Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara umum dapat dikatakan bahwa erosi dan sedimentasi merupakan
proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya
material tersebut oleh gerakan air atau angin kemudian diikuti dengan
pengendapan material yang terangkut di tempat lain. Proses erosi dan sedimentasi
ini baru mendapat perhatian cukup serius oleh manusia pada sekitar 1940-an,
setelah menimbulkan kerugian yang besar, baik berupa merosotnya produktivitas
tanah serta yang tidak kalah pentingnya adalah rusaknya bangunan-bangunan
keairan serta sedimentasi waduk. Daerah pertanian merupakan lahan yang paling
rentan terhadap terjadinya erosi (Suriin, 2002).
Indonesia merupakan Negara agraria dimana pemenuhan utama dalam
alokasi irigasinya bersumber dari sungai. Dari sungai ini kebutuhan air terutama
air irigasi dan air bersih pada umumnya terpenuhi. Akan tetapi permasalahan yang
kerap timbul di sungai-sungai Indonesia adalah erosi dan sedimentasi. Khususnya
mayoritas di daerah-daerah kota besar masalah ini tidak bisa dihindari. Hal ini
dapat mengakibatkan pendangkalan kedalaman sungai, sumbatnya saluran untuk
pengaliran, dan sebagainya. Akibat lebih jauh lagi pemenuhan kebutuhan irigasi
maupun air bersih
diakibatkan air sungai yang meluap dikarenakan tidak bisa menampung air hujan
maupun air kiriman dari daerah lain meskipun volume air masih dibawah rencana.
Dalam melestarikan waduk sebagai sarana pemanfaatan sumber air,
masalah berat yang dihadapi adalah masalah erosi dan sedimentasi yang
memenuhi seluruh tampungan waduk sehingga dikhawatirkan tidak akan
mencapai umur waduk yang direncanakan. Sehingga di Kabupaten Bandung Barat
diharapkan dapat mengetahui solusi yang ada dari permasalahan dan kondisi
Waduk Saguling pada makalah ini.
13
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan adapun rumusan masalah
1.3.
Manfaat Penulisan
berikut:
1. Mengetahui kondisi umum Waduk Saguling untuk menambah wawasan
dibidang sumber daya air.
2. Mengetahui permasalahan yang ada pada Waduk Saguling saat ini serta solusi
dalam menangani masalah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
2.1.
ketinggian 643 m di atas permukaan laut. Merupakan salah satu dari tiga waduk
yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di
Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata.
13
13
13
13
tangkapan air (catchment area) Saguling di hulu DAS Citarum. Salah satunya
dengan penanaman tanaman keras. Catchment area tersebut mencapai sepertiga
dari luas DAS Citarum atau 2.283 meter persegi dari Gunung Wayang, Majalaya,
Soreang, Bandung, dan Padalarang.
2.3.
antara lain :
MW,
Untuk keperluan irigasi, air baku air minum, domestik, munisipal, dan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Umum
Waduk Saguling mulai dibangun pada Agustus 1981, dan menghabiskan
dana sebesar 662.968.000 dollar AS. Biaya tersebut termasuk biaya pembebasan
lahan yang menenggelamkan 49 desa, yang didominasi lahan pertanian. Sebanyak
12.489 kepala keluarga terpaksa pindah dari desanya, dan sebagian ada yang
ditransmigrasikan. Pembangunan Saguling menghabiskan waktu yang cukup lama
13
13
13
sedimen.
Semula,
teknologi
ini
dipergunakan
untuk
13
Gambar 3.1. Sketsa Pengendalian Aliran Sedimen di Hulu Bangunan Sabo Dam
dan Pembentukan Kemiringan Dasar Sungai Statis Serta Dinamis
Penentuan tempat kedudukan bendung, biasanya didasarkan pada tujuan
pembangunannya sebagaimana tertera di bawah ini (Soetrisno, 2010):
13
3. Consolidation Dam
Peningkatan agradasi dasar sungai di daerah kipas pengendapan dapat
dikendalikan dan dengan demikian alur sungai di daerah ini tidak mudah
berpindah-pindah. Guna lebih memantapkan serta mencegah terjadinya degradasi
alur sungai di daerah kipas pengendapan ini, maka dibangun bendung-bendung
konsolidasi (consolidation dam). Jadi bendung konsolidasi tidak berfungsi untuk
menahan atau menampung sedimen yang berlebihan.
Apabila elevasi dasar sungai telah dimanfaatkan oleh adanya bendungbendung konsolidasi, maka degradasi dasar sungai yang diakibatkan oleh gerusan
13
Apabila
pembangunan
sederetan
bendung-bendung
konsolidasi
waduk, dan cara pelepasan (venting) turbidity density current. Cara pelewatan dan
pelepasan sedimen dapat berhasil dengan baik bilamana bentuk kolam waduk
memanjang tersedia cukup air selama waktu pelewatan atau pelepasan sedimen,
dan jenis sedimen yang akan dikeluarkan mempunyai ukuran relatif kecil.
Bilamana usaha usaha yang telah di sebutkan masih belum mencukupi,
maka upaya terakhir yang dapat dilakukan adalah mengeluarkan sedimen waduk.
Banyak cara dan teknologi ditawarkan untuk mengeluarkan endapan sedimen di
13
BAB IV
KESIMPULAN
Pembangunan sumber daya air dalam kaitannya dengan pengembangan
wilayah sungai merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional secara
menyeluruh untuk mencapai tujuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat. Waduk merupakan salah satu cara untuk memenuhi
sumber daya air yang tidak selamanya terpenuhi sehingga diperlukan tampungan
13
http://www.tamanbudaya.jabarprov.go.id.
13
Memburuk.
Khusnul.
2013.
Pengertian
Sedimentasi
dan
Macamnya.
http://zonangelmu.blogspot.com. (diunduh 24 September 2013).
13