You are on page 1of 21

Tiang Mendukung Beban Lateral

 Pondasi tiang sering harus dirancang dengan memperhitungkan


beban-beban horizontal atau lateral,
 Jika tiang dipancang vertical dan dirancang untuk mendukung
beban horizontal yang cukup besar.

 Ada dua tipe tiang,


1. Tiang ujung jepit (fixed-end pile)
2. Tiang ujung bebas (free-end pile)

Gaya Lateral Izin.


 Perancangan pondasi tiang yang menahan gaya lateral, harus
memenuhi dua criteria,
1. Faktor aman terhadap keruntuhan ultimit
2. Defleksi yang terjadi akibat beban harus masih dalam batas
toleransi.

 Tabel di bawah ini menunjukkan besarnya beban horizontal yang diizinkan untuk
tiang yang dipancang vertical (Mc Nulty),
Baban lateral yang
Tipe tiang Kepala tiang Tipe tanah diizinkan
(Lb) (Kg)
Kayu Pasir 1500 681
(dia. 30 cm) Ujung bebas Lempung
1500 681
sedang
Pasir 4500 2043
Ujung jepit Lempung
4000 1816
sedang
Beton Ujung bebas Pasir sedang 7000 3178
(dia. 40 cm) atau ujung Pasir halus 5500 2497
jepit Lempung
5000 2270
sedang

Hitungan Tahanan Beban Lateral Ultimit

 Untuk menentukan besar tahanan ultimit tiang yang mendukung


beban lateral, perlu diketahui factor kekakuan tiang, R dan T.
Faktor ini dipengaruhi oleh kekakuan tiang (EI) dan
kompresibilitas tanah (modulus tanah), K.

1
 Jika tanah berupa lempung kaku OC, Faktor kekakuan untuk
modulus tanah konstan (R) dinyatakan :
EI
R= 4
K
dengan :
K adalah modulus tanah = k1/1,5
k1 adalah modulus reaksi subgrade dari Terzaghi
E adalah modulus elastis tiang
I adalah momen inersia tiang
d adalah lebar atau diameter tiang

Nilai-nilai k1 yang disarankan oleh Tezaghi (1955), ditunjukkan dalam table di


bawah ini.
Konsistensi Kaku Sangat kaku Keras
Kohesi undrained (cu),
100 - 200 200 - 400 > 400
kN/m3
k1, kN/m3 18 – 36 36 - 72 > 72
k1 direkomendasikan,
27 54 > 108
kN/m3

 Pada tanah lempung NC dan tanah granuler. Faktor kekakuan


untuk modu;us tanah yang tidak konstan (T) ini dinyatakan:
EI
T= 5
nh

dengan : nh = koefisien variasi modulus


Nilai-nilai nh ditunjukkan dalam table di bawah ini,
Tanah granuler (c = 0)
Kerapatan realtif (Dr) Tidak Padat Sedang Padat
Interval nilai A 100 – 300 300 – 1000 1000 – 2000
Nilai A dipakai 200 600 1500
nh, pasir kering atau
2425 7275 19400
lembab (Terzaghi)(kN/m3)
nh, pasir terendam air
(kN/m3), Terzaghi 1386 4850 11779
Reese dkk 5300 16300 34000

Tanah Kohesif

2
Tanah nh (kN/m3) Referensi
166 – 3518 Reese dan Matlock (1956)
Lempung NC lunak 277 – 554 Davisson – Prakash (1963)

111 -277 Peck dan Davisson (1962)


Lempunk NC organik
111 – 831 Davisson (1970)
55 Davisson (1970)
Gambut
27,7 – 111 Wilson dan Hilts (1967)

Kriteria tiang kaku (pendek) dan tiang tidak kaku (panjang) berdasarkan factor
kekakuan diperlihatkan pada table di bawah ini,
Tipe tiang Modulus tanah Modulus tanah
bertambah dengan konstan
kedalaman
Kaku L  2T L  2R
Tidak kaku L  4T L  3,5R

Metode Brom
 Tiang dalam tanah Kohesif
 Broms tahanan tanah dianggap sama dengan nol di
permukaan tanah sampai kedalaman 1,5 kali diameter
tiang (1,5d) dan konstan sebesar 9c untuk kedalaman yang
lebih besar dari 1,5d.

