Professional Documents
Culture Documents
akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi ukuran partikel, makin rendah
viskositasnya jika dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel ratarata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
partikel partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai
dari (0,0) , tidak ada yield value dan bukan suatu harga tunggal.
3. Aliran Dilantan
Aliran Dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki preentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir
( viskositas ) dengan meningkatnya rate of shear . Pada keadaan istirahat, partikel
partikel tersebut tersusun rapat dengan volume antar partikel pada keadaan minimum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Martin, A.N., J. Swarbrick, A. Cammarata. 2006. Physical Pharmacy, 5th ed.
Philadelphia : Lea & Febiger
2. http://farmasiforyou.wordpress.com/2008/11/24/rheologi/
3. http://pescaprae.blogspot.com/2009/05/jenis-koagulan.html
4. Lecture Note Rheologi by Dr.rer.nat. Sundani Nurono Soewandhi, School of
Pharmacy ITB
RHEOLOGI
1. Latar Belakang
Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan
istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran
cairan dan deformasi dari padatan.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar
tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol .
Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan zat,tinta,berbagai
adonan,bahan-bahan untuk pembuat jalan,kosmetik,produk hasil peternakan,serta
sediaan-sediaan farmasi.
1. RHEOLOGI
Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan
deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek
(shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan
antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan
analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim, suspensi, losion,
suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis,
dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta, dan
lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai konsistensi dan
kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, prinsip rheologi
digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai
penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.
Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke dalam
(atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke
sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan
plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value
tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan
elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).
U=(Ff)/G
U adalah viskositas plastis,
f adalah yield value
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam
suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikelpartikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus
dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari
kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield
value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika
yield value terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan
menyerupai sistem newton
Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan
sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan
natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimerpolimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari
partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai
dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear.
Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi
shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang).
Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak
beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini
mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang
lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.
FN = G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika
N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.
Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir
(viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem
dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
rata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
Sifat utam fase kontinu yang mempengaruhi sifat-sifat alira dari sustu emulsi
adalah bukan pada viskositasnya. Tetapi efek viskositas dari fase kontinu mungkin
lebih besar dari yang diramalkan dengan menentukan viskositas bulk dari fase
kontinu itu sendiri. Ada indikasi bahwa viskositas dari suatu lapisn cair yang tpis,
katakanlah 100 200 A adalah beberapa kali harga viskositas dari cairan bulk. Oleh
karena itu viskositas yang lebih tinggi bisa terdapat pada emulsi yang mempunyai
konsentrasi tinggi, jika ketebalan fase kontinu antara tetesan-tetesan yang berdekatan
mendekati dimensi ini. Pengurangn viskositas dengan penaikan shear sebagian bisa
disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak pemisahan
antara bola-bola yang meningkat.
Komponen ketiga yang mungkin mempengaruhi vskositas emulsi adalah zat
pengemulsi. Tipe zat akan mempengaruhi flokulasi partikel dan daya tarik-menarik
antarpartikel, dan ini, sebaliknya akan mengbuah aliran. Tambahan pula, untuk sistem
apa saja, makin tinggi konsentrasi zat pengemulsi, akan makin tinggi pula viskositas
produk tersebut. Sifat-sifat fisika dari lapisan dan sifat-sifat listriknya juga merupakan
faktor yang bermaknanya.
2.3 Sifat Rheologi Dalam Semisolid
Pembuat salep farmasetis dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton.
Insrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di
bidang farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer). Untuk analisis
semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-plate viscometer.
Viscometer Stormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini
juga baik untuk semisolid.
Kurva konsistensi untu basis salep yang dapat mengemulsi, petrolatum hidrofilik
dan petrolatum hidrofilik yang telah dicampur dengan air, terlihat pada gambar 3.
Akan terlihat bahwa penambahan air ke dalam petrolatum hidrifilik menunrunkan
yielpoint (perpotongan antara ekstrapolasikurva menurun dan sumbu horizontal,
muatan dalam gram). Dari 520 sampai 340 gram. Viskositas plastis (kebalikan dari
kemiringan kurva yang menurun ke bawah) dan tiksotropi ( dareah lengkung
histeresis) ditingkatkan dengan penambahan air ke dalam Petrolatum Hidrifilik.
