Professional Documents
Culture Documents
: Aula Chairunnisak
NIM
Pengendalian Pencemaran
1. jelaskan
a. pengertian pencemaran udara
Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan kualitas udara
karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer bumi.
b. definisi pencemaran udara (UUPLH No. 23 Tahun 1997)
Masuknya atau dimasukannya zat, energi dan atau komponen lainnya kedalam udara ambien
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai pada tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
c. zat-zat pencemar udara dan sumbernya
Zat-zat pencemar udara adalah CO2, SOx, NOx, VOC, HC, logam berat, partikulat.
sumber zat pencemar
Sumber bergerak: sumber emisi (gas buang) yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat
> Kendaraan bermotor
> Kereta api
> Kapal laut
> Pesawat terbang
Sumber tidak bergerak: sumber emisi (gas buang) yang tetap pada suatu tempat
> Industri
> Pembangkit tenaga (listrik, panas, dll)
> Rumah tangga
> Kebakaran hutan dan lahan
Sumber gangguan: sumber pencemar udara yang menggunakan media udara untuk
penyebarannya, yang berasal dari sumber bergerak atau sumber tidak bergerak.
> kebisingan
> getaran
> kebauan
> gangguan lainnya
2. Jelaskan
a. pengendalian pencemaran udara
Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta
pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber
pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan
serta penanggulangan keadaan darurat.
b. udara ambien
Udara ambien adalah udara sekitar di lapisan troposfer yang mempengaruhi aktivitas dan
kesehatan makhluk hidup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas
nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%).
c. emisi, baku mutu udara emisi dan sumber emisi
Emisi adalah zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan atau tidak mempunyai
potensi sebagai unsur pencemar.
Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien.
Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber
bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak
spesifik.
d. sebutkan indeks standar pencemar udara meliputi katagori rentang dan penjelasan
3. jelaskan
a. kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak dikehendaki atau bentuk
suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya.
b. alat pengukur kebisingan: sound level meter (SLM)
Bandar Udara*
Pelabuhan Laut
Cagar Budaya
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan Sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya
d.
TINGKAT KEBISINGAN
dB (A)
55
70
65
50
70
60
70
70
60
55
55
55
4. Dari artikel tugas yang telah dipresentasikan, jelaskan tujuan, manfaat, metodologi meliputi
variabel tetap dan variabel berubah.
Artikel yang dipresentasikan berjudul Evaluasi Penggunaan Fly Ash yang Dimodifikasi
dengan Alkali sebagai Adsorben untuk Mengurangi Logam dari Air Asam Tambang.
Tujuan penelitian:
Menyelidiki potensi Fly ash yang dimodifikasi (MFA) sebagai bahan adsorben yang murah
untuk mengurangi logam Al, Fe, , Ni, Pb, Zn dan Mn dari air asam tambang (AMD)
Pengaruh jumlah adsorben untuk mengurangi logam Al, Fe, , Ni, Pb, Zn dan Mn dari air asam
tambang (AMD)
Pengaruh waktu kontak untuk mengurangi logam Al, Fe, , Ni, Pb, Zn dan Mn dari air asam
tambang (AMD)
Pengaruh kation yang paling banyak teradsorpsi
Manfaat penelitian adalah memanfaatkan fly ash batubara dengan modifikasi alkali sebagai
adsorben untuk mengolah air asam tambang.
Metodologi penelitian:
Modifikasi alkali: Fly ash batubara (FA) yang dikumpulkan dari debu elektrostatis pembangkit
listrik termal (15 MW) yang berada di Meghalaya, India. FA telah dikeringkan dengan oven pada
700 C, disaring sampai ukuran partikel <500 m disimpan dalam tas plastik. Fly ash memiliki
potensi netralisasi rendah (16 kg CaCO3 eq t) dan kemampuan yang rendah untuk removal
logam (10% dari logam removal kecuali Fe dan Al). Untuk meningkatkan parameter tersebut, fly
ash dimodifikasi menggunakan teknik aktivasi alkali sederhana (Koukouzas et al. (2010). Fly ash
dicampur secara menyeluruh dengan 1 M natrium hidroksida (NaOH) dan kemudian campuran
diaduk di atas hot plate dengan suhu 900 C selama 24 jam. Setelah agitasi, padat diperoleh
dengan penyaringan dan dicuci secara menyeluruh dengan air deionisasi untuk menghilangkan
kelebihan NaOH. Produk yang diperoleh setelah pencucian disebut sebagai modified fly ash
(MFA) yang selanjutnya dikeringkan pada 400 C selama 24 jam dan digunakan untuk
karakterisasi dan studi adsorpsi.
Desorpsi: Percobaan desorpsi dilakukan dengan menggunakan logam MFA, diperoleh dari
percobaan adsorpsi, di kedua larutan asam dan mendekati netral untuk memperkirakan kapasitas
pelepasan logam MFA. Larutan asam (pH 2) dibuat dengan menggunakan 0,1 M HCl dan
deionisasi (DI) air sedangkan larutan netral mendekati (pH 6,5) adalah air murni DI. Pada
percobaan, 30 g MFA (diperoleh dari adsorpsi percobaan) diperlakukan di 1.000 mL larutan dan
diguncangkan pada interval waktu yang berbeda selama 7 jam. Pada akhir setiap interval waktu,
sampel dikumpulkan, disaring dan dianalisis untuk konsentrasi logamnya menggunakan AAS.
Kuantitas dari masing-masing logam diserap dari MFA dihitung oleh perbedaan antara jumlah
ion logam teradsorpsi pada adsorben (pada tahap kesetimbangan selama adsorpsi eksperimen)
dan konsentrasi ion logam dalam media desorpsi.
Variabel tetap: pH (1,6), volume sampel 1.000 mL
Variabel berubah: massa adsorben: 25, 50, 80, 120, 150 gr/L
Waktu kontak: 10, 30, 60, 120, 180, 240, 360, 420 menit