Tiang Ujung Bebas


Mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas untuk tiang panjang
(tidak kaku) dan tiang pendek (kaku) diperlihatkan pada gambar
di bawah ini
 Pada tiang pendek, tahanan tiang terhadap gaya lateral akan
ditentukan oleh tahanan tanah disekitar tiang,
 Untuk tiang panjang tahanan terhadap gaya lateral akan
ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan
tiangnya sendiri (My).
Pada gambar di bawah, f mendefinisikan letak momen
maksimum, sehingga dapat diperoleh :
F = Hu / (9cu.d)

Hu 1,5d
e

L g/2 Tiang Pendek


g

9cud g/2 3

Defleksi Reaksi tanah Momen Lentur


Hu 1,5d
e

Tiang Panjang

9cu d

Defleksi Reaksi tanah Momen Lentur

Gambar 1. Mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas


Dengan mengambil momen terhadap titik dimaan momen pada
tiang maksimum, diperoleh
Mmaks = Hu (e + 3d/2 + f) – 1/2 f (9cu.d.f)
= Hu (e + 3d/2 + f) – 1/2 f Hu
= Hu (e + 3d/2 + 1/2 f)
Momen maksimum dapat pula dinyatakan oleh persamaan :
Mmaks = (9/4)d.g2cu
Karena L = 3d/2 + f + g, maka Hu dapat dihitung dari
persamaan di atas.
 Nilai-nilai Hu yang diplot dalam grafik hubungan L/d dan Hu
/ cud2 ditunjukkan pada gambar 2a yang berlaku untuk
tiang pendek.
 Untuk tiang panjang (Gambar 2b) dengan mengaggap
Mmaks = My, penyelesaian persamaan diplot ke dalam grafik
hubungan antara My/cud3 dan Hu / cud2.
 Hitungan Broms untuk tiang pendek di atas didasarkan
pada penyelesaian statika, yaitu dengan menganggap
bahwa panjang tiang ekivalen dengan (L-3d/2), dengan
eksentrisitas beban ekivalen (e + 3d/2)

4
Gambar 2 Tahanan lateral ultimit tiang dalam tanah kohesif
(Broms)

5
Tiang ujung jepit
Mekanisme keruntuhan tiang ujung jepit, diperlihatkan pada
gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Mekanisme Keruntuhan tiang ujung jepit


a. Tiang pendek, b. tiang sedang, c. tiang panjang

6
Untuk tiang pendek, dapat dihitung tahanan tiang ultimit
terhadap beban lateral :
Hu = 9cud (L - 3d/2)
Mmaks = Hu (L/2 + 3d/4)
Nilai-nilai Hu yang diplot dalam grafik hubungan L/d dan Hu / cud2
ditunjukkan pada gambar 2a.
Untuk tiang panjang sedang, dengan mengambil momen dari
permukaan tanah :
My = (9/4) cud.g2 – 9cud.f (3d/2 + f/2)
Dari persamaan di atas Hu dapat dihitung dengan mengambil L =
3d/2 + f +g,
Untuk tiang panjang, Hu dinyatakan oleh persamaan

2M y
Hu = 3d / 2  f / 2

Nilai-nilai Hu yang diplot dalam grafik hubungan My/cud3 dan Hu /


cud2 ditunjukkan pada gambar 2b.

