Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit paling mematikan nomer tiga di dunia setelah
jantung dan kanker, serta penyakit nomer satu di indonesia. ( Auryn, Virzana. 2009.
Hal : 57 ).
Menurut data dari World Health Organization ( WHO ) pada tahun 2011
terdapat 15.000.000 orang di dunia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Dari
jumlah tersebut terdapat 5 juta jiwa meninggal dunia dan 5 juta jiwa lainnya
mengalami cacat total permanen. Penyebab utama terjadinya stroke pada 12,7 juta
jiwa di seluruh dunia diakibatkan karena tekanan darah tinggi. ( News, Viva. 2011,
Statistik Stroke, http://obat-stroke.net/stroke/statistik-stroke.html ).
Melihat latar belakang di atas angka kejadian Stroke untuk setiap tahunnya
cenderung naik dan penanganan stroke sendiri tergolong mudah karena stroke dapat
dicegah dengan mengatur pola hidup yang baik sehingga penulis tertarik untuk
membuat asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit stroke.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan keluarga agar mandiri
mengatasi masalah kesehatannya.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi CVA.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus CVA.
3.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
3. Keluarga besar ( Exstended family )
4. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.
5. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
6. Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau
kehilangan pasangannya
7. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya,
8. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
9. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
10. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
11. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
2.1.3 Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangan Menurut Suprajitno
(1004:3)
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun
memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing.
Tahaptahap perkembangan itu antara lain:
1. Tahap perkembangan keluarga baru menikah
a. Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan
pasangannya
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.
c. Membina rencana memiliki anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,
dan
tempat
untuk
mengembangkan
kemampuan
individu
kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan
keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat
dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana
(Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan tipe keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga.
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam,
zat pengawet, serta emosi yang tinggi.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan
kesehatan
merupakan
faktor
yang
penting
fasilitas
dalam
dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi
dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga
dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya.
berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh
terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber
yang ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga.
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian
serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan
tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau
waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman,
1998:9).
6) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti
lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
derajad
kesehatan
dan
perasaan.
Tekhnik
tersebut
mencakup
tersendiri
bagi
penderita.
Hal
ini
akan
anak
untuk
berkehidupan
sosial
sebelum
komprehensif,
tidak
melakukan
tindakan
untuk
mengenal
sumber-sumber
utnuk
memperoleh
pelayanan
kesehatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Emboli
Tumor otak
Hemorhagic
Tekanan darah tinggi
Kelemahan dinding arteri
Cidera kepala
kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi
hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo).
2.3.7 Manifestasi Klinis
Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat
terputusnya sirkulasi arteri cerebral adalah:
1.
2.
3.
4.
Kontralateral paralisis
Kehilangan penginderaan sensori dan memori
Disfasia atau afasia
Masalah spatial perceptual
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas kepala keluarga :
Nama
: Tn.M,
Umur
: 50 tahun,
Agama
: Islam,
Suku
: Sasak,
Pendidikan
Pekerjaan
: Wiraswasta,
Alamat
1. Komponen Keluarga
No.
1.
2.
Nama
Tn.M
Ny.P
L/P
L
P
Umur
50 tahun
50 tahun
Hubungan
Keluarga
Suami
Istri
Pendidikan
Pekerjaan
SD
SD
Wiraswasta
Wiraswasta
2. Tipe Keluarga
Jenis tipe keluarga: keluarga Tn.M merupakan keluarga inti (tradisional nuclear)
adalah keluarga yang tinggal dalam satu rumah bersama suami dan istri.
3. Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tn.M mengatakan tidak ada
masalah dengan type keluarga saat ini, akan tetapi merasa khawatir jika salah satu di
antaranya meninggal dunia karena usia sudah tua dan terserang berbagai penyakit.
