You are on page 1of 7

LUKA BAKAR(COMBUTCIO)

DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada
suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia,
dan petir yang mengenai mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah.
EPIDIMIOLOGI
Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang
mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat perawatan
luka bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota team yang menangani luka bakar
terdiri dari berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan perawatan
pada klien dan keluarganya. Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya memerlukan
pertolongan medik setiap tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar.
70.000 diantaranya dirawat di rumah sakit dengan injuri yang berat. Luka bakar
merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur.
Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita, terutama pada
orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th).
ETIOLOGI
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
Luka Bakar Termal:Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau
kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya
Luka Bakar Kimia:Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan
kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan
banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka
bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan
dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Luka Bakar Elektrik:Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan
dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi
oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
mengenai tubuh.
Luka Bakar Radiasi:Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber

radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada
industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran.
Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah
satu tipe luka bakar radiasi.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Kecelakaan kerja
2. Pemakaian kosmetik berbahan kimia berbahaya
3. Kelalaian saat bekerja
4. akibat berjemur
KLASIFIKASI
Fase Luka Bakar
A. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa
saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat
cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
Klasifikasi luka bakar
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan,

luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan


luka, yakni :
1. Berdasarkan penyebab
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia
Laka bakar karena listrik
Luka bakar karena radiasi
Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
- Tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari
- Tidak dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudasi.
- Dijumpai bulae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh.
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
Derajat II dalam (deep)
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian
besar masih utuh.
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami
kerusakan.
Tidak dijumpai bulae.
Kulit yang terbakar berwarna putih hingga merah, coklat atau hitam
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan/kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar
luka.
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
- Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada
anak-anak.
- Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
- Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
- Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan
luasnya luka.
- Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992)
adalah :
- Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 %
pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
- Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
- Luka tidak sirkumfer.
- Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah
sakit.

Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya
lepaskan semua pakaian penderita. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia
(termasuk asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika:
- Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki
- Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di
rumah
Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun
- Terjadi luka bakar pada organ dalam.
Luka bakar ringan
Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke dalam air dingin.
Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama mungkin.
Di tempat praktek dokter atau di ruang emergensi, luka bakar dibersihkan secara hatihati dengan sabun dan air untuk membuang semua kotoran yang melekat. Jika kotoran
sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat bius dan digosok dengan sikat.
Lepuhan yang telah pecah biasanya dibuang. Jika daerah yang terluka telah benarbenar bersih, maka dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin).
Untuk melindungi luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang verban.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka, karena jika lapisan
kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan maka bisa terjadi infeksi yang
dengan mudah akan menyebar. Jika diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa diberikan
antibiotik,
Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang mengalami luka bakar
biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar derajat II
atau III, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian.
Mungkin perlu diberikan obat pereda nyeri selama beberapa hari. Pemberian booster
tetanus disesuaikan dengan status imunisasi penderita.
Luka bakar berat
Luka bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa penderitanya harus segera
ditangani, sebaiknya dirawat di rumah sakit. Kepada korban kebakaran biasanya
diberikan oksigen melalui sungkup muka (masker) untuk membantu menghadapi efek
dari karbon monoksida (gas beracun yang sering terbentuk di lokasi kebakaran). Di
ruang emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka lainnya di

tubuh serta dilakukan pengobatan untuk menggantikan cairan yang hilang dan untuk
mencegah infeksi. Untuk mengobati luka bakar yang berat kadang digunakan terapi
oksigen hiperbarik, dimana penderita ditempatkan dalam ruangan khusus yang
mengandung oksigen bertekanan tinggi.
Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran, untuk
membantu fungsi pernafasan bisa dipasang sebuah selang yang dimasukkan ke dalam
tenggorokan.
Selang tersebut perlu dipasang jika cedera menimpa wajah atau jika pembengkakan
pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi pernafasan. Jika tidak terjadi
gangguan pada sistem pernafasan maka yang perlu dilakukan hanya memberikan
oksigen tambahan melalui sungkup muka. Setelah daerah yang terluka dibersihkan, lalu
dioleskan krim atau salep antibiotik dan dibungkus dengan verban steril.
Verban biasanya diganti sebanyak 2-3 kali/hari. Luka bakar yang luas sangat rentan
terhadap infeksi berat karena itu biasanya diberikan antibiotik melalui infus. Mungkin
perlu diberikan booster tetanus.
Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh, karena itu untuk
menggantikannya diberikan cairan melalui infus. Luka bakar dalam bisa menyebabkan
mioglonulinuria, yaitu suatu keadaan dimana protein mioglobulin dilepaskan dari otot
yang rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tidak segera diberikan cairan yang
memadai, bisa terjadi kegagalan ginjal.Kulit yang terbakar akan membentuk permukaan
yang keras dan tebal yang disebut eskar, yang bisa menyebabkan terhalangnya aliran
darah ke daerah tersebut. Untuk mengurangi ketegangan pada jaringan yang sehat
dibawahnya, biasanya dilakukan eskarotomi (pemotongan eskar). Jika luasnya tidak
lebih dari uang logam 50 sen dan terjaga kebersihannya, luka bakar yang dalampun bisa
pulih dengan sendirinya. Tetapi jika lapisan kulit dibawahnya mengalami kerusakan
yang luas, biasanya perlu dilakukan pencangkokkan kulit (skin graft).
Bagian kulit yang sehat bisa berasal dari tubuh penderita sendiri (autograft), dari donor
hidup maupun dari kulit orang yang sudah meninggal (allograft), atau dari mahluk lain
selain manusia (xenograft, biasanya babi karena kulitnya paling mirip dengan kulit
manusia. Autograft sifatnya permanen, tetapi skin graft dari donor (baik manusia
maupun hewan) sifatnya sementara, yaitu hanya melindungi daerah yang terbakar pada
saat tubuh melakukan penyembuhan sendiri dan 10-14 hari kemudian akan ditolak oleh
tubuh. Biasanya perlu dilakukan terapi fisik dan terapi okupasional untuk
meminimalkan jumlah jaringan parut dan untuk mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi dari daerah yang terbakar. Secepat mungkin dipasang bidai untuk menjaga agar
persendian tetap bisa digerakkan sehingga otot dan kulit tidak menjadi kaku dan

memendek. Bidai dipasang sampai terjadi pemulihan yang luas.Sebelum dilakukan skin
graft, persendian yang terkena dilatih terlebih dahulu sehingga kemampuan geraknya
meningkat. Setelah graft ditempelkan, biasanya dilakukan pembidaian selama 5-10 hari
untuk memastikan bahwa graft telah terpasang sebagaimana mestinya. Penderita harus
mengkonsumsi sejumlah kalori dan gizi yang cukup yang diperlukan untuk
proses pemulihan.Jika usus tidak berfungsi akibat cedera atau pembedahan berulang,
zat gizi biasa diberikan melalui infus.
Diperlukan waktu yang lama untuk pemulihan luka bakar yang berat, kadang sampai
bertahun-tahun, karena itu penderita bisa mengalami depresi berat sehingga dukungan
moril sangat diperlukan dari orang-orang di sekelilingnya.

You might also like