Efek temperatur terhadap konsistensi dari suatu basis salep dapat dianalisis
menggunakan suatu viskometer putar yang didesain dengan tepat. Gambar 4 dan
gambar 5 menunjukkan perubahan viskositas plastis dan tiksotropi dari petrolatum
dan plastibase sebagai fungsi dari temperatur. Viskometer Stormer yang dimodifikasi
digunakan untuk memperoleh kurva-kurva ini. Seperti terlihat pada gambar 4, kedua
basis menunjukkan koefisien temperatur dari viskositas plastis yang sama. Hasil ini
merupakan suatu kenyataan bahwa basis tersebut mempunyai derajat kelembutan
(sofness) yang hampir sama jika diraba diantara dua jari. Kurva Yield Value
terhadap temperatur ternyata mengikuti pola hubungan yang hampir sama. Kurva
pada gambar 5 memperlihatkan dengan jelas perubahan tiksotropi terhadap
temperatur yang membedakan kedua basis tersebut ( Petrolatum dan Plastibase).
Karena merupakan suatu akibat dari struktur gel, gambar 5 menunjukkan bahwa
matriks malam (wax) dari Petrolatum kemungkinan besar pecah dengan naiknya
temperatur, sedangkan struktur resin dari Plastibase tahan terhadap perubahan
temperatur pada percobaan tersebut. Temperatur ( 0C)
Berdasarkan data dan kurva seperti ini, ahli farmasi dalam laboratorium
pengembangan dapat memformulasi salep dengan karekteristik konsistensi yang lebih
diinginkan, para pekerja pada bagian produksi dapat mengontrol keseragaman dari
produk akhir yang lebih baik, dan ahli dermatologi dan pasien dapat mengandalkan
adanya suatu basis yang menyebar secara merata dan halus pada berbagai iklim, tapi
melekat baik pada daerah dimana obat itu bekerja dan tidak sulit untuk dihilangkan
sesudah obat tersebut digunakan.
2.4 Sifat Aliran Pada Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton, menunjukkan aliran plastik
dan kadang-kadang dilatansi, partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik
sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas
(free-flowing) atau melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas
dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan
besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10m), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di
naikkan pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran
partikel meningkan dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah
aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika
suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk
bisa diperbaiki dengan menghilangkan fines atau mengadsorbsinya pada partikelpartikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena
adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi
lekatnya partikel-partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan
sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi.
Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung
untuk mempunyai sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya
permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek
disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk bebas mengalir berciri khas menyerupai debu, yang disebut dustibility,
suatu batasan yang berarti kebalikan dari kelekatan (stickiness). Likopodium
menunjukkan derajat dustibility yang terbesar, jika likopodium diberi angka
dustibility (sebarang) 100%, serbuk talk mempunya harga 57%, tepung kentang 27%,
arang halus 23%, kalomel yang ditumbuk halus mempunyai dustibility 0,7%. Hargaharga ini harus berhubungan dengan keseragaman menyebarnya serbuk yang
ditaburkan bila digunakan ke kulit, dan daya lekat, suatu ukuran kekohesifan partikel
dari suatu serbuk yang dikeraskan (compacted powder), adalah penting dalam aliran
serbuk melalui mesin pengisi dan dalam pelaksanaan mesin kapsul otomatis.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada
industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada
beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet pun
berkurang. Variasi berat minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah
400 sampai 800 m. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran
dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Aliran dalam dan granule demixing (yakni kecendrungan serbuk untuk memisah
menjadi lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda) selama mengalir melalui corong
(hopper) membantu penurunan berat teblet selama bagian terakhir dari periode
kompresi. Laju alirann dari suatu granulat tablet meningkat denagan meningkatnya
jumlah fines yang di tambahkan. Kenaikan jumlah pelincir juga menaikkan laju
aliran, dan kombinasi dari pelincir serta penghalus (fines) tampak mempunyai aksi
sinergistik.
Gaya gesekan pada serbuk renggang dapat diukur dengan sudut istirahat (angle of
repose), . Ini adalah sudut maksimum yang mungkin terdapat antara permukaan dari
setumpuk serbuk dan bidang horizontal. Jika ditambahkan bahan lebih
banyakketumpukan tersebut, maka serbuk tersebut akan tuyrun ke berbagai sisi
sampai gesekan timbal balik dari partikel-partikel tersebut yang menghasilkan suatu
permukaan pada sudut ada dalam keseimbangan denagn gaya gravitasi. Tangen
sudut istirahat sama dengan koefisien gesekan antara partikel-partikel tersebut.
Tan =
Jadi, makin kasar dan makin tidak beraturan permukaan dari partrikel, akan makin
tinggi sudut istirahatnya. Sudut istirahat terutama merupakan suatu fungsi dari
kekasaran permukaan. Dengan menggunakan batch-batch pasir dengan ukuran yang
berdekatan, yang dipisahkan ke dalam ukuran yang berbeda, dibuktikan bahwa
dengan meningkatkan bentuk yang semakin jauh dari bentuk bola, sudut istirahat
meningkat sedang kerapatan bulk dan kemampuan alir (flowability) berkurang.
