Professional Documents
Culture Documents
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang,
yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang dapat
menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau ketidak puasan pada ibu atau bayi
(Poedji Rochjati, 2003: 26).
Definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi (high risk):
1.Berdasarkan anamnesis a)Usia ibu (<19 tahun, > 35 tahun, perkawinan lebih dari 5
tahun).
2.
Riwayat operasi (operasi plastik pada vagina-fistel atau tumor vagina, operasi
persalinan atau operasi pada rahim).
3.
Riwayat kehamilan (keguguran berulang, kematian intrauterin, sering mengalami
perdarahan saat hamil, terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5 tahun
tanpa KB, riwayat molahidatidosa atau korio karsinoma).
4.
Riwayat persalinan (persalinan prematur, persalinan dengan berat bayi rendah,
persalinan lahir mati, persalinan dengan induksi, persalinan dengan plasenta manual,
persalinan dengan perdarahan postpartum, persalinan dengan tindakan [ekstrasi
vakum, ekstraksi forsep, letak sungsang, ekstraksi versi, operasi sesar]).
2.Hasil pemeriksaan fisik
1.
Hasil pemeriksaan fisik umum (tinggi badan kurang dari 145 cm, deformitas pada
tulang panggul, kehamilan disertai: anemia, penyakit jantung, diabetes mellitus, paruparu atau ginjal).
2.
Hasil pemeriksaan kehamilan (kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarum
berat, perdarahan, infeksi intrauterin, nyeri abdomen, servik inkompeten, kista ovarium
atau mioma uteri, kehamilan trimester dua dan tiga: preeklamsia-eklamsia, perdarahan,
kehamilan kembar, hidrmnion, dismaturitas atau gangguan pertumbuhan, kehamilan
dengan kelainan letak: sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada
primigravida, hamil dengan dugaan disproporsi sefalo-pelfik, kehamilan lewat waktu
diatas 42 minggu).
3.Saat inpartu
Pada persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian serius, karena
pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus (perinatal):
1.
Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu (ketuban pecah dini, infeksi intrauterin,
persalinan lama melewati batas waktu perhitungan partograf WHO, persalinan terlantar,
rupture uteri iminens, ruptur uteri, persalinan dengan kelainan letak janin: [sungsang,
kelainan posisi kepala, letak lintang], distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu
bayi, bayi yang besar, perdarahan antepartum [plasenta previa, solusio plasenta, ruptur
sinus marginalis, ruptur vasa previa]).
2.
Keadaan risiko tinggi ditinjau dari sudut janin (pecah ketuban disertai perdarahan
[pecahnya vasa previa], air ketuban warna hijau, atau prolapsus funikuli, dismaturitas,
makrosomia, infeksi intrauterin, distress janin, pembentukan kaput besar, retensio
plasenta).
3.
Keadaan risiko tinggi postpartum (perslinan dengan retensio plasenta, atonia
uteri postpartum, persalinan dengan robekan perineum yang luas, robekan serviks,
vagina, dan ruptur uteri).
4.
1.
Komplikasi obstetri (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun), paritas
(primigravida primer atau skunder, grandemultipara), riwayat persalinan (abortus lebih
dari 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca-persalinan,
riwayat pre-eklamsi, riwayat kehamilan mola hidatidosa, riwayat persalinan dengan
tindakan operasi [ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, ekstraksi versi, atau plasenta
manual], terdapat disproporsi sefalopelfik, perdarahan antepartum, kehamilan ganda
atau hidramnion, hamil dengan kelainan letak, dugaan dismaturitas, serviks
inkompeten, hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium).
2.
Komplikasi medis, kehamilan yang disertai dengan anemia, hipertensi, penyakit
jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas, hamil dengan penyakit
hati, hamil disertai penyakit paru, hamil disertai penyakit lainnya.
e. J.S. Lesinki mengelompokkan faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan
waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.
1.
Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan: faktor genetika dan Faktor lingkungan.
