You are on page 1of 12

Pengalihan Penghasilan dan Kerugian

 Cara yang lazim dugunakan oleh WP untuk


mengalihkan Penghasilan /kerugiannya
adalah :
 Mendirikan perusahaan baru, baik dalam
negeri maupun luar negeri dan
mengalihkan laba sedemikian rupa ke
perusahaan yang dikenakan tarif rendah.
 Pengalihan penghasilan atau kerugian
dengan cara mengadakan
pembelian/penjualan fiktif/
 Melaksanakan jual beli dengan harga yang
diatur lebih dahulu.
 Pengiriman barang ke cabang
perusahaan,dan penagihannya melaui
Induk Perusahaan atas pengriman
tersebut, induk perusahaan akan
membayar tagihan dan membebankan ke
rekening pembeliannya dengan harga
yang melebihi kewajarannya, bahkan
sering terjadi tidak ada transaksi tetapi
oleh induk perusahaan dibukukan seoleh-
oleh ada pembayaran.
PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
(P3B-TAX TREATY)

 Hukum pajak internasional adalah hukum pajak nasional yang terdiri dari
kaidah-kaidah, baik berupa kaidah nasional maupun kaidah yang berasal dari
traktat antar negara dan/dari prinsip atau kebiasaan yang telah diterima baik
oleh negara – negara di dunia untuk mengatur soal perpajakan dan dalam
mana dapat ditunjukkan adanya unsur – unsur asing, baik mengenai subjeknya
maupun objeknya.
 Sumber utama pajak internasional adalah UU Dalam Negeri/domestic tax laws
dan P3B/Tax Treaties/ Double Tax Agreement.
 Tax Treaty mengatur agar pelaksanaan UU domestik dari dua negara atau
lebih yang melakukan pungutan pajak tidak mengakibatkan munculnya pajak
berganda dan jangan sampai terjadi tidak dapat dilaksanakannya pemungutan
pajak atas WP pajak tertentu dengan penghasilan tertentu , atau dengan
perkataan lain Tax treaty bukanlah aturan pajak baru.
Tujuan Tax Treaty
 Mencegah timbulnya penghindaran pajak/ Tax
Avoidance
 Memberikan kepastian hukum/certainty
 Pertukaran informasi/exchange of information
 Penyelesaian sengketa di dalam penerapan P3B
dalam bentuk mutual agreement procedures
 Non-diskriminasi/non discrimination
 Bantuan dalam penagihan pajak/tax collection
Model dan isi P3B serta kedudukan P3B atas
dasar UU Nasional

 P3B telah distandarisasi berdasarkan model yang telah


ditetapkan dan merupakan acuan oleh negara-negara
dalam melakukan perundingan berkenaan dengan P3B.
 Model Tax Treaty yang pertama adalah model yang
dihasilkan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) tahun
1922, kemudian berlanjut dengan Mexico Model Draft 1943
dan London Model Draft 1946,
 Pada tahun 1963 terbitlah model yang dianggap lengkap
yaitu model OECD 1963, kemudian model OECD 1977 dan
pada tahun 1992 dilakukan revisi sehingga terbitlah OECD
1992. Selain model OECD,
 juga ada model United Nation/UN 1980 serta model United
States/U.S Model-1981.
Kedudukan P3B atas UU
Nasional
 Indonesia menganut Income Tax Global
 Peraturan Pajak mengenai Subjek Pajak LN dan
Penghasilan Perusahaan Multinasional dari WP DN
 Pengenaan Pajak ganda (double taxation), yang
penyelesaian dengan P3B.
 Misal : PPh psl.26 bertarif 20% maka setelah ada
P3B, dapat disepakati dengan tarif 10% saja.
 Kedudukan P3B akhirnya lebih tinggi dari UU Pajak
nasional.
Scope Pemajakan antara
P3B dan UU Pajak Nasional
 Apabila terdapat penghasilan karena suatu transaksi
yang dilakukan antara penduduk Indonesia dengan
penduduk negara lain yang ada P3B dengan Indonesia,
maka pengenaan PPh berdasarkan P3B

 Apabila dalam P3B dinyatakan bahwa Ind.sebagai negara


sumber diberikan hak pemajakan penuh atau dalam
pembatasan hak pemajakannya, maka pengenaan
PPhnya tunduk pada UU nasional.