4. Sifat Keluarga
Pengambilan keputusan : Sifat keluarga Tn.M bersifat Patrilokal yaitu keluarga
yang dominan mengambil keputusan adalah suami. Ny.P mengatakan yang
dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn.M sebagai kepala keluarga.
5. Kebiasaan hidup Sehari-hari :
a. Kebiasaan tidur/Istirahat : Ny.P mengatakan klien biasa tidur jam 22.00
Wita dan kebiasaan sebelum tidur yaitu klien selalu berdoaa sebelum tidur. Klien
tidak mengalami gangguan dalam tidur/istirahat seperti mimpi buruk atau terbangun
di tengah malam.
Nama
Umur
Tn.M
50
tahun
Sehat
Imunisasi
(BCG,
Polio,
DPT, HB,
Campak)
-
Ny.P
50
tahun
sakit
N
o
BB/
Kg
Keadaan
Kesehat
an
Masalah
Kesehatan
Tindakan
yang telah
diberikan
Diabetes
mellitus
mati rasa
pada kaki
sebelah
kanannya
kekakuan
pada kaki
sebelah
kanan, pegalpegal, tegang
dan sering
pusing-pusing
Belum
pernah
berobat
Belum
pernah
berobat
sering merakan kaku, pegal-pegal, tegang dan pusing akan tetapi hal tersebut
menggagu klien dalam beraktivitas sehari-hari, terutama saat pagi hari dan malam
hari, sedangkan Tn.M penyakit diabetes mellitus sudah lama sebab penyakit yang
di derita oleh Tn.M merupakan penyakit dari keluarganya.
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik Rumah : (1) Luas rumah : 2,5 area (lebar 3 m dan panjangnya 5m),
yang terdiri dari 2 (dua) kamar tidur, 1 (satu) ruang tamu, 1 (satu) untuk kamar mandi
dan 1 (satu) untuk dapurnya. (2) Tipe rumah: Permanen. (3) Kepemilikan: Milik
sendiri. (4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 . (5) Ventilasi/jendela : terdapat 4
jendela yang tidak pernah dibuka. (6) Pemanfaatan ruangan: semua ruangan
dimanfaatkan sesuai kegunaannya, tetapi teras rumah dimanfaatkan sebagai tempat
memasak. (7) Septic tank : ada. (8) Sumber air minum : menggunakan sumur gali
dan dimasak sebelum diminum. (10) Kamar mandi : ada . (11) Sampah : ditimbun
lalu dibakar di samping rumahnya dengan jarak 3 meter. (12) Kebersihan lingkungan
: Ny. menyatakan halaman rumah selalu di bersihkan tiap pagi dan sore hari.
Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW : (1) Kebiasaan: tetangga sebelah kiri dan
depan, saling memperhatikan. Ini terbukti bila ada anggota keluarga yang sakit, maka
tetangga datang untuk menjenguk dan memberikan bantuan dalam merawat anggota
keluarga yang sakit. (2) Aturan/kesepakatan: di Dusun Buwuh ini ada kesepakatan
tiap malam Jumat diadakan yasinan untuk remaja di Mushalla. (3) Budaya: Sudah
menjadi tradisi apabila ada anggota keluarga yang mengadakan acara seperti
perkawinan, sunatan dan lain-lain maka tetangga biasanya memberi bantuan
sekedarnya demi terselenggaranya acara.
Mobilitas Geografis Keluarga : (1) Ny.P menyatakan tidak pernah pindah dari
pertama ia nikah sampai sekarang. (2) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, keluarga sering mengikuti kegiatan pengajian yang dilaksanakan di
Mesjid setiap hari Jumat dan kegiatan masyarakat seperti gotong royong. Sistem
pendukung keluarga : Keluarga Tn.M tidak mempunyai tabungan, apabila keluarga
Tn.M membutuhkan biaya mendadak maka meminjam dulu pada saudara atau ke
tetangga.
Struktur Keluarga
Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga mengatakan komunikasi keluarga sangat
lancar dan tiap ada masalah dilakukan secara musyawarah.
