You are on page 1of 9

Cabang-Cabang Ulumul Qur'an

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring bergantinya zaman, Al-Qur'am yang merupakan pedoman bagi Islam


sampai akhir zaman, marilah kita mengenal lebih jauh tentang. Sebenarnya apa yang
menjadi objek Al-Qur'an sebingga banyak ilmu tentang Al-Qur'an yang lebih kita
kenal dengan Ulumul Qur'an.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dinamakan Ulumul Qur'an?
Apa saja cabang-cabang Ulumul Qur'an?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian Ulumul Qur'an.
Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi objek Ulumul Qur'an.
Untuk mengetahui cabang-cabang Ulumul Qur'an.
Untuk menambah wawasan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ULUMUL QUR'AN


Kata Ulumul Qur'an tersusun dari dua kata secara idhofi ( kalimat yang terdiri dari
mudhofad mudholifah ) yaitu kata ulum di Idhofahkan pada kata Al-Qur'an. Dari dua
unsur kata tersebut akan makna kata Ulumul dan kata Al-Qur'an. Kemudian akan
dibahas pula pengertian Ulumul Qur'an dan mengapa menggunakan bentuk jamak
Ulumul Qur'an.
Ulumul Qur'an merupakan kumpulan berbagai ilmu yang berhubungan dengan Al-
Quran. Pada dasarnya, ilmu-ilmu ini adalah ilmu agama dan bahasa Arab. Namun,
menyangkut ayat-ayat tertentu seperti ayat-ayat kauniah dan perjalanan bulan dan
bintang diperlukan pengetahuan kosmologi dan astronomi. Karena itu, ilmu ini
mempunyai ruang lingkup yang luas dan dalam sejarahnya selalu mengalami
perkembangan
1. Arti kata Ulum
Kata Ulum secara etimologi adalah jamak dari kata ilmu. Menurut kata ilmu adalah
masdar yang mempunyai arti paham atau makrifat. sebagian pendapat, kata ilmu
merupakan isim jinis yang berarti luan. Kemudian kata ilmu mi berkembang dalam
berbagai istilah dan li sebagai nama dari pengetahuan tentang Al-Qur'an.
Para Ahli Filsafat, mendefinisikan kata ilmu sebagai suatu gambaran sesuatu yang
terdapat dalam akal. Oleh para ahli teologi kata ilmu didefinisikan suatu sifat yang
dengan sifat itu orang yang mempunyainya akan jelaslah baginya sesuatu urusan.
Menurut Abu Musa Al-Asy'ari, ilmu itu ialah sifat yang mewajibkan pemiliknya
mampu membedakan dengan panca inderanya. Adapun menurut Imam Al-Ghazali
dalam kitab ikhya’ ullumudin, secara umum arti ilmu dalam istilah syarak adalah
makrifat Allah, terhadap tanda-tanda kekuasaan-Nya, terhadap perbuatanNya, pada
hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya. Di dalam kitab manahilul irfan, Muhammad
Abd. ' Adhim mengatakan : ilmu menurut istilah adalah ma'lumat-ma'lumat (hal-hal
yang sudah diketahui) yang rumusan dalam satu kesatuan judul atau satu kesatuan
tujuan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan ihnu ialah masalah-
masalah yang telah dirumuskan dalam satu disiplin pengetahuan yang terdapat dalam
akal pikiran.
Kata Ulum jamak dari kata ilmu. Ilmu berarti Al-Fahmu Wal Idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah.
Jadi, yang dimaksud dengan Ulumul Qur`an ialah ilmu yang membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan Al-Quran. dari segi asbabunnuzul (sebab-sebab
turunnya Al-Qur`an), pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan tentang
surah-surah Mekah dan Madinah,An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal
Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir) karena yang
dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang
Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Qur`an .
2. Arti kata Al-Qur'an
Menurut bahasa kata Al-Qur'an merupakan mashdar yang maknanya dengan kata
Qiro'ah ( bacaan ). Dalam definisi Al-Qur'an banyak perbedaan pendapat diantara
ulama', Kata Al-Qur'an itu dipindahkan dari masdar dan dijadikan sebagai nama dari
kalam Allah yang mu'jiz, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi, kata Al-
Qur'an adalah bentuk mengucapkan masdar
( bacaan ), tetapi yang dikehendaki dari kata maful (yang dibaca). Adapun pendapat
yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah dari kata Qar'u yang artinya kumpul.
Al-Qur'an secara istilah menurut manna' Al-Qathkhan adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, dan orang yang membaca akan memperoleh pahala.
