BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup schat bagi setiap orang agar terwujud derajat keschatan masyarakat
yang optimal, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun
1992, Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada beberapa indikator yang
digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kematian bayi
yang telah menurun tajam, meningkatnya usia harapan hidup waktu lahir dan status gizi
masyarakat, ' :
Hal ini merupakan keberhasilan program immunisasi, perbaikan gizi, pencegahan
diare, perbaikan kesehatan lingkungan. Disamping itu, masalah keschatan yang dihadapi
berubah secara perlahan dan terasa semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan terjadinya
transisi demografi dan epidemiologi sebagai dampak dari pembangunan nasional yang
menyeluruh antara lain perubahan keadaan sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi
dan perubahan kondisi lingkungan serta pengaruh globalisasi .'>
Dibidang Neurologi, gangguan peredaran darah ke otak (stroke/penyakit
serebrovaskular) salah satu golongan penyakit yang diperkirakan akan bertambah
jumlahnya dan menjadi masalah kesehatan, Stroke merupakan problem kedokteran dan
kesehatan yang amat penting karena stroke dapat menyebabkan kecacatan fisik dan
mental bahkan sampai kematian. Di Amerika Serikat sebagai penyebab kematian, stroke
menduduki tempat ketiga sesudah serangan jantung dan penyakit kanker. Sekitar satu daritiga orang penduduk akan mengalami stroke dan satu dari tujuh penduduk mungkin
meninggal akibat serangan ini 2°
Stroke dapat menjadi masalah yang sangat berat baik bagi penderita maupun
keluarga. Seorang penderita stroke tidak mungkin kembali bekerja seperti keadaan
sebelum serangan, dia juga akan kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan orang
Jain ataupun merawat dirinya sendiri, Stroke paling sering dijumpai diantara orang —
orang dalam usia menegah dan usia lanjut. Stroke ini ditemukan pada semua golongan
usia, namun sebagian besar akan dijumpai pada usia diatas 55 tahun. Pada tahun 1974 di
Jepang Insiden rate penderita stroke usia 80-90 adalah 300/10.000 populasi per tahun.
Sedangkan insiden rate stroke pada golongan usia 30-40 tahun adalah 3/10.000 populasi
per tahun, Pada tahun 1974, insiden rate stroke yang paling tinggi adalah di Ahita Jepang
yaitu 287/100.000 populasi per tahun, bahkan peringkat kedua dari 10 penyakit penyebab
kematian dibeberapa negara Asia pada tahun 1996, '>*
Di Amerika Serikat, pada tahun 1997 stroke telah menyebabkan kematian pada
159.791 penduduk dan menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian setelah
penyakit jantung dan penyakit kanker. Data dari penelitian NHBLI’s Atherosclerotic Risk
in Communities (ARIC) dan Cardiovascular Health Study (CHS) menunjukkan kira-kira
600.000 penduduk Amerika Serikat menderita stroke baru atau stroke ulangan setiap
tahunnya yaitu 500.000 penduduk mendapat serangan stroke baru dan 100.000 penduduk
mendapat serangan stroke ulangan .'!
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian epidemiologi yang sempurna, namun
dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1984 ditaporkan prevalensi
stroke pada umur 25-34 tahun adalah 6,7 per 100.000, penduduk, kelompok umur 35-44we
tahun adalah 24,4 per 100.000 penduduk dan pada kelompok umur 55 tahun ke atas
sebanyak 276,3 per 100.000 penduduk sedangkan proporsi stroke di 27 propinsi pada
tahun 1984 dan 1985 berturu-turut meningkat dari 0,72 menjadi 0,83 dan pada tahun
1986 meningkat menjadi 0,96 per 100.000 penderita. Prevalensi stroke di indonesia
‘menurut hasil Studi Morbiditas dan Dissabilitas SKRT 1995 adalah sebesar 2 per 1000
penduduk. '°
Stroke yang sering mengancam penderita ada 2 macam yaitu stroke Haemorrhage dan
stroke non-Haemorthage. Dari_macam stroke diatas, stroke yang paling sering ditemukan
adalah stroke non Haemorthage. Pada tahun 1993 di RSUD dr Soetomo Surabaya pada
tahun 1993, lebih dari 50 % dari penderita yang masuk ke Rumah Sakit di Bangsal
laboratorium penyakit saraf RSUD dr.Soetomo adalah penderita stroke. Dimana 62.3%
penderita stroke non Haemorrhage dan 37,7% penderita stroke Haemorrhage. Dibagian
Neurologi RSUP.H.Adam Malik Medan tahun 1995 tercatat 62,9 % penderita stroke non
haemorrhage dan 12,2.% penderita stroke haemorrhage. Pada tahun 1998 terdapat 197
kasus. Dari seluruh kasus tersebut terdapat 68.5 % penderita stroke non haemorrhage dan
31,5% penderita stroke haemorrhage. Pada tahun 1999 terjadi peningkatan jumlah kasus
penderita stroke di rumah sakit RSUP.H.Adam Malik yaitu sebesar 216 kasus. Dari
seluruh kasau terdapat 68.1 % penderita stroke non haemorrhage dan 31.9 % penderita
stroke gaemorrhage, sedangkan pada tahun 2000 penderita stroke dibagian Neurologi
adalah sebanyak 308 orang. Dari 308 penderita stroke ini, 255 orang merupakan pasien
stroke yang dirawat inap. Dari penderita yang dirawat inap, 202 orang (79.22 %)
merupakan penderita stroke non haemorthage dan penderita stroke haemorthage sebesar
| 53 orang (20.78 %). Dirumah sakit Herna medan jumlah penderita stroke dibagian‘Neurologi pada tahun 2000 sebesar 102 orang. Jumiah penderita stroke non haemorthage
adalah sebesar 90 orang dan jumlah penderita stroke Haemorthage adalah 12 orang, Dari
data yang ada di Rumah Sakit Umum Herna, penyakit stroke merupakan salah satu
penyakit yang menduduki urutan tiga besar penyakit yang ada di Rumah sakit tersebut.*
1.2 Permasalahan
Dari latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Belum
diketahuinya karakteristik penderita stroke non-Haemorthage yang dirawat inap di
Rumah Sakit Herna Medan pada tahun 2001”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik penderita stroke non Haemorrhage yang dirawat inap
di Rumah Sakit Herna Medan pada tahun 2001
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi penderita stroke non haemorrhage menurut
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dan suku bangsa).
b. Mengetahui distribusi penderita stroke non Haemorrhage menurut lama
dirawat inap.
c. Mengetahui distribusi penderita stroke non Haemorrhage menurut keadaan
sewaktu pulang,14.
4. Untuk mengetahui hubungan antara lama dirawat inap dengan dengan usia
penderita
e. Untuk mengetahui hubungan antara lama dirawat inap dengan gambaran klinis
penderita.
£ Untuk mengetahui hubungan antara lama dirawat inap dengan keadaan
penderita sewaktu pulang,
g. Untuk mengetahui hubungan antara keadaan penderita sewaktu pulang dengan
gambaran klinis,
h. Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan gambaran klinis penderita.
i, Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan gambaran_klinis
penderita,
Manfaat Penelitian.
1.4.1, Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan tentang karakteristik
penderita stroke non Haemorrhage di Rumah Sakit Hema Medan
sehingga dapat mendukung pelaksanaan pengobatan pada penderita
stroke di Rumah Sakit Herna Medan
1.4.2, Penelitian ini akan menghasilkan data dasar bagi penelitian yang lebih
lanjut tentang penyakit stroke ini
1.4.3. Bagi peneliti menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan
penelitian ilmiah