Untuk memperbaiki karakteristik aliran, seringkali ditambahkan pelincir (glidant)
pada serbuk granular. Contoh glidant yang umum digunakn adalah magnesium
stearat, amilum dan talk. Dengan menggunakan suatu pencatat pengukuran aliran
serbuk, yang mengukur berat serbuk yang mengalir per satuan waktu melalui lubang
corong (hopper), konsentrasi pelincir optimum adalah 1% atau kurang. Di atas kadar
ini, biasanya teramati penurunan dalam laju aliran. Ditemukan tidak shear cel dan
tensile tester.
Sudut istirahat dari granulat sulfhatiazol sebagai suatu fungsi ukuran partikel ratarata, adanya pelumas, dan penambahan penghalus (fines) ke dalam campuran. Pada
umumnya sudut istirahat meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel.
Penambahan talk dalam konsentrasi rendah mengurangi sudut istirahat, tapi pada
konsentrasi yang lebih tinggi talk akan menaikkan sudut tersebut. Penambahan fines
yakni : partikel-partikel yang lebih kecil dari mesh 100 ke dalam granul kasar
menghasilkan kenaikan sudut istirahat yang nyata.
Kemampuan serbuk untuk mengalir merupakan satu diantara faktor-faktor yang
termasuk dalam pencampuran bahan-bahan yang berbeda untuk membentuk suatu
campuran serbuk. Pencampuran, dan pencegahan ketidakcampuran, merupakan suatu
pekerjaan farmasetis yang penting dalam pembuatan bentuk-bentuk sediaan
umumnya, termasuk tablet dan kapsul. Faktor-faktorblain yang mempengaruhi proses
pencampuran adalah agregasi partikel, ukuran, bentuk, perbedaan kerapatan, dan
adanya muatan listrik statis
RHEOLOGY
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti
mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat
kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas,
semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam
simbol .
Contoh penerapan rheologi dapat dilihat dalam :
Makanan
Susu.
Produk perawatan tubuh
Farmasi
B.
Ilmu kedokteran
Agrochemical
: Darah
: Pestisida.
Laju alir emulsi merupakan hal yang penting disamping sifat fisik.
Karenanya kemampuan untuk mengukur, melakukan penyesuaian, dan
mengetahui bahan yang akan digunakan sangat penting untuk diketahui.
Penerapannya dapat dilihat dalam proses manufaktur. Seperti dalam proses
pencampuran, pemompaan, pengisian packing emulsi, dll.
Dari segi kualitatif emulsi mencakup mulai dari bahan dengan viskositas
rendah, susu-seperti pada fluida Newtonian melewati campuran yang tebal,
campuran ini berupa bahan dalam pembentukan krim, dimana dari segi
pergerakan semakin ke atas akan menjadi semakin tebal. Krim merupakan
salah satu bahan yang menekankan pada hasil. Dari segi mikrostruktur salah
satu elemen yang umum adalah kepemilikan fasa kontinyu bersamaan
dengan fasa liquid sebagai deformable droplet. Permukaan antar droplet
menjadi sumber stabilitas dengan kata lain sistem yang tidak stabil dengan
banyak cara dapat melindungi internal liquid dari gradient kecepatan pada
fase kontinyu. Beberapa kondisi dapat dipertimbangkan dalam hal ini
kekakuan yang efektif dari permukaan atau bagian dalam viskositas yang
sangat tinggi sehingga sistem berperilaku seperti pada disperse partikel
padat. Ini merupakan salah satu contoh kecil dari sub micron droplet.
C.
Emulsi merupakan bentuk yang paling sederhana antara sistem dua fasa
yang mengandung cairan yang tidak saling larut. Dimana salah satu
terdispersi ke yang lain baik dalam bentuk mikroskopik atau submikroskopik droplet. Dua fase tersebut selalu dalam fase air dan fase
minyak yang menghasilkan o/w ataupun w/o emulsion. Sehingga, kehadiran
emulsifier sebagai stabilizer untuk menggabungkan dua fase yang terpisah
penting untuk meberikan kontribusi pada laju alir didalam sistem.
Banyak contoh yang ada untuk emulsi o/w, w/o, bahkan untuk o/o.
bagaimanapun besarnya kemungkinan untuk mendefinisikan emulsi tetap
saja membuat rheologi menjadi bagian dari deformable partikel dalam fase
kontinyu. Hal ini memuat salah satu keekstriman dimana sistim yang berada
di bagian dalam fase dispersi merupakan cairan dengan laju alir yang rendah
sehingga kemungkinan sistem tersebut akan lebih rendah dari fase kontinyu.
Dengan permukaaan yang distabilkan dengan stabilizer yang cocok.
