Professional Documents
Culture Documents
KARDIOLOGI
NEBULISER
RS. Dr. Moh Hoesin
Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
3. PENDERITA
1. Baringkan dalam posisi berbaring setengah duduk atau
duduk, tenangkan dan hilangkan cemas
2. Beritahu bahwa akan dilakukan nebulizer,
3. Ajarkan menghisap asap yang keluar dari alat dengan
mulut terbuka dan keluarkan nafas dari hidung.
II.
Unit terkait
LANGKAH KERJA
Beritahu penderita bahwa akan dilakukan nebulizer,
tenangkan dan hilangkan cemas dan jangan tegang.
Masukkan obat nebule ke dalam nebulizer cup, tutup
dengan mouth piece.
Hubungkan selang kanul ke mesin compressor atau ke
tabung oksigen
Pasang mouth piece ke pasien
Nyalakan oksigen 3-5 l/m atau nyalakan mesin
compressor
Lakukan nebulisasi sampai obat habis
Setelah obat habis, matikan mesin compressor dan
lepaskan mouthpiece dari pasien.
Lepaskan selang kanul dari mesin compressor atau
dari tabung oksigen.
TREAD MILL
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Prosedur
A.
Procedure
E.
Unit Terkait
Obat emergency
HOLTER MONITORING
RS. Dr. Moh Hoesin
Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Unit terkait
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Unit terkait
PENATALAKSANAAN PASIEN
SEBELUM DAN SESUDAH KATETERISASI JANTUNG
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Tujuan
Informasi umum
Indikasi
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Procedure
Unit terkait
III. Prosedur :
- Sebelum tindakan : cek persiapan
- Setelah tindakan :
a.
Observasi tanda vital setiap 15 menit pada
1 jam pertama, selanjutnya setiap 30 menit sampai
stabil.
b.
Observasi tanda-tanda reaksi alergi
c.
Bila tindakan melalui daerah brachialis,
pasien diistirahatkan di tempat tidur selama 9 jam,
bila perlu pasang bidai
d.
Bila tindakan melalui daerah femoralis,
immobilisasi 8 12 jam, letakkan bantal pasir
selama 4 6 jam.
Departemen Penyakit Dalam Subbagian Kardiologi
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Unit terkait
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Unit terkait
EKHOKARDIOGRAFI
RS. Dr. Moh Hoesin
Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Kebijakan
Procedure
Prosedure kerja
Untuk menilai :
1. Penyakit katub jantung
2. Penyakit miokard, kardiomiopati
3. Penyakit pericard
4. Penyakit kelainan jantung bawaan
5. Penyakit tumor jantung
6. Penyakit jantung iskemik
7. Pembesaran ruang jantung
8. Mengetahui fungsi pompa jantung
9. Menganalisa fungsi katub, sesudah penggantian katub
1. Surat permintaan / konsul dari dokter untuk dilakukan
ekokardiografi
2. Menyelesaikan urusan administrasi ke dana intern/ PHB
- Penderita dirujuk dari ruangan poliklinik, RS lain dan dokter
pasien
- Penderita di jadwal satu hari sebelumnya / kecuali cito
- Dokter memberikan penjelasan pada penderita tentang tujuan
dilakukan ekokardiogradi
- Petugas memeriksa dan menyelesaikan kelengkapan
administrasi
I. Persiapan Transtorakal ekokardiografi (TTE)
Dikerjakan oleh dokter ahli dan dibantu perawat khusus
Peralatan : stabilizer, alat ekokardiografi, tranduser, red dot,
scan jelly, oksigen, handuk kecil, kapas alkohol, tissue, timbangan
BB/ TB, tensimeter dan stetoskop
Langkah kerja :
Langkah pertama :
Apikal
Langkah keempat :
Hidupkan stabilizer
Matikan trarnducer
Operator
memasukkan
tranduser
melalui esophagus untuk melakukan pemeriksaan tepat di
belakang jantung
Hasil disimpan
Unit terkait
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
15
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Procedure
Unit Terkait
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
PULMONOLOGI
WATER SEAL DRAINNAGE ( WSD)
16
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik Keperawatan
17
Unit Terkait
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
18
Unit Terkait
1.