Menurut Al-Jurjani, Al-Qur'an wahyu yang diturunkan kepada rasulullah SAW, yang
ditulis dalam mushhaf dan diriwayatkan secara mutawatir ( Berangsur-angsur ).
Adapun menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa arab, adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, lafadz-lafadznya mengandung mukjizat,
membacanya nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada dari surat
Al-Fatihah (1), sampai akhir surat An-Nas (114).
Selain dinamakan Al-Qur'an, kitab ini juga dinamakan Al-Furqon merupakan bagian
yang ikut wazan fu’lan dari lafal faraqa yang artinya ialah b (fa'il). Nama Al-Qur'an
dan Al-Furqon merupakan sebagian nama diantara sekian banyak nama-nama Al-
Qur'an yang paling terkenal.
3. Arti Kata Ulumul Qur’an
Setelah membahas kata “ Ulum” dan “ Al-Qur’an” yang terdapat dalam kalimat “
Ulumul Qur’an “ yang tersusun secara idhofi, tersusunnya kalimat Ulumul Qur’an
secara Idofi mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan al Qur’an
Al-Suyuti dalam kitab Itmamu AI-Dirayah memberikan definisi Ulumul Qur'an ialah
suatu ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur'an dari segi turun, sanad, adab,
dan makna-maknanya, yang berhubungan dengan hukum-hukumnya dan sebagainya.
Menurut Al-Zarqani dalam kitab Manahilul Irfan Fi Ulumil Qur'an, Ulumul Qur'an
yaitu pembahasan-pembahasan masalah yang berhubungan dengan Al-Qur'an, dari
segi, urut-urutan, pengumpulan, penulisan, bacaan, penafsiran mu’zijat, nasikh dan
mansukhya, serta penolakan ( bantahan ) terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan
confused ( keragu-raguan ) terhadap Al Qur’an ( yang sering dilancarkan oleh
orientaslis dan ateis dengan maksud untuk menodai kesucian Al Qur’an ) dan
sebagainya.
Dari definisi-definisi Ulumul Qur’an bahwa ulumul qur’an adalah suatu ilmu yang
lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan al qur’an, baik
berupa ilmu-ilmu bahasa arab, misalnya ilmu I’rabil qur’an.
4. Objek Ulumul Qur,an
Objek Ulumul Qur'an yang sistematis ialah kitab Al-Qur'an dari seluruh segi-segi
kitab tersebut. Berbeda dengan objek Ulumul Qur'an yang idhofi. Jadi, jadi objek
masing-masing Ulumul Qur'an yang idhofi tersebut ialah Al-Qur'an dari suatu segi
dari segi-segi Ulumul Qur'an. Hal ini berbeda dengan objek dan Ulumul Qur'an Bi
ma'nal Mudawwan (yang sudah sistematis) seluruh segi kitab suci Al-Qur'an baik dari
segi turunnya, atau pembacaan dan penafsiran ayat-ayatnya, maupun dari segi nasikh-
mansukh, muhkam-mutasyabih dan lain-lainnya. Objek Pembahasan Ulumul Qur'an
dibagi menjadi tiga bagian besar :
a. Sejarah & Perkembangan Ulumul Qur'an ,
Meliputi : sejarah rintisan ulumul quran di masa Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi'in,
dan perkembangan selanjutnya lengkap dengan nama-nama ulama dan karangannya
di bidang ulumul quran di setiap zaman dan tempat.
b. Pengetahuan tentang Al-Quran .
Meliputi : Makna Quran, Karakteristik Al-Qur’an, Nama-nama Al-Qur’an, Wahyu,
Turunnya Al-Qur’an, Ayat Mekkah dan Madinah, Asbabun Nuzul, dsb.
c. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an
Meliputi : Pengertian Tafsir & Takwil, Syarat-syarat Mufassir dan Adab-adabnya,
Sejarah & Perkembangan ilmu tafsir, Kaidah-kaidah dalam penafsiran Al-Quran,
Muhkam & Mutasyabih, Aam & Khoos, Nasikh wa Mansukh, dst.
Dengan demikian, objek pembahasan Ulumul Qur'an yang idhofi / laqobi itu lebih
sempit, karena hanya membicarakan sesuatu segi dari beberapa segi kitab suci Al-
Qur’an yang banyak sekali.
Para ulama berbeda pendapat mengenai sejauh mana objek pembahasan Ulumul
Qur,an. Sebagian Jumhur Ulama berpendapat, objek pembahasan Ulumul
Qur’an yang mencakup berbagai segi kitab Al-Qur’an berkisar diantara ilmu-ilmu
bahasa arab dan ilmu-ilmu ppengetahuan agama islam.
Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang
lingkup pembahasan Ulumul Qur'an terdiri atas enam hal pokok berikut ini :
a. Persoalan turunnya Al-Qur'an (Nuzul Al-Qur'an)
b. Persoalan Sanad (Rangkaian para Periwayat)
c. Persoalan Qira'at (Cara pembacaan Al-Qur'an)
d. Persoalan kata-kata Al-Qur' an
e. Persoalan makna-makna Al-Qur'an yang berkaitan dengan hukum
f. Persoalan makna Al-Qur'an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur'an
5. Perintis Dasar Ulumul Qur'an dan pembukuannya
a. Perintis Dasar Ulumul Qur'an
Setelah periode pertama berlalu, datanglah masa pemerintahan kahlifah Utsman bin
Affan. Negara-negara Islam pun telah berkembang luas. Orang-orang Arab murni
telah bercampur baur dengan orang-orang asing yang tidak kenal bahasa Arab.
Percampuran bangsa dan akulturasi kebudayaan ini menimbulkan kekhawatiran-
kekhawatiran. Karena itu, Kholifah Utsman bin Affan memerintahkan kaum
muslimin agar seluruh ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dikumpulkan pada masa
Kholifah Abu Bakar itu dikumpulkan lagi dalam satu mushhaf, kemudian di kenal
dengan nama Mushhaf Utsman. Dengan usahanya itu, berarti Kholifah Utsman bin
Affan telah meletakkan dasar pertama, yang kita namakan Ilmu Rasmil Qur'an atau
Rasmil Utsmani.
b. Pembukuan Tafsir Al-Qur'an
Setelah dirintis dasar-dasar Ulumul Qur'an, kemudian datanglah masa pembukuan /
penulisan cabang-cabang Ulumul Qur'an. Cita-cita yang pertama kali mereka
laksanakan ialah pembukuan Tafsir Al-Qur'an. Sebab, tafsir Al-Qur'an dianggap
sebagai induk dari ilmu-ilmu Al-Qur'an yang lain.
B. PEMBAGIAN DAN CABANG-CABANG ULUMUL QUR'AN
Ilmu-ilmu Qur'an pada dasarnya terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Ilmu Riwayah, yaitu ilmu-ilmu yang hanya dapat diketahui melalui jalan riwayat,
seperti bentuk-bentuk qiraat, tempat-tempat turunnya Al-Qur'an, waktu-waktu
turunnya, dan sebab-sebab turunnya.
2. Ilmu Dirayah, yaitu ilmu-ilmu yang diketahui melalui perenungan, berpikir, dan
penyelidikan, seperti mengetahui pengertian lafal yang gharib, makna-makna yang
menyangkut hukum, penafsiran ayat-ayat yang perlu ditafsirkan.
Menurut T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, ada tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur'an yang
terpokok.
a. Ilmu Mawathin al-Nuzul
Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awalnya, dan akhirnya.
b. Ilmu tawarikh al-Nuzul
Ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu, dari
permulaan sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan sempurna.
c. Ilmu Asbab al-Nuzul
Ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.
d. Ilmu Qiraat
Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur'an yang telah diterima dari Rasul
SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa macam pula yang tidak sah.
e. Ilmu Tajwid
Ilmu ini menerangkan cara membaca Al-Qur'an dengan baik. Ilmu ini menerangkan
di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang dan pendek, dan sebagainya.
f. Ilmu Gharib Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-
kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu
ini berarti menjelskan makna kata-kata yang pelik dan tinggi.
g. Ilmu I'rab Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan baris kata-kata Al-Qur'an dan kedudukannya dalam susunan
kalimat.
h. Ilmu Wujuh wa al-Nazair
Ilmu ini menerangkan kata-kata Al-Qur'an yang mengandung banyak arti dan
menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu.
i. Ilmu Ma'rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih
Ilmu ini menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang
mutasyabihat (samar maknanya, perlu ditakwil).
j. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh
Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh
sebagian mufassir.
k. Ilmu Badai' Al-Qur'an
Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur'an dari sudut
kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.
l. Ilmu I'jaz Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an
sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.
m. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang
didepan dan yang dibelakangnya.
n. Ilmu Aqsam Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam
Al-Qur'an.
o. Ilmu Amtsal Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan Al-
Qur'an.
p. Ilmu Jidal Al-Qur'an
Ilmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Qur'an yang
dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari
Tuhan.
q. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur'an
Ilmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca Al-
Qur'an.