Emulsi mungkin diharapkan sebagai produk akhir dalam industri
manufaktur. Atau bisa jadi emulsi merupakan bentuk intermedit yang
penting. Polimerisasi emulsi merupakan rute yang popular dalam industry
polimer, dan bentuk emulsi termasuk rheologi mengarahkan bentuk patikel
polimer.
Emulsi juga bisa jadi sebagai titik awal pembuatan seperti pada produk
susu. Selanjutnya diharapkan sifat rheologi dapat mencari seperti krim
dalam konsentrasi, dan bentuk partikl pada spray drying. Hal tersebut
merupakan cabang rheologi. Dengan kata lain, seperti pada darah sifat
emulsi menjadi menarik.
Pada produk yang kompleks sperti pada skin lotion, droplet emulsi hanya
merupakan bagian bentuk dari produk yang engandung polimer, partikel,
dan konsentrat struktur surfaktan. Pengertian mengenai peran patrikular
masing-masing komponen di atas penting untuk membantu memahami
keseluruhan rheologi. Khususnya bila droplet mengalami perubahan dari
waktu ke waktu karena coalescence ataupun disproponasi.
Tentu saja pada emulsi yang kompleks komposisi dari fasa kontinyu
mungkin saja tidak diketahui lebih lanjut. Bahkan tampak menjadi emulsi
yang sederhana, excess emulsifier ditampilkan dalam fase kontinyu yang
mungkin berasosiasi dalam struktur tipe micellar yang dapat menunjukkan
dampak awal dari laju alir secara keseluruhan. Pada kenyataannya, emulsi
yang kompleks dengan penambahan bahan partisi diantara fase kontinyu
dan fase dispersi, dan kemungkinan membentuk multilapisan emulsifier.
Salah satu cara untuk membelit komplektisitas dan menetapkan komposisi
fasa dengan cara sentrifugasi atau ultrasentifugasi emulsi. Hal ini
memungkinkan untuk menetapkan komposisi dari fase kontinyu. Pegerjaan
lebih lanjut dibutukan untuk menetapkan droplet secara alami dan lapisan
emulsifier, tapi hal ini hanya bias dilakukan dalam skala mikroskopik.
D.
Ada dua tipe aliran dasar dengan perpindahan relatif dari partikel cair yang
berdekatan, yang disebut dengan laju shear dan extensional. Dalam laju
shear elemen cair mengalir diatas satu sama lain, dengan arah aliran yang
berbeda. Sedangkan pada laju extensional mengalir ke arah atau menjauh
dari masing-masing satu dengan yang lain.
Laju alir sebagai hasil dari peningkatan gaya ketika laju alir ditingkatkan
sedangkan untuk memberikan gaya laju alir dikurangi ketika viskositas
ditingkatkan.
Bentuk sederhana dari laju shear elemen cair mengalir diatas satu sama lain,
dengan arah aliran yang berbeda. Sedangkan pada laju extensional mengalir
ke arah atau menjauh dari masing-masing satu dengan yang lain.
Shear stress merupakan unit laju alir dibagi jarak atau meter per
sekon/meter sehingga satuannya mejadi s-1. Shear stress gaya per satuan
area merupakan unit newton per meter, N m -2, tapi dalam sistem SI stress
seperti tekanan merupakan unit Pascal (Pa).
Nilai yang mendekati perhitungan shear rate yang diperoleh meluas dan
merupakan variasi dari berbagai kondisi penting untuk emulsi. Salah satu
contohnya adalah laju alir rata-rata cairan yang melewati pipa dibagi dengan
radius pipa, atau laju alir dari lapisan yang berpindah dibagi radiusnya.
Unit-unit yang akan sering digunakan dapat dilihat pada table 2. Dengan
menggunakan diagram yang sama kita juga dapat mencari nilai deformasi.
Dimana deformasi yang dinyatakan dengan (delta) merupakan kelanjutan
dari V=d/dt dan = dV/dh yang disebut dengan shear rate. Dot diatas
symbol deformasi digunakan untuk menandakan fungsi diffrensial
berdasarkan waktu dan mengikuti persamaan newton. Karenanya
merupakan jumlah shear dan merupakan laju shear atau shear rate dapat
dinyatakan dengan d/dt yang disebut dengan rate of strain.
Walaupun pada prakteknya lebih baik bila menuliskan laju shear untuk
mencirikan dari laju extensional tetap saja agar lebih mudah hanya
dinyatakan dengan viskositas.
..(1)
..(2)
Pipa viscometer
Solusi lain untuk permasalahan ini lebih lama dalam penyelesaiannya tetapi
lebih efektif. Ini menggunakan ukuran geometri dan akstrapolasi untuk
mendapatkan hasil ukuran yang tak tentu. Lihat Barners untuk lebih
detailnya.
