Professional Documents
Culture Documents
Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih
panjang dalam pembuluh darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya
terikat secara hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma adalah
berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan larutan
NaCl fisiologis atau dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan yang dimasukkan
tersebut hanya sebentar berada dalam peredaran darah, untuk kemudian segera dieliminasi
keluar tubuh melalui ginjal
INFUS IV ELEKTROLIT UNTUK DEHIDRASI
Fungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang
menyimpang, yaitu :
1. Asidosis
Kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
2. Alkalosis
Kondisi plasma yang terlampau basa akibat ion Na, K, Ca dalam jumlah berlebih
Kehilangan natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi,
kekurangan HCO3 disebut asidosis, metabolic dan kekurangan K+ disebut hipokalemia.
(Formulasi Steril, Stefanus Lukas, hal. 62)
Dehidrasi adalah hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan
dengan hilangnnya air. Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotic cairan tubuh
akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup
(Dorlan ed. 26, hal. 498)
Pada pasien yang tidak sadar atau mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut,
sehingga harus segera diberikan ion-ion Ca2+, Na+, K+, Ce- dan HCO3-, dan sebagai sumber
kalori dimana pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena ion-ion tersebut dibutuhkan
oleh tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada ekstrasel dan intrasel. Cairan
ekstrasel baik plasma darah maupun cairan intrsel mengandung ion natrium dan klorida
dalam jumlah yang besar, ion bilarbonat dalam jumlah yang agak besar, tetapi hanya
sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan asam organic.disamping itu
plasma mengandung protein dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan intrasel hanya
mengandung protein dalm jumlah protein yang leih kecil.
Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan phospat dalam jumlah besar
serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya hanya ada dalam
konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.
Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga
dapat digunakan air sebagai pembawanya. Air yang digunakan harus bebas pirogen. Pirogen
merupakan produk metabolisme m.o (umumnya bakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi,
pirogen adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang biasanya
merupakan polisakarida, tapi bisa juga peptide.
Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan
tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Pirogen dapat dihilangkan dari larutan
dengan absorbsi menggunakan absorban pilihan. (Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini
diberikan dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat segera memberikan efek.
INFUS IV GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10%
Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan
tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan
juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya
digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang isotonis,
dimana glukosa disini bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i ditambahkan H2O2 yang
dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan formula ini
ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.
INFUS IV MENGANDUNG Na, Ca, K
Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan
intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan
memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya. Sering digunakan dalam infus
dengan elektrolit lain.
Equvalent elektrolit (Steril Dosage Form, hal 250) :
Na+ = 135 mEq
K+ = 5 mEq
Ca+ = 5 mEq
Mg+ = 2 mEq
Kesetaraan ekuivalen elektrolit (Martindale) :
1g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E1 = 1,00
1g KCl ~ 13,4 mEq K+ E1 = 0,76
1g CaCl ~ 13,6 mEq Ca+ E1 = 0,51
1g MgCl ~ 9,8 mEq Mg+ E1 = 0,45
INFUS IV NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting
pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik )
yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak
berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual,
muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan
perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam
fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.
INFUS IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan
tubuh.
Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :
1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak
mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah
besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.
2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah besar,
ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium,
Magnesium, Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal 309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama
dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan
jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk
dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya.
Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan tubuh yaitu
infuse Ringers.
Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida
dalam air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut
dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang
diperlukan tubuh (Ansel hal 408).
INFUS IV PROTEIN UNTUK DBD
Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat
melalui saluran cerna. Indikasi cara ini biasanya digunakan untuk persiapan bedah pada
penderita kurang gizi, persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan saluran cerna berat.
Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung asam amino; glukosa; lemak;
elektrolit; dan vitamin.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya diberikan
lebih dari 180 g maka harus ada monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan
insulin. Glukosa dengan ragam kekuatan 10 50 % harus di infus melalui kateter vena
central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh darah).
Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai
nutrisi, penambah darah, elektrolit, asam amino, antibiotik, dan obat yang umumnya
diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter dengan diteteskan terus menerus.
Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai dengan
kebutuhan pasien. Umumnya 2-3 mL permenit.
Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di lengan
atau kaki dan diikat erat di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat selama
diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan terbentuknya trombus akibat
rangsang tusukan jarum pada dinding vena.
Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh.
Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau jantung) yang
umumnya disebabkan oleh melambatnya aliran atau perubahan darah atau pembuluh darah.
Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh
aliran darah sampai tersangkut di pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan
hambatan atau sumbatan yang disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat berbahaya
tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan lewat
intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap.