BRONKOSKOPI
RS. Dr. Moh Hoesin
Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Kontraindikasi
Absolut
Tidak ada, sangat tergantung pada keterampilan operator dan teknik
yang digunakan
Relatif
- Ganguan fungsi paru / jantung yang berat
- Keadaan umum yang berat / jelek, baik karena deman, atau
penyebab yang lain
- Hipoksemia sedang (PO2<60 mmHg)
- Aritmia
- Penderita tidak koorperatif
20
Prosedur
Penyulit
Interpretasi
Unit terkait
22
PLEURODESIS
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
23
Persiapan Tindakan
Prosedur
Penyulit
Interprestasi
Unit terkait
Pneumotoraks berulang
Pneumotoraks dengan lesi luas
Efusi pleura ganas
a. Bahan dan alat
- Tetrasiklin 1000 mg atau bleomisin 40 mg
- Lidocain 10 ampul, petidin 50 mg
- Semprit 20 cc dan 5 cc masing-masing satu buah
- NaC1 0,9 %
- Venocath no. 14 & blood set
b. Pasien
Foto toraks terakhir dan paru sudah mengembang sempurna
- Posisi pasien duduk
- Siapkan 02
- Pasang infus NaCI 0,9 %
- Berikan lidocain 2% melalui selang WSD, kemudian pasien
diubah-ubah posisinya merata diseluruh permuikaan pleura
- Injeksikan petidin 50 mg IM 15 menit sebelum pemberian
tetrasiklin
- Masukan zat tetrasiklin yang telah dilarutkan 20 cc steril atau
bleomisin
- Bilas dengan NaCI
- Pasien diubah - ubah posisinya
- Klem WSD selama 2 jam
- Klem dilepas pasang continous suction tekanan 20 cm H20
- Observasi efek samping
- WSD dilepas setelah 2x24 jam
- syok neurogenik
- Reaksi terhadap obat
- Paru tetap mengembang
- Efusi pleura berkurang atau minimal
-
24
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
25
Prosedur
Unit terkait
REMATOLOGI
PENYUNTIKAN INTRA ARTRIKULER
RSUP. Dr. Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pegertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Indikasi
Kontraindikasi
27
Prosedur
Lama tindakan
28
Unit terkait
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
29
Kontraindikasi
Diagnostik :
1.
Membantu diagnostik arthritis septik
2.
Memberikan konfirmasi diagnostik klinik
3.
Selama pengobatan arthritis septic dilakukan
secara serial untuk menghitung jumlah leukosit, pengecatan gram,
dan kultur cairan sendi
Terapeutik :
1.
Artrosentesis
- Evakuasi kristal untuk mengurangi inflamasi pada
pseudogout akut dan kristal induced arthritis yang lain
- Evakuasi serial pada arthritis septic untuk mengurangi
destruksi (drainase)
2.
Pemberian kortikosteroid intra artikuler
- Mengontrol inflamasi steril pada sendi secara maksimal
merupakan kunci dimana obat anti inflamasi nonsteroid telah
gagal, kemungkinan akan gagal atau merupakan
kontraindikasi
- Mempersingkat periode kesakitan pada inflamasi yang self
limited (gout arthritis)
- Menghilangkan nyeri inflamasi dengan cepat, membantu
terapi fisik pada kontraktur sendi`
Diagnostik :
- Infeksi jaringan lunak yang menutupi sendi
- Bakteremia
- Anatomis tidak bisa dilakukan
Terapeutik :
- Instabilitas sendi
- Nekrosis avaskuler
- Artritis septic
- Osteonekrosis
- Sendi neurotropik
30
31
Prosedur
Komplikasi
Khusus :
1.