G.
Viskositas Emulsi
Jika kita meningkatkan konsentrasi fase minyak untuk model emulsi kita,
kita melihat adanya emulsi yang non-Newtonian. Pertama jika kita
mengulangi plit pertama kita, kita masih dapat melihat macam-macam
respon linear jika kita pemplotkan data di atas range 300-3500 s -1, tetapi
sekarang kurva ini bergeser secara vertical dan kita melihat apa yang
tampak dalam intersep pada axis. Ini disebut Bingham behavior dan
dikarakteristikan sebagai yield stress (ekstrapolasi intersep) dan plastic
viscosity lihat slope kurva fig.10.
I.
Ukuran dari aliran bahan dari beberapa cairan dibagi menjadi dua sifat yaitu
linier dan non linier (lihat Barnes et al [15]). Untuk deskripsi detailnya dari
subject ini.
Pembentukan diukur sampai di bawah tegangan, tekanan, pemotongan
aliran dimana Rheologi bahan dari emulsi sedang diukur bukan sebuah
fungsi dari menentukan variable ini, tetapi hanyalah fungsi dari frekuensi
dan waktu (seperti temperature tertentu dan beberapa tekanan tinggi).
J.
~1970
Rheometer
udara turbin
~1978
Rheometer
deer
Torque (N.m)
Minimal
Maximal
Reolution
Ang. Veloc.
(rad/s)
Min ( Creep)
Maximal
Resolution
Creep (strain)
Resolution
maximal
M.
0,1
50
-
50
-
50
50
100
6,2x
1300
menjadi berbagai macam bentuk seperti yang diinginkan dengan menggunakan mesin
fabrikasi yang cocok. Selama fabrikasi plastik tersebut banyak dipengaruhi oleh
kecepatan ekstrusi, setting temperature di tiap zone, melt pressure dll, yang
kesemuanya sering disebut sebagai processability. Processability polietilen dari
tinjauan rheologinya yaitu ilmu yang mempelajari aliran dan perubahan bentuk
polietilen dalam keadaan lelehan serta sifat-sifat alirannya.
Aliran dan perubahan bentuk viscoelastik
a. Kekentalan (viscosity)
Fluida adalah persenyawaan yang mengalami deformasi (perubahan bentuk) secara
kontinyu jika dikenakan shear stress. Resistensi yang dikeluarkan oleh fluida terhadap
beberapa deformasi disebut viscositas. Untuk gas dan beberapa cairan dengan Berat
Molekul yang rendah jika pada temperature dan tekanan tertentu viscositasnya tetap
maka bahan tersebut dikenal sebagai fluida Newtonian.
b. Kekenyalan (Elastisitas)
Apabila sebuah pegas diberi tegangan yang besarnya sebanding dengan strain dan
kemudian dilepaskan maka momennya akan segera dikembalikan dan tegangan
menjadi hilang, sifat ini disebut elastis dan benda yang mempunyai sifat ini disebut
benda elastis dan dinyatakan dalam persamaan sbb,
s = E.g
Persamaan ini terkenal sebagai hukum Hooke, dimana;
s = Stress , E = Strain, g = Modulus Young
c. Viscoelastic
Sifat dari benda yang merupakan gabungan antara viscositas cairan (yang tidak
menun-jukkan sifat elastisitas) dan elastisitas dari padatan (yang tidak menunjukkan
kekentalan/ viscositas) disebut viscoelastis. Polietilen adalah salah satu benda yang
bersifat viscoelastis.
Pergeseran Fluida
Mengalirnya fluida didalam istilah teknis dikenal dengan nama geseran fluida (Shear
flow).
Didalam pergeseran fluida yang tetap ada 3 hal yaitu:
1. Tegangan geser (Shear stress)
dimana,
tyx = Tegangan geser (Shear stress)
F = Gaya
A = Luas penampang
2. Kecepatan geser (Shear rate)
dimana;
g = Kecepatan geser (Shear rate)
3. Kekentalan geser (Shear viscosity)
dimana,
m = Kekentalan geser (Shear viscosity)
Model-model fluida
Fluida mempunyai sifat-sifat spesifik yang umumnya memenuhi model-model seperti
berikut:
a. Model Newtonian
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Air
Persamaan yang berlaku adalah
dimana :
tyx = shear stress
dVx/dy = shear rate
m = viskositas
b. Model Bingham
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Pasta gigi
Persamaan yang berlaku adalah
dg syarat ltyxl > to
c. Model Perpangkatan (Power Law)
Contoh fluida yang memenuhi model ini adalah Polymer
Persamaan yang berlaku adalah
jika :
n = 1 Newtonian dimana m=m
n <> 1 Dilatant
besarnya tension dari resin dalam keadaan lelehan yang keluar dari orifice pada
kecepatan pembebanan yang tetap. Sedangkan spinability adalah kecepatan untuk
memutus resin jika ditarik pada percepatan yang tetap. Spinability sangat berguna
pada industri monofilament, yaitu untuk mengetahui kecepatan pemrosesan tertinggi.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newton
dan Sistem Non-Newton.