Keadaan tertentu dapat menimbulkan terjadinya trombus dan kemudian menghalangi aliran
darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat, Howard C Ansel, hal 402)
Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV,
disertai demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok: angka kematian
cukup tinggi.
Gejala dan tanda :
1. panas 5-7 hari, gejala umum tidak khas
2. perdarahan spontan (petekie, ekimosa, epistaksis , derajat hematemesis, melena,
perdarahan gusi, uterus, telinga, dll)
3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit), tekanan
nadi sempit (<>
4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung > 140/menit, acral dingin,
berkeringat, kulit biru
Gejala Lain :
1. Hati membesar, nyeri spontan dan pada perabaan
2. Asites
3. Cairan dalam rongga pleura (kanan)
Sekitar 60% berat badan manusia terdiri dari cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di
dalam tubuh keluar melalui urin, tinja, keringat dan pernapasan. Cairan yang keluar tersebut
akan digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman,
yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dai tubuh terjadi secara berlebihan dan
tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, maka terjadilah dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh).
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena terjadi
pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan
tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.
Dehidrasi terdiri dari :
a. Absolut :Kandungan air dibawah normal atau dibawah standar.
b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional
dibandingkan dengan hilangnya air.
c. Relatif : Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh.
d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang
dengan cukup.
INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh yang didalam
makanan terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain sumber energi
juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel,
jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang
memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan saluran cerna
seperti diare maka sumber energi utama yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infus yang
mengandung karbohdrat.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa yang
penting didalam tubuh sebagai sumber energi.
INFUS Na BIKARBONAT UNTUK ASIDOSIS METABOLIK
Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi
bikarbonat plasma dibawah normal. Pada asidosis metabolic akut, pH arterial dibawah 7,17,2 dan konsentrasi bikarbonat plasma, <8>
Farmakologi
Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat.
Bikarbonat merupakan komponen basa konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada di
tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal buffer ini menjaga pH
plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka pH plasma
dapat naik ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal mengindikasikan terjadinya
asidosis metabolic. Pemberian Na.bikarbonat akan menigkatkan konsentrasi bikarbonat
plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali (DI 2003 hal
2472-2473).
INFUS PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel
hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam nukleat dan polisakarida)
yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai
tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer yang
dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.
Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat
disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin, histidin,
isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.
2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh:
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin, glisin, prolin,
hidroksiprolin, serin, dan tirosin.
Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan stimulan
hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi
glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam amino yang
berkualitas.(DI hal 1341)
INFUS IV DEKSTROSA
Farmakologi (DI, hal 1427)
Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan
menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan
kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah
ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan air,
maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi dekstrosa
dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi klinis
pasien.
LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG
Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian
dan pembilasan. Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti
irigasi pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl hipotonis 0,45% dapat
digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan irigasi NaCl 0,9%
dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka. ( DI 2003 hal 2555 )
Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang operasi,
sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan
dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan
mudah.( Ansel hal 399 )
INFUS PENDERITA DIARE BERAT
(LOCKE RINGER)
Locke Ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan
karbohidrat sesuai untuk penderita diare berat
Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2. Cara
sterilisasi yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf karena bahan-bahan yang digunakan
tahan panas
Pembahasan : hipertonis (harap diperhatikan laju tetesan per menit)
INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK ALKALOSIS
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat. Alkaosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut)
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bia kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolik :
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
Gejala :
1. Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot, atau tanpa gejala sama sekali.
2. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang)
otot yang berkepanjangan (tetani).
3. Diagnosa dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan
basa.
Pengobatan :
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium)
INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besr. Larutan tidak disuntikkan ke
dalam vena, tapi digunakan di luar sistem peredaran darah dan umumnya menggunakan jenis
tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian larutan
dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam atau mencuci luka2. Sayatan bedah
atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi pendarahan.
Persyaratan larutan irigasi adalah sbb :
1. Isotonik
2. Steril
3. Tidak disbsorpsi
4. bukan larutan elektrolit
5. Tidak mengalami metabolisme
6. Cepat diekskresi
7. Mempunyai tekanan osmotik diuretik
8. bebas pirogen
Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi kelenjar prostat dan prosedur transuretral
lainnya. Larutan yg digunakan untuk luka dan kateter uretra yg mengenai jaringan tubuh hrs
disterilkan dgn cara aseptis.
