You are on page 1of 47

1

Program Puskesmas yang


Belum Mencapai Target

Brandon haskel*
10-2009-094
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Telephone : (021) 5694-2061
Fax : (021)- 563 1731
___________________________________________________________________________
Pendahuluan
Puskesmas sebagai suatu lembaga kesehatan pemerintah di Indonesia berfungsi
sebagai pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama. Dalam melaksanakan tugasnya yang
dapat berupa program, puskesmas membutuhkan staf puskesmas, sistem kesehatan, anggaran
puskesmas, administrasi puskesmas, dan hal-hal lainnya. Jika kesemua hal itu terpenuhi,
maka program-program puskesmas tersebut seharusnya dapat terlaksanakan dengan baik dan
memenuhi target yang ingin dicapai. Namun, jika program tidak dapat mencapai target yang
ingin dicapai, dilakukan mini lokakarya yang berfungsi untuk membahas dan mengkaji ulang
setiap masalah dari program yang dilakukan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut
harus dipilih masalah mana yang merupakan prioritas dan jika telah didapatkan prioritas
masalah, barulah kita dapat melaksanakan prioritas jalan keluar.
Puskesmas
I.

Definisi Puskesmas1-3

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Pukesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
1. Wilayah Puskesmas
Meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk,luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH,
dengan saran teknis dari kepala kantor departemen kesehatan kabupaten/kodya
yang telah disetujui oleh kepala kantor wilayah departemen kesehatan
propinsi.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata
30000 penduduk setiap puskesmas.
Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih
sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Khusus kota besar dengan jumlah penduduk 1 juta lebih, wilayah kerja
puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas
pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan
juga mempunyai fungsi koordinasi
2. Pelayanan kesehatan menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas ialah pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan :
- Kuratif ( pengobatan )
- Preventif ( Upaya pencegahan )
- Promotif ( peningkatan kesehatan )
- Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak di bedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup
usia.

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

3. Pelayanan kesehatan Integrasi ( terpadu )


Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan didalam satu kecamatan
terdiri dari balai pengobatan, balai kesejateraan ibu dan anak, Usaha Hygiene
sanitasi lingkungan,pemberantasan penyakit menular dan lain sebagainya.
Usaha-usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung
melapor kepada kepala dinas kesehatan Dati II.
Petugas balai pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA,
begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas
hygiene sanitasi dan sebaliknya
Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui puskesmas, maka
berbagai kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan bersama dibawah satu
koordinasi dan satu pimpinan.
4. Azas Puskesmas
Ada 4 azas yang harus diikuti oleh puskesmas yaitu:
a. Azas pertanggung-jawaban wilayah
Puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Artinya bila terjadi masalah kesehatan
di wilayah kerjanya, Puskesmaslah yang harus bertanggung jawab
untuk mengatasinya. Sebagai contoh bila disalah satu desa di wilayah
kerjanya ada kasus demam berdarah, Puskesmas harus segera
melakukan berbagai tindakan agar kasus tersebut tidak menyebar ke
tempat lain.
Untuk dapat memantau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas
harus proaktif ke lapangan mengadakan pemantauan, pembinaan
binaan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
b. Azas peran serta masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas harus memadang
masyarakat sebagai subyek pembangunan kesehatan, sehingga
Puskesmas bukan hanya bekerja untuk mereka tetapi bekerja bersama
masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat

mulai

dari

tahap

identifikasi

masalah,

menggali

sumberdaya setempat, merumuskan dan merencanakan kegiatan


penanggulangannya, melaksanakan program kesehatan tersebut dan
mengevaluasinya. Untuk ini perlu difasilitasi pembentukan wadah
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

masyarakat yang peduli kesehatan seperti Badan Peduli Kesehatan


Masyarakat (BPKM) atau Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
BPKM/BPP bisa merupakan mitra yang kerja yang kontruktif bagi
Puskesmas dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Disamping itu berbagai elemen masyarakat juga diajak
kerjasama, terutama dalam menumbuh-kembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen
masyarakat tersebut, misalnya :

Ibu-ibu anggota PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) atau


organisasi

wanita

lainnya

untuk

menumbuh-kembangkan

posyandu (pos pelayanan terpadu) dan polindes (pondok bersalin


desa)

Organisasi remaja untuk mengembangkan SBH (Saka Bakti


Husada) di lingkungan pramuka, Santri Husada dan poskestren
(pos kesehatan pesantren) di lingkungan pondok pesantren.

Kelompok pekerja untuk menumbuh-kembangkan Pos UKK


(Upaya Kesehatan Kerja)

Kelompok lanjut usia (lansia) untuk menumbuh-kembangkan


posbindu lansia (pos pembinaan terpadu lansia), dsb

c. Azas keterpaduan
Puskesmas

dalam

melaksanakan

kegiatan

pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya harus melakukan kerjasama dengan


berbagai

pihak,

bermitra

dengan

BPKM/BPP dan

organisasi

masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektor, agar terjadi


perpaduan kegiatan di lapangan, sehingga lebih berhasil guna dan
berdaya guna. Salah satu cara memadukan berbagai kegiatan adalah
dengan

memfokuskan

berbagai

kegiatan

untuk

menyehatkan

masyarakat. Dari masalah kesehatan setempat akan diketahui


intervensi apa saja yang perlu dan program apa yang lebih dulu masuk
dan program apa yang belakangan dilaksanakan.
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

d. Azas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, yang bila tidak mampu mengatasi masalah kerena berbagai
keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ke tingkat
yang lebih tinggi, atau secara horisontal ke Puskesmas lainnya.
Sebaliknya Puskesmas juga bisa menerima rujukan dari kasus secara
vertikal dari tingkat yang lebih tinggi (misalnya rumah sakit) terhadap
kasus yang sudah ditangani dan perlu pemeriksaan berkala yang
sederhana dan dapat dilakukan di Puskesmas.
5. Visi dan Misi Puskesmas
Visi
Visi Puskesmas adalah : mewujudkan kecamatan sehat
Catatan :
Rumusan visi Puskesmas setempat diserahkan sepenuhnya ke
daerah, asal arahnya adalah kecamatan sehat.
Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi tersebut,
perlu ditetapkan indikator kecamatan sehat, antara lain sebagai berikut:

indikator lingkungan sehat

indikator perilaku sehat

indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta

indikator derajat kesehatan yang optimal


Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan

kaidah : sederhana, mudah diperoleh, mudah diolah, mudah


diinterprestasikan, sensitif dan spesifik. Sayang sampai saat ini
indikator Indonesia Sehat 2010, belum selesai dirumuskan secara
terinci. Sambil menunggu rincian indikator tersebut, Proyek KKG akan
mencoba membantu dengan mengemas indikator tersebut sesuai
dengan fungsi Puskesmas seperti tertera dibawah ini.
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

Misi Puskesmas
Ada 4 misi Puskesmas yaitu :
a. Menggerakkan

pembangunan

kecamatan

yang

berwawasan

kesehatan. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan


sektor lain agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu agar
pembangunan

terebut

mendorong

lingkungan

dan

perilaku

masyarakat agar semakin sehat.


b. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
Puskesmas selalu berupaya agar keluarga dan masyarakat makin
berdaya dibidang kesehatan, melalui peningkatan, pengetahuan dan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau. Puskesmas selalu harus berupaya untuk
menjaga agar cakupan dan kualitas layanannya tidak menurun,
bahkan kalau bisa selalu ditingkatkan agar semakin besar
cakupannya dan semakin bagus kualitas layanannya.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas selalu berupaya agar
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat tetap terpelihara
bahkan semakin meningkat seiring dengan derap pembangunan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
6. Syarat pokok pelayanan kesehatan
Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan
masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan kesehatan
yang baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat
pokok yang dimaksud adalah:
1) Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan

tersebut

harus

tersedia

di

masyarakat

serta

bersifat

berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang


dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya
dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

2) Dapat diterima dan wajar


Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat
diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan
tersebut

tidak

bertentangan

dengan

keyakinan

dan

kepercayaan

masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,


kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak
wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik
3) Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah

dicapai

oleh

masyarakat.

Pengertian

ketercapaian

yang

dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian dapat


mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi
sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu
terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan
di daerah pedesaan,bukanlah pelayanan kesehatan yang baik
4) Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang
dimaksudkan disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewijidkan
keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan
kesehatan tersebut sesuai dengan ekonomi masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang mahal dan karena itu hanya mungkin dinikmati oleh
sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik
5) Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
bermutu. Pengertian mutu yang dimaksudkan disini adalah yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
yang di satu pihak dapat memuaskan cara pemakai jasa pelayanan, dan di
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan
II.