Sistem Newton
Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair
dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada gambar berikut :
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.
Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di atasnya bergerak dengan
kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang
berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang tetap.
Perbedaan kecepatan (dv) antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak (dx)
adalah (dv/dx) atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan gaya satuan luas yang
dibutuhkan untuk mengalirkan zat cairan tersebut adalah (F/A) atau Shearing stress.
F'/A= dv/dx atau =(F'A)/(dvdx)
Viskositas () merupakan perbandingan antara Shearing stress (F/A) dan Rate of
shear (dv/dx). Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2.
Cairan Newton adalah cairan yang mengikuti hukum Newton di mana nilai shearing
stress sebanding dengan nilai rate of shear (kecepatan geser), sehingga viskositasnya
tetap pada suhu ddan tekanan tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser,
jadi viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir
(viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika shearing stress dihilangkan,
suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
klorofrom, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Bahan :
Gliserin.
Propylenglikol.
Sirupus simpleks.
CMC 1 %.
PGA 1%.
Aquadest.
Perhitungan dan Penimbangan
Perhitungan bahan
Sirupus simpleks = glukosa 65 gram + air 35 gram
CMC (Carboksil Metil Celulosa) 1 % = 5 gram CMC + 500 ml air
PGA (peteroyl glutamic acid) 1 % = 5 gram PGA + 500 mL air
Penimbangan bahan
Massa piknometer = 17,7 gram
Massa propylenglikol = 44,18 gram
Massa air = 42,66 gram
Massa sirupus simpleks = 49,233gram
Massa gliserin = 44,65 gram
Perhitungan bobot jenis
Gliserin = (44,65 -17,7)/(42,66-17,7)=1,0797 gram/cm3
Propylenglikol = (44,18-17,7)/(42,66-17,7)=1,061 gram/cm3
Sirupus simpleks = (49,233-17,7)/(42,66-17,7)=1,263 gram/cm3
Perhitungan viskositas pada bola jatuh
Rumus umum
= t ( Bj bola + Bj cairan) B
Gliserin
= 113, 04 (8,1 1,0797) 0,7
= 555, 5 cP
Propilenglikol
= 129, 5 (2,2 1,061) x 0,09
= 13, 275 cP
Sirupus simpleks
= 119, 78 x (2,2 1,263) x 0,09
= 10, 10 cP
Prosedur Kerja
Viscometer Hoeppler ( Bola Jatuh)
Dengan menggunakan viskometer Hoeppler, tentukan viskositas mutlak dari
bermacam-macam cairan Newton.
Diisi dengan cairan yang akan diukur viskositasny sampai hampir penuh.
Masukan bola yang sesuai.
Cairan ditambahkan sampai penuh dan tutup sehingga tidak terdapat gelembung
udara.
Catatan : Waktu pengukuran yang terbaik adalah minimum 30 detik dan maksimum
500 detik. Oleh karena itu perlu dilakukan bola yang cocok terlebih dahulu.
Viskositas Brookfield
Diturunkan sedemikian rupa, sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang
akan diukur viskositasnya.
Dipasangkan stop kontak.
Dihidupkan motor sambil menekan tombol
Hasil Pengamatan
1. Viskometer Hoeppler (Bola Jatuh)
Cairan Jenis Bola D b c B T
Gliserin Nikon Iron Alloy 15,0 8,1 1,0979 0,7 113,04 555,5
Propilenglikol Boron Sillica Glass 15,3 2,2 1,061 0,09 129,5 13,275
Sirupus Simplex Boron Sillica Glass 15,3 2,2 1,263 0,09 119,78 10,10
2. Viskometer Brookfield
Gliserin
Spindle rpm
62 20 441 cP
30 444 cP
50 448,2 cP
60 448, 5 cP
100 E
63 20 390 cP
30 404 cP
50 410 cP
60 408 cP
100 420 cP
64 20 210 cP
30 300 cP
50 400 cP
60 370 cP
100 420 cP
PGA 1%
Spindle rpm
62 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 4,5 cP
100 9,3 cP
63 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 0 cP
100 7 cP
64 20 0 cP
30 0 cP
50 0 cP
60 0 cP
100 0 cP
CMC Na 1 %
Spindle rpm
62 20 96cP
30 120 cP
50 136,2 cP
60 130 cP
100 125,7 cP
63 20 96 cP
30 120 cP
50 120 cP
60 122 cP
100 131 cP
64 20 0 cP
30 120 cP
50 160 cP
60 170 cP
100 198 cP
GRAFIK
Gliserin
Spindel 62
Spindle 63
Spindle 64
Propilenglikol
Spindle 62
Spindle 63
Spindle 64
CMC Na 1%
Spindle 62
Spindle 63
Spindle 64
Pembahasan
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat
berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan suspensi,
tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan suspensi sulit
dituangkan. Hal ini dapat menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh
cairan dan keterimaan pasien juga rendah.