 Apabila dalam P3B dinyatakan bahwa Ind. Sebagai


negara sumber harus melepaskan seluruh hak
pemajakannya, maka hak pemajakannya sebagaimana
diatur dalam UU nasional diangap gugur.
Hak Pemajakan
(taxing rights)
 Hak pemajakan dapat dibagi 3 kelompok:

 Hak pemajakan penuh ( exclusively taxing right ), misal : Laba usaha


yang diperoleh dari kegiatan usaha melalui BUT, penghasilan dari
harta tak gerak, capital gain dari penjualan atau pengalihan harta dari
BUT,imbalan dari pekerjaan, pensiun, penghasilan dari pekerjaan
bebas, dll,

 Hak pemajakan terbatas (limited taxing rights), misal : penghasilan


modal berupa deviden, bunga, royalty dan sewa atas harta.

 Pelepasan hak pemajakan (relinquished taxing right ), misal :laba


usaha yang diperoleh tanpa melalui BUT, capital gain dari transportasi
internasional, capital gain dari pengalihan harta, dll
Kriteria pemajakan dari
penghasilan terhutang PPh
 Penghasilan dari harta tak gerak (immovable property), misal : ternakdan perlatan utuk
pertanian dan kehutanan, hak pemilikan lahan, hak memungut hasil dari harta tak gerak, hak
atas pembayaran tetap/tidak tetap sehubungan dengan balas jasa,dll
 Penghasilan dari tarnsportasi internasional, adalah penghasilan dari setiap pengangkutan
kapal laut atau pesawat udara milik perusahaan dari negara pembuat persetujuan, misal :
 Perusahaan penerbangan milik negara A melakukan penerbangan dari Sinagpore ke Sydney
via Jakarta dan Denpasar tanpa mengangkut orang dan/atau barang dari dan ke pelabuhan
Indonesia, maka jalur penerbangan tersebut disebut jalur penerbangan internasional.
 Apabila penerbangan tersebut menaikan penumpang baik orang dan/atau barang dari Jakarta
ke Denpasar maka penerbangan tersebut disebut jalur penerbangan domestik.
Pembagian hak pemajakan dari
penjualan dan pengalihan harta,
diatur sebagai berikut :
 Penghasilan dari keuntungan penjualan atau
pengalihan harta tak gerak, hak pemajakan
penuh ada pada negara dimana harta tersebut
berada.
 Penghasilan dari keuntungan penjualan atau
pengalihan harta gerak,hak pemajakan penuh
ada pada negara domisili.
 Penghasilan dari keuntungan penjualan atau
pengalihan harta tak gerak maupun harta gerak
yang dilakukan BUT, hak pemajakan penuh ada
pada negara dimana BUT berada.
Penghasilan orang pribadi
 Penghasilan dari usaha
 Penghasilan dari pekerjaan
 Penghasilan dari para artis dan atlit
 Penghasilan dari pekerjaan di
pemerintahan
 Penghasilan guru dan peneliti
 Penghasilan dari siswa dan pemagang
Peraturan hak pemajakan
atas orang pribadi
 Penghasilan dari usaha, negara sumber melepaskan hak pemajakan ,
kecuali dilakukan melalui suatu tempat tetap dinegara tersebut. Dalam
hal melindungi negara hak negara pemajak negara sumber atas
penghasilan diwilayah hukumnya digunakan kriteria lain yaitu tes waktu
(time test),apabila penghasilan tersebut melebihi waktu pada P3B maka
negara sumber memiliki hak pemajakan penuh.
 Penghasilan para artis dan atlit, hak pemajakan sepenuhnya berada
pada negara tempat pertunjukan atau pertandingan.
 Penghasilan dari guru atau peneliti, Penghasilan dari kegiatan mengajar
atau peneleitian tidak dikenakan pajak dinegara tersebut sepanjang
pembayaran atas penghasilan berasal dari luar negeri.
Metode Penghindaran
Pajak Berganda
 Metode Pembebasan Penuh
 Metode Pembebasan Progresif,apabila
penghasilan luar negeri dihitung hanya
untuk menentukan penetuan tarif pajak
dlam rangka menentukan PPh terhutang
atas penghasilan dalam negeri.
 Metode Pengkreditan Penuh
 Metode Pengkreditan terbatas
 Metode Fiktif

You might also like