You are on page 1of 4

1.

Congestive Heart Failure


Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) merupakan suatu sindroma
kompleks yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke
seluruh jaringan secara adekuat, akibat adanya gangguan struktural atau fungsional dari
jantung. Kriteria diagnosis CHF dapat dilihat dari kriteria Framingham:
Mayor:

Minor

Paroksismal Nokturnal Dispnea


Distensi vena jugularis
Ronki basah halus di paru
Kardiomegali radiografi
S3 gallop
Peningkatan tekanan vena sentral (>16 cm H2O di atrium kanan)
Hepatojugular reflux
Edema pulmo
Edema tungkai
Batuk malam
Dispnea on exertion
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari maksimum
Takikardi >120

CHF terpenuhinya kriteria 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor


2. CKD (Chronic Kidney Disease)
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patofisiologis dengan etimologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, yang pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi penggantian ginjal tetap, berupa dialisis dan transplantasi.
Kriteria penyakit ginjal kronik.
a. Kerusakan penyakit ginjal yang terjadi 3 bulan , berupa kelainan struktural dan
kelainan fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Manifestasi:
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau
urin, atau kelainan dalam tes pencitraan
b. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

Gambaran klinis:
a. Sesuai penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, infeksi traktus urinarius,
batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurisemia, SLE
b. Sindrom uremia: lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, volume overload,
neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang, koma
c. Gejala Komplikasi: hipertensi, anemia, osteodistrofi Arenal, payah jantung, asidosis
metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (Na, K, Cl)
Gambaran Laboratoris:
a. Sesuai penyakit dasar
b. Penurunan fungsi ginjal: peningkatan ureum dan kreatinin serum, penurunan LFG
c. Kelainan biokimiawi darah: penurunan Hb, peningkatan asam urat, hiper atau
hipokalemia, hipokloremia, hiperfosfatemia, hiperkalsemia, asidosis metabolik
d. Kelainan urinalisis: proteinuria, hematuria, leukosuria, sah, isostenuria
Gambaran Radiologis:
a. Foto polos abdomen, tampak batu radio opak
b. USG: ukuran ginjal kecil, korteks menipis, hidronefrosis karena batu,kista, massa,
kalsifikasi

3. Diare Akut
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair. Kandungan air tinja lebih banyak dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain
memakai kriteriafrekuensi, yaitu buang air besarlebih dari 3 x sehari, BAB dapat/tanpa
disertai lendir dan darah.
Diare akut merupakan diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Menurut
World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005, diare akut didefinisikan
sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari.
Anamnesis:

Tergantung penyakit dasarnya


Usus halus: cair, banyak
Kolon: tinja sedikit, sering, bercampur darah, ada sensasi ingin defekasi terus
menerus
Diare akut infektif: nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, tinja sering,
cair/berdarah

Pemeriksaan Fisik:

Status volume cairan: perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi,
temperatur tubuh, tanda toksisitas
Abdomen: bising usus meningkat, asistensi abdomen, nyeri tekan

Pemeriksaan Penunjang:

Darah tepi, limfosit normal/naik pada viral, leukositosis pada bakterial,


neutropenia pada salmonellosis
Kadar elektrolit, naik pada dehidrasi
Urun kreatinin naik bila dehidrasi
Pemeriksaan tinja
ELISA
X Ray abdomen

4. Diare Kronis
Diare adalah baung air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair. Kandungan air tinja lebih banyak dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain
memakai kriteriafrekuensi, yaitu buang air besarlebih dari 3 x sehari, BAB dapat/tanpa
disertai lendir dan darah.
Diare kronik berlangsung lebih dari 15 hari. Diklasifikasikan berdasar etiologi.
Anamnesis:
a. Waktu dan frekuensi diare:

b.

c.
d.
e.

a. malam hari/sepanjang hari, intermiten, mendadak organik


b. Ingin buang air besar inflamatorik
Bentuk tinja:
a. Minyak (steatorea)insufisiensi pankreas
b. Mengambang malabsorpsi karbohidrat
c. Darah apolitis ulseratif/infektif
d. Lebih dari 1 liter sekretorik
Keluhan lain: nyeri, demam, mual muntah, penurunan berat badan
Obat penyebab diare: laksa, antibiotik neomisin, kemoterapi,antidepresan, beta
blocker, ACE Minh, hidralazine
Makanan dan minuman
a. mekanisme osmotik
b. Intoleransi laktosa

Pemeriksaan Fisik

Berat badan turun kekurangan nutrisi


Edema kekurangan protein
Kulit bersisik kurang asam lemak esensial
Anemia kurang zat besi, asam flat, B12
Parestesia kurang B1 B12
Mudah berdarah kurang vitamin K
Buta malam kurang vitamin A
Tetani kurang kalsium

Pemeriksaan Penunjang

a. Lab darah
Organik: LED meningkat, Hb rendah
Asam folat turun
Eosiofilia: neoplasma, alergi, infeksi parasit
Hipoalbuminemia
b. Urin
c. Radiologi
BNO
Kolonoskopi
(IPD Edisi V)

You might also like