INFUS IV YG MGD NUTRISI
Glukosa termasuk monosakarida dimana sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran
darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintetis menghasilkan glikogen,
oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian
tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ
tertentu dan mengalami proses metabolisme lbh lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan
hormon insulin yg dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam
darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yg sgt penting utk kelancaran kerja
tubuh.
INFUS IV RINGER LAKTAT
Jika untuk mengatasi kondisi kekurangan volume darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0%
menjadi kehilangan maka secara terapeutik sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini
mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl. Beberapa larutan modifikasi jg mengandung
NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan panas yang stabil. Pengautoklafan larutan
natrium hidrogen karbonat hanya diproses mempunyai penyaringan kuman.
Pembahasan : larutan ini bersifat hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per menit. Laju
tetesan maksimal 5 ml per menit
INFUS IV AMMONIUM KLORIDA
(PENDAHULUANNYA SAMA DENGAN ALKALOSIS METABOLIK)
Ammonium klorida digunakan sebagai z.a yang dapat berkhasiat untuk pengobatan gangguan
metabolisme alkalosis dalam tubuh serta menggantikan ion klorida yang hilang dalam tubuh.
INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN KARBOHIDRAT
Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk
meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis
dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan
dalam kecepatan yang lambat.
3. Cairan hipertonik.
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+RingerLactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :
1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat,
dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat
dan garam fisiologis.
2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan
keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka
sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya
adalah albumin dan steroid.
Cairan yang digunakan dalam terapi
Cairan yang sering digunakan ialah cairan elektrolit (kristaloid) cairan nonelektrolit, dan cairan koloid.
Cairan elektrolit (kristaloid) :
Sesuai dengan penggunaannya dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu
untuk pemeliharaan, pengganti dan tujuan khusus.
Cairan pemeliharaan (rumatan) :
Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh lewat urin, feses, paru dan
keringat. Jumlah kehilangan air tubuh ini berbeda sesuai dengan umur, yaitu:
Dewasa : 1,5 2 ml/kg/jam
Anak-anak : 2 4 ml/kg/jam
Bayi : 4 6 ml/kg/jam
Orok (neonatus) : 3 ml/kg/jam
Mengingat cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit,
maka sebagai cairan pengganti adalah hipotonik, dengan perhatian khusus untuk
natrium.
Cairan kristaloid untuk pemeliharaan misalnya dekstrosa 5% dalam NaCl 0,45%
(D5NaCl 0,45).
Sediaan Cairan Pemeliharaan (rumatan)
Cairan pengganti :
Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh yang disebabkan oleh
sekuestrasi atau proses patologi yang lain (misalnya fistula, efusi pleura, asites
Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus
melalui IV.
(http://www.sehatgroup.web.id/?p=200 )
2.5 KONTRAINDIKASI
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis
(cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Jenis-jenis Cairan Intravena
1.
Cairan bisa bersifat isotonis (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air,
Ringer laktat / RL, dll)
2.
Cairan bisa bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)
3.
Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa 10
% dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)
beberapa alasan kenapa pasien di infus :
1.
pasien yang kekurangan cairan [ dehidrasi ]
2.
Pasien Koma [ tidak bisa melakukan aktifitas mengkonsumsi makanan sendiri]
3.
pasien yang sedang melakukan terapi pemberianobat melalui vena yang lebih dari 1
kali sehari, sehingga memasukkkan obatnya melalui cairan infus.
Ciri ciri vena yang bisa ditusukkan jarum infus :
1.
Tidak bercabang
2.
Lurus
Ada dua macam ukuran selang yang biasanya digunakan dalam pemasangan infus :
1.
Ukuran Macrodrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 15 tetes dan biasanya digunakan
untuk pasien dewasa.
2.
Ukuran Microdrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 60 tetes dan biasanya digunakan
untuk pasien yang masih anak-anak.
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
KA-EN 1B
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam.
kemasan : 500ml
harga : Rp 17.000,-
Indikasi:
o Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas
o Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas
Indikasi :
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
Indikasi:
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
Komposisi:
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L
harga : Rp 17.200,Otsu-NS
Indikasi:
Untuk resusitasi
Indikasi:
Resusitasi
Asidosis metabolic
kemasan : 500 ml
harga : Rp 7900,MARTOS-10
Indikasi:
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,
stres berat dan defisiensi protein
Indikasi:
Luka bakar
Infeksi berat
Kwasiokor
Pasca operasi
AMINOVEL-600
Indikasi:
kemasan 500 ml
harga Rp 99.000
PAN-AMIN G
Indikasi:
Tifoid
kemasan 500 ml
harga Rp61.800,-