Struktur kekuatan keluarga : Tn.M bertanggung jawab atas kehidupan istri dan
untuk memenuhi kebutuhannya. Tn.M bekerja sebagai seorang supir.
Struktur peran : Tn.M sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab sebagai
tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Tn.M sebagai kepala rumah
tangga dalam mencari nafkah dan sebagai suami dalam rumah tangganya yang
menggunakan waktunya untuk bekerja sebagai seorang supir.
Nilai dan Norma Keluarga : Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan
dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungan.
Fungsi Keluarga :
Fungsi Afektif : Ny.P mengatakan, suaminya berangkat kerja dari pagi sampai
malam, keluarga biasa berkumpul pada malam hari.
Fungsi sosialisasi : (1) Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga Tn.M cukup
rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga, keluarga selalu mengajarkan dan
menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggal. (2) Interaksi dan hubungan
dalam keluarga : Ny.P menyatakan interaksi dan hubungan dalam keluarga cukup
baik, saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing
anggota keluarga. (3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Ny.P mengatakan yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn.M
sebagai kepala keluarga. (4) Kegiatan keluarga waktu senggang : Keluarga Tn.M
biasanya mengisi waktu senggang dengan nonton TV dan duduk berkumpul dengan
keluarganya dan tetangga. (5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga selalu mengikuti
kegiatan sosial dalam masyarakat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarga. :
Keluarga mengatakan bahwa kurang begitu mengenal dan mengetahui bagaimana
pencegahan dari penyakit yang mereka alami sehingga keluarga kurang
memperdulikan dan tidak sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan
pada keluarga karena merasa penyakit orang tua.
sebelah kiri ngilu-ngilu pada kaki, kekakuan pada kaki sebelah kiri, pegal-pegal dan
pusing-pusing yang sudah akibat penyakit stroke diderita sejak 4 tahun yang lalu.
Strategi Koping : Ny.P menyatakan dalam meghadapi masalah biasanya berdiskusi
dengan suaminya tatau dengan keluarganya.
Strategi Adaptasi Disfungsional : Keluarga Ny.P menyatakan menerima keadaan
tentang penyakitnya dan tidak mencari solusi untuk kesembuhan penyakitnya karena
keterbatasan biaya.
Keadaan Gizi Keluarga : (1) Pemenuhan Gizi : Ny.P mengatakan dalam sehari-hari
makanan biasanya tidak mencapai taraf 4 sehat 5 sempurna, biasanya dengan menu
biasa 3 kali sehari dengan nasi, sayur-sayuran, tempe, tahu dan air. (2) Upaya lain :
Ny.P mengatakan tidak ada upaya untuk mencari makanan tambahan karena
tingkat perekonomian yang rendah.
Harapan Keluarga : (1) Terhadap masalah kesehatan : Keluarga Ny.P mengatakan,
klien berharap sembuh walaupun tidak sepenuhnya karena ia merasa kalau itu
merupakan penyakit orang tua, sehingga Ny.P masih bisa melakukan aktivitas
sehari-hari dengan nyaman. (2) Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga
berharap mendapat bantuan seperti memiliki kartu sehat sehingga dapat berobat
secara rutin di Puskesmas dan keluarga juga berharap untuk promosi kesehatan
sehingga pelayanan kesehatan dapat dipercaya di masyarakat.
No
1.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala
2.
Leher
3.
Mata
Tn. M
Ny. P
Simetris, rambut
berwarna putih, tidak
ada ketombe
leher tidak nampak
adanya peningkatan
tekanan vena
jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba
adanya pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
Konjungtiva tidak
terlihat anemis, tidak
ada katarak,
penglihatan jelas
Simetris,tidak ada
ketombe,Rambut
hitam
leher tidak nampak
adanya peningkatan
tekanan vena
jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba
adanya pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
Konjungtiva tidak
terlihat anemis,tidak
ada katarak,
penglihatan kurang
4.
