You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi oleh garis
Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak
dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22
September. Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan
pada Oktober-Maret matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari
setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari
berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim
kemarau, sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah
Indonesia mengalami musim penghujan.
Bukti ilmiah yang luar biasa kepada manusia adalah bahwa emisi gas
rumah kaca mengakibatkan perubahan iklim yang tidak dapat dijelaskan oleh
sebab-sebab alami. Perubahan iklim adalah nyata, kita yang menyebabkan itu,
dan itu yang terjadi saat ini. Suka atau tidak, umat manusia sedang
menghadapi masalah yang tak tertandingi dalam skala dan kompleksitas.
Membatasi pemanasan global sampai 2 C sekarang mulai terlihat seperti
tantangan yang hampir dapat diatasi. Seperti semua tantangan besar,
perubahan iklim telah membawa keluar yang terbaik dan yang terburuk pada
manusia.
Individu-individu yang menyangkal keseimbangan bukti ilmiah tentang
perubahan iklim akan memaksakan beban berat pada masa depan Australia
jika tidak didukung pendapat mereka diberikan kepercayaan yang tidak
semestinya. Hal ini praktis meningkatkan gas rumah kaca yang mana telah
menghangatkan sistem iklim. Masalah ini praktis terus meningkat cepat dalam
hal gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan masa depan yang cepat
memang tak terbantahkan.
Penggunaan energi yang bersumber dari fosil di muka bumi lebih dari
85%. Hasil gas buang/emisi dari sumber energi fosil dari tahun ke tahun yang
semakin meningkat berkontribusi besar pada terjadinya anomali iklim, yang
menyebabkan kenaikan temperatur bumi sebesar 0,60C 10C sejak 1900-2000,

diprediksikan temperatur bumi akan terus meningkat dari 1oC - 3oC pada tahun
2000-2100 jika penggunaan energi fosil tidak terkontrol. Salah satu dampak
perubahan iklim yang terjadi yaitu pada sektor sumber daya air, seperti dengan
naiknya temperatur maka curah hujan juga berubah, sehingga debit pada
sungai atau suatu DAS meningkat dan dapat menyebabkan banjir. Dalam
penelitian ini dilakukan simulasi penggunaan sumur resapan, parit resapan,
injection well,dan menambahn tutupan lahan sebesar 10%, 50%, 80% pada
DAS Kolhua, dimana metode ini bisa menjadi rekomendasi bentuk mitigasi
dampak perubahan iklim (presipitasi dan temperatur) pada sektor sumber daya
air dengan kondisi volume air limpasan permukaan berlebihan. Dari hasil
simulasi, perubahan volume limpasan air yang terjadi setelah menggunakan
injection well pada skenario perubahan iklim A1F1 turun sebesar 84,8% dan
skenario B1 turun sebesar 76,67% dibanding debit sungai kondisi awal,
sedangkan jika menggunakan tambahan 80% tutupan lahan pada DAS,
volume limpasan air skenario A1F1 dan skenario B1 turun sebesar 34,29%
dibanding debit sungai kondisi eksisting.
Dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan skenario perubahan iklim
A1F1 dan B1 menunjukan bahwa dibanding debit andalan eksisiting terjadi
kenaikan debit andalan sampai tahun 2099 di DAS Kolhua sebesar 20,27%
pada skenario A1F1 dan 25,81% pada skenario B1 (sidharno et al, 2013).
1.2.

Identifikasi Masalah
Perubahan iklim yang terjadi di muka bumi, menyebabkan terjadi
perubahan pada temperatur bumi dan presipitasi yang berdampak pada sektor
sumber daya air seperti berubahnya curah hujan dan temperatur sehingga
mempengaruhi sistem hidrologi pada daerah aliran sungai (IPCC, 2007).
Perubahan debit yang terjadi pada masa mendatang di suatu DAS dapat
berupa debit lebih sedikit dari debit eksisting atau debit lebih besar dari debit
eksisting. Dengan adanya perubahan curah hujan dan temperatur skenario
A1F1 dan B1 pada DAS Kolhua menunjukan bahwa terjadi kenaikan debit
sebesar 51,1% atau 0,84m3/dtk pada periode 2070-2099 (sidharno et al, 2013).
dengan adanya kenaikan debit maka dapat menyebabkan kerugian atau
dampak negatif pada lingkungan sekitar DAS, oleh sebab itu dalam penelitian
ini akan di analisa perubahan yang terjadi pada DAS Kolhua dengan skenario

menggunakan sumur resapan dan tambahan tutupan lahan sebagai salah satu
bentuk mitigasi perubahan iklim pada sektor sumber daya air
1.3.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat di
ambil adalah sebagai berikut :
1.

Apa saja skenario yang digunakan dalam Analisa Perubahan DAS

Kolhua ?
2.
Bagaimana perhitungan skenario sumur resapan sebagai Analisa
3.

Perubahan DAS yang terjadi pada DAS Kolhua ?


Bagaimanakah hasil dari skenario menggunakan sumur resapan pada
Analisa Perubahan DAS yang terjadi pada DAS Kolhua ?

1.4.

Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada skenario sumur resapan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada DAS Kolhua.

1.5.

Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui skenario apa saja yang digunakan dalam Analisa
Perubahan DAS Kolhua.
2. Untuk mengetahui perhitungan skenario sumur resapan sebagai Analisa
Perubahan DAS yang terjadi pada DAS Kolhua.
3. Untuk mengetahui hasil dari skenario menggunakan sumur resapan pada
Analisa Perubahan DAS yang terjadi pada DAS Kolhua.

You might also like