 Tiang dalam tanah granuler


Untuk tiang dalam tanah granuler (C = 0), Broms
menganggap sebagai berikut,
1. Tekanan tanah aktif yang bekerja di belakang tiang,
diabaikan
2. Distribusi tekanan tanah pasif disepanjang tiang bagian
depan sama dengan 3 kali tekanan tanah pasif Rankine
3. Bentuk penampang tiang tidak berpengaruh terhadap
tekanan tanah ultimit.
4. Tahanan tanah lateral sepenuhnya termobilisasi pada
gerakan tiang yang diperhitungkan.

Distribusi tekanan tanah dapat dinyatakan dengan,


pu = 3 po Kp
dengan
po adalah tekanan overburden efektif
Kp adalah koefisien tekanan tanah aktif = tan2(45 + /2)
 adalah sudut gesek dalam tanah

7
Tiang ujung bebas
Estimasi bentuk keruntuhan tiang,diperlihatkan pada gamabr
dibawah ini,

Hu
e

L
g

3dLKp Mmax
Defleksi Reaksi tanah Momen Lentur
Tiang Pendek

Hu
e

My

Defleksi Reaksi tanah Momen Lentur


Tiang Panjang

Pada tiang pendek, dengan mengambil momen terhadap ujung


bawah,
(1/2) dL3Kp
Hu = e+L

Plot dari persamaan di atas memberikan gambar grafik


hubungan L/d dan Hu/(Kpd3)

8
Hu/Kpd3

Momen maksimum yang terjadi pada jarak f di bawah


permukaan tanah, dimana
Hu = (3/2) dKpf2 (a)

Hu
dan f = 0,82 dKp (b)

sehingga momen maksimum dapat dinyatakan,


Mmaks = Hu (e + 2f/3) (c)
Bila pada persamaan a, diperoleh Hu yang bila disubstitusikan ke
persamaan b menghasilkan Mmaks > My, maka tiang berkelakukan
seperti tiang panjang. Besarnya Hu dapat dihitung dengan
persamaan b dan c, yaitu dengan mengambil Mmaks = My.
Persamaan untuk menghiutng Hu dalam tinjauan tiang panjang
diplot dalam garfik hubungan Hu/(Kpd3) dan My/(d4Kp),
ditunjukkan pada gambar dibawah ini,

9
Hu/Kpd3

Tiang ujung jepit


Model keruntuhan untuk tiang-tiang pendek, sedang dan
panjang, diperlihatkan pada gamabr di bawah ini,
a. Hu Mmaks
Mmaks

defleksi 3LdKp Momen lentur


Reaksi tanah

10
Gambar: Tiang ujung jepit dalam tanah granuler
a. Tiang pendek, b. tiang sedang, c. tiang panjang
Beban lateral ultimit dinyatakan oleh,
Hu = (3/2) dL2Kp
Momen yangterjadi pada kepala tiang,
Mmaks = (2/3)Hu L = dL3 Kp
Jika Mmaks > My, maka keruntuhan tiang akan berbentuk seperti tiang
sedang, sehingga dapat diperoleh :F = (3/2) dL2 Kp - Hu, sehigga
nilai Hu dapat dihitung dengan
My = (1/2) dL3 Kp - HuL

11
Jika tiang panjang, Hu dapat diperoleh dari persamaan,
Hu = 2My / (e + 2f/3)
Dari persamaan di atas dapat diplot grafik yang ditunjukkan pada
gambar grafik hubungan
Hu/(Kpd3) dan My/(d4Kp),

Metode Brinch-Hansen
Metode ini digunakan untuk menghitung tahanan lateral pada tiang
pendek pada tanah uniform dan berlapis.
Ditinjau tiang yang menahan gaya lateral, persamaan tahanan
ultimit llateral tanah pada sembarang kedalaman z yang didasarkan
teori tekanan tanah lateral,
pu = poKq + CKc
dengan,
po = tekanan overburden tanah
C = kodesi
Kc, Kq = factor yang merupakan fungsi  dan z/d
Nilai hubungan Kc dan Kq terhadap z/d ditunjukan pada grafik
dibawah ini

