Professional Documents
Culture Documents
2. Radiasi
3. Kanker paru akibat kerja pekerja yang terpapar karbonil nikel (peleburan
nikel) dan arsenik (pembasmi rumput), pemecah
b. Paru-paru
nekrosis
dan
hemoragik,
bersama
dengan
catu
vaskuler
oleh
tumor
dapat
tumor
sel
skuamosa
berdeferensiasi
buruk
sebagian
dengan
besar
sedikit
c. karsinoma sel besar yang tak berdeferensiasi 30% tumor diangkat secara
bedah
sifat : sel besar dan poligonal, tersusun dalam lembaran
padat/susunan alveolar
d. adenokarsinoma
menyebar
menggunakan
kerangka
PATOGENESIS
Tobacco smoking is well established as the most important etiologic factor
in lung cancer development :
1. Statistically, there is an unequivocal link between lung cancer frequency and
number of smoking pack-years
2. Clinically, hyperplastic and atypical changes occur in the bronchial epithelium
of smokers and in the vicinity of bronchial cancer
3. Experimentally, numerous cigarette smoke carcinogens (e.g. polycyclic
aromatic hydrocarbons) are known. Although bronchogenic cancers are not
readily induced by inhalation in experimental animals
4. Environmental exposure include radiation (e.g. radon), asbestos (especially
combined with smoking), air pollution (particulates), and occupational inhaled
substances (e.g. nickel, chromates, arsenic)
5. Genetic mechanisms include dominant oncogenes (c-MYC, K-RAS, EGFR,
and HER-2/neu) and loss of tumor-suppresor genes (e.g.,p53, RB, p16INK4a).
(Mitchell,et.all., 2006)
TANDA DAN GEJALA
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian sistem pernapasan dan survei
umum dapat menyatakan tanda dan gejala berikut, tergantung pada lokasi tumor :
1. Batuk menetap (disebabkan karena sekresi cairan yang berlebihan)
2. Mengi (akibat penyempitan cabang-cabang bronkus oleh tumor)
3. Dispnea (disebabkan oleh penyempitan jalan napas dan sekresi cairan yang
berlebihan)
4. Hemoptisis (disebabkan oleh erosi kapiler di jalan napas)
5. Peningkatan volume sputum dengan bau tidak sedap (disebabkan oleh
akumulasi sel yang nekrosis di belakang bagian yang obstruksi oleh tumor)
6. Infeksi saluran pernapasan yang berulang (retensi sel di belakang bagian yang
obstruksi merupakan predisposisi pasien terhadap infeksi)
7. Nyeri dada tumpul, yang dapat menyebar ke bahu dan punggung (seperti
pembesaran tumor, ini menekan saraf di jaringan pleural)
8. Effusi pleural (terjadi bila tumor mengganggu dinding paru)
Menurut
Boughman
(2000),
manifestasi
klinis
pada
karsinoma
bronkogenik adalah :
1. Mulai secara tersembunyi selama beberapa puluh tahun dan sering
asimptomatik sampai tahap akhir
2. Tanda-tanda dan gejala tergantung pada lokasi, ukuran tumor, derajad
obstruksi dan keberadaan metastasis
3. Gejala paling sering adalah batuk kering, tak produktif; pada tahap akhir batuk
menghasilkan dahak kental dan purulen. Batuk yang menunjukkan perubahan
dalam karakter harus menimbulkan kecurigaan terhadap adanya kanker paru
4. Mengi terjadi jika mengalami obstruksi secara parsial; pengeluaran sputum
yang berwarna merah darah adalah hal yang umum terjadi pada pagi hari
5. Demam yang terjadi berulang mungkin terjadi pada beberapa pasien
6. Nyeri adalah gejala akhir; sering kali berhubungan dengan metastasis tulang
7. Nyeri dada, kekakuan, suara serak, disfagia, edema pada leher dan kepala, dan
gejala-gejala infusi pleural/perikardial terlihat jika tumor menyebar pada
struktur yang berdekatan dan pada nodus limfe
8. Tempat metastasis yang umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru
kolateral, kelenjar adrenal
9. Kelemahan, anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia akan terjadi pada
tahap akhir
Ada bemacam-macam perkiraan bahwa 3% - 10% dari semua pasien
kanker paru berkembang secara klinis menjadi sindrom paraneoplastik, yaitu :
1. Hiperkalsemia yang disebabkan oleh sekresi dari hormon paratiroid
berhubungan dengan peptide
2. Chusing syndrome
3. Sindrom sekresi yang tidak tepat dari pengeluaran hormon antidiuretik
4. Sindrom neuromuskular
5. Pengelompokan dari jari-jari dan hipertropik pulmonary osteoarthropaty
6. Manifestasi hematogik
(Kumar,et.all, 2003)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan penunjang untuk kanker paru adalah :
1. Terapi radiasi
-
2. Kemoterapi
-
DIAGNOSA
Menurut Thomson (1999) diagnosis untuk kanker paru adalah :
1. biopsi
2. sputum
3. cairan pleura sel ganas dapat diidentifikasi dalam aspirat dari efusi pleura.