Faktor genetika yaitu, penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan, perlu dilakukan
pemeriksaan kelainan bawaan. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh faktor pendidikan
dan sosial ekonomi.
2.
Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil: keadaan umum menjelang
kehamilan, kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat), penyakit yang
mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum).
3.
4.
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi: hb kurang dari 8 g%, tekanan darah tinggi
(systole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg), edema yang nyata, eklamsi,
perdarahan per vagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari
32 mianggu, letak sungsang pada primigrafida, infeksi berat atau sepsis, persalinan
premature, kehamilan ganda, janin yang besar, penyakit kronis pada ibu (jantung, paru,
ginjal, dll), riwayat obstetri buruk, riwayat seksio sesarea, dan komplikasi kehamilan
(Syafrudin dan Hamidah, 2009: 224).
SKOR POEDJI ROCHJATI
Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang
memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan
terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007).
Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan
bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan
pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor
kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:
1.
2.
3.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12 (Rochjati
Poedji, 2003: 27-28).
TUJUAN SISTEM SKOR
1.
Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang
perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu
hamil.
2.
Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar
peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan
transportasi untuk melakukan rujukan terencana.
FUNGSI SKOR
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga
dan masyarakat.
Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat, dimengerti
sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan
pertolongan untuk rujukkan. Dengan demikian berkembang perilaku untuk kesiapan
mental, biaya dan transportasi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan yang
adekuat.
2. Alat peringatan-bagi petugas kesehatan.
Agar lebih waspada. Lebih tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis
penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif penanganannya.
antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat
pada gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah disusun
dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati Poedji, 2003: 126).
Table 2.1 Skor Poedji Rochjati
Keterangan :
1.
Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga
kesehatan.
2.
Pendidikan kesehatan
1.
Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus, dll), sedangkan kelebihan
nutrisi dapat menyebabkan (pre-eklamsia, bayi terlalu besar, dll) (Sarwono, 2007: 161).
2.
Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual (Manuaba, 2010: 120). Pada umumnya hubungan seksual
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati (Sarwono, 2007:
160).
3.
Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selelu dijaga pada masa hamil.
Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan tumit yang
tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong payudara, pakaian dalam yang
selalu bersih (Sarwono, 2007: 160).
4.
Perawatan gigi, pada triwulan pwrtama wanita hamil mengalami enek dan
muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi yang tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi, gingivitis, dan sebagainya
(Sarwono, 2007: 161).
5.
Perawatan
payudara,
bertujuan
memeliha
hygiene
payudara,
melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau
masuk ke dalam (Manuaba, 2010: 121).
6.
Imunisasi TT, untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatorum (Sarwono, 2007: 161).
7.
Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat.
Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan, wanita
hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin atau satu
setengah bulan setelah bersalin (Sarwono, 2007: 162).
8.
Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan ini secara
langsung dapat mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
menimbulkan kelahirkan dangan berat badan lebih rendah, atau mudah mengalami
abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental (Manuaba, 2010: 122).
9.
Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin (Manuaba, 2010: 122).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Surabaya : Salemba Medika
2.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
3.
4.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi Jawa
Timur. Jakarta : Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation
Agency)
5.
Dian. 2007. Risiko Tinggi. http:// www.info-wikipedia.com diakses tanggal 29
Maret 2011
6.
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
7.
Fallen, R dan R. Budi Dwi K. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
8.
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika
9.
Hidayat, Sedarmayanti. 2002. Metodologi Penelitian Perilaku Kualitatif dan
Kuantitatif. Bandung: ALFABETA
10.
11.
Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta : EGC
12.
13.
Notoatmodjo, Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
14.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta
15.
Nursalam. 2008. Konsep dan
Keperwatan. Jakarta : Salemba medika
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
16.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
17.
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga
University Press
18.
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
19.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
ALFABETA
20.
21.
Suririnah. 2008. Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi. http//www. Infowikipedia.com. diakses tanggal 11 Maret 2011
22.
23.
Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta :
EGC