12
Tahanan tanah pasif pada tiap elemen horizontal adalah pud(L/n).
Dengan mengambil momen pada titik di mana beban horizontal
bekerja,
∑M = ∑ pud(L/n) (e + z) - ∑ pud(L/n) (e + z)
dengan L/n : tebal elemen
z : kedalaman elemen
Titik rotasi yang terletak di kedalaman x, ditentukan pada ∑M= 0,
jadi titik x ditentukan dengan cara coba-coba.
Jika kepala tiang terjepit (tiang ujung jepit), tinggi ekivalen e 1 dari
gaya H terhadap permukaan tanah,
e1 = (e + zf)/2
dengan, e adalah jarak H dari permukaan tanah,
zf adalah jarak muka tanah terhadap titik jepit sebenarnya.
Tahanan lateral ultimit tiang dapat diperoleh dengan.
Hu (e + x) = ∑ pud(L/n) (x – z) + ∑ pud(L/n) (z – x)

Contoh :
Sebuah bangunan air berupa pelat beton yang didukung oleh 4
buah tiang beton berdiameter 900 mm (Gambar di bawah). Bahan
tiang mempunyai Ep = 26 x 106 kN/m2, Ip = 0,03222 m4. Tanah
terdiri dari lapisan lempung lunak pada bagian atas, dan lempung
kaku pada bagian bawah.
+ 6,9 m

Tiang beton
D = 90 cm
My = 2000 kN m

± 0,00

- 2,5 mLempung lunak

Lempung kaku

- 6,5 m

13
Data teknis tanah:
Lempung lunak : Cu = 14 kN/m2,  = 0
sat = 18,6 kN/m3
Lempung lunak : Cu = 125 kN/m2,  = 0
sat = 18,6 kN/m3
modulus subgrade tanah k1 = 25 MN/m3
Tentukan gaya horizontal yang dapat didukung tiang.

Penyelesaian:
Faktor kekakuan untuk modulus tanah konstan
R = (EI / K)¼c
Dengan, K = k1/1,5 = 25000/1,5 = 16666,67 kN/m3
R = (26 x 106 x 0,0322 / 16666,67)¼
= 2,66 m
Cek tiang pendek atau panjang :
3R = 9,98 m > L = 6,5 m , jadi termasuk tiang pendek
Jika zf dianggap pada permukaan lempung lunak atau zf = 2,5 m,
maka
e1 = 0,5 (e + zf) = 0,5 (6,9 + 2,5) = 4,7 m

Karena tanah berlapis maka digunakan cara Brinch Hansen,


sehingga tana hdibagi dalam beberapa lapisan, Hitungan p u pada
masing-masing lapisan dilakukan pada table di bawah ini, karena 
= 0, maka poKq = 0

z (m) 0 1,25 2,5 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5


Z/d 0 1,4 2,8 2,8 3,9 5,0 6,1 7,2
Kc 2 5,5 6,5 6,5 6,9 7,1 7,2 7,3
CuKc 28 77 91 813 863 888 900 913