Sendi lutut pada efusi yang besar,
tusukan dari lateral secara langsung pada tengah-tengah tonjolan
supra patela lebih mudah dan lebih enak untuk pasien. Tonjolan
pada kantong supra patella ini dapat diperjelas dengan menekan
ke lateral dan bagian medial. Dengan ujung pulpen dilakukan
pemberian tanda pada daerah target. Lebih kurang pada tepi atas
patela.
Tanda ini masih akan tetap terlihat pada waktu yang cukup untuk
melakukan desinfeksi, anestesi dan artrosentesis, pada efusi sendi
yang sedikit lebih baik dilakukan tusukan dari medial di bawah
titik tengah patela.
2.
Bahu pada pasien duduk dilakukan
paipasi pada tonjolan korakoid pada 45 derajat interior dan
lateral dari tonjolan tersebut akan didapatkan sendi glenohumeri.
Pada lokasi tersebut tusukan jarum lurus ke posterior ke ruang
sendi.
3. Pergelangan tangan sendi
4.Subtalar pada pasien posisi terlentang kaki 90 derajat terhadap
tungkai bawah, tusukan jarum secara horizontal ke ruang sendi di
interior dari ujung maleolus lateral dan posterior dari sinus tarsus.
5.Metatarsofalangeal, untuk mengidentifikasikan garis sendi ini
dapat dilakukan dengan fleksi dan ekstensi sendi. Untuk
mempermudah memasuki sendi ini dilakukan tarikan dan plantar
fleksi 30 derajat. Tusukan jarum pada garis sendi pada posisi 90
derajat
6.Pergelangan tangan , sendi pergelangan tangan terletak diantara
prosesus stiloideus radius dan ulna. Ruang sendi ini dapat dicapai
melalui salah satu sisi pada bagian dorsal yaitu sedikit disebelah
distal radius atau sedikit distal ulna.
1.Infeksi iatrogenic
2. Perdarahan pada tempat aspirasi
3. Hemartrosis
4. Luka pada rawan sendi
5. Episode vasofegal pada saat atau setelah tindakan
Unit terkait
32
RSUP
Dr. Moh Hoesin
Palembang
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
PEMERIKSAAN DENSITOMETRI
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
33
RSUP
Dr. Moh. Hoesin
Palembang.
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
USG MUSKULOSKELETAL
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
34
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Unit Terkait
Tanggal Terbit
No. revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
35
ALERGI IMUNOLOGI
TEST TEMPEL (PATCH TEST)
RSUP. Dr. Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Dermatitis kontak
Kontraindikasi
Daerah yang di tes bebas dari dermatitis, pasien yang sedang minum
obat antihistamin dan steroid
Persiapan
Prosedur
Penilaian
Lama tindakan
Unit terkait
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
Persiapan
37
Penilaian
(-)
+
++
+++
++++
Lama tindakan
Komplikasi
Unit Terkait
15 30 menit
Reaksi alergi berupa asma, rinitis, urtikaria, syok anafilaksis (sangat
jarang terjadi)
-
38
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
Persiapan
Penilaian
Unit terkait
40
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
41
Prosedur
Komplikasi
Unit terkait
42
HEMATOLOGI
PROSEDUR PEMBERIAN KEMOTERAPI
RSUP. Dr. Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
1.
43
Prosedur
Unit terkait
1.
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
45
46
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
1.
Indikasi
1.
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
48
Procain 2% / lidocain 2%
Spuit 5 cc dan 20 cc masing-masing 2 buah
Sarung tangan dan duk bolong steril
Set jarum aspirasi sumsum tulang (14 18G)
Botol bersih untuk koleksi aspirat yang sudah berisi
antikoagulan titriplex atau EDTA, objek gelas/dek gelas untuk
blood filem
49
Penyulit
Unit Kerkait
PENGAMBILAN SAMPEL
DARAH TEPI DAN HEMOSTASIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
1.
2.
3.
4.
Indikasi
1.