Viskometer Bola Jatuh
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai viskositas dari berbagai larutan,
yaitu gliserin, propilen glikol, sirupus simpleks, PGA dan CMC Na 1%. Percobaan ini
menggunakan alat viskometer bola jatuh atau viskometer Hoeppler. Viskometer ini
digunakan untuk cairan yang mengikuti hukum Newton yaitu viskositasnya tetap
pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak bergantung pada kecepatan geser (Astuti
dkk., 2007).
Pengaruh Bobot Jenis terhadap Viskositas
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dihitung viskositas dari tiap larutan. Setelah
dilakukan perhitungan data diperoleh bahwa vikositas tertinggi hingga terendah
berturut-turut adalah gliserin, propilenglikol,dan sirupus simpleks. Sedangkan bobot
jenis tertinggi adalah Sirupus simpleks, gliserin dan propilenglikol. Bobot jenis dapat
mempengaruhi waktu tempuh bola untuk melalui 2 titik pada tabung, semakin tinggi
berat jenis, maka waktu yang ditempuh bola akan semakin cepat. Hasil percobaan
menunjukkan kesesuaian dengan literature, dimana sirupus simpleks yang bobot
jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan gliserin dan propilenglikol memiliki waktu
tempuh yang paling lama yaitu 119, 78 detik.
Viskositas bola bergantung pada waktu tempuh bola dan jenis bola yang digunakan.
Pada percobaan nilai viskositas paling tinggi adalah nilai viskositas gliserin, dan
gliserin waktu tempuhnya lebih cepat dibandingkan zat lain. Sehingga semakin lama
waktu temmpuh, maka viskositasnya semakin bsar, tetapi dipengaruhi oleh jenis bola
yang digunakan.
Viskometer Brookfield
Dalam pengukuran viskometer titik ganda dengan viskometer Brookfield
menggunakan cairan ( larutan ) gliserin, CMC Na dan PGA. Dari hasil percobaan
cairan gliserin merupakan cairan Newton, karena gliserin memiliki viskositas konstan
pada suhu dan tekanan konstan. Viscometer Brookfield ini dapat digunakan untuk
cairan newton dan non newton. Gliserin merupakan cairan newton, sedangkan PGA
dan CMC merupakan cairan non newton karena viskositasnya brbeda pada setiap
kecepatan geser.
Pengaruh Putaran (rpm) terhadap viskositas
Pada percobaan ini, digunakan kecepatan putar yang berbeda-beda, yaitu dari mulai
20, 30, 50, 60 dan 100 rpm. Setelah dilakukan prcobaan pada larutan gliserin, sesuai
dengan litratur, dimana semakin tinggi nilai rpm maka nilai viskositasnya semakin
besar. Pada spindle 62 mulai dari rpm 20, 30, 50, 60 dan 100 viskositas secara
berturut-turut adalah 441, 444, 448,2, 448, 5 cP. Pada rpm 100 alat , menunjukkan
error, hal tersebut berarti alat tidak dapat membaca nilai viskositas pada kecepatan
100 rpm dan spindle 62, sehingga dapat dilakukan perubahan kecepatan atau
perubahan spindle. Pada spindle 63 dengan kecepatan 20. 30, 50, 60 dan 100
viskositas secara berturut-turut adalah 390, 404, 410, 408, 420 cP. Terdapat kesalahan
pada kecepatan 60 dimana nilai viskositas yang harusnya meningkat malah menurun,
hal tersebut bias terjadi karena pengaruh salah pembacaan nilai viskositas ataupun
salah dalam penggunaan alat. Pada spindle 64 dengan kecepatan 20. 30, 50, 60 dan
100 viskositas secara berturut-turut adalah 210, 300, 400, 370, dan 420 cP. Sama
halnya seperti pada spindle 63, pada spindle 64 terdapat kesalahan pada kecepatan 60
dimana nilai viskositas yang harusnya meningkat malah menurun.
Pada larutan PGA setelah dilakukan pengukuran nilai viskositas didapat hasil yang
sangat kecil. Viskositas larutan banyak yang menunjukkan nilai 0 dan viskositas
paling tinggi berada pada kecepatan 100 rpm pada spindle 62 yaitu 9,3 cP. Hal
tersebut terjadi karena larutan PGA memang jenis larutannya sangat encer, sehingga
nilai viskositasnya kecil.