Telinga
5.
Hidung
6.
Mulut
7.
Dada
8.
Abdomen
9.
TTV dan
Ekstremitas
Simetris, keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran baik
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan. Makan
3x/hari 1 porsi habis
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1 dan
S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing
(-)
Pada pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan adanya
pembesaran hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik usus
35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
TD: 120/80 mmHg,
jelas
Simetris, keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran baik
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Mukosa mulut agak
sedikit kering,Mulut
sedikit kotor, makan
3x/hari 1 porsi habis.
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1 dan
S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing
(-)
Pada pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan adanya
pembesaran hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik usus
25x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
TD: 160/100mmHg,
N : 78x/m,
N : 84x/m,
S : 36,20C
S : 360C
R: 20x/m
R: 20x/m
Data
Data Subyektif:
Ny.P mengatakan bahwa
Dulu rajin pergi berobat ke
Puskesmas atau Rumah Sakit
karena tidak ada kemajuan (Ny.P
ingin segera sembuh dari stroke)
akhirnya klien meminta untuk
pengobatan dihentikan sehingga
klien merasa khawatir dengan
penyakit yang dideritanya.
Ny.P mengatakan bahwa keluarga
tidak mampu merawat dirinya
karena mereka hanya tinggal
berdua saja dalam satu rumah,
tidak ada tindakan yang bisa
diberikan oleh keluarga dan hanya
dibiarkan mati rasa, kaku dan
pegal-pegal mati.
Etiologi
Ketidakmampu
an keluarga
merawat
anggota
keluarga yang
sakit
Problem
Cemas
Ketidakmampu
an keluarga
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
stroke
Gangguan
mobilitas
fisik
Data Obyektif :
Klien tampak gelisah memikirkan
penyakitnya
2
Data Subyektif :
Ny.P
mengatakan
mulai
merasakan mati rasa pada kaki
sebelah kiri mulai dari lutut sampai
telapak
kaki,
kadang-kadang
tegang, kaku, pegal-pegal dan
gejala ini sejak 4 tahun yang lalu.
Ny.P mengatakan meskipun kaki
sebelah kiri sudah mati rasa mulai
mengganggu aktivitasnya tapi klien
tetap melakukan aktivitas seharihari.
Data Obyektif :
Klien tampak melakukan aktivitas
sehari-hari meskipun kaki sebelah
kiri sudah mati rasa.
Kekuatan otot
5
5
5
Data subyektif :
Ny.P
mengatakan
tidak
mengetahui tentang penyakit yang
dialaminya
Ny.P
mengatakan
jika
penyakitnya kambuh klien pergi
berobat pada orang pintar dan beli
obat di luar serta kadang-kadang
Ny.P hanya membiarkan keluhan
penyakitnya
tanpa
tindakan
apapun
Ketidakmampu
an keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
Defisit
pengetahuan
Data Obyektif : `
3.4 Daftar Diagnosa Keperawatan
(1) Kecemasan pada Ny.P pada keluarga Tn.M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
(2) Hambatan mobilitas fisik Ny.P pada keluarga Tn.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat.
(3) Defisit pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada
keluarga Tn.M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan keluarga.
Prioritas Diagnosa :
(1)
Hambatan
mobilitas
fisik
Ny.P
pada
keluarga
Tn.M
N
o
1.
Diagnosa
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Umum
Khusus
Hambatan
Keluarga
mobilitas fisik dapat
Ny.P
pada merawat
keluarga Tn.M anggota
berhubungan
yang
dengan
menderita
ketidakmampua stroke
n
keluarga
dalam merawat
anggota
yang
menderita
stroke. Ditandai
dengan:
Data Subyektif :
Ny.P
mengatakan
mulai merasakan
mati rasa pada
kaki sebelah kiri
mulai dari lutut
sampai telapak
kaki,
kadangkadang tegang,
kaku,
pegalpegal dan gejala
ini sejak 4 tahun
yang lalu.