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
50
51
GASTRO HEPATOLOGI
KOLONOSKOPI
RSUP. Dr. Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Komplikasi
Halaman
52
Unit Terkait
53
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
Komplikasi
Prosedur
Unit Terkait
54
Tanggal terbit
Standar Operasional
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Komplikasi
Prosedur
Unit terkait
Dispepsia
Disfagia
Perdarahan gastrointestinal
Konfirmasi abnormalitas pada pemeriksaan radiology
Penapisan keganasan saluran cerna bagian atas
Muntah hebat
Berat badan turun tanpa sebab
Dispepsi yang menetap setelah terapi empiric
Occult standing berkurang dan tidak diketahui sebabnya.
Ligasi / STE varises esofragus
Pengambilian benda asing
55
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Komplikasi
Prosedur
Unit terkait
56
SKLEROTERAPI HEMOROID
No. Revisi
Halaman
Pengertian
Tujuan
Komplikasi
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
57
Unit Terkait
58
GINJAL HIPERTENSI
RSUP.
DR. MOH. HOESIN
PALEMBANG
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
59
PERSIAPAN
Persiapan Pasien Sebelum Operasi
Memberi salam
2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Izin tindakan dari keluarga pasien
Periksa laboratorium :
- Darah lengkap : Hb, Ht, Gol.darah, Trombosit, leukosit, LED,
BT, CT
- Kimia darah : Ureum, kreatinin, gula darah, HbsAg
EKG
Toraks Foto
Konsul anastesi
Hemodialisa 1 hari sebelum dilakukan operasi
Cukur rambut daerah abdomen sampai simpisis
Puasa 8 jam sebelum operasi
Lavement rendah
Persiapan Alat Untuk Operasi
Tenckoff kateter 1 buah
Extended transfer set 1 buah
Titanium adaptor 1 buah
Ultraklamp 2 buah
Cairan dianel 1,5 % 2 bag
NaCl 0.9% 3 kolf
Infus set 2 buah
Mini cap 1 bh
Heparin 1 vial
Spuit 3 cc 1 buah
Buku catatan dan timbangan
60
PELAKSANAAN
1. Setelah dilakukan pemasangan kateter CAPD di ruang operasi,
pasien menjalani rawat inap selama lebih kurang 7-10 hari untuk
penyembuhan luka.
2. Pasien tetap menjalani hemodialisa selama masa rawat inap tersebut
sambil pasien kontrol ke center CAPD
3. Perawat khusus CAPD melakukan pembilasan cairan dikateter
sambil menguji fungsi kateter tersebut. Disamping itu perawat juga
memberikan pelatihan prosedur pertukaran cairan yang aseptik
kepada pasien dan keluarga pasien
4. Bila kateter berfungsi baik maka CAPD dapat dilakukan setelah
luka sembuh
5. Prosedur Pertukaran Cairan Yang Aseptik :
Persiapan Alat-Alat:
a. Bersihkan tempat yang akan digunakan
b. Siapkan Twinbag CAPD System, masker, minicap dan
ultraclamp
c. Pakai masker dan cuci tangan
d. Pisahkan kantong yang berisi cairan baru tidak bocor dan jernih
e. Keluarkan Transfer Set dari pakaian. Yakinkan masih dalam
keadaan tertutup
f. Jika diresepkan, tambahkan obat-obatan sesuai petunjuk dokter
Sambungkan Ke Twinbag CAPD System :
a. Jepit selang pengisian dengan Ultraclamp
b. Patahkan frangible (segel hijau) dekat kantong yang berisi
cairan
c. Tangan kanan memegang Patient Connection End kemudian
tangan kiri menarik Pull Ring
d. Pegang Transfer set dengan tangan kiri, lepaskan Minicap dari
transfer set dengan tangan kanan
e. Segera hubungkan transfer set ke Twinbag CAPD System.