Kegiatan Pokok Puskesmas1


Kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah
sebagai berikut;
1. KIA

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular
6. Pengobatan Termasuk Pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan kerja
12. Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium Sederhana
16. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka system informasi
kesehatan
17. Kesehatan usia lanjut
18. Pembinaan pengobatan tradisional

Tabel 1. Program pokok, kegiatan, dan indikator puskesmas.2


Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Dengan lain perkataan kegiatan pokok
puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian
dari masyarakat wilayah kerjanya.
Setiap kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan
pembangunan kesehatan masyarakat tingkat desa.
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

III.

Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
peningkatan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat wilayah kerjanya

Fungsi Puskesmas dilaksanakan dengan cara :1


a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan yang tidak menimbulkan ketergantungan
d. Member pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan

dalam

melaksanakan program puskesmas


IV.

Manajemen Puskesmas2
Untuk dapat mencapai visi Puskesmas melalui ke 3 Fungsinya, bagaimana
mengelola berbagai sumberdaya pada input, memprosesnya dalam bentuk
implementasi fungsi puskesmas, untuk mencapai visi kecamatan sehat? Jawabannya
terletak pada model manajemen yang cocok untuk Puskesmas yang bersangkutan.
Teori manajemen banyak ragamnya, demikian pula penjabaran fungsinfungsinya, ada yang sederhana tetapi ada pula yang rumit. Beberapa contoh model
manajemen dan penjabaran fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Model PIE (Planning, Implementation & Evaluation).
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja,
yaitu :
Planning atau perencana
Implementing atau implementasi dan
Evaluasi ata evaluasi

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

10

b. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controling),


dengan rincian fungsi manajemen sebagai berikut :
Planning atau perencanaan
Organizing atau pengorganisasian
Actuating atau penggerakan dan
Controlling atau pemantauan
c. Model P1-P2-P3 (Perencanaan, Penggerakan Pelaksanaan Pengawasan
Pengendalian Penilaian).
Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan, yang di Puskesmas dijabarkan
dengan :
P-1, perencanaan berbentuk Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
P-2, penggerakan pelaksanaan berbentuk lokakarya Mini Puskesmas dan
P-3, pengawasan, pengendalian dan penilaian, berbentuk Startifikasi
Puskesmas yang kelak berubah menjadi Penilaian Kinerja Puskesmas.
d. ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan forum komunikasi).
Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang
partisipasi masyarakat. Manajemen ARRIF menghasilkan profil PSM baik di
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi maupun pusat/nasional. Uraian
selengkapnya dapat dibaca pada buka ARRIF, Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.
e. ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi).
Ini sebenarnya sama dengan ARRIF, hanya fungsi Monitoring dan Evaluasi
secara tegas dipisah, kerena aspek yang dikelola meliputi 3 fungsi Puskesmas,
sehingga fungsi monitoring dan evaluasi harus dipisah.
Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mengandung fungsi
manajemen yang serupa, seperti tampak pada tabel dibawah ini .
PIE
P

PO/AC
P

P1-P2-P3
P1

O
A
C

P2

ARRIF
A
R
R
I

ARRIME
A
R
R
I

P3

M
E

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

11

Tabel 2. Perbandingan fungsi manajemen dari model-model manajemen.2


Model mana yang digunakan, dipersilakan setiap Puskesmas bebas
menentukan model mananemen pilihannya, yang penting hasilnya adalah :

Makin bagusnya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang


ditandai dengan makin tingginya IPTS yang berarti makin banyak tatanan yang

berpotensi sehat.
Makin bagusnya fungsi pemberdayaan masyarakat, yang ditandai dengan makin
tumbuh dan berkembangnya UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
Disamping itu makin aktifnya peran BPP (Badan Penyantun Puskesmas) atau
BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) juga bisa digunakan sebagai

indikator meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.


Makin bagusnya fungsi pemberdayaan keluarga, yang ditandai dengan tingginya
IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang berarti makin banyak keluarga yang

berpotensi sehat.
Makin bagusnya fungsi pelayanan kesehatan, yang ditandai dengan tingginya
cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan
pengembangan) dan kualitas pelayanan kesehatan (ditandai dengan makin
tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya kepuasan pasien).

V.

Lokakarya Mini4
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum
pertemuan dikenal dengan Lokakarya Mini.
Tujuan
1. Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama
tim baik lintas program maupun sektor serta terlaksannya kegiatan
Puskesmas sesuai dengan perencanaan
2. Khusus
tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sektor

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

12

terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan


teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan

Puskesmas
teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan
masalah

Ruang Lingkup
Keberhasilan pembanguinan kesehatan memerlukan keterpaduan baik lintas
program maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan
dukungan lintas sektor terkait. Olehkarenanya Puskesmas harus melakukan
kerjasama dengan lintas sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan
berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan, dalam hal ini adalah
melalui Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi
dua hal pokok yaitu :
1. Lintas Program
a. Tujuan umum :
Tergalangnya kerjasama lintas program, lintas sektor, masyarakat
dan swasta dalam pelaksanaan kegiatan.
b. Khusus :
Ditetapkannya penanggungjawab program.
Ditetapkannya daerah binaan dan penanggungjawabnya.
Tersusunnya tim pelayanan terpadu dalam rangka pelayanan dan

pembinaan masyarakat.
Tergalangnya partisipasi masyarakat, swasta dan LSM dalam
pelaksanaan kegiatan.

2. Lintas Sektor
a. Tujuan Umum
Memantau hasil kegiatan Puskesmas, memecahkan masalah
yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru.
b. Tujuan Khusus:
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

13

Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas baik mutu maupun

cakupan
Disampaikannya hasil rapat/ pertemuan, umpan balik pemantauan

pelaksanaan kegiatan
Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan

secara periodik
Diupayakan pemecahan masalahnya
Disusunnya rencana kerja secara periodik
Diberikannya tambahan pengetahuan dan ketrampilan dari hasil
pelatihan, dll

VI.

Pembagian tugas staf puskesmas1


Pedoman ini perlu disesuaikan dengan keadaan lingkungan, jumlah dan jenis
tenaga serta fasilitas yang ada di masing-masing puskesmas yang umumnya berbeda.
A. Dokter
Tugas pokok : mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat
diselenggarakan dengan baik

Fungsi : sebagai seorang dokter dan seorang manager


Kegiatan pokok:
Melaksanakan fungsi-fungsi management
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita. Dalam rangka

rujukan menerima konsultasi


Mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
Mengkoordinir pembinaan peran serta masyarakat melalui
pendekatan PKMD

Kegiatan lain:
Menerima konsultasi dari semua kegiatan puskesmas
B. Perawat senior
Tugas pokok : melaksanakan pelayanan pengobatan jalan dan pelayanan
kesehatan sekolah di wilayah kerjanya
Fungsi: membantu dokter kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
di puskesmas
Kegiatan pokok:
Memeriksa dan mengobati penderita penyakit menular secara pasif
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

14

Memberikan pengobatan darurat pada penderita sakit gigi

(kemudian dirujuk)
Mengadakan surveillance penyakit menular
Melakukan imunisasi pada bayi dan anak sekolah
Penyuluhan kesehatan pada penderita
Mengadakan kunjungan tindak lanjut pada keluoarga penderita

yang dipandang perlu


Mengunjungi sebagian dari sekolah yang ada di wilayah kerjanya
dalam membantu perawat lain yang mempunyai kegiatan pokok

UKS
Pengobatan sementara penderita jiwa dan penyuluhan kesehatan

jiwa
Membantu melatih kader kesehatan/prokesa
Membantu dokter kepala puskesmas melakukan kegiatan fungsi

manajemen puskesmas dalam bidang pengobatan


Aktif ikut serta mengembangkan dan membina peran serta
masyarakat melalui pendekatan PKMD dan latihan bagi kader
kesehatan