Pada larutan CMC terjadi ksesuaian antara literature dengan hasil percobaan, dimana
semakin tinggi kecepatan putar (rpm), maka nilai viskositas semakin besar.
Pengaruh Spindel terhadap Kecepatan Putar
Pada percobaan ini, digunakan nomor spindle yang berbeda-bda, yaitu mulai dari
nomor 62, 63, dan 64. Semakin tinggi nomor spindle, maka semakin besar alat
pemutarnya dan berpengaruh terhadap nilai kecepatan putar (rpm).
Semakin besar spindle, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk memutar
alat, sehingga kecepatan putar menurun dan nilai viskositas juga menurun. Hasil
prcobaan menunjukkan kesesuaian dengan literature, dimana nilai viskositas pada
spindle nomor 62 lebih besar daripada nilai viskositas pada spindle 63 dan 64.
Sifat Aliran Cairan
Berdasarkan grafik sifat alirannya, maka cairan yang non newton dibagi menjadi 2
yaitu cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu (aliran plastikn aliran
pseudoplastik, dan aliran dilatan) serta cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu
(aliran tiksotropik, rheopeksi, dan antitiksotropik).
Larutan gliserin merupakan cairan newton yang tidak memiliki sifat alir, sedangkan
PGA dan CMC merupakan cairan non newton yang memilik sifat alir. Pada larutan
PGA setelah grafiknya dibandingkan dengan literature ternyata sifat alirannya adalah
tidak dipengaruhi waktu yaitu aliran plastic. Pada aliran plastic, nilai viskositas
berbanding lurus dengan nilai rpm, tetapi pada awalnya konstan dan kemudian
grafiknya naik.
CMC sifat alirannya juga tidak dipengaruhi waktu yaitu aliran dilatan. Dimana
semakin tinggi nilai rpm, nilai viskositas juga semakin meningkat.
Kesimpulan
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas dan rheologi pada paraktikum adalah
viskometer hoeppler dan brookfield.
Gliserin merupakan larutan Newton karena memiliki nilai viskositas yang konstan
dan nilai viskositas tertinggi dibandingkan dengan propilenglikol dan sirupus
simpleks, dan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan tertentu.
Larutan CMC Na merupakan larutan Non-Newton karena memiliki nilai viskositas
tidak konstan yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan tertentu dan merupakan aliran
dilatan karena dilihat dari grafik.
Larutan PGA tidak dapat diketahui jenis larutan Newton atau Non-Newton karena
nilai viskositasnya tidak diketahui dengan menggunakan alat Brookfield.
Semakin tinggi bobot jenis, maka waktu tempuh bola semakin kecil.
Semakin tinggi nilai kecepatan putar (rpm), maka viskositas semakin besar.
Semakin besar spindle, maka kecepatan putar semakin lambat.
Sifat aliran pada PGA adalah aliran plastic.
Sifat aliran CMC adalah aliran dilatan.
Daftar Pustaka
Reologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Reologi adalah studi mengenai aliran materi, terutama ketika dalam kondisi
cair, namun juga benda padat dan semi padat ketika respon yang ditunjukan
berupa aliran plastis dan bukan deformasi secara elastis ketika gaya
diaplikasikan.[1] Ilmu ini mengacu pada zat yang memiliki struktur mikro
yang kompleks, seperti lumpur,suspensi, polimer, dan kaca, juga bahan lain
seperti cairan tubuh (misal darah) dan bahan biologis lainnya yang masuk
ke dalam kategori benda semi-padat.
Fluida Newtonian dapat dicirikan dengan koefisien viskositas tunggal pada
temperatur tertentu. Meski viskositas berupah seiring dengan perubahan
temperatur, fluida Newtonian tidak mengalami perubahan regangan ratarata. Hanya sebagian kecil fluida yang menunjukan sifat viskositas konstan
seperti fluida Newtonian. Sebagian besar fluida, yang disebut dengan fluida
non-Newtonian, menunjukan sifat perubahan viskositas seiring dengan
perubahan regangan-rata-rata (disebut dengan viskositas relatif).
Reologi secara umum memperhitungkan sifat fluida non-Newtonian dengan
mencirikan sejumlah fungsi yang dibutuhkan untuk menghubungkan
tegangan dengan perubahan regangan. Seperti contoh, saus tomat dapat
mengalami perubahan viskositas dengan mengaduknya, di mana perubahan
relatif dari lapisan-lapisan yang berbeda di dalam bahan menyebabkan
pengurangan viskositas. Hal ini tidak ditemukan pada air.