You are on page 1of 2

Penerapan Berpikir Tepat dan Logis dalam Kehidupan Masyarakat

Sehari hari
Oleh Reza Mahiendra, 1006699543
Dalam kehidupan masyarakat, berpikir tepat dan logis sangat susah untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia cenderung tidak dapat
menghilangkan budaya asli yang susah untuk dihilangkan. Di dalam masyarakat
Indonesia, kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib atau mistis masih kuat. Walaupun
budaya asing sudah masuk, kepercayaan terhadap hal-hal gaib tersebut tetap saja
mereka yakini ada dan susah untuk menghilangkan kepercayaan seperti itu.
Kepercayaan terhadap hal tersebut seringkali disalahgunakan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab untuk alasan tertentu.
Masyarakat Indonesia tidak menerapkan berpikir tepat dan logis dalam
melakukan tindakan. Mereka tidak memikirkan dampak yang akan terjadi jika
melakukan tindakan tersebut. Misalnya, amuk massa yang dilakukan oleh warga
masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib atau mistis, salah satunya kasus Begu
Ganjang di Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli
Utara pada tanggal 15 April 2010.
Dalam kasus ini, tiga orang anggota keluarga yang diduga dukun Begu
Ganjang tewas karena dianiaya dan dibakar massa. Tindakan ini dipicu karena para
korban dituding memelihara begu ganjang (ilmu santet). Ketiga korban tersebut
meninggal dunia karena dipukuli dan dibakar massa. Sementara, menantu korban
mengalami luka kritis.
Dari pembahasan kasus tersebut, kita sudah dapat menemukan kunci dari
masalah tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut tidak
menerapkan berpikir tepat dan logis, karena mereka mengira korban memelihara ilmu
santet. Memang ada beberapa orang yang mempercayai hal yang gaib atau mistis,
karena pengalaman mereka yang sudah pernah mengalaminya. Ada juga yang tidak
percaya. Orang yang tidak percaya terhadap hal yang gaib atau mistis karena mereka
memakai logika. Mereka berpikir secara logis bahwa ilmu santet itu hanya tipuan atau
mitos belaka. Jika orang yang menghakimi dukun tersebut berpikir secara tepat dan
1

logis, maka tidak akan jatuh korban atau tidak akan terjadi kasus seperti ini dan amuk
massa juga dapat terkendali, sehingga tidak perlu menganiaya dan membakar korban.
Oleh sebab itu penerapan berpikir tepat dan logis harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari agar tidak muncul kasus-kasus yang dilatarbelakangi oleh hal yang gain
atau mistis dan juga tidak lagi jatuh korban.

DAFTAR PUSTAKA
Cassese, Antonio, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Jakarta:Yayasan
Obor,1994.
Poespopprodjo. 1981. Logika, Ilmu Menalar, Bandung:Remaja Karya
Soekadijo, R. 1991. Logika Dasar, Jakarta:Gramedia
Surajiyo, dkk. 2006. Dasar-Dasar Logika, Jakarta:Bumi Aksara

You might also like