C. Bidan
Tugas pokok : melaksanakan pelayanan KIA dan KB serta kegiatan
perbaikan gizi di wilayah kerjanya
Fungsi : membantu dokter kepala puskesmas dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas
Kegiatan pokok :
Melaksanakan pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak-anak di puskesmas serta memberi

pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB


Menyampaikan cara pemberian makanan tambahan bagi yang
membutuhkan dan penyuluhan kesehatan dalam bidang KIA/KB

dan gizi
Melakukan imunisasi pada ibu hamil dan bayi
Melatih dukun bayi
Penyuluhan gizi dan melatih kader gizi dan menggerakan

masyarakat untuk mengadakan taman gizi


Demonstrasi makanan sehat
Cara pemberian makanan tambahan
Pemberian Vit.A konsentrasi tinggi pada anak-anak balita

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

15

Pengisian dan penggunaan KMS oleh ibu-ibu PKK dan kader gizi
Pemberian suntikan lipiodol bila perlu

Kegiatan lain:
Memberikan pengobatan ringan bagi ibu, bayi, dan anak yang

berkunjung ke bagian KIA di puskesmas


Diagnosa dini penyakit mulut dan gigi serta pengobatan sementara
Membantu surveillance penyakit menular
Kunjungan ke rumah-rumah penderita yang dipandang perlu untuk

mendapatkan perawatan kesehatan keluarga


Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Pengamatan penrkembangan mental bayi dan anak
Membantu dokter melaksanakan fungsi manajemen puskesmas
Ikut serta aktif dalam pengembangan PKMD di wilayah kerjanya

dan kerjasama lintas sektoral


Secara bergiliran ikut serta dalam pelayanan puskesmas keliling
Melakukan rujukan bilamana perlu
Membantu KIA/KB khususnya dalam kunjungan rumah untuk

perawatan kesehatan keluarga


Diagnosa dini penyakit mulut/gigi serta pengobatan sementara
Pencatatan dan pelaporan kegiatan
Membantu pengamatan perkembangan mental anak, dan follow up

penderita
Secara bergilir ikut serta puskesmas keliling

D. Sanitarian
Tugas pokok : merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur
fisik dan lingkungan yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat
Fungsi: membantu dokter kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
di puskesmas
Kegiatan pokok:
Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sakit, kebersihan lingkungan, serta

penanaman pekarangan
Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan
mata air, penampungan air hujan, dan sebagainya serta melatih

pembuatan leher angsa untuk jamban keluraga


Pengawasan hygiene perusahaan dan tempat-tempat umum

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

16

Kegiatan lain
Membantu

dokter

kepala

puskesmas

memimpin

regu

pemberantasan penyakit menular


Membantu/ mengembangkan PKMD, melatih prokesa
Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Pengamatan kesehatan lingkungan di sekolah serta memberi saran-

saran teknis perbaikan


Membantu penyuluhan gizi
Membantu dokter kepala puskesmas dalam melaksanakan fungsi

manajemen
Ikut serta dalam puskesmas keliling
Aktif dalam memperkuat kerjasama lintas sektoral

E. Perawat kesehatan
Tugas pokok : melakukan pemeriksaan di laboratorium puskesmas
Fungsi : membantu menegakkan diagnosa penyakit, khususnya penyakit
malaria dan TBC, serta membantu dokter kepala puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan puskesmas
Kegiatan pokok :
Melaksanakan pemeriksaan spesimen penderita dan ibu amil untuk
pemeriksaan darah, urin rutin, dan pemeriksaan sediaan malaria

dan dahak untuk basil tahan asam.


Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan
Melaksanakan acrive case finding dengan bantuan prokesa-prokesa
Mengadakan pusat-pusat rehidrasi
Memberi presumtive treatment malaria
Lain-lain tindakan pemberantasan penyakit menular
Menyelenggarakan dan memonitor cold chain untuk imunisasi dan
merencanakan persediaan vaksin secara teratur

Kegiatan lain:
Membantu penyuluhan kesehatan pada penderita atau keluarganya
Membantu kunjungan rumah dalam rangka perawatan kesehatan

keluarga
Membantu pelayanan kesehatan gigi
Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Membantu dokter kepala puskesmas dalam melaksanakan fungsi

manajemen
Membantu pengembangan PKMB

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

17

Membantu referral spesimen


Bila diperlukan ikut puskesmas keliling
Membantu pengobatan penderita khususnya penderita BTA positif
Penyuluhan kesehatan khurusnya mengenai penyakit menular dan

imunisasi
membantu surveillance gizi
membantu penyuluhan kesehatan gigi

F. Dokter gigi
Tugas pokok : mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja puskesmas dapat berjalan dengan baik
Fungsi: mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas
Kegiatan pokok
Memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah

kerja kerja puskesmas secara teratur


Supervisi dan bimbingan teknis pada perawat gigi di puskesmas

Kegiatan lain
Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan

masyarakat di wilayah kerjanya


Membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen
Membantu pembinaan kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD

G. Perawat gigi
Tugas pokok : melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas
Fungsi : membantu dokter gigi dalam melaksanakan kegiatan di
puskesmas
Kegiatan pokok :
Memeriksa gigi geligi
Mengobati gigi yang sakit
Menambal gigi yang berlubang
Membersihkan karang gigi
Penyuluhan kesehatan gigi
Merujuk kasus yang perlu diambil tindakan oleh seorang dokter
gigi
Kegiatan lain:
Memeriksa gigi ibu hamil dan anak-anak
Melaksanakan usaha kesehatan gigi sekolah
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

18

Membantu melaksanakan fungsi manajemen


Membantu menembangkan peran serta masyarakat melalui

pendekatan PKMD
Melaksanakan rujukan bagi penderita yang perlu tindak lanjur dari

dokter khusus
Membantu imunasi bayi dan ibu hamil setelah latihan

H. Pengatur obat
Tugas pokok : mengelola obat-obatan yang ada di puskesmas
Fungsi : membantu dokter untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di
puskesmas
Kegiatan pokok
Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas
Mengatur penyimpanan obat dan alat kesehatan di puskesmas
Mengatur administrasi obat di puskesmas
Meracik obat-obatan untuk diberikan kepada penderita sesuai

perintah dokter
Membuat zat reagen untuk laboratorium
Mengatur distribusi obat sederhana untuk UKS dan KIA/KB
Menyediakan obat untuk puskesmas keliling dan puskesmas
pembantu

Kegiatan lain:
Penyuluhan kesehatan terutama dalam bidang penggunaan obat

keras dan bahaya narkotika


Pencatatan dan pelaporan kegiatan yang dilakukan
Membantu melaksanakan fungsi manajemen
Pemegang inventaris peralatan medis puskesmas

I. Juru obat
Tugas pokok : membantu meracik obat dan membungkusnya
Fungsi: membantu melaksanakan kegiatan pengatur obat
Kegiatan pokok:
Membantu menyimpan obat dan administrasi obat
Membantu meracuk dan membungkus obat dalam kemasan yang

sesuai.
Membantu kegiatan distribusi obat untuk kader UKS serta
menyediakan obat untuk puskesmas keliling

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

19

Membantu administrasi obat-obat yang besumber khusus, antara


lain: obat Askes, obat P3M, Vaksin, obat KB, dan lain lain

Kegiatan lain:
Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat dan gudang obat
Membantu menyimpan dan administrasi makanan tambahan
Membantu inventaris semua peralatan medis puskesmas
J. Tata usaha
Tugas pokok : menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan
puskesmas
Fungsi : membantu dokter dalam melaksanakan ketata-usahakan
puskesmas
Kegiatan pokok:
Mengumpulkan laporan berkala setiap puskesmas untuk disusun
menjadi laporan puskesmas sesuai dengan form yang telah

ditentukan
Membuat surat-surat dalam menyimpan arsip/surat masuk

Kegiatan lain:
Tata usaha rumah tangga puskesmas
Tata usaha kepegawaian puskesmas
Tata usaha keuangan puskesmas
Menerima pembayaran uang karcis di loket
Mempersiapkan/menyediakan kartu-kartu penderita
Pengetikan laporan maupun surat.
VII.

Tugas Dokter Puskesmas1


i. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Dokter
Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya adalah seorang
yang berilmu untuk menyebuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat
mengharapkan seorang dokter kepala puskesmas ntuk melakukan
pemeriksaan dan pengobatan orang sakit.
Namun demikian, dalam kenyataan, tanggung jawab seorang
dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang sakit saja akan
tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari
masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping, itu ia berfungsi juga
sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

20

Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan


penderita sehari-hari pada waktu-waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas
sedang melakukan tugas-tugas menajemen Puskesmas dan tugas-tugas
kemasyarakatan, ia dapat mendelegasikan wewenangnya kepada seorang
Perawat dan seorang Bidan.
Penting kiranya seorang dokter puskesmas dalam melakukan
pemeriksaan dan pengobatan penderita, pandangan dan cara berpikir
dalam menentukan diagnosa dan pengobatan tidak semata-mata ditujukan
kepada penderita sebagai individu, akan tetapi pandangan ditujukan
kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat
lingkungan penderita tersebut.
ii.

Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Manager


A. Organisasi Dan Tatalaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan yang langsung bertanggung jawab dalam
bidang tehnis kesehatan maupun administrative kepada Kepala Dinas
Kesehatan Tingkat II (Dokabu).
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa di dalam wilayah kerja
Puskesmas merupakan bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas
Pembantu melaksanakan sabagian tugas-tugas Puskesmas sesuai
dengan kemampuan tenaga dan fasilitasbyang ada dalam wilayah kerja
tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas.
Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak
perlu sama untuk setiap Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah
penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis dan
perhubungan di wilayah kerjanya.
Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat
memenuhi kebutuhan pada waktu sekarang, maka untuk sementara
diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap puskesmas INPRES.
Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam satu Team, berarti
pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain
dan sebaliknya. Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda
akan tetapi semuanya dengan satu tujuan, ialah meningkatkan
kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan di bawah

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

21

pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakan struktur


dalam Puskesmas.
Kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersamasama srafnya disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta
kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan
pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan
pembagian tugas dan giliran kerja yang merata diantara tenag-tenaga
puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap
stafnya (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu
dilakukan secara teratur paling sedikit sebulan sekali. Tujuan
pertemuan berkala itu antara lain adalah :
Menampung masalah / hambatan yang dihadapi dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari untuk dipecahkan bersama.
Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam
bulan berikutnya atau minggu yang akan datang.
Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan
yang lalu.
Meneruskan informasi / instruksi / petunjuk dari atasan untuk
diketahui dan dilaksanakan bersama.
B. Bimbigan tehnis Dan Supervisi
Selain pertemuan berkala dengan segenap staf puskesmas yang
dilakukan di puskesmas, kepala Puskesmas perlu juga datang untuk
melihat dan member bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di
tempat mereka bekerja, di Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di
lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal
ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk memelihara disipli kerja
staf Puskesmas.
Dalam kunjungan ini dimanfaatkan untuk meningkatkan system
rujukan (referral system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat
dilakukan di tempat mereka bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan
dan keterampilan kepada staf Puskesmas yang bersangkutan.
C. Hubungan Kerja Antar Instansi Kecamatan
Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat
kecamatan. Kepala puskesmas bertanggung-jawab secara teknis kesehatan
dan administratif kepada dokabu. Hubungan dengan camat merupakan
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

22

hubungan koordinasi, namun demikian tanggung-jawab secara moril dari


kepala puskesmas terhadap camat tetap ada.
Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas
dengan semua instansi di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus
secara aktif menncari hubungan kerjasama dengan nstansi-instansi di
tingkat kecamatan. Pertemuan berkala antar instansi tingkat Kecamatan
perlu diadakan di bawah koordinasi pak camat.
D. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Penggerak Pembangunan Di
wilayah Kerjanya
Disamping hubungan langsung antara kepala puskesmas dan staf
dengan anggota masyarakat sebagai pengunjung puseksmas dalam rangka
pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan
hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam rangka membantu
masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya
dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka
baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang
mereka hadapi, dan belum bias menentukan prioritas masalah yang perlu
ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta segenap stafnya bekerjasama
dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlu member
bimbingan

kepada

masyarakat

untuk

mengenal

masalahnya

dan

menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan


kemampuan swadaya mereka sendiri.
Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara
individu dengan pemuka masyarakat, maupun secara kelompok.
Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, sore atau malam.
Bilamana diperlukan latihan, maka kepala puskesmas dan segenap stafnya
harus dapat melayaninya.
iii.

Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Tenaga Ahli Dan Pendamping Camat


Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter
Puskesmas sebagai seorang sarjana secara merata di kecamata-kecamatan.
Dengan sendirinya harapan dari seluruh masyarakat kecamatan adalah
untuk mendapat manfaat dari keahliannya dalam bidang kesehatan

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

23

masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari
seorang sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping
sebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan
pendamping Camat.
VIII.

Pembiayaan kesehatan4
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara
lainnya. Secara umum sumber biaya kesehatan ini dapat dibedakan atas dua macam
yakni:
Seluruhnya tergantung dari anggaran pemerintah
Sebagian ditanggung oleh masyarakat
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok
yakni:
a) Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang
cukup dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang

dibutuhkan

serta

tidak

menyulitkan

masyarakan

yang

ingin

memanfaatkannya
b) Penyebaran
Syarat lain yang harus dipenuhi ialah penyebaran dana yang harus
sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan
dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan
c) Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapatkan pengaturang yang seksama, niscaya akan banyak menimbulkan
masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatur penyebaran dan pemanfaatan dana
banyak macamnya yang umumnya berkisar pada:
a) Peningkatan efektivitas
Peningkatan efektivitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

24

menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya


pencegahan, bukan pengobatan penyakit
b) Peningkatan efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud antara
lain:
a. Standar minimal pelayanan
Dengan disusunnya standard minimal pelayanan akan dapat
dihindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal
yang sering digunakan:
Standar minimal sarana
Contoh standar minimal sarana ialah standar minimal rumah
sakit dan standar minimal laboratorium

Standar minimal tindakan


Contoh standar minimal tindakan ialah tata cara pengobatan
dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial

Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja


pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan dapat pula
ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama
Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi adalah
memperkenalkan konsep kerjasaama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan. Sebagaimana telah disebutkan, ada dua bentuk kerjasama
yang dapat dilakukan yakni:
Kerjasama institusi
Misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana
yang tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan
yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat

Kerjasama sistem
Bentuk kerjasama sistem yang paling populer ialah sistem
rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama timbal balik antara
satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

25

Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan


dan juga karena telah dipergunakannya berbagai peralatan canggih, menyebabkan
pelayanan kesehatan makin bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak
memang mendatangkan banyak keuntungan yakni makin meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat, namun di pihak lain ternyata juga mendatangkan banyak
masalah. Dapaun berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembiayaan
kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara, terutama negara berkembang, dana yang disediakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah memadai. Rendahnya
alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran
pengambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari
pengambilan keputusan menganggap pelayanan kesehatan tidak bersifat
produktif melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialaah penyebaran dana yang tidak sesuai
karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau
dari penyebaran penduduk, terutama di negara berkembang, kebanyakan
tinggal di daerah pedesaan
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan bahwa di
banyak negara ternyata biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi
daripada biaya pelayanan kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak telah
mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif daripada
pelayanan kesehatan masyarakat
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari
pelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang seperti
ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena pengelolaannya
memang belum sempurna, yang kait berkaitan tidak hanya dengan
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

26

pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi juga ada kaitannya
dengan sikap mental para pengelola
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak penyebab yang
berperanan disini, beberapa yang terpenting adalah
a. Tingkat inflasi
b. Tingkat permintaan
c. Kemajuan ilmu dan teknologi
d. Perubahan pola penyakit
e. Perubahan pola pelayanan kesehatan
f. Perubahan pola hubungan dokter-pasien
g. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
h. Penyalahgunaan asuransi kesehatan
IX.

Unsur sistem4
Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah
sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian , maka tidak ada yang
disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya, yang
jika disederhanakan dapat dikelompokan dalam enam unsur, yakni:
1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan adalah kumpulan bagian atau elemen
yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan uuntuk dapat berfungsinya
fungsi tersebut
2. Proses
Yang dimaksud dengan proses adalah kumpulan bagian atau elemen
yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen
yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem
4. Umpan balik
Yang dimaksud dengan umpan balik adalah kumpulan bagian atau
elemen yang merupakan keluaran dar sistem dan sekaligus sebagai masukan
dari sistem tersebut
5. Dampak

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

27

Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh


keluaran suatu sistem
6. Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah dunia di luar sistem yang
tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem
Rincian tentang kumpulan bagian atau elemen yang ada dalam masukan,
proses dan keluaran banyak macamnya. Dalam administrasi kesehatan kesemua
rincian tersebut secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Sistem sebagai upaya menghasilkan upaya pelayanan kesehatan
Jika sistem kesehatan dipandang sebagai suatu upaya untuk menghasilkan
pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud dengan:
Masukan adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan
metode atau dikenal pula dengan istilah sumber, tata cara, dan

kesanggupan
Proses adalah fungsi administrasi, yang terpenting adalah perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian


Keluaran adalah pelayanan kesehatan yakni yang akan dimanfaatkan
oleh masyarakat

2. Sistem sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan masalah


Jika sistem kesehatan dipandang sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan
masalah kesehatan, maka yang dimaksud dengan:
Masukan adlah setiap masalah kesehatan yang ingin diselesaikan
Proses adlaah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan

metode atau dikenal pula sebagai sumber, tata cara dan kesanggupan
Keluaran adalah selesainya masalah kesehatan yang dihadapi

Masalah
I.

