You are on page 1of 4

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan permukaan gigi akibat abrasi, atrisi, erosi, dan karies pada gigi
dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan perawatan restoratif (Hengtrakool
dkk., 2011: 90). Masyarakat membutuhkan bahan restorasi yang kuat dan mampu
bertahan terhadap tekanan pengunyahan (Susanto, 2005: 32). Kemampuan bahan
restorasi untuk bertahan terhadap tekanan pengunyahan merupakan salah satu
syarat penting keberhasilan klinis restorasi tersebut. Hal tersebut dapat diketahui
dari kekuatan tekan bahan restorasi, karena dalam proses pengunyahan beban
yang diberikan bersifat menekan (McKenzie dkk., 2003: 4063-4064). Kekuatan
tekan adalah tekanan maksimal yang dapat ditahan oleh suatu struktur hingga
benda tersebut mengalami fraktur atau deformasi. Bahan restorasi dengan
kekuatan tekan yang lebih rendah daripada gigi cenderung mudah fraktur dan
mengalami kegagalan (Annusavice, 2004: 48; Van Noort, 2007: 48).
Beberapa bahan restorasi yang digunakan oleh dokter gigi antara lain
amalgam, semen ionomer kaca, dan resin komposit. Masing-masing bahan
restorasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Amalgam memiliki sifat mekanis
yang kuat, tetapi memiliki estetik yang buruk dan efek toksik dari kandungan
merkuri di dalamnya. Semen ionomer kaca memiliki estetik yang baik tetapi sifat
mekanisnya lemah. Oleh karena itu dikembangkan bahan restorasi yang memiliki
estetik yang baik dan sifat mekanis yang kuat, seperti resin komposit
(Hengtrakool dkk., 2012: 90). Saat ini telah dikembangkan resin komposit jenis
terbaru yaitu resin komposit nanofiller yang memiliki partikel bahan pengisi
(filler) berukuran nano. Partikel filler berukuran nano menyebabkan distribusi
partikel lebih merata, sehingga kandungan partikel bahan pengisi meningkat yang
diikuti dengan berkurangnya penyusutan polimerisasi dan meningkatnya sifat

mekanis bahan (Kaur dkk., 2011: 28-29). Sifat ini sangat penting untuk bahan
restorasi yang digunakan pada daerah dengan stres fungsional yang tinggi seperti
regio posterior (Rosa dkk., 2012: 126). Resin komposit secara umum memiliki
sifat mampu menyerap air yang dapat mempengaruhi sifat mekanis bahan itu
sendiri. Penyerapan air pada resin komposit dipengaruhi oleh monomer resin yang
digunakan (Sakaguchi dan Powers, 2012: 177; Roberson dkk., 2006: 197).
Menurut Ferracane (2006: 213), monomer TEGDMA (tri-ethylene glycol
dimethacrylate) memiliki kemampuan menyerap air yang lebih besar daripada
monomer lainnya, seperti Bis-GMA (bisphenol-A-glycidyl dimethacrylate),
UDMA (urethane dimethacrylate), dan Bis-EMA (bisphenol-A-ethoxylated
dimethacrylate). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan tekan resin
komposit antara lain komposisi bahan, proses polimerisasi, dan kondisi rongga
mulut seperti minuman yang dikonsumsi (Drummond dkk. dalam Moezzyzadeh,
2012: 25).
Syarat penting keberhasilan klinis suatu restorasi yang lainnya adalah
kemampuan bahan restorasi untuk bertahan terhadap paparan berbagai cairan di
dalam rongga mulut (McKenzie dkk., 2003: 4063). Cairan di dalam rongga mulut
dapat berasal dari saliva atau makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari
(Munadziroh, 2002: 82). Permukaan tumpatan sama halnya dengan permukaan
gigi akan mudah mengalami erosi apabila terpapar makanan atau minuman
dengan pH rendah (asam). Hal ini dapat mempercepat terjadinya degradasi pada
resin komposit, terlepasnya partikel filler serta ion-ion dari permukaan resin
komposit, dan melemahkan sifat mekanis resin komposit (Erdemir dkk., 2012:
729; Miranda dkk., 2013:100).
Sementara itu konsumsi minuman kopi oleh masyarakat Indonesia masih
sangat tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), kopi
menempati urutan pertama dalam daftar komoditas bahan minuman yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia pada tahun 2011, kemudian diikuti dengan teh,
sirup, coklat instan, dan coklat bubuk (Kementrian Pertanian, 2012: 80). Menurut

data AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia), pada tahun 2012
tingkat konsumsi kopi masyarakat Indonesia mencapai 940 gram per kapita per
tahun. Jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
adalah kopi robusta (Wahyudin dkk., 2004: 57).
Kopi merupakan salah satu minuman dengan pH asam. Keasaman kopi
didapatkan dari salah satu komposisi kimia kopi yaitu asam klorogenat yang
merupakan senyawa fenol (Aprilia dkk., 2007: 169). Kandungan asam klorogenat
dalam setiap jenis kopi berbeda, kopi robusta memiliki kandungan asam
klorogenat sebesar 3,3-3,8 g/100 g bubuk kopi. Kandungan asam klorogenat pada
kopi robusta ini lebih tinggi daripada kopi arabika yang hanya sebesar 1,9-2,5
g/100 g bubuk kopi (Farah, 2012: 25). Hasil penelitian pendahuluan yang
dilakukan penulis menunjukkan pH larutan kopi robusta berkisar antara 5,8-5,9.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh minuman asam (jus jeruk dan
coke)

terhadap

kemampuan

penyerapan

air

resin

komposit

nanofiller,

microhybrid, dan microfiller menunjukkan penyerapan air dan kelarutan pada


resin komposit mengalami peningkatan setelah direndam dalam minuman asam.
Penyerapan air yang terjadi pada resin komposit tersebut dapat menyebabkan
degradasi dan menurunkan sifat mekanis resin komposit (Rahim dkk., 2012: 69).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai
efek perendaman resin komposit nanofiller dalam larutan kopi robusta terhadap
kekuatan tekan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah larutan kopi robusta
memiliki efek terhadap kekuatan tekan resin komposit nanofiller?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek larutan kopi robusta
terhadap kekuatan tekan resin komposit nanofiller.

1.4 Manfaat Penelitian


1.

Dapat memberikan informasi mengenai efek larutan kopi robusta terhadap


kekuatan tekan resin komposit nanofiller.

2.

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi, dan
masyarakat mengenai efek minuman kopi terhadap bahan tumpatan.

3.

Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di


bidang kedokteran gigi untuk penelitian lebih lanjut.

You might also like