You are on page 1of 24

Kimia Koordinasi

Kimia Koordinasi Kimia KoordinasiKimia KoordinasiKimia

KESTABILAN ION
KOMPLEKS
Diana Anisa
Rahmawati
4301410018

Arti Penting
Analisis Kualitatif
AgCl + 2NH3
[Ag(NH3)2]+ + Cl Industri fotograf
AgBr + 2S2O32[Ag(S2O3)2]3- + Br-

Pengertian Kestabilan
Dalam mempelajari suatu sistem reaksi dan
senyawa kimia, ada dua pendekatan yang bisa
digunakan , yaitu

Termodinamik senyawa kimia dapat dikatakan stabil atau tidak


stabil.
Kinetik
senyawa dapat dikatakan sebagai suatu senyawa
yang
labil, atau senyawa inert.

Termodinamik
keadaan awal dan akhir dari sistem
beberapa besaran yang dibahas dalam pendekatan
termodinamika adalah konstanta kesetimbangan,
energi ikatan, potensial reduksi,dsb
G = H T S = - RT ln K
Untuk senyawa kompleks, Biltz (1927)
menggolongkan senyawa kompleks menjadi
kompleks stabil dan kompleks tidak stabil.
Stabil mampu bertahan
Tidak stabil mudah terurai

Kinetik
Menitikberatkan pada mekanisme yang terjadi pada
reaksi dan kecepatan berlangsungnya reaksi.
Besaran yang berpengaruh : energi aktivasi, konstanta
laju reaksi, dan pembentukan kompleks intermediate.
Taube (1950) telah mengklasifkasikan senyawa
kompleks menjadi kompleks labil dan kompleks inert
berdasarkan laju pertukaran ligan kompleks tersebut.

labil mengalami pertukaran ligan dengan cepat


inert pertukaran ligan berlangsung dengan
sangat
lambat /tidak berlangsung sama
sekali.

Pengertian Kestabilan
Karena tinjauan yang digunakan dalam aspek
kinetika dan termodinamika berbeda, maka bukan
tidak mungkin suatu kompleks yang stabil secara
termodinamika
jika
ditinjau
secara
kinetika
merupakan kompleks yang labil. Sebaliknya, suatu
kompleks yang tidak stabil mungkin saja merupakan
kompleks inert.

Stabilitas suatu senyawa bergantung


pada energi reaksinya, sedangkan
labilitas senyawa bergantung pada
energi aktivasi dari senyawa tersebut.

Tetapan Kestabilan Ion Kompleks

Kompleks logam terbentuk dalam larutan melalui tahaptahap reaksi, dan konstanta kesetimbangan dapat ditulis
untuk masing-masing tahap. Misalnya untuk reaksi
pembentukan Cu(NH3)42+ :

Termodinamik

Tetapan stabilitasnya dapat dituliskan dalam suatu


persamaan.
Misalkan
pembentukan
kompleks
MLn,
terbentuk melalui sejumlah n tahapan. Tetapan stabilitas
untuk setiap tahapan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

M+L

ML, K1 = [ML]
[M][L]
ML + L
ML2, K2 = [ML2]
[ML][L]
MLn-1 + L
MLn Kn =
[MLn]
[MLn-1][L]
K1, K2, ., Kn stepwise stability constants
K1 > K2 > K3 > > Kn

Tetapan Kestabilan Ion Kompleks

M+L

ML, 1 =
[ML]
[M][L]
M + 2L
ML2, 2 = [ML2]
[M][L]2
M + nL
MLn n =[MLn]
[M][L]n
1, 2, , n overall stability
constants
L adalah ligan monodentat
n adalah B.K. atom logam M

Harga K dan dari suatu kompleks saling


berhubungan satu sama lain. Misalkan
saja pada suatu kompleks MLn, harga
3nya adalah

n = K1 x K2 x . x Kn
log n = log K1 + log K2 + .. +
log Kn
Harga n merupakan ukuran dari
stabilitas suatu senyawa kompleks.
Makin besar harga n, makin stabil
kompleks tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kestabilan Ion Kompleks
Dipengaruhi oleh logam pusat

Pengaruh Logam Pusat


Ukuran dan Muatan Logam Pusat
Pengaruh CFSE
Elektronegativitas dan
Kemampuan Polarisasi Logam
Logam Jenis a dan Jenis b

Ukuran dan Muatan Ion Pusat


Li+ (r = 0,60) > Na+ (r = 0,95) > K+ (r = 1,33 ) > Rb+ (r =
1,48) > Cs+ (r= 1,69)
Jari-jari ion logam
stabilitasnya
Th4+ (r = 0,95) > Y3+ (r = 0,93) > Ca2+ (r = 0,99) > Na+ (r =
0,95)
Muatan ion
stabilitasnya

harga q/r yang makin besar medan listrik dari


logam pusat semakin besar pula.