Perencanaan Di Tingkat Puskesmas (Microplanning)1


i.
Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup
a) Pengertian
Perencanaan mikro tingkat Puskesmas atau microplanning adalah penyusunan
rencana di tingkat Puskesmas untuk 5 (lima) tahun, termasuk rincian tahapan
tiap tahunnya.
b) Tujuan
Umum:

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

28

Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan


masalah yang dihadapi Puskesmas, sehingga dapat meningkatkan
fungsi Puskesmas.
Khusus:
- Tersusunnya rencana kerja Puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun
-

secara tertulis.
Tersusunnya rencana kerja tahunan Puskesmas, sebagai jabaran

rencana kerja 5 tahunan tersebut secara tertulis.


c) Ruang Lingkup
Rencana yang disusun tersebut seyogyanya meliputi seluruh kegiatan pokok
Puskesmas, akan tetapi dapat dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi;
dengan memperhatikan prioritas, kebijaksanaan dan strategi yang telah
ditetapkan oleh Pusat, Dati I dan Dati II-nya.
ii.

Langkah-langkah Penyusunan Rencana


Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan rencana tingkat Puskesmas, ada 4 langkah
pokok yang perlu dilaksanakan yaitu:
Identifikasi keadaan dan masalah
Langkah ini akan menghasilkan satu rumusan tentang keadaan
dan perioritas maslah yang dihadapi Puskesmas serta alternative
pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan ini mencakup:
1) Mengetahui kebijaksanaan yang telah ditetapkan:
a. PUSAT, misalnya SKN, RP3JPK, Repelita V dan
kebijaksanaan sector lain yang terkait;
b. DATI-I, misalnya Repelita Propensi, target, strategi
pelaksanaan program propinsi dan sector lain yang
terkait yang dikeluarkan Dati-I;
c. DATI-II, misalnya target, strategi pelaksanaan
program dan kebijaksanaan sector lain terkait yang
dikeluarkan Dati-II
2) Pengumpulan data
1. Data Umum
Data yang dihimpun oleh keadaan umum
wilayah

kerja

administratif,

Puskesmas,
sosial,

sebagainya.
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

misalnya

ekonomi,

budaya

pembagian
dan

lain

29

2. Data Wilayah
Data yang dihimpun meliputi peta, luas wilayah,
jumlah desa, jumlah RK/RW, jarak desa ke Puskesmas,
sarana komunikasi, dan lain sebagainya.
3. Data Penduduk
Data yang dihimpun meliputi jumlah seluruh
penduduk, distribusi per desa dan per RK/RW; menurut
jenis kelamin dan golongan umur dengan penekanan
pada distribusi yang disesuaikan dengan sasaran
program.
4. Data Sumber Daya
Puskesmas:
Sarana Fisik
Meliputi
kesehatan

seluruh

(Puskesmas,

bangunan
Puskesmas

fasilitas
Pembantu),

Puskesmas Keliling, kebdaraan, peralatan medis &

nonmedis.
Tenaga
Meliputi seluruh macam tenaga, status
kepegawaiannya,

pendidikan.
Dana
Meliputi

jumlah

semua

dan

latar

belakang

dana

yang

diterima

Puskesmas yaitu yang berasal dari APBN, APBD I


dan II termasuk dari BKKBN, PHB dan sector lain
yang

terkait,

serta

kemungkinan

sumbangan-

sumbangan yang bias didapatkan.


Masyarakat:

Sarana Fisik
Meliputi Posyandu, Pos KB dan Pos lainnya

serta peralatan yang dimiliki seperti dacin, set alat


masak, dukun kit dan lain sebagainya.
Tenaga

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

30

Meliputi kader PKK, kader Dasawisma, kader


Posyandu dan kader lainnya, serta dukun bersalin atau
tenaga kesehatan tradisonal lainnya.
Dana
Meliputi Dana Sehat, Dana Koperasi Simpan
Pinjam dan dana lainnya yang dapat dipergunakan
untuk kegiatan kesehatan.
5. Data Status Kesehatan
Dihimpun dari data indicator derajat kesehatan yaitu
IMR (Infant Mortality Rate), CMR (Children Mortality
Rate), MMR (Maternal Mortality Rate), CDR (Crude Death
Rate), Incidence/Prevalence Rate dan CFR (Case Fatality
Rate) penyakit tertentu, CBR (Crude Birth Rate), FR
(Fertality Rate), LE (Level of Edukation) dan lain
sebagainya.
6. Data Cakupan Program
Meliputi data cakupan

untuk

masing-masing

program sesuai dengan indicator dan variabelnya.


3) Analisa data
Analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan meliputi:
Analisa Derajat Kesehatan
Analisa Aspek kependudukan
Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan
Analisa Perilaku
Analisa Lingkungan
4) Perumusan Masalah
Permasalahan tersebut harus dirumuskan dengan
baik

secara

epidemiologis,

sehingga

tergambarkan

masalahnya, dimana, kapan dan seberapa besar. Dengan


perkataan lain, besarnya masalah diusahakan dapat
tergambarkan secara kwantitatif.
5) Penentuan peringkat masalah
Untuk menentukan peringkat

masalah,

dapat

dipergunakan cara Delbecg atau cara Hanlon.


Kriteria yang dipakai untuk masing-masing masalah
adalah:
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

31

Besarnya masalah
Penentuan score

untuk

besarnya

masalah

dilaksanakan dengan memberi nilai (0-10) pada faktorfaktornya yaitu:


Persentase penduduk yang terkena
Biaya yang dikeluarkan per orang per bulan karena

masalah tersebut
Kerugian yang dialami penduduk

Tingkat kegawatan masalah


Penentuan score untuk kegawatan masalah
dilaksanakan dengan memberi nilai (0-10) pada faktorfaktornya yaitu:
Tingkat keganasannya
Tingkat urgensinya
Kecendrungannya
Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan untuk penanggulangan
masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0,5-1,5).
PEARL factor yaitu menentukan dapat atau tidaknya
program tersebut dilaksanakan.
Penentuan scorenya untuk masing-masing factor
dilaksanakan melalui voting (1 = ya, 0 = tidak)
P = Appropriantness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomi murah)
A = Acceptability (dapat diterima)
R = Resource Availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penyusunan rencana
Setelah Puskesmas menentukan peringkat masalah di wilayah
kerjanya, kemudian disusun rencana dengan sistematika (urutan)
sebagi berikut:
1. Perumusan tujuan dan sasaran
Merupakan langkah awal yang sangat menentukan,
terutama untuk menentukan tujuan dan sasaran. Tujuan pada
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

32

dasarnya merupakan gambaran suatu keadaan di masa yang akan


datang, yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang akan
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang
dihadapi. Sadangkan sasaran lebih menggambarkan keadaan
kuantitatif yang akan dicapai di masa datang. Masa yang akan
datang tersebut bisa jangka panjang (25 tahunan), jangka
menengah (5 tahunan) atau jangka pendek (tahunan). Sehingga
dengan demikian, tujuan mempunyai sifat kualitatif dan sasaran
mempunyai sifat kuantitatif; keduanya merupakan satu kesatuan.
2. Perumusan kebijaksanaan dan langkah-langkah
Setelah tujuan dan sasaran ditentukan, baik untuk jangka
menengah

maupun

jangka

pendek,

kemudian

ditetapkan

kebijaksanaan dan langkah-langkah, untuk tercapainya tujuan dan


sasaran yang telah ditetapkan. Misalnya : dalam mewujudkan
tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Misalnya :
dalam mewujudkan tercapainya NKKBS, kebijaksanaan, dan
langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan

puskesmas pembantu
Pemanfaatan puskesmas keliling seoptimal mungkin

3. Perumusan kegiatan
Setelah ditetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah,
kemudian disusun kegiatan-kegiatannya. Misalnya dalam upaya
untuk

mewujudkan

NKKBS,

menurunkan

kematian

bayi

merupakan salah satu kegiatan penting. Untuk menurunkan


kematian bayi diantaranya harus dilakukan kegiatan imunisasi. Jadi
disini imunisasi adalah merupakan kegiatan untuk terwujudnya
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Setiap kegiatan harus ada
kuantifikasi angka yang akan dicapai. Imunisasi terhadap bayi yang
akan dicapai pada lima tahun mendatang adalah sekitar 60000
orang; sehingga rata-rata per tahun perlu dicapai sekitar 1200
orang. Penentuan kuantifikasi tersebut harus didukung dengan
dasar-dasar yang kuat. Misalnya target bayi yang akan diimunisasi
sebesar 1200 orang tersebut diatas, diperhitungkan berdasarkan
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

