Professional Documents
Culture Documents
tingkat
RT/RW/Kelurahan
pun
tidak
cepat
tanggap
melakukan
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (athralgia). Nyeri sendi terutama terjadi pada
lutut, tulang belakang, serta persendian tangan dan kaki.
Gejalanya seperti pada infeksi virus umumnya adalah demam mendadak,
kadang menggigil, nyeri sendi terutama sendi siku, lutut, pergelangan, jari-jari kaki
dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik
kemerahan) pada kulit terutama di badan dan lengan. Gejala lain yang dapat dijumpai
adalah sakit perut, mual, muntah, nyeri otot, sakit kepala, kemerahan pada
conjunctiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, dan kadang-kadang
disertai dengan gatal pada ruam.
Saat ini hampir seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB
chikungunya. KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan. Penyakit
Chikungunya lebih sering terjadi di daerah sub urban.Waktu dalam penyebaran dan
penularan dapat terjadi kapan saja, terutama pada musim penghujan. Karena
banyaknya benda-benda di luar rumah yang terisi air hujan dan dapat menjadi tempat
berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Tempat-tempat yang memungkinkan
berkembangnya nyamuk penular seperti tempat-tempat penampungan air (TPA)
(misalnya: bak mandi, bak WC, drum, tempayan, ember) dan Non TPA (misalnya:
ban bekas, dan barang-barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan, talang,
vas bunga, tempat minum burung piaraan, kolam serta habitat alamiah (misalnya
potongan/ tonggak bambu, tempurung kelapa dan pelepah daun). Dan semua orang
dapat tertular, mulai dari anak-anak sampai dewasa, laki-laki dan perempuan baik
kaya maupun miskin.
rumah. Hampir setiap anggota keluarga menderita gejala yang sama. Jumlah
penderita yang terkena dilaporkan lebih dari 50 orang dan beberapa di antaranya
dilarikan di Puskesmas Anggeraja. Setelah dilakukan pemeriksaan medis (anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah rutin) ditemukan bahwa gejala pasien mirip
gejala demam Chikungunya.
C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan surveillance dan kunjungan rumah pada pasien yang menderita gejala
demam chikungunya. Dari hasil surveillance dan kunjungan rumah tersebut
diharapkan dapat menjadi pedoman penentuan kebijakan dalam rangka pencegahan
dan pemberantasan penyakit chikunguya.
Kegiatan yang dilakukan saat surveillance dan kunjungan rumah berupa:
1) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan warga yang diduga menderita
demam chikunguya,
2) Observasi pola hidup, higiene, dan sanitasi warga kelurahan Mataran,
3) Penyuluhan kepada warga sekitar
4) Pengamatan lingkungan dan tata ruang, dalam hal ini drainase pada daerah
Kelurahan Mataran
D. Pelaksanaan
Kegiatan surveillance dan kunjungan rumah pada pasien yang diduga menderita
demam chikunguya dilaksanakan pada tanggal 16-18 Maret 2015, bertempat di
Kelurahan Mataran Kabupaten Enrekang.
Kegiatan dimulai dengan mengunjungi kantor kelurahan untuk mengkonfirmasi
kebenaran wabah chikunguya pada daerah tersebut dan memperoleh data jumlah
warga yang sedang menderita gejala chikunguya untuk dilakukan kunjungan ke
rumah warga tersebut.
Dari kegiatan tersebut diperoleh informasi yaitu:
perlu
pemeriksaan
spesifik
untuk
virus
Chikunguya
guna
Pendamping
( dr. Johan )