antibakteri
mata 0.25%,
trachoma,
ol
kali
sehingga dapat
0.5%, 1%
ulcerative
yang
sehari
mengatasi
(K);
keratitis
jarang
gunakan
infeksi akibat
Cloramidina
meng
berselang
mikroba/bakteri
(Armoxindo)
enai
minimal
patogen.
salep mata
anemi
10 menit
1% (K);
dari
Colme
aplasti pengguna
(Interbat)
k;
tetes mata
an obat
pasien penurun
0.5% (K);
yag
tekanan
Erlamycetin
hipers
okular
(Erela) Salep
ensitif
yang lain.
mata 1%;
terhad
tetes mata
ap
5mg/ml (K);
golon
Isotic
gan
Salmicol
obat
(Fahrenheit)
ini.
tetes mata
0.5% (K);
Kemicetine
(Dankos)
Salep mata
1%; Tetes
mata
10mg/ml
(K);
Reco (GMP)
tetes mata
0.5% salep
mata 1% (K);
Spersanicol
(Novartis)
salep mata
1%, tetes
mata 5mg/ml
(K);
*Albucetine
(Cendo)
salep mata,
tetes mata
(K);
*Kloramixin
(Armoxindo)
tetes mata
(K)
Golongan Obat
Indikasi
Kontraindik
asi
Efek
Samp
ing
Dosis
Mekanisme
Sediaan
Kerja
beredar
Tobramisin
Hiper
bagian luar
terhadap
mata dan
tobramisin
Ringan
Antibiotika
Bralifex
sensiti atau
kelompok
(Sanbe
f,
sedang:
aminoglikosida
Farma) tetes
adneksanya
gatal
1-2 tetes
yang larut
mata (K);
disebabkan
dan
setiap 4
Isotic
bakteri yang
bengk
jam;
spektrum luas
Tobryne
peka.
ak
Berat: 2
yang aktif
(Fahrenheit)
pada
tetes per
kelop
jam
patogen Gram-
(K);
ak
hingga
negatif dan
Tobrex
mata,
sembuh
Gram-positif
(Alcon) tetes
pada mata.
mata 0.3%,
eritem
a
salep mata
konju
0.3% (K)
ngtiva
*Bralifex
Plus (Sanbe)
toksisi
tetes mata
tas
3mg/ml (K);
okular
*Tobradex
lokal
(Alcon) tetes
mata, salep
Dibekasin/
Ulkus
Hipersensitif
Iritasi
Sehari 4
Antimikroba-
mata (K)
Dibekacin
Dibekasin Sulfat
kornea,
terhadap
atau
x 2 tetes
antibakteri
Meiji (Meiji)
infeksi
golongan
sensiti
tetes mata
glandula
dibekasin
sasi
3mg/ml (K)
tarsal,
kordeolum,
blefaritis,
dakriosistitis,
konjungtivitis
, keratitis,
episkleritis.
Reaks
Oleskan
Oxytetracycline
Terramycin
itetrasiklin HCl
superfisial
dalam
bersifat
(Pfizer) salep
yang
Alergi
sehari 4-
bakteriostatik
mata 1% (K);
mengenai
6 kali ke
dengan cara
*Terracortri
konjungtiva
kantong
menghambat
l (Pfizer)
dan/ kornea
konjungti
sintesis protein
Salep mata
va
bakteri
(K)
Sulfasetamid/
Tukak
Hipersensitif
Reaks
1-2 tetes
aktivitas
Albucid
Sulfasetamid
kornea,
terhadap
dam
antimikroba
(Nicholas)
Natrium
blefaritis,
golongan
alergi
diulangi
dengan
tetes mata
blefarokonju
sulfasetamid/
dan
paling
spektrum luas,
(T)
ngtivitis,
sulfasetamid
infeks
sedikit 4
kali
pertumbuhan
(Cendo) tetes
kronik,
sehari
dan
mata 10%
dakriosistitis,
selama
perkembangan
(T);
trakom,
beberapa
berbagai jenis
Bleph-10
pencegahan
hari
bakteri, baik
Allergan
infeksi pada
gram positif
(Darya Varia)
abrasi
maupun gram
tetes mata
kornea,
negatif
(K);
konjungtivitis natrium
laserasi atau
Cendocetam
terbakar,
ide (Cendo)
pengeluaran
salep mata
benda asing
100mg/g,
dari mata
tetes mata
10%, 15%
(T);
Dansemid
(Dankos)
tetes mata
15% (K);
*Cendoceta
pred
(Cendo) tetes
mata, salep
mata (K);
*Albucetine
(Cendo)
salep mata,
tetes mata
(K);
Tetrasiklin/
Infeksi
Tetrasiklin HCL
Hipersensitif
Pada
Sehari 3-
Menghambat
Enkacyclin
superfisial
indivi
4 kali,
sintesis protein
(Kimia
oleh bakteri
du
dioleskan
bakteri dan
Farma) Salep
gram positif
tertent pada
bersifat
mata (K);
dan negatif,
bagian
bakteriostatik,
Erlacyclin
protozoa,
dapat
mata
bersifat
(Erela) Salep
virus dan
meni
yang
menghambat
mata (K)
ricketsia.
mbulk sakit
baik untuk
an
bakteri gram
reaksi
positif maupun
alergi
bakteri gram
sepert
negatif
i
urtika
ria,
edema
palpe
bra
serta
menja
di
peka
terhad
ap
cahay
a
(fotos
ensita
si
kulit)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa obat memiliki cara pemakaian
yang khusus. Pasien diharapkan mengikuti prosedur yang telah diberikan untuk menjaga
kenyamanan dan keselamatan dalam berobat. Antibiotik digunakan pada gangguan mata
karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau
kornea mata luka/ulkus.
Selain itu, berpikir cermat dalam memilih obat khusus adalah sikap yang bijak ketika
sakit. Karena tidak semua obat dengan merk yang berbeda memiliki khasiat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. www.hidupkusehat.com.Menggunakan Tetes Mata dengan Benar. Diakses
tanggal 13 Maret 2013.
2. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 2000, Farmakologi dan Terapi, ed. 4,
Gaya Baru, Jakarta, hal 155.
3. Witcher J.P. Oftalmologi umum. Jakarta: EGC. 2009; 67-71.
4. Depkes RI, 1995, FI ed IV, Jakarta, hal 675 676, 1144
5. Ilyas H.S. Ilmu penyakit mata. Jakarta:FKUI. 2006; 279-280.