33

perkiraan jumlah bayi yang ada di wilayah kerja puskesmas


dikalikan persentase yang akan dicakup.
4. Perumusan sumber daya
Setelah seluruh kegiatan beserta targetnya ditentukan,
kemudian diperkirakan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap kegiatan. Sumber daya tersebut mencakup
tenaga, sarana, dan biaya. Disini sejauh mungkin dapat digunakan
standar, misalnya untuk mengadakan imunisasi terhadap 100 bayi
diperlukan vaksin sekian ampul, alat suntik sekian biki, dan lain
sebagainya. Dalam menghitung kebutuhan tenaga bisa digunakan
standar atau perhitunan dengan menggunakan indicator saff needs,
dan dipertimbangkan adanya tenaga di puskesmas.
Keseluruhan sarana yang dibutuhkan ditambah dengan
kebutuhan-kebutuhan

yang

lain,

seperti

kebutuhan

untuk

kunjungan lapangan serta kebutuhan untuk kegiatan operasional


dan pemeliharaan, dituangkan dalam rencana pembiayaan yang
dibutuhkan. Pemeliharaan disini mencakup biaya pemeliharaan
untuk bangunan puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, rumah dokter, rumah para medis, dan lain-lain yang
diperlukan.
Penyusunan POA tahun pertama
Setelah rencana tersusun, kemudian perlu disusun rencana
pelaksanaannya atau lebih dikenal dengan Plan of Action.
Dalam menyusun POA yang penting untuk diperhatikan oleh
puskesmas adalah penjadwalan, pengalokasian sumber daya, dan
pelaksanaan kegiatan.

Penulisan naskah rencana


Seluruh rangkaian kegiatan perencanaan tersebut diatas beserta
semua kelengkapan form-form bantunya harus dikumpulkan dan
disusun, sehingga menjadi suatu dokumen resmi.
II.

Menetapkan prioritas alternatif jalan keluar


Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar. Untuk ini ada beberapa kegiatan
pokok yang harus dilakukan sebagai berikut:3

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

34

1. Menyusun alternatif jalan keluar


Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah menyusun alternatif jalan
keluar untuk mengatasi prioritas yang telah ditetapkan. Menyusun alternatif jalan
keluar dipandang penting, karena terkait dengan upaya memperluas wawasan,
yang apabila berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu
kelancaran pelaksanaan jalan keluar.
Untuk dapat menyusun alternatif jalan keluar, cobalah berpikir kreatif. Teknik
berpikir kreatif banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal dengan teknik
analogi atau populer pula dengan sebutan synetic technique. Jika dengan teknik
berpikir kreatif belum dapat dihasilkan alternatif jalan keluar, cobalah tempuh
langkah-langkah:
Menentukan berbagai penyebab masalah
Untuk dapat menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curan
pendapat dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakanlah
alat bantu diagram hubungan sebab-akibat. Dengan memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman yang ada, serta dibantu oleh data yang
tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis

Memeriksa kbenaran penyebab masalah


Karena daftar penyebab masalah yang telah disusun baru bersifat
teoritis, perlu dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab
masalah. Untuk ini, jika perlu, lakukanlah pengumpulan data tambahan.
Cobalah lakukan uji statistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah
yang sebenarnya. Sisihkan daftar penyebab masalah yang hasil uji
statistiknya tidak bermakna.

Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan


Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah
berhasil disusun, lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah
tersbut ke dalam bentuk kegiatan. Usahakan untuk satu penyebab masalah
tersusun satu kegiatan penyelesaian masalah. Hasil yang diperoleh dari
pekerjaan ini adalah tersusunnya alternatif penyelesaian masalah.

2. Memilih prioritas jalan keluar


Karena kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu bersifat
terbatas. Untuk mengatasinya, pilihlah satu dari alternatif jalan keluar yang paling
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

35

menjanjikan. Pekerjaan ini disebut dengan nama memilih prioritas jalan keluar.
Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar, pelajarilah dengan seksama berbagai
alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan, ada baiknya jika dicoba
padukan dahulu. Siapa tahu berbagai alternatif tersebut sebenanrnya hanya
merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit dipisahkan.
Apabila keterpadian tersbut sulit dilakukan, antara lain karena adanya
perbedaan antar alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan sumber
daya dalam melaksanakan program yang telah dipadukan, barulah dilakukan
pilihan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar banyak macamnya. Cara
yang dianjurkan adalah memakai teknik kriteria matriks. Untuk ini ada dua
kriteria yang lazim dipergunakan. Kriteria yang dimaksud adalah:
a) Efektivitas jalan keluar
Tetapkanlah nilai efektivitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni
dengan memberikan angka 1 sampai angka 5. Prioritas jalan keluar adalah
yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektivitas jalan
keluar, pergunakanlah kriteria tambahan sebagai berikut:
Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
Hitunglah besarnya masalah yang dapat diatasi apabila jalan keluar
tersebut dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin besar masalah dapat
diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.

Pentingnya jalan keluar


Hitunglah pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah yang
dihadapi,

untuk

setiap

alternatif.

Pentingnya

jalan

keluar

yang

dimaksudkan disini dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah.


Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut

Sensitivitas jalan keluar


Hitunglah sensitifitas jalan keluar dalam mengatasi masalah yang
dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksudkan disini
dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat
masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

b) Efisiensi jalan keluar


Tetapkanlah nilai efesiensi untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni
dengan memberikan angka 1 sampai dengan 5. Nilai efisiensi ini biasanya

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

36

dikaitkan dengan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar.


Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut
3. Melakukan uji lapangan
Kegiatan ketiga yang harus dilakukan pada penetapan prioritas jalan keluar
ialah melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih. Uji lapangan ini
dipandang penting, karena sering ditemukan jalan keluar yang diatas kertas baik,
ternyata sulit dilaksanakan.
Patutlah diingat dalam melaksanakan uji lapangan, tujuan utama yang ingin
dicapai bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang telah terpilih, melainkan
hanya untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor penghambat yang
kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan.
4. Memperbaiki prioritas jalan keluar
Selesai melakukan uji lapangan, lanjutkan dengan memperbaiki prioritas jalan
keluar, yakni dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan
dengan itu meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan pada uji
lapangan.
5. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar
Kegiatan terakhir yang harus dilaksakan pada penetapan prioritas jalan keluar
adalah menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar selengkapnya. Untuk ini
uraikanlah semua unsur rencana sebagaimana telah dikemukakan, sehingga dapat
dihasilkan suatu rencana yang lengkap

Penyelesaian masalah skenario


Dokter T sudah bertugas di Puskesmas A sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya
mini Puskesmas dan mendapatkan bahwa beberapa cakupan program seperti imunisasi dasar,
ANC dan DHF belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai 1 orang dokter gigi, 3
orang perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang administrator. Wilayahnya mencakup
kecamatan dengan populasi 29500 jiwa. Sebagian besar transportasi dilakukan dengan motor,
perahu dan berjalan kaki. Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar lulus SD dan buta
huruf.
I.

