You are on page 1of 22

REAKSI TRANSFUSI

PENGERTIAN
suatu reaksi penolakan / sampingan yang
disebabkan tindakan transfusi darah yang
pada hakekatnya adalah suatu tindakan
transplantasi jaringan (dalam bentuk cair)

PEMBAGIAN
1. REAKSI TRANSFUSI AKUT
Reaksi hemolitik akut
Reaksi febris
Reaksi allergi / hiper-sensitivitas
akut
Hipervolemia
Keracunan citrat

2. REAKSI TRANSFUSI LAMBAT


Reaksi hemolitik yang tertunda
Reaksi allergi / hiper sensitivitas
lambat
Timbulnya penyakit infeksi
Hepatitis post transfusi
Acquired immuno defisiensi
syndrome =
AIDS
Sito megalo virus (herpes)
Syphilis
Malaria

REAKSI FEBRIS
INSIDEN
70% reaksi transfusi
PROSES
Hemolitik
Benda-benda pirogen
Bakteriemia
Reaksi antigen antibodi :
- Lekosit donor
- Trombosit donoR

BENDA PIROGEN
Lipo poli sacarida dari bakteri langsung
menyebabkan panas atau lewat reaksi antara dng
granulosit / monosit

GEJALA & TANDA


Tensi naik, dingin menggigil kemudian panas
disertai
sakit kepala & nyeri otot
Pemeriksaan laboratorium : leukopenia
PENCEGAHAN
Menggunakan transfusi set yang steril
R/ anti pirektika

ANTIBODI THD LEKOSIT DONOR


Adanya antibodi thd lekosit donor reaksi
panas (reaksi komplemen)
Gejala & tanda
- Panas menggigil, hipotensi, cyanosis
tachypneu
- Oedema paru
Pencegahan
- Uji silang yang teliti untuk ABO & Rh
adanya
lekosit in-kompatibel
- Transfusi menggunakan PRC / WE
- Mengurangi kecepatan transfusi

REAKSI HEMOLITIK AKUT

Terjadi kerusakan erytrocyt akibat


transfusi
ditandai dgn : hemoglobin uria &
icterus
akibat proses hemolitik
DIBAGI
- Reaksi transfusi hemolitik akut intra
vaskuler.
- Reaksi transfusi hemolitik akut ekstra
vaskuler

REAKSI HEMOLITIK AKUT INTRAVASKULER


CAUSA
1. In-kompatibilitas golongan darah
ABO
2. Darah transfusi yang sudah rusak
( pendinginan atau pemanasan )
3. Transfusi darah yang terlalu cepat
4. Infus cairan hipotonis
5. Kontaminasi bakteri

GEJALA & TANDA


1. Flushing, panas, menggigil, sakit
kepala,
sakit punggung, chest pain
2. Hipotensi shock.
3. Gagal ginjal akut, DIC
PEMERIKSAAN LAB
1. Pemeriksaan Hb-emia
2. Pemeriksaan antibodi
3. Pemeriksaan bilirubin
4. Pemeriksaan urine
5. Pemeriksaan : kadar Hb, PPT, APPT

TINDAKAN
1. Segera hentikan transfusi !
2. Infus normal saline / NaCl 0,9
3. Diuretik, corticosteroid dosis tinggi
4. Pengelolaan penyulit yang terjadi

REAKSI ALLERGI / HIPERSENSITIVITAS


Adanya antibodi IgA yang terdapat
pada
recipien yang tidak memiliki IgA,
yang
sebelumnya
telah mengalami
sensitisasi
terhadap IgA ini

KASUS YANG RINGAN


Urticaria, eritema, kemerahan, makulo
papular edema pre orbital

KASUS YANG BERAT


- Hipotensi
- Anafilaksis

ANAFILAKSIS
Semua reaksi alergi dengan manifestasi
sistemik yang menyangkut :
Sistem respirasi
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastro intestinal
Mata
Kulit

GEJALA + TANDA :
1. Nausea vomitus diare
2. Hipotensi, aritmia - cardiac
arrest
3. Spasme bronchus edema
larynx
4. Urtikaria
5. Edema pre orbital
conjunctivitis

TINDAKAN
1. Hentikan transfusi
2. R/ adrenalin injeksi 0.3 0.5 cc
subkutan dapat diulang tiap 15
30 untuk kasus yang berat
3. Jika sesak napas amino
phyllin
4. Infus NaCl 0,9
5. Anti histamin

HIPERVOLEMIA = OVERLOAD

PENGERTIAN
Volume darah (IVF) yang berlebihan dalam
sirkulasi paru akibat transfusi

GEJALA DAN TANDA


Dekompensasi cordis
Sesak napas (oedema paru)
Dada merasa tertekan
Batuk
Cyanosis
Ronchi basah basal
Desakan darah systolik ( awal )
Harga CVP

TINDAKAN
1. Transfusi hentikan
2. Posisi duduk
3. Oxygenasi
4. Diuretika untuk mengurangi edema paru
5. K/p digitalisasi

TOKSISITAS

CITRAT

Dapat menimbulkan kematian jika


sejumlah besar darah yang disimpan
harus diberikan secara cepat

Sebab
Reduksi calsium yang ter-ionisasi
dalam plasma penderita

Tanda-tanda
- Tremor otot rangka yang
menyeluruh
- Perpanjangan interval Q-T pada
EKG

Pencegahan
Transfusi lebih dari 2 liter darah secara
cepat maka tiap 1liter darah + 1 gr
kalsium glukonas

TRANSMISI PENYAKIT
Hepatitis post transfusi / PTH
-

V. Hepatitis B Test HBsAg


V. Hepatitis non A non b
Masa inkubasi / onset :
2 minggu 6 bln post transfusi

Virus imuno defisiensi pada manusia (HIV)


Sito megalo virus (Virus herpes yang
terdapat pada sel lekosit + plasma )
Sifilis
Malaria

TRANSFUSI YANG BAIK !


1. Transfusi darah tidak boleh
diberikan secara berlebihan dan
harus menurut indikasi dan
kebutuhan yang cepat
2. Darah lengkap (WB) hanya dipakai
untuk mengganti darah yang hilang
pada perdarahan yang
menyebabkan hipovolemik syok
atau exchange transfusion

3. Pemberian komponen darah secara


selektif akan mengurangi resiko
immunisasi
4. Bila terdapat kekurangan komponen
darah, R/ komponen darah
yang dibutuhkan saja

You might also like