Pegang Transfer Set dengan baik saat memutar Twinbag CAPD
System sampai tersambung dengan baik
Pengeluaran Cairan :
a. Gantung kantong cairan
b. Letakkan kantong untuk pembuangan di bawah
c. Buka Twistclamp pada Transfer set untuk mengeluarkan
cairan.Lihat apakah cairan yang keluar keruh
d. Setelah cairan selesai dikeluarkan, tutup Twistclamp pada
Transfer set
Pembilasan :
a. Lepaskan Ultraclamp pada selang pengisian
b. Hitung sampai 5 secara perlahan dan lihat cairan akan mengalir
ke dalam kantong pembuangan
c. Jepit selang pengeluaran dengan ultraclamp
61
62
RSUP.Dr.Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Indikasi
BIOPSI GINJAL
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
63
Komplikasi
Unit terkait
64
RSUP.Dr.Moh
Hoesin Palembang
No. Dokumen
Tanggal terbit
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
HEMODIALISA
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Prosedur
< 15
PERSIAPAN
1. Tenaga
Tindakan hemodialisa dilakukan oleh tenaga perawat khusus
hemodialisa dibawah pengawasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Sub Spesialis Ginjal Hipertansi.
Penderita menyerahkan surat rujukan / pengantar dokter kepada
perawat ruangan
2. Peralatan medis
- Mesin Hemodialisa
- Mesin water treatment
- Trolley khusus untuk perlengkapan :
a. Steril :
o Duk biasa 1 buah
o Duk bolong 1 buah
o Sarung tangan 2 pasang
o Klem lurus sedng 2 -3 buah
o Kain kassa secukupnya
o Mangkok kecil stenlis 1 buah
65
Dialyzer 1 buah
Diasol concentrate :
A. Acetate 5 liter atau
B. Bicarbonat : bicnat 7,5 liter + Acid 5 liter
Prosedur
PELAKSANAAN HEMODIALISA
Setelah semua persiapan dilaksanakan dengan baik maka hemodialisis
dapat dimulai :
Catat data-data pasien pada lembar formulir hemodialisis
Timbang berat badan
Penderita dibaringkan dengan posisi telentang ditempat tidur,
kalau sesak napas setengah duduk dan sebaiknya digunakan
tempat tidur yang dapat dirubah posisi
Ukur tekanan darah, nadi dan frekuensi pernapasasn
Tentukan daerah yang akan dilakukan venous punksi untuk
sarana hubungan sirkulasi ke mesin
Desinfeksi daerah yang akan dilakukan venous punksi dengan
betadine dan alkohol
Pasang duk
Bila diperlukan berikan suntikan anestensi dengan lidokain 2
%
Lakukan pemasangan venous punksi jarum inlet dan outlet
dan berikan loading heparin sesuai dengan dosisnya. Dosis
sebesar 25 150 iu/kgBB, dosis ini sebagian besar diberikan
pada punksi yang terakhir pada fistula
Pada saat venous pungksi ini bila diperlukan dapat langsung
diambil contoh darah untuk pemeriksaan predialisa ureum,
kreatinin, narium, kalium, fosfor
Selanjutnya hubungan sirkulasi sistemik dapat dihubungkan
dengan mesin, terlebih dulu hubungkan bagian inlet ke mesin.
Jalankan blood pump dengan kecepatan 100 ml/menit, setelah
darah mengisi semua bagian sirkulasi darah tutup klem outlet
pada pasien
Jalankan lagi blood pump dengan kecepatan antara 100-125
ml/menit selama 5 sampai 10 menit kemudian ukur tekanan
darah dan nadi penderita, apabila tidak ada tanda-tanda
penurunan tekanan darah secara perlahan dinaikkan kecepatan
blood pump sampai mencapai 150 200 ml / menit.