Imunisasi Dasar5

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

37

Pada masa awal kehidupannya, bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya,
seperti penyakit saluran pernapasan akut, polio, kerusakan hati, tetanus, campak, dan
banyak lagi. Anak yang terkena penyakit-penyakit tersebut memiliki resiko kematian
yang tinggi. Jika tidak sampai meninggal dunia, serangan virus dari penyakit tersebut
akan menyebabkan derita fisik dan mental berkepanjangan dan bahkan bisa
menimbulkan cacat.
Imunisasi adalah perlindungan yang paling ampuh untuk mencegah beberapa
penyakit berbahaya. Pemberian imunisasi dapat dilakukan di posyandi, puskesmas,
atau petugas kesehatan lainnya untuk melengkapi imunisasi dasar, yaitu Hepatitis B,
BCG, Polio, DPT, dan campak.
Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian 5 vaksin imunisasi sesuai jadwal
untuk bayi dibawah usia 1 tahun.
Pemberian imunisasi dasar lengkap berguna untuk memberikan perlindungan
menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya. Dengan memberikan
imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal, tubuh bayi dirangsang untuk memiliki
kekebalan sehingga tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya
Umur bayi
<7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan

Jenis imunisasi
Hepatitis B (HB)0
BCG. Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak
Tabel 3. Jadwal imunisasi dasar.5

Vaksin
Hepatitis B
BCG
Polio

Mencegah penularan penyakit


Hepatitis B dan kerusakan hati
TBC yang berat
Polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh

DPT

pada tungkai atau lengan


Difteri yang menyebabkan penyumbatan

Campak

jalan nafas
Batuk rejan
Tetanus
Campak
yang

dapat

mengakibatkan

komplikasi radang paru, radang otak, dan


kebutaan
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

38

Tabel 4. Fungsi masing-masing imunisasi dasar.5

II.

ANC (Ante Natal Care)6


Jadwal pemeriksaan kehamilan:
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya

terlambat satu bulan


Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan
Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Nasihat untuk ibu hamil:

Makanan/ diet ibu hamil


Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian
susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang
berguna unuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia
uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang-ibu dan
janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, preeklamsia
janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan: protein,
karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam terutama
kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe), vitamin, dan air.

Kalori
dan
zat makanan
Kalori
Protein
Kalsium
Zat besi
Vitamin A
Vitamin D
Tiamin 0,8 mg
Ribo flavin
Niasin

Tidak hamil

hamil

Menyusui

2000
55 g
0,5 g
12 g
5000 IU
400 IU
0,8 mg
1,2 mg
13 mg

2300
65 g
1g
17 g
6000 IU
600 IU
1 mg
1,3 mg
15 mg

3000
80 g
1g
17 g
7000 IU
800 IU
1,2 mg
1,5 mg
18 mg

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

39

Vitamin C
60 mg
90 mg
Tabel 5. Tabel data kebutuhan kalori ibu hamil.6

Merokok
Jenis bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih
kecil karena itu wanita hamil dilarang merokok

Obat-obatan
Prinsip: jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama
kehamilan terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang
lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh
karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut.

Lingkungan
Saat sekarang, bahaya polusi udara, air, dan makanan terhadap ibu dan
anak sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok

Gerak badan
Kegunaannya : sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan dilarang. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam
udara yang masih segar. Gerak badan di tempat: berdiri-jongkok,
telentang-kaki diangkat, telentang-perut diangkat, melatih pernapasan.

Kerja
Boleh bekerja seperti biasa, cukup istirahat dan makan teratur,
pemeriksaan hamil yang teratur

Bepergian
Jangan terlalu lama dan melelahkan, duduk lama-statis vena
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak, bepergian dengan
pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia, dan tekanan oksigen
yang cukup dalam pesawat udara.

Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut, pakailah kutang yang menyokong payudara, memakai
sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, pakaiaan dalam yang
selalu bersih.

Istirahat dan rekreasi

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

90 mg

40

Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan


baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan
panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.

Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan/hygiene terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan
menggunakan sabun lembut/ringan. Jangan tergelincir di perigi dan
jagalah kebersihannya. Douche dan mandi berendam tidak dianjurkan

Koitus

Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah:


Sering abourtus/prematur
Perdarahan pervaginam
Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang
Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebakan kontraksi uteruspartus prematurus

Kesehatan jiwa
Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan karena itu
dianjurkan bukan saja melakukan latihan-latihan fisik namun juga
latihan kejiwaan untuk menghadapi persalinan. Walaupun peristiwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun
banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa khawatir akan hal ini. Untuk
itu, dokter harus dapat menanamkan kepercayaan pada ibu hamil dan
menerangkan apa yang harus diketahuinya karena kebodohan, rasa
takut, dan sebagainya dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu
persalinan dan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi
lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan cemas harus
ditanamkan kerjasama pasien-penolong dan diberikan penerangan

selagi hamil dengan tujuan:


Menghilangkan ketidaktahuan
Latihan-latihan fisik dan kejiwaan
Mendidik cara-cara perawatan bayi
Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik

Perawatan buah dada

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

41

Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat.
Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang
sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan dari
depan.
Dua bulan terakhir dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah
pecah, maka puting susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alkohol. Bila puting
susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar.

Standar 5T adalah standar pemeriksaan /perawatan kehamilan (ANC =


Antenatal Care) yaitu:

Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan


Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus
Pemberian imunisasi TT
Pemberian tablet besi
Setiap kali pemeriksaan /perawatan kehamilan selalu berbeda setiap

semesternya.
III.

Demam Berdarah Dengue7,8


Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan diperlukan data-data dari puskesmas seperti:
a) Jumlah kasus sebelumnya
b) Data jumlah penderita
c) Jumlah penduduk
d) Besar wilayah
e) Jumlah rumah
f) Jumlah tenaga yang ada
g) Sarana yang ada
h) Data situasi DHF sebelumnya
i) Angka Bebas Jentik

Pengorganisasian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengorganisasian petugas yang
terlibat dalam penanggulangan DBD adalah dengan cara menyebarkan informasi

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

42

terkait dengan kasus. Setelah informasi disebarkan maka masing-masing petugas


kelurahan akan langsung turun ke lapangan. Informasi bisa didapat dari warga
yang melapor ataupun media massa.
Untuk melaksanakan kegiatan di lapangan, semua Puskesmas Kelurahan
memiliki koordinator DBD, petugas jumanti di setiap RT, dan petugas fogging tiap
wilayah. Petugas kecamatan tinggal mengkoordinir saja. Petugas tersebut akan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan dari awal

Pelaksanaan
a) Penyelidikan epidemiologi (PE)
Tenaga untuk melaksanakan Penyelidikan epidemiologi adalah petugas
DBD yang dibantu oleh jumantik serta masyarakat. Setelah data kasus
diterima kemudian diinformasikan ke kelurahan sesuai dengan alamat kasus,
petugas puskesmas kelurahan yang akan melaksanakan PE. PE dilaksanakan
di rumah pasien DHF dan rumah-rumah di sekitar penderita DHF. Hasil dari
kegiatan PE berupa laporan dapat mengetahui perlu atau tidaknya fogging di
daerah tersebut
b) Pengendalian vektor DHF
Pengendalian vektor DHF adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
menekan kepadatan nyamuk dan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor
penyakit DHF di rumah atau bangunan yang meliputi perumahan,
perkantoran, tempat umum, sekolah, gudang, dan sebagainya.
Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap
cara paling memadai saat ini. Vektor demam berdarah dengue khususnya
Aedes aegyti sebenarnya mudah diberantas karena sarang-sarangnya terbatas
di tempat yang berisi air bersih dan jarak terbang maksimal nyamuk ini hanya
100 meter. Tetapi karena vektor tersebut tersebar luas maka untuk
keberhasilan pemberantasan perlu dilakukan total coverage (meliputi seluruh
wilayah) agar nyamuk tak dapat berkembang biak lagi.
Langkah-langkah kegiatan berhubungan dengan pengendalian vektor
demam berdarah dengue yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
yaitu:
1. Survalensi tempat perindukan vektor
Pendataan rumah/bangunan di wilayah kerja
Pemeriksaan tempat perindukan vektor pada rumah atau bangunan
Pengolahan data hasil pemeriksaan tempat perindukan vektor
Rekomendasi kepada petugas kesehatan dan sektor terkait

