You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2

JURUSAN FISIKA
Penentuan Kadar KMnO4 dalam Larutan
Berwarna

Disusun Oleh:
Nama

: MUHAMMAD AMRIAL

NIM

: M0214039

Tanggal Praktikum

: 14 April 2015

Kelompok
Shift

:X
:1

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MIPA UNS
2014/2015

JUDUL
PENENTUAN KADAR KMnO4 DALAM LARUTAN
TUJUAN

Menentukan kadar KMnO4 dalam larutan cuplikan berwarna dengan


analisis spektrofotometri.

Menentukan konsentrasi KMnO4 dalam larutan dengan Titrasi Redoks

DASAR TEORI
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi sampel
dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi
sampel dengan absorbansinya. Larutan sampel yang digunakan memiliki lima
konsentrasi yang berbeda. Lima konsentrasi tersebut diukur panjang
gelombangnya untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya.
Transmitasi (T) sering dinyatakan dengan presentase (% T), dimana:
T = P/Po
Absorbansi (A) suatu larutan dinyatakan dengan persamaan:
A = - log T = log P/Po
Berbeda dengan transmitasi, absorbansi larutan bertambah dengan
pengurangan kekuatan sinar. Dengan kata lain, absorbansi (A) adalah besarnya
intensitas sinar yang diserap suatu medium. Absorbansi tergantung pada jarak
yang dijalani oleh radiasi meleati larutan, panjang gelombang radiasi dan sifat
jenis zat molekular dalam larutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi
yaitu jenis pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi elektrolit yang tinggi, dan zat
pengganggu. Penyimpanannya jika zat pewarna mengion, berdisosiasi atau
berasosiasi dengan larutan serta membentuk ion kompleks yang posisinya
bergantung pada konsentrasi dan cahaya tidak monokromatis.
(Hedayana dkk, 1994: 145)
Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi
yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari
radiasi maupun pengukuran panjang absorbsi terisolasi pada suatu
panjang gelombang tertentu.Secara umum spektrofotometri dibedakan
menjadi empat macam, yaitu: spektrofotometer ultraviolet,
spektrofotometer sinar tampak, spektrofotometer inframerah, dan
spektrofotometer serapan atom.
Ketika cahaya melewati melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua
kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah cahaya ditangkap dan
kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya
(foton) harus sesuai dengan perbedaan energy dasar dan energy eksitasi

dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasr pengukuran dari
absorbansi dalam spektrofotometer.
(Underwood,1993)
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat
macam, yaitu: spektrofotometer ultraviolet, spektrofotometer
sinar
tampak,
spektrofotometer
inframerah,
dan
spektrofotometer serapan atom.
(Hadi, 2009)
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yang mampu mengoksidasi
sebagian besar reduktor secara kuantitatif, selain bahwa larutannya yang
berwarna ungu menjadikannya sekaligus indikator titik ekivalensi (kelebuhan 1
tetes larutan 0,1 N sudah dapat menghasilkan warna ungu terang dalam volum
larutan yang besar). Untuk larutannya yang lebih encer, pada titik akhir
perubahan warna, ion permangant kurang terang, dan disarankan untuk
membumbuhinya dengan indikator ortofenoin-trolin. Larutan KMnO 4 dapat
dibakukan terhadap larutan baku primer Na2C2O4 atau larutan baku sekunder
H2C2O4
(Mahyudin,2010).

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari


sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang
kemudian menyampaikan ke layar pembaca. Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode
volumetri merupakan cara analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip stoikiometri
reaksi kimia. Dalam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen
analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran. Reaksi dasar antara komponen analit dengan
titran dinyatakan dengan persamaan :
aA + tT produk
a adalah jumlah mol analit (A) yang bereaksi secara stoikiometri dengan t
mol titran atau a dan t setaranya. Analit adalah komponen larutan sampel
yang hendak diketahui kuantitasnya. Titran adalah larutan standar yang telah
diketahui dengan tepat konsentrasinya (Ibnu, Sodiq. 2004 : 93).
Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan
KMnO4. Metode perrmanganometri berdasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral, dan
alkalis.
MnO4 + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi yang
dilakukan dalam suasana asam karena lebih mudah dioksidasi dalam suasana
netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, dan tiosulfat
Kalium permangant telah digunakan sebagai zat pengoksidasi secara meluas lebih
dari 100 tahun ini. Reagensia ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan
indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N
permangant memberi warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini dipergunakan untuk
mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Permangant mengalami berbagai reaksi
kimia, karena mangan hadir dalam kondisi oksidasi +2, +3. +4, +5, +6, dan +7

(Petrucci.
1986 : 293).