Pengaruh CFSE
CFSE meningkatkan kestabilan kompleks, so,
K maks dapat diramalkan akan diperoleh pada
kompleks dengan logam pusat yang memiliki
konfgurasi elektron d3 dan d8, karena
konfgurasi ini akan memberikan harga CFSE
yang paling besar.
urutan stabilitas kompleks berdasarkan
konfgurasi elektron pada orbital d mengikuti
urutan sebagai berikut :
d0 < d1 < d2 < d3d4 < d5 < d6 < d7 < d8 d9 <
d10

Elektronegativitas dan Kemampuan


Polarisasi Logam
Kompleks yang terbentuk dari logam dengan
elektonegativitas yang tinggi akan menghasilkan
kopmpleks yang lebih stabil,
Dalam
hal
yang
sama,
logam
dengan
kemampuan polarisasi yang lebih besar juga
akan menghasilkan kompleks yang lebih stabil.

Logam jenis a dan b


1. Logam kelas a : logam-logam yang lebih
elektropositif, (alkali dan alkali tanah, logam
transisi pertama, logam pada deret Lantanida dan
Aktinida) stabil dg ligan unsur periode 2 (N,O,F)
2. Logam kelas b : logam-logam yang lebih
elektronegatif, seperti Pt, Au, Hg, Pb, logam-logam
transisi ringan dengan bilangan oksidasi yang
rendah stabil dg ligan periode ketiga (P,S,Cl)

Pengaruh Ligan
Beberapa factor dari
kestabilan kompleks

ligan

yang

mempengaruhi

Ukuran dan muatan ligan


Momen Dipol dari Ligan
Sifat Basa Ligan
Efek Sterik
Efek Khelat
Kemampuan membentuk
ikatan

kompleks yang stabil akan terbentuk dari ligan


yang berukuran kecil dan memiliki muatan yang
besar.
makin besar momen dipol dari suatu ligan,
stabilitas kompleks yang terbentuk makin besar
amina > etilamin > dietilamin > trietilamin
makin basa suatu ligan, kompleks yang terbentuk
akan semakin stabil
F- > Cl-> Br- > I- > NH3 > H2O > HF
ligan-ligan yang dapat membentuk ikatan dengan
logam membentuk kompleks yang lebih stabil.
Misalnya saja ligan CN-, CO, PR3, dan alkena.
Adanya efek sterik dapat melemahkan ikatan
logam dengan ligan.
Ligan yang merupakan suatu ligan pengkhelat
membentuk kompleks yang lebih stabil
dibandingkan ligan bukan khelat

Penentuan Tetapan Stabilitas


Kc = tetapan
stabilitas
[B]
Harga K dapat dicari jika kons. mula mula zat yang bereaksi dan zat pada
saat kesetimbangan diketahui.

A+B

CKc = [C] / [A]

Kesukaran penentuan harga K disebabkan :


1.

Akan terbentuk pula kompleks lain.

2.

Penentuan masing - masing spesi sering mengganggu kesetimbangan


[Co(OH2)6]2+ + Cl- [Co(OH2)5Cl]+ + H2O

3.

Tetapan stabilitas sebenarnya bergantung kepada aktivitas, bukan kepada


konsentrasi.

Ka = aC / aA . aB = c C / cA. cB

a = c .
konsentrasi

Koef.aktivitas

sulit ditentukan

Konsentrasi spesi dalam lar. Dapat dilakukan dengan


cara
1. Spektroskopi
Untuk menetapkan konsentrasi senyawa kompleks
berwarna, dimana ketajaman warna sebanding
dengan konsentrasi.
Hk.Lambert-Beer
Log I / Io = o.d = . c. L od (optical density)
diketahui dg
septofotometer
Contoh :
Fe3+ + NCS- [Fe(NCS)]2+
Kc = [Fe(NCS)]2+ / [Fe3+ ][NCS-]
2. Elektrolisa
Untuk menentukan kc dimana kesetimbangan
dipengaruhi oleh pH. Besrnya H+ ditentukan oleh pH
meter.
Misal pada pembentukan kompleks [Ag(NH 3)2]+
Ag+ + NH3 [Ag(NH3)]+ K1
[Ag(NH3)]+ + NH3 [Ag(NH3)2]+ K2

KESIMPULAN
Stabilitas suatu senyawa bergantung pada
energi reaksinya, sedangkan labilitas
senyawa bergantung pada energi aktivasi
dari senyawa tersebut
Harga n merupakan ukuran dari stabilitas
suatu senyawa kompleks. Makin besar
harga n, makin stabil kompleks tersebut.
Kestabilan kompleks dipengaruhi oleh
atom pusat dan ligan

You might also like