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

43

Laporan kepada atasan langsung dan sektor terkait


Penyebarluasan (sosialisasi informasi) hasil survalensi

atau

pengamatan
2. Pengendalian vektor
Investigasi rumah atau bangunan dan lingkungan yang berpotensi

jentik di wilayah kerja melalui survey lingkungan


Menentukan jenis pengendalian vektor sesuai dengan permasalahan

di wilayah kerja
Melakukan pemberantasan vektor
3. Penyuluhan dan pergerakan masyarakat
Melakukan identifikasi masalah sesuai dengan sasaran
Menentukan jenis media penyuluhan sesuai dengan sasaran
Menentukan materi penyuluhan pengendalian vektor
Melaksanakan penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam
rangka pengendalian vektor khususnya tempat perindukan
Menghimpun umpan balik yang diberikan oleh sasaran
4. Sosialisasi, advokasi, dan kemitraan
Melakukan pertemuan untuk sosialisasi terhadap lintas program,

lintas sektor terkait, swasta, dan masyarakat


Menentukan jumlah dan jenis pedoman yang akan disosialisasikan
Melakukan advokasi terhadap pengambilan keputusan di tingkat

kecamatan maupun kabupaten atau kota


Menjalin kerja sama baik terhadap lintas sektor maupun swasta
Hasil sosialisasi dilaporkan kepada atasan langsung dan sektor terkait
5. Monitoring dan evaluasi
Pemantauan secara terus menerus terhadap hasil survalensi tempat

perindukan
Pembinaan teknis terhadap pemerintah (dinas kesehatan, puskesmas),

swasta, dan masyarakat


6. Peningkatan SDM
Menentukan jenis pelatihan yang sesuai dengan peserta yang dilatih
Melaksanakan pelatihan pengendalian vektor
Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam pengendalian
arthopoda antara lain:
1. Pengendalian lingkungan
Pengendalian lingkungan merupakan cara terbaik karena hasilnya
dapat bersifat permanen serta tidak merusak keseimbangan alam dan
tidak mencemari lingkungan.
Pengendalian lingkungan dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Modifikasi lingkungan
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

44

Cara ini berkaitan dengan mengubah sarana fisik dan


hasilnya bersifat permanen. Contoh modifikasi lingkungan yaitu:
Pengaturan sistim irigasi
Penimbunan tempat-tempat yang dapat menampung air dan

tempat-tempat pembuangan sampah


Penimbunan tempat pengaliran air yang menggenang menjadi

kering
Pengubahan rawa menjadi sawah
Pengubahan hutan menjadi pemukiman

Manipulasi lingkungan
Cara ini berkaitan dengan pembersihan atau pemeliharaan
sarana fisik yang telah ada supaya tidak terbentuk tempat-tempat
perindukan atau tempat istirahat serangga dan bersifat tidak
permanen. Contohnya adalah melancarkan got yang tersumbat

2. Pengendalian kimia
Pada pendekatan ini dilakukan penggunaan beberapa golongan
insektisida. Pengendalian kimia untuk DHF dapat dilaksanakan dengan
menggunakan mineral oils, paris green, insektisida sintetis seperti
chlorpyrofos, abate, dan malathion. Kebaikan cara pengendalian ini ialah
dapat dilakukan dengan segera, meliputi daerah yang luas sehingga dapat
menekan populasi serangga dalam waktu singkat. Penggunaan
insektisida ini sering menimbulkan resistensi dan juga kontaminasi pada
lingkungan serta kematian beberapa pemangsa dan organisme yang
bukan target. Selain itu, pengendalian kimia dengan cara penyemprotan
banyak ditolak oleh penduduk setempat. Hal ini disebabkan karena
khawatir binatang peliharaaan mati.
3. Pengendalian fisik
Pada cara pengendalian ini digunakan alat fisika untuk pemanasan,
pembekuan, dan penggunaan alat listrik untuk pengadaan angin,
penyinaran yang dapat membunuh atau mengganggu kehidupan
serangga. Di Indonesia, cara ini dapat dilihat di hotel, restoran, dan pasar
swalayan yang memasang hembusan angin keras di pintu masuk.
Memasang lampu kuning dapat menghalau nyamuk.
4. Pengendalian biologi
*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

45

Pengendalian biologi bertujuan untuk mengurangi pencemaran


lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan
beracun.
Pengendalian ini dilakukan dengan memperbanyak pemangsa dan
parasit sebagai musuh alami bagi serangga. Beberapa parasit dari
golongan nematoda (Romanomersis iyengari merupakan cacing yang
dapat menembus badan larva nyamuk dan hidup sebagai parasit hingga
larva mati dan mencari hospes baru), bakteri, protozoa (Pleistophora
culicis dan Nosema algerae dapat menjadi parasit larva nyamuk), jamur
(Tolypocladium cylindrosporum dan Culicinomyces clavisporus yang
bertujuan untuk pengendalian larva Anopheles, Aedes, Culex, Simulium,
dan Culicoides), dan virus dapat dipakai sebagai pengendali larva
nyamuk. Arthopoda juga dapat dipakai sebagai pengendali nyamuk
dewasa.
Untuk pengendalian antilarva dapat kita terapkan 3 pengendalian yaitu
pengendalian lingkungan, pengendalian kimia, dan pengendalian biologi.
Untuk pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan tindakantindakan berikut ini yaitu:
1. Pemasangan mosquito net (kelambu)
2. Pelaksanaan screening
3. Penggunaan repellent (kimia)
c) Pemeriksaan jentik berkala di sekolah dan kelurahan
Pemeriksaan jentik berkala dilaksanakan di sekolah-sekolah dan
kelurahan-kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Pemeriksaan
jentik berkala di sekolah dilakukan oleh petugas UKS yang ada di sekolahsekolah. Pemeriksaan jentik berkala di kelurahan dilakukan oleh orang-orang
yang bekerja di kantor kelurahan.
d) Kunjungan rumah penderita DHF
Puskesmas melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita DHF
untuk mengkaji lebih lanjut masalah DHF yang ada di wilayah tersebut
seperti melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga yang menderita
DHF. Selain itu, petugas kesehatan juga memeriksa 10 rumah yang ada di
samping kiri, samping kanan, depan, dan belakang dari rumah pasien.

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

46

Apabila didaptkan kasus di antara rumah yang diperiksa maka puskesmas


akan melakukan fogging di daerah tersebut.

e) Melakukan fogging
Melakukan fogging dengan malanthion untuk membunuh nyamuk
dewasa setidak-tidaknya 2 kali dengan jarak waktu 10 hari. Pengasapan
hanya dilakukan bila di lokasi ditemukan 3 kasus positif DHF dengan radius
100 meter (40 rumah) dan bila di daerah tersebut ditemukan banyak jentik
nyamuk DHF.9 Misalnya di daerah yang terkena wabah dan di daerah endemi
DHF yang indeks kepadatan nyamuknya relatif tinggi dengan cara
pemantauan kepadatan populasi nyamuk. Pengukuran kepadatan populasi
nyamuk yang belum dewasa (stadium jentik) dilakukan dengan cara
pemeriksaan tempat-tempat perindukan di dalam atau di luar rumah dari 100
rumah yang terdapat di daerah pemeriksaan
f) Pemantauan dan pelaksanaan PSN di sekolah
Pemantauan dan pelaksanaan PSN di sekolah dilakukan oleh petugas
UKS. Petugas UKS akan membuat kartu dan mereka diberikan tugas untuk
memeriksa jentik di rumah masing-masing seminggu sekali. Apabila terdapat
jentik di rumah, mereka harus menulisnya di kartu yang dibagikan. Kartu
tersebut dikumpulkan kepada petugas UKS kemudian dibuat laporan kepada
puskesmas setiap 3 bulan sekali

Pengawasan
Metode pengawasan dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a) Pengawasan langsung (dilakukan ketika ada kegiatan penanggulangan DHF).
Waktu pengawasan dilaksanakan ketika kegiatan berlangsung
b) Pengawasan tidak langsung (melalui laporan kegiatan)
Waktu pengawasan dilakukan setiap bulannya dari hasil laporan
kegiatan.

Daftar Pustaka

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

47

1. Anonim. Pedoman kerja puskesmas. Jilid 1. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik


Indonesia; 1998.h.B1-4,B25-42.
2. Trihono. Arrime, pedoman management puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2002.
3. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Binarupa Aksara;
1996.h.17-25,38-9,125-34.
4. Anonim. Pedoman lokakarya mini puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia;2006.
5. Anonim. Berikan imunisasi dasar lengkap untuk melindungi si buah hati. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2009.
6. Mochtar R. synopsis obstetric.Edisi 2.Jakarta, penerbitbukukedokteran EGC. h.47-55
7. Budiman C. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2009.h.34-6, 41-2, 165-6.
8. Tata laksana DBD. Diunduh dari www.depkes.go.id, 16 Juni 2012.

*Alamat Korespondensi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : lunarlho@gmail.com

You might also like