METODOLOGI
a) Alat dan Bahan
A. ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Seperangkat alat spektrofotometer


Gelas piala
Gelas ukur
Labu ukur
Statif dan buret
Tabung erlenmeyer
Pemanas
Pipet volum

B . BAHAN
1. KMnO4
2. Aquades

1buah
2buah
1buah
1buah
3buah
1buah
1buah

secukupnya

secukupnya
3. Larutan cuplikan ( sampel yang mengandung KMnO4 )
secukupnya
4. H2SO4 3 M
5 .H2Cr2O4

secukupnya
secukupnya

C . Gambar

D . Cara Kerja

1.Titrasiredoks

memasukkan 10 larutan oksalat standar ke


dalam labu titrasi

menambahkan 4 ml larutan H 2SO4

memanaskan hingga suhu 70 C atau sampai


mendidih

menitrasi dengan larutan cuplikan KMnO4


hingga terjadi perubahan warna

mengulangi percobaan hingga 3 kali


1. Metode spektroskopi

Membuat grafik standart

membuat 5 larutan KMn04 masing masing 10ml dengan


konsentrasi 2.10-5,4.10-5 6.10-5 8.10-5 10-4 dan larutan blangko.

Menghidupkan spektofotometer dan membiarkan 10 menit


untuk pemanasan

mencari panjang gelombang maksimal

mengatur jarum penunjuk skala arsobansi pada angka nd


untuk panjang gelombang maksimum tadi

memasukan larutan yang telah dibuat kedalam kuvet


sebanyak 3/4 kuvet

mengukur absorbansinya dengan spektofotometer

membuat grafik A B C
Menentukan kadar KMn04 dalam larutan cuplikan

Membuat larutan cuplikan

memasukan larutan cuplikan kedalam kuvet sebanyak 3/4


tinggi kuvet

mengukur absorbansinya

menghitung kadar KMn04 nya berdasarkan standart

DATA PENGAMATAN

Pada titrasi redoks


Volume titrasi
19,3 ml
16 ml
18 ml

Erlenmeyer I
Erlenmeyer II
Erlenmeyer III

Konsentr
asi
2.10-5
4.10-5
6.10-5
8.10-5
10.10-5

Metode spektofotometer
Wow
leng
ht
525
525
525
525
525

konse
ntrasi

Absorba
nsi

0
1
5
10
1

0.0455
0.0890
0.1146
0.1863
0.2252

Pembahasan
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar KMnO 4
dalam
larutan
cuplikan
berwarna
dengan
analisis

spektrofotometri.
Untuk
itu
diperlukan
alat
seperti
spektrofotometer untuk mengukur absorbansi, kuvet untuk
tempat larutan yang akan diukur absorbansinya, gelas beker
untuk menampung larutan, gelas ukur untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu, dan labu ukur untuk mengencerkan
larutan sesuai konsentrasi yang diinginkanserta pipet tetes untuk
mengambil larutan dalam jumlah kecil.
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah serapan terhadap
reaksi cahaya oleh suatu spesies kimia dalam hal ini adalah
larutan berwarna yag mempunyai kisaran panjang gelombang
sesuai dengan warnanya. Terang atau tidaknya suatu larutan
berwarna tergantung pada konsentrasi zat larutannya. Semakin
kecil konsentrasi suatu zat maka semakin terang larutannya.
Konsentrasi suatu larutan dapat diperhitungkan dari harga
absorbansi. Suatu larutan yang mempunyai warna tertentu dapat
menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu. Hal ini
dikarenakan adanya serapan oleh larutan yang sebagian kecil
dipantulkan oleh media.
Prinsip kerja spektrofotometer mula-mula zat yang akan
diukur diidentifikasi, berupa atom atau molekul. Radiasi dari
sumber inframerah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua
bagian dengan arah saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi
dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu di
pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke
sampel lalu ke detector berfluktuasi tetapi terkendali. Informasi
zat yang ditransmisikan ke fotodetektor yang bertindak sebagai
transduceryang merubah besaran menjadi besaran listrik agar
mudah diidentifikasi.