Nilai tahanan CuKc diplot pada gambar di bawah ini,

14
+ 6,9 m

Tiang beton
D = 90 cm
Hu
My = 2000 kN m

e1 2,2 m 28
± 0,00

2,5 m 77
- 2,5 m 91
813
863
4m 888
900
- 6,5 m 913 kN/m2
Titik rotasi dihitung dengan coba-coba, diperoleh x = 1,7 m dari
dasar tiang. Hasil akhir hitungan momen terhadap puncak tiang
ekivalen adalah
ΣM=
0,5(28 + 77) x 1,25 x (2,2 + 0,625) = 185,72
0,5(77 + 91) x 1,25 x (2,2 + 1,875) = 427,35
0,5(813 + 863) x 1 x (2,2 + 3) = 4357,60
0,5(863 + 888) x 1 x (2,2 + 4) = 5431,20
0,5(888 + 900) x 0,3 x (2,2 + 4,65) = 1837,20
- 0,5(888 + 900) x 0,7 x (2,2 + 5,15) = -4599,60
- 0,5(900 + 913) x 1 x (2,2 + 6) = -7437,40
ΣM = 202,07 kN.m per meter lebar tiang
Beban laeral ultimit, ditentukan dengan mengambil momen
terhadap titk rotasi yang telah diperoleh,
Hu (2,2 + 6,5 – 1,7) =
52,5 x 1,25 x (4,8 – 0,625) = 272,42
84 x 1,25 x (4,8 – 1,875) = 307,13
838 x 1 x (4,8 – 3) = 1508,40
876 x 1 x (4,8 – 4) = 700,80
894 x 0,3 x (4,8 – 4,65) = 40,23
894 x 0,7 x (5,15 – 4,8) = 219,03
907 x 1 x (6 – 4,8) = 1088,40
Σ M = 4136,40
Sehingga Hu = 4136,40 / 7 = 590,92 kN per meter lebar tiang
Untuk 1 tiang berdiameter 0,9 m, maka
Hu = 0,9 x 590,92 = 531,82 kN

15
Contoh
Tiang baja dengan diameter 0,25 m dan panjang 18 m dipancang
ke dalam tanah pasir dengan N = 10 dan  = 18 kN/m3. Kapsitas
momen maksimum tiang My = 218 kNm dan EI (tiang) = 19,4 x 104
kNm2. Kepala tiang dianggap terjepit dalam pelat penutup tiang.
Berapakah beban lateral ultimitnya.

Penyelesaian: Hu Tiang ujung jepit


Berdiameter 0,25 m

Pasir :
N = 10
 = 18 kN/m3
L = 18 m
m

Karena tanah pasir homogen , tidak berlapis penyelesaiannya


digunakan metode Broms
Dengan N = 10, diperoleh  = 300
Momen maksimum yang harus ditahan tiang, Mmaks = dL3 Kp
Dengan Kp = tan2(45 + /2) = tan2(45 + 15) = 3
Jadi Mmaks = dL3 Kp = 18 x 0,25 x 183 x 3
= 78732 kNm > My = 218 kNm
Karena Mmaks > My, maka keruntuhan tiang berkelakuan tiang
panjang.
Untuk mencari nilai Hu, digunakan grafik hubungan antara M y /
(Kpd4) dan Hu/Kpd3
My / (Kpd4) = 218 / (3 x 0,254 x 18) = 1033 dari grafik diperoleh
nilai
Hu/Kpd3 = 450
Sehingga Hu = 450 Kpd3 = 450 x 3 x 0,253 x 18
= 380 kN

16
Defleksi Tiang Vertikal
 Metode Konvensional
Berguna untuk mengecek defleksi tiang yang mengalami
pembebanan lateral yang tidak begitu besar.
Pada hitungan, tiang dianggap sebagai struktur kantilever yang
dijepit pada kedalaman zf
H ujung jepit
H Ujung bebas

e e

zf zf

Titik jepit

Defleksi tiang bebas dapat dinyatakan dengan persamaan :


H (e + zf)3
y=
3 Ep Ip
Defleksi tiang ujung jepit,

y = H (e + zf)
3

12 Ep Ip
dengan,
H = beban lateral (kN)
Ep = modulus elastis tiang
Ip = momen inersia tiang
e = jarak beban lateral terhadap muka tanah
zf = jarak titik jepit dari muka tanah

 Metode Broms
1. Tiang dalam tanah kohesif
Dikaitkan dengan factor tak berdimensi L, dengan
¼
kh d
=
4 Ep Ip
Defleksi ujung tiang di permukaan tanah (y0) tergantung dari
tipe jepitan tiang,
 Tiang ujung bebas berkelakuan seperti tiang pendek, bila
L < 1,5 dengan besarnya defleksi