Terutama jika hamoragik
4. biopsi limfonodus
toksisitas
pulmonal,
leukemia,
pnemonitis
(jika
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN DATA DASAR
1. Riwayat atau adanya faktor risiko :
a. Perokok berat dan kronis baik sigaret maupun cerutu (faktor risiko mayor)
b. Terpajan terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenik, debu
logam, asap kimia, debu radioaktif, dan asbestos)
c. Penyakit paru kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan
jaringan parut dan fibrosis pada jaringan paru
2. Kaji respons emosional pasien dan tanda-tanda bermakna lain untuk
mendiagnosis dan rencana tindakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : RISIKO TINGGI ANSIETAS
Berhubungan dengan faktor : kurang pengetahuan tentang penyakit, pemeriksaan
diagnostik, rencana tindakan, dan prognosa :
ketakutan
terhadap
kematian
dini
RASIONAL
Mengetahui apa yang diharapkan dari
sputum
tidak
yang
dapat
membantu
medis
diprogramkan,dengantindakan medis
10
bahwa
meskipun
efek
yang
diberikan
untuk
sebelum
pemeriksaan
d. Perawatan setelah pemeriksaan
pasien
penyuluhan
dalam
kesehatan
setiap
dan
11
INTERVENSI
Berikan analgesik prn dan avaluasiRasa
keefektifannya.
Konsul
dokter
RASIONAL
nyaman merupakan
jikadalammemberiakn
prioritas
perawatan
kepada
analgesik yang diberikan tidak efektifpasien dengan kanker. Kontrol rasa nyeri
untuk mengontrol nyeri
seringkali
narkotik
memerlukan
dosis
tinggi.
penggunaan
Pasien
yang
hanya
sentuhan
ringan
dapat
Napas
dalam
dan
membran
nyeri
produk
2. Dorong
pasien
merokok
untuk
Nikotin
dari
batuk
pleura
dada
kuat
dan
pleuritik.
tembakaudapat
4. Berikan obat antitusif bila diresepkan sekresi paru. Anti batuk menekan pusat
batuk di otak
DIAGNOSA KEPERAWATAN : KERUSAKAN PERTUKARAN GAS
12
mengi,
batuk
menetap, AGD
abnormal,
RASIONAL
mengidentifikasi
Pantau :
Untuk
indikasi
menurunkan
2. Implementasikan
tindakan
upaya
untuk
bernapas
instruksikan
untuk
bernapasdan
berinteraksi
dengan
pemberi
pernapasan
untuk
13
dilakukan
meliputi
oleh
dokter.
memasukkan
di
rongga
memungkinkan
pleura,
sehingga
pengembangan
paru
lebih baik
Siapkan pasien untuk bedah paru sesuai
pesanan
Jika
mobilitas
implementasikan
terganggu,
tindakan
14
tersebut
merupakan
berkembangnya
pernapasan
infeksi
atau
tanda
saluran
bertambah
luasnya
Evaluasi
INTERVENSI
respons pasien
RASIONAL
terhadapMelakukan aktivitas dapat membantu
tahan.
Belajar
bagaimana
kepada
pasien
kondisi
kronis
dalamketidakmampuan
dan
membantu
harga
tubuh
diri.
Istirahat
memperbaiki
15
aktivitas
menyenangkan
menetap
selama
waktu
tidur,
keluhan
memudahkan
pengeluaran
humidifier
diperlukan.
Anjurkan
udara
segar
selalu
bergerak
penggunaanKelembaban
yang
antara
30%
dan
60%
16
analgetik
yang
diresepkan
Untuk
mengontrol
nyeri
dan
meningkatkan tidur
Pada waktu tidur, izinkan pasien mandi
dengan pancuran iar hangat atau mandiPosisi ini meningkatkan ekspansi paru
biasa, kemudian berikan backrub. Untuk
meningkatkan relaksasi.
Bantu pasien untuk mendapatkan posisi
yang
nyaman,
biasanya
dengan
Sedatif
atau
tranquilizer
mungkin
dapat
menekan
kontrol
KEPERAWATAN
RISIKO
TINGGI
KERUSAKAN
17
telepon
dokter
untuk
memperbaiki
kepatuhan
terhadap infeksi
18
istirahat
dengan
sering
sepanjang hari
4. Berhenti merokok. Jika tidak mampu
berhenti merokok secara mandiri,
ikutilah program berhenti merokok
5. Hindarkan pasien dari infeksi saluran
pernapasan
atas
dan
area
yang
tidak
memungkinkan
untuk
setiap
setelah
menggunakannya
Evaluasi
Evaluasi
pengertian
pasien
sangat
tentangmenentukan
penting
apakah
dalam
pasien
atau
ketidakpatuhan
di
rumah
dan
dukunganbertanggung
pada
jawab
fasilitas,
untuk
perawatan
unit
ini
membuat
lanjut
sesuai
19
menjamin
pasien
medis
tertentu,
mempunyai
pelayanan
rumah
(Engram, 1999)
DAFTAR PUSTAKA
Boughman, Diane C, Hackley, JoAnn C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah :
Buku Saku Dari Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta :
EGC
Kumar, Vinay,et.all. 2003. Robbins Basic Pathology 7th edition. London :
Saunders Elsevier
Mitchell, Richard N,et. all. 2006. Pocket Companion to Robbins and cotran
Pathologic Basis of Disease International edition 7 th edition . London :
Saunder Elsevier
Reeves, Charlene J, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta :
Salemba Medika
Sander, Mochamad Aleq. 2004. Atlas Berwarna Patologi Anatomi jilid 1 edisi
revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Thomson, AD, Cotton, RE. 1997. Catatan Kuliah Patologi Edisi III. Jakarta :
EGC
20
21