Tahap pertama merupakan tahap pengenceran KmnO4, dari 10.10-5


menjadi 2.10-5, 4.10-5, 6.10-5, 8.10-5 ,dan 10.10-5. Untuk mengencerkan
digunakan rumus V1M1 = V2M2. . kemudian dicari panjang gelombangnya
dengan cara spektofotometri. . Pada Spektrofotometri diperoleh absorbansi
cuplikan yaitu 0.1284 , sehingga dapat dihitung konsentrasi cuplikan dengan
regresi sebesar 5.84 10-5M. Sedangkan pada metode HK,Lambeert beer diperoleh
konsentrasi cuplikan sebesar 5.84 10-5M.
Pada percobaan yang lain yaitu dengan titrasi redoks, KMnO4 bertindak sebagai
oksidator dan zat yang dititrasi sebagai reduktor ,

MnO4 + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Erlenmeyer yang berisi larutan oksalat 10ml dicampur dengan asam sulfat
pekatml 3M , maka suasana larutan adalah asam sehingga reaksinya berjalan
lambat, sebelum ditritrasi larutan dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 70 oC
atau mendidih, agar reaksinya lebih cepat, titrasi dilakukan dengan larutan
cuplikan KMnO4 ditaruh pada buret dengan ditutupi plastic hitam agar tidak
mudah terurai atau ter oksidasi oleh cahaya, karena sifat KMnO4 adalah mudah
terurai bila terkena cahaya, dari titrasi diperoleh volume ratarata adalah 17,7ml.
Dari data tersebut bisa dicari nilai konsentrasi cuplikan dengan rumus
N1v1=N2V2 sehingga diperoleh nilai konsentrasi cuplikan sebesar 2,25 10 -5 M.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh


konsentrasi yang berbeda antara metode Lambert-Beer dan
metode kurva standar. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh:
1. Kekurangtepatan dalam mengencerkan KMnO4
2. Kekurangtelitian dalam membaca skala pada alat ukur
3. Kurang tepat saat memegang kuvet yakni memegang bagian
yang jernih atau bagian yang dilewati cahaya, sehingga
meskipun sudah dibersihkan, tetapi juga dapat mempengaruhi
kekuatan cahaya yang diabsorbsi.
4. Kurang tepat dalam memasukkan larutan ke kuvet, mungkin
lebih dari tinggi kuvetnya.
5. Kesalahan pengkalibrasian spektrofotometer
6 . Kurang teliti pada saat melakukan perhitungan
KESIMPULAN

Metode spektofotometri adalah metode mengukur konsentrasi senyawa


KMnO4 berdasarkan kemampuan senyawa mengabsorbansikan berkas
sinar atau cahaya, Kadar KMnO4 yang didapat adalah 5.84 10-5M.
Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya
adalah reaksi redoks 2,25 10-5M

Daftar Pustaka
Hadi, S. 2009. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi
Hedayana, Sumar,dkk.1994.Kimia Analitik Instrumen Edisi 1.Semarang: IKIP Press

Mahyudin. 2010. Panduan Belajar dan Praktikum Analisa Fisika Kimia. Padang:
Universitaas Andalas
R.A.Day,JR.AI Underwood. 1989.Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Petruci.1987. Kimia Dasar jilid II . Jakarta : Erlangga.

Asisten

Surakarta, 20

april 2015
Praktikan

MUHAMMAD
AMRIAL

LAMPIRAN
Pada titrasi redoks.
N1v1

=N2V2

M1 e v 1

=M2V2 e

10-4 5 10 = M 2 17.7
M2

= 2,25 10-5 M.

Pada metode spektofotometri


R = 0. 9902
A = -4,8 10-3
B = 2283,5
Absorbansi cuplikan = 0,1284
Y = A + Bx
0,1284 = -4,8 10-3 + 2283,5 x
X = 5,83 10-5 M.
S

Hubungan antara Adsorbansi (A) terhadap konsentrasi (C)


0.25
0.2
0.15

f(x) = 2283.5x - 0
R = 0.98

Adsorbansi 0.1

Linear ()

0.05
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
konsetrasi (M)

You might also like