17
4H (1 + 1,5e/L)
y0 =
Kh dL
rotasi tiang
6H (1 + 2 e/L)
=
Kh dL2

 Tiang ujung bebas berkelakuan seperti tiang panjang, bila


L > 2,5 dengan besarnya defleksi
4H  (e + 1)
y0 =
Kh d
rotasi tiang
2H 2 (1 + 2e)
=
Kh d

 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti tiang pendek, bila


L < 0,5 dengan besarnya defleksi
H
y0 =
khdL
 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti tiang panjang, bila
L > 1,5 dengan besarnya defleksi
H
y0 =
khd
dengan kh = koefisien reaksi subgrade untuk pembebanan
horizontal
Untuk tanah dengan modulus konstan, diambil kh = k1
Untuk tanah dengan modulus bertambah secara linier, k h
diambil rata-rata dari k1 disepanjang kedalaman 0,8L

Untuk menghitung besarnya defleksi tiang dipermukaan


tanah kohesif dengan menggunakan grafik ditunjukkan pada
gambar 10 di bawah ini

18
Gambar 10. Defleksi tiang di atas permukaan tanah
(a) Tiang dalam tanah Kohesif
(b) Tiang dalam tanah Granuler

2. Tiang dalam tanah granuler


Dikaitkan dengan factor tak berdimensi L, dengan
1
/5
nh
=
Ep Ip
 Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan seperti tiang
pendek, bila L < 2 dengan besarnya defleksi, tiang ujung
bebas
18H(1+1,33e/L)
y0 =
L 2 nh
rotasi tiang
24H(1+1,5 e/L)
=
L3 nh
tiang ujung jepit
2H
y0 =
L2nh

19
 Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan seperti tiang
panjang, bila L > 4 dengan besarnya defleksi, tiang ujung
bebas
2,4 H 1,6 He
y0 = +
(nh)3/5 (EpIp)2/5 (nh)2/5 (EpIp)3/5
rotasi tiang
1,6 H 1,74 He
= +
(nh)2/5 (EpIp)3/5 (nh)1/5 (EpIp)4/5
tiang ujung jepit
0,93 H
y0 =
(nh)3/5 (EpIp)2/5

Hitungan defleksi tiang dalam tanah granuler dengan


menggunakan grafik dapat dilakukan dengan memakai gambar
10 (b).

Contoh
Hitung beban lateral tiang ijin pada contoh soal sebelumnya, jika
defleksi tiang yang diperbolehkan 0,25 inchi.

Penyelesaian

y0 = 0,25 inchi = 0,25 x 2,54 x 0,01 = 0,0064 m


Untuk tanah pasir tidak padat, diambil nh = 2500 kN/m3

1
/5 1
/5
nh 2500
= = = 0,42
Ep Ip 19,4 x 104
Karena L = 0,42 x 17 = 7,4 > 4, maka termasuk tiang panjang
Sehingga persamaan defleksi yang digunakan,
0,93 H
y0 = = 0,0064
(nh)3/5 (EpIp)2/5

20
Jadi besarnya beban lateral ijin tiang,
0,0064 x (2500)3/5 x (19,4 x 104)2/5
H=
0,93
H = 98 kN

Selesaikan soal berikut,


Tiang baja berdiameter d = 0,25 m dipancang dalam tanah lempung
kaku homogen dengan Cu = 150 kN/m2,  = 0. Panjang tiang dari
permukaan tanah 10 m dan EpIp = 19,4 x 104 kN/m2. Tiang
dianggap mempunyai ujung bebas dengan e = 0,20 m. Tentukan
beban lateral ijin, bila defleksi tiang 6mm, koefisien reaksi subgrade
horizontal kh = 26720 kN/m3, tahanan momen bahan tiang My = 218
kNm

21

You might also like