You are on page 1of 2

Miskonsepsi Siswa Pada Materi Biologi

Permasalahan yang sering muncul pada siswa dalam mempelajari materi biologi adalah
terjadinya lemah konsep pada beberapa materi tertentu sehingga menimbulkan kesalahpahaman
konsep. Berdasarkan data yang diperoleh Balitbang Kemendikbud ada beberapa materi dalam
biologi yang lemah konsep sehingga membuat rendahnya pemahaman siswa, yaitu hukum Hardy
Weinberg, evolusi, struktur sel tumbuhan dan hewan, struktur DNA/RNA, daur hidup lumut/paku,
katabolisme dan anabolisme, jaringan pada manusia, sistem gerak pada manusia, fungsi organ pada
alat indera, sistem pencernaan pada manusia serta gangguannya, sistem pernafasan pada manusia
serta gangguannya, biotek nologi, dan objek dan permasalahan biologi. (Yuliana, et. al., 2013).
Terjadinya lemah konsep dapat disebabkan oleh beberapa factor antara lain : penggunaan
metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter siswa, pemahaman konsep yang tidak
sesuai dengan konsep sebenarnya, informasi yang diterima siswa kurang lengkap, pengalaman dan
minat belajar siswa yang rendah. Selain itu, adanya kondisi pembelajaran yang kurang
memperhatikan prakonsepsi/ konsepsi awal yang dimiliki siswa juga dapat menyebabkan lemahnya
konsep yang dimiliki oleh siswa terhadap suatu materi.
Konsepsi awal siswa yang diperoleh dari pengamatannya sendiri dapat menyebabkan
pengertian yang berbeda dengan para ahlinya, sehingga menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
Miskonsepsi dapat disebabkan oleh beberapa factor antara lain :
1. Prakonsepsi/ konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman masing-masing individu.
2. Bahasa yang digunakan oleh pengajar dan siswa.
3. Pemahaman keliru yang dibentuk pembelajar selama proses belajar
mengajar akibat kesalahpahaman atau kekurang pahamanan.
4. Berasal dari pengajar melalui pengajaran yang salah dan tidak cermat.
Pengajar cenderung mengajarkan miskonsepsi yang dimilikinya kepada
pembelajar (Bahar et al., 2008) dan analogi yang diberikan dalam
penjelasan juga sering berperan dalam pembentukan miskonsepsi.
5. Metode pembelajaran dan sifat materi yang abstrak.
6. Buku teks.
Penjelasan dalam buku teks yang dipakai di sekolah menengah atas juga
dapat mengarahkan kepada timbulnya miskonsepsi (Dikmenli et al.,
2009). Berkaitan dengan buku teks dalam pembelajaran biologi di kelas, buku ajar yang
digunakan sebagai sumber belajar tidak menutup kemungkinan terdapat miskonsepsi pada
siswa. Buku teks biologi SMA terdapat kesalahan sebesar 17%, miskonsepsi 11%, dan
memerlukan konsepsi alternatif sebesar 25% dari seluruh konsep. Sebagian kecil siswa
(25%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam buku teks
(Adisendjaja 2007).

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki miskonsepsi yang terjadi pada siswa, antara lain dengan menggunakan peta konsep
(Cullen, 1983; Novak, 1983), melalui peta konsep, pendidik dapat melihat pemikiran
seorang siswa dalam memahami suatu hal yang sedang dipelajari (Musidah 2011), simulasi
komputer (Kinner, 1981; Kara dan Yesilyuart, 2007) dan kartun konsep (Ekici et
al., 2007). Cliff (2006) menggunakan studi kasus untuk mengatasi kesulitan
siswa pada pengangkutan oksigen dalam darah dan respirasi. Sungur et al
(2001) melaporkan bahwa peta konsep memiliki efek positif pada pemahaman
konsep siswa pada sistem sirkulasi manusia. Selanjutnya Ekici et al (2007)
menggunakan
fotosintesis.

kartun

konsep

untuk

memperbaiki

miskonsepsi

pada

You might also like