Ramli Abdul Wahid menambahkan ilmu tafsir sebagai bagian dari Ulumul Qur'an .
Ilmu tafsir berfungsi sebagai alat untuk mengungkap isi dan pesan yang terkandung
dalam ayat-ayat al-Qur'an. Menurunya, Ulumul Qur'an lebih umum dari ilmu tafsir
karena Ulumul Qur'an ialah segala ilmu-ilmu yang mempunyai hubungan dengan Al-
Qur'an. Ilmu tafsir tidak kurang penting dari ilmu-ilmu tersebut di atas, terutama
setelah berkembang dengan menampilkan berbagai metodologi, corak, dan alirannya.
Pintu ilmu ini selalu terbuka kepada setiap ulama yang datang kemudian untuk
memasuki persoalan-persoalan yang belum terjamah para ulama terdahulu karena
faktor-faktor tertentu.
Dengan ilmu ini seseorang akan dapat menunjukkan dan mempertahankan kesucian
dan kebenaran Al-Qur'an. Betapa pentingnya ilmu ini sehingga Al-Zarqani
memberikan perumpamaan Ulumul Qur'an sebagai
C. MUNCULNYA PEMBAHASAN CABANG-CABANG ULUMUL QURAN
Disamping ilmu tafsir lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-
pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan Qur’an, dan hal ini sangat
diperlukan oleh seorang mufasir, diantaranya :
1. Ulama abad ke-3 Hijriyah
Ali bin al Madini ( wafat 234 H ) guru Bukhari, menyusun karangannya mengenai
Asbabun Nuzul
Abu Ubaid al Qasim bin Salam ( wafat 224 H ) menulis tentang Nasikh Mansukh
dan Qira'at.
Ibn Qutaibah ( wafat 276 H ) menyusun tentang Problematika Quran ( Musykilatul
Quran ).
2. Ulama Abad Ke-4 Hijriyahj
Muhammad bin Khalaf bin Marzaban ( wafat 309 H ) menyusun Al- Hawi fa 'Ulumil
Qur'an.
Abu Muhammad bin Qasim al Anbari ( wafat 751 H ) juga menulis tentang Ilmu-
Ilmu Qur'an.
Abu Bakar As Sijistani ( wafat 330 H ) menyusun Garibul Qur'an.
Muhammad bin Ali bin al-Adfawi ( wafat 388 H ) menyusun Al Istigna' fi Ulumul
Qur'an.
3. Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya
Abu Bakar al Baqalani ( wafat 403 H ) menyusun I'jazul Qur'an,
Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi ( wafat 430 H )menulis mengenai I'rabul Qur'an.
Al Mawardi ( wafat 450 H ) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur'an (Amsalul
Qur'an ).
Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang Majaz dalam Qur'an.
Alamuddin Askhawi ( wafat 643 H ) menulis mengenai ilmu Qira'at ( cara membaca
Qur'an ) dan Aqsamul Qur'an.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Yang dimaksud dengan Ulumul Qur`an ialah ilmu yang membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan Al-Quran. dari segi asbabunnuzul (sebab-sebab
turunnya Al-Qur`an), pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan tentang
surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal Mansukh, Al-Muhkam wal
Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
2. Ilmu-ilmu Qur'an pada dasarnya terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:
a. Ilmu Riwayah, yaitu ilmu-ilmu yang hanya dapat diketahui melalui jalan riwayat,
seperti bentuk-bentuk qiraat, tempat-tempat turunnya Al-Qur'an, waktu-waktu
turunnya, dan sebab-sebab turunnya.
b. Ilmu Dirayah, yaitu ilmu-ilmu yang diketahui melalui perenungan, berpikir, dan
penyelidikan, seperti mengetahui pengertian lafal yang gharib, makna-makna yang
menyangkut hukum, penafsiran ayat-ayat yang perlu ditafsirkan.
B. SARAN
Kami penulis menyarankan kepada pembaca yang budiman untuk lebih
mengembangkan pengetahuan tentang apa yang dinamakan Ulumul Qur’an dan apa
saja cabang-cabangnya. Kami penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Ramli Abdul Wahid, 1996, Ulumul Quran, Jakarta: Grafindo.
Hasbi Ash-Shiddieqy, 1997, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir, Jakarta:
Bulan Bintang.
Zuhdi, Masfuk, 1997, Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya : Karya Abditama.
Anwar, Rosihan, 2006, Ulumul Qur’an. Bandung : Pustaka Setia.

You might also like