Ny.P
mengatakan
meskipun kaki
sebelah
kiri
sudah mati rasa
mulai
mengganggu
aktivitasnya tapi
klien
tetap
melakukan
aktivitas seharihari.
Data Obyektif :
Klien
tampak
melakukan
aktivitas sehari-
Intervensi
Evaluasi
Kriteria
Vocal
Verbal
Verbal
Standar
hari meskipun
kaki sebelah kiri
sudah mati rasa.
Kekuatan
otot
5
5
2.
5
3
Defisit
pengetahuan
tentang masalah
penyakit stroke
pada
keluarga
Tn.M
berhubungan
dengan
ketidakmampua
n
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
keluarga.
Ditandai
dengan:
Data subyektif :
Ny.P
mengatakan
tidak
mengetahui
tentang penyakit
yang dialaminya
Ny.P
mengatakan jika
penyakitnya
kambuh
klien
pergi
berobat
pada
orang
pintar dan beli
obat di luar serta
kadang-kadang
Ny.P
hanya
membiarkan
keluhan
penyakitnya
tanpa tindakan
apapun
Data Obyektif :
Keluarga Keluarga
Berikan
memiliki
mengetahui
sejumlah
pengetahua
bahwa
informasi
n mengenai penyakit
mengenai
hubungan
stroke
penyakit,
aturan
merupakan
gejala
dan
penanganan
penyakit
penyebabnya
dan kontrol yang
dan bahaya
penyakit.
disebabkan
komplikasi
krn
gaya
yang
hidup yang
ditimbulkan
salah.
Anjurkan
Keluarga
keluarga
tidak
untuk
membiarka
membatasi
n Ibu Rani
intake
memakan
makanan
ikan asin
yang tinggi
dan daging.
garam
dan
tinggi lemak
Anjurkan
keluarga
untuk
memisahkan
makanan
anggota
keluarga
dengan
makanan Ibu
Rani.
Vocal
Keluarga
mampu
menjelaskan
ttg penyakit,
gejala,
bahaya
komplikasi
hipertensi.
Verbal
Keluarga
mampu
melakukan
pengontrola
n
intake
makanan
tinggi
lemak dan
tinggi
garam.
Verbal
Verbal
Keluarga
sudah
memisahkan
makanan
anggota
keluarga
dengan
makanan
Ibu Rani.
: 45 tahun
No. Reg
: 661102
No
Diagnose
keperawatan
1
Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
hemiparese/hem
iplegia,
kerusakan
neuromuscular
pada ekstremitas
yang
ditandai
dengan :
DS: px mengatakan
tangan kirinya
sulit digerakkan
DO:
K/U lemah
GCS 4-4-5
Skala otot
3
4
3
4
ADL di bantu
kelurga
Terpasang O2 3
lpm
Terpasang infus
RL 14
tetes/menit
TTV : TD
160/70 mmhg
Nadi : 97
x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 23
x/menit
Tujuan
Kriteria hasil
Jangka
pendek:
Setelah
dilakukan
tindakan
selama
1x24 jam
diharapkan
kelemahan
pada
ekstremitas
dapat
teratasi
sebagian
Rencana
tindakan
1. BHSP
Rasional
1.
Menciptakan
hubungan yang
terapeutik dengan
px
2.
Mengetahui
status
perkembangan px
3.
Menurunkan
resiko trjadinya
iskemia jaringan
akibat
sirkulasi
darah yang jelek
pada daerah yang
otot
tertekan
5
4.
Memperbaiki
5
otot & melatih
5
5
otot
serta
TTV dalam
4.
Ajarkan mencegah
otot
batas normal
latihan pasif volunteer
dan aktif
kehilangan tonus
5. Meningkatkan
kemampuan
mobilitas
6.
Mempercepat
proses
5.