Lakukan pengaturan ultrafiltrasi yang sesuai bila diperlukan
untuk mengatasi kelebihan cairan tubuh
Lakukan pengawasan selama hemodialisis, meliputi :
A. Pengawasan Mesin
Pengawasan sirkulasi darah diluar tubuh
Pengawasan kecepatan aliran
kecepatan aliran darah harus konstan, kecepatan yang
68
C. Pengawasan penderita
Secara periodik dilakukan pengukuran tekanan darah, nadi
dan pernapasan bila tidak ada keluhan dilakukan setiap 1
jam
Memperhatikan pengeluran cairan dengan ultrafiltrasi
Memperhatikan jalannya tetesan blood transfusi pada
waktu hemodialisis
Mengatasi keadaan keadaan / komplikasi seperti :
Nyeri dada
Cardiac aryhtmia
Konvulsi
Kram otot
Deman dan mengigil
Sakit kepala
Hematoma
Hipertensi
Hipotensi
Nausea dan vomitus
Sesak napas
Asidosis dan hipoksia
Komplikasi lain :
Terjadi clothing pada mesin
Dapat disebabkan karena kekurangan pemberian
heparin
Tindakan : upayakan untuk mencegah masuknya
bekuan darah sirkulasi sistemik. Apabila tidak
70
Unit Terkait
RSUP
DR. MOH. HOESIN
PALEMBANG
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
Standar Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
72
PERSIAPAN:
Tenaga.
Pelaksanaan prosedur sterilisasi ginjal buatan dilakukan oleh
tenaga perawat yang telah dilatih atau perawat hemodialisis
yang diawasi oleh perawat yang terlatih.
Sarana dan peralatan yang diperlukan.
Peralatan :
1. Unit Water Treatment;
- Debit air terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
- Tersedianya bahan habis pakai untuk water treatment :
a. Membran Reverse Osmosis
b. Karbon aktif
c. Filter benang
d. Cleaner membran
73
UNIT TERKAIT
75
RSUP.Dr.Moh
Hoesin Palembang
Tanggal terbit
Standar
Operasional
Procedure (SOP)
Pengertian
Ditetapkan,
Direktur Medik & Keperawatan
Tujuan
Indikasi
Prosedur
76
RSUP.
DR. MOH. HOESIN
PALEMBANG
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
Standar
Operasional
Prosedure (SOP)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
PROSEDUR
77
78
79
RSUP
DR. MOH.
HOESIN
PALEMBANG
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Medik & Keperawatan
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Prosedur
80
:
1. Unit Water Treatment;
- Debit air terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
- Tersedianya bahan habis pakai untuk water treatment :
a. Membran Reverse Osmosis
b. Karbon aktif
c. Filter benang
d. Cleaner membran
2. Instalasi unit reprosesing
- Instalasi pipa dilengkapi dengan pengatur tekanan air,
monitor tekanan air, kran air.
- Wastafel
- Meja porselen
3. Bahan reprosesing yaitu bahan habis pakai untuk proses
sterilisasi dialiser:
- Cairan NaCl 0,9%
- Cairan renalin 35%
- H2O2 3%
- Heparin
- Glukosa klinitest tablet
4. Alat perlindung diri (APD), berupa :
- Sarung tangan yang tebal 1 buah
- Masker 1buah
- Baju khusus 1 buah
- Sepatu khusus 1 buah
- Kacamata khusus 1 buah
Langkah langkah prosedur sterilisasi dialiser di ruang cuci:
1.
Setiap dialiser diberi nama penderita sebelum dipakai
atau dipergunakan pertama kali.
2. Segera setelah cuci darah berakhir, dialiser dilepaskan
dari bloodlines dengan memisahkan bagian arterial line
dan venus line. Bilas dialiser dengan air RO dengan
tekanan 25 psi.
3. Masukkan hidrogen peroksida 3% atau peratic acid 2%
kedalam kompartemen darah dan kompartemen dialisat
dengan tekanan yang cukup untuk membuang sisa darah
tetapi tidak membuang deposit protein pada membran.
Dapat juga digunakan Bleach (sodium hipokloride)
dengan konsentrasi 1% untuk melarutkan deposit
protein pada fiber. Biarkan 3-5 menit kemudian bilas
kembali ginjal buatan dengan air RO.
81
83