Kolaborasi penyembuhan px
dengan
ahli
fisioterapi
6.
Kolaborasi
dengan
ahli
medis lain
k/u baik
GCS 4-5-6
Ekstremitas
tidak tampak
2.
Observasi
lemah
TTV
Ekstremitas
dpt diangkat,
digerakkan
mandiri
3. Ubah posisi
Kekuatan px tiap 2 jam
sekali
Tt
d
No
Diagnose
keperawatan
2
Ganguan
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan efek dari
kerusakan pada
area bicara di
hemisfer
otak
yang
ditandai
dengan :
DO: keluarga px
juga
mengatakan
berbicara px
pilo
DS:
Bicara sulit
Kata-katanya
tidak jelas
TTV :
TD 160/70
mmhg
Nadi : 97
x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 23
x/menit
Tujuan
Jangka
pendek:
Setelah
dilakukan
tindakan
selama
1x24 jam
diharapkan
mampu
berbicara
meski
belum jelas
betul
Kriteria
Rencana
Standart
tindakan
1. BHSP
1.
k/u baik
px
dapat
mengekspresik
an perasaannya
px mampu
Observasi2.
berkomunikasi2.
TTV
secara verbal
3.
maupun isyarat
3.
Berikan
metode
alternative
komunikasi
misalnya
4.
bahasa isyarat
4.
Antisipasi
setiap
kebutuhan px
saat
5.
berkomunikasi
5. Anjurkan pada
keluarga untuk
tetap
berkomunikasi6.
dengan px
6.
Hargai
kemampuan
px
dalam7.
berkomunikasi
7.
Kolaborasi
dengan
tim
fisioterapi untu
latihan bicara
Rasional
Tercipta
hubungan yang
terapeutik dengan
px dan keluarga
px
Mengetahui
perkembangan px
Memenuhi
kebutuhan
komunikasi
px
sesuai kebutuhan
px
Mencegah rasa
putus
asa
&
ketergantungan
pada orang lain
Mengurangi rasa
isolasi sosial &
meningkatkan
komunikasi yang
efektif
Memberi
semangat pada px
agar lebih sering
berbicara
Melatih
px
berbicara secara
mandiri dengan
baik dan benar
Tt
d
No
.
Dx
1
Tgl
/jam
26022014
20.30
20.45
21.00
21.15
Implementasi
26022014
20.40
20.45
20.55
21.00
21.20
Tgl/
Jam
Evaluasi
26-022014
BHSP
Observasi TTV:
TD 150/80 mmhg
Nadi 98 x/menit
Suhu 37C
RR 23 x/menit
Memberi tahu keluarga
px untuk mengubah
posisi px tiap 2 jam
Menginjeksi citicholin
250 mg
Mengajarkan
latihan
gerak aktif & pasif
21.35
Ttd
Menanyakan keluhan
px bicara pilo
Observasi TTV :
TD 150/80 mmhg
Nadi 98 x/menit
Suhu 37C
RR 23 x/menit
Memberikan
metode
alternative komunikasi
misalnya bahasa isyarat
Memberitahu
pada
keluarga untuk tetap
berkomunikasi dengan
px
Memberi
semangat
pada
px
untuk
berkomunikasi dengan
mengatakan perasaan &
keinginannya.
S : keluarga px
mengatakan
tangan
kirinya masih lemas
22.00
O:
k/u lemah
Makan
dibantu
keluarga
A
:
kerusakan
mobilitas fisik
P:
Intervensi dilanjutkan
nomer 2-6
Masalah
belum
teratasi
26-02- S : keluarga px
2014
mengatakan bicara px
22.00
masih pilo
O:
k/u lemah
bicara disatria
bicaranya belum jelas
px
sulit
mengutarakan
perasaannya
A
:
kerusakan
komunikasi verbal
P:
intervensi dilanjutkan
nomer 2-7
masalah teratasi
sebagian
Ttd