You are on page 1of 15

BAB I

LAPORAN KASUS
1.

Identitas Pasien
a. Nama/ Jenis Kelamin/ Umur : A/ Laki-laki/15 Tahun
b. Pekerjaan/ Pendidikan :Pelajar
c. Alamat : Rt 27 Simpang 4 Sipin

2.

Latar belakang sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga


a. Status Perkawinan
:b. Jumlah Anak/ Saudara
: 2 orang
c. Status Ekonomi Keluarga
: Social ekonomi menengah
d. Kondisi Rumah
: Baik
e. Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien tinggal di tempat

yang

cukup ramai.
3.

Aspek Psikologis Dalam Keluarga

: Pasien tinggal bersama kedua orang

tuanya
4.

Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga


:
Pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya

5.

disangkal .
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan utama

: Timbul benjolan -benjolan bulat pada telapak kaki kanan

sejak 3 bulan yang lalu.


Riwayat penyakit sekarang

: Pasien wanita berusia 15 tahun datang ke

Puskesmas Simpang IV sipin dengan keluhan timbulnya benjolan-benjolan


bulat di telapak kaki kanan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Awalnya
tonjolan tumbuh secara tiba-tiba, berwarna putih Pada bagian tengahnya, agak
keras , tidak terlalu besar dan nyeri bila terkena tekanan.Tonjolan tersebut
disangka pasien sebagai bisul dan pasien mengaku sangat terganggu, benjolan
tersebut terasa nyeri jika pasien sedang berjalan. Pasien tidak merasakan gatal
ataupun gejala lainnya.Pasien sering mencungkil tonjolan tersebut dengan

kuku dan dengan pemotong kuku. Pasien tidak pernah menggunakan salep
ataupun obat-obatan lainnya untuk menghilangkan tonjolan tersebut. Pasien
belum pernah berobat ke dokter sebelumnya.
Sejak 1 bulan yang lalu timbul lagi 2 tonjolan kecil berwarna putih di
telapak kaki kanan pasien di sekitar tonjolan pertama, tonjolan tersebut teraba
padat dan terasa sedikit nyeri bila di tekan.karena merasa tidak nyaman saat
berjalan maka membuat pasien berobat ke Pusksmas Simpang IV Sipin.
6.

Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
2. Vital sign

: compos mentis
: TD : 100/70 mmHg
N

: 80 x/menit

RR

: 18 x/menit

: 36,6 C

3. Tinggi badan : 155 cm


4. Berat Badan : 39 kg
5. Kepala
: normochepal
6. Mata : Conjugtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor,
Diameter 3mm/3mm, RCL+/+, RCTL+/+, Udem palpebra
7. Telinga: normotia, sekret -/8. Hidung

: deviasi septum (-), konka hiperemis (-), sekret bening (-),

pernafasan cuping hidung (-)


9. Mulut : Bibir basah, selaput lendir basah, palatum utuh, lidah kotor (-),
10. Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada


pembesaran getah bening,

11. Dada
Inspeksi
Perkusi
Palpasi

: bekas luka (-), retraksi (-)


: sonor +/+
: pengembangan dada simetris +/+
Fremitus (+) normal
Auskultasi :
Cor
: S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Pulmo
: vesikuler +/+, suara tambahan ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : Abdomen
:bekas operasi (-),bising usus (+) , nyeri
tekan epigastrium (-)

12. Genitalia

: tidak dilakukan
2

13. Anggota Gerak

: akral hangat, RCT <2 detik, oedem (-)

STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi

: Telapak kaki kanan pasien

7.

Laboratorium Dan Usulan pemeriksaan :


Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

8.

Diagnose Kerja

9.

Manajemen:
1. Promotif :
- Pasien diedukasikan agar meningkatkan kebesihan diri
- Menelaskan kepada pasien bahwa penyakit pasien bukan penyakit

: Clavus

keturunan, dan tidak dicetuskan oleh makanan tertentu. Penyakit ini


timbul karena gaya gesek atau tekanan berlebihan yang
menyebabkan terjadinya hiperkeratosis.

2. Preventif :
Menjaga Kebersihan diri.
Jangan sering memakai sepatu yang sempit.
Mengunakan alas kaki sesuai dengan ukuran.
3. Kuratif
-

:
Non Farmakologik

Menjaga higienitas (kebersihan) diri.

Farmakologik

Di lakukan pembedahan.
Obat Pos insisi
Amoxilin Tab 500 mg 3x1
Asam Mefenamat Tab 500 mg 3x1
3

Dexametason Tab 0.5 mg 3x1

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Simpang IV Sipin
Dokter : Nana Heriyana
SIP
: No. 202145/SIK/2015
Tanggal: 30 April 2015
R/ Amoxilin Tab 500 mg
S 3 dd Tab I

No IX

R/ Asam Mefenamat Tab 500 mg


S 3 dd Tab I

No IX

R/ Dexametason Tab 0,5 mg


S 3 dd Tab I

No VI

Pro

:A

Umur : 15 tahun
Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter

BAB II
Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
Klavus adalah penebalan kulit berbatas tajam yang timbul pada tonjolan
tulang, sering pada tangan dan kaki, disertai rasa nyeri. 1 Penyebabnya adalah gaya
gesek atau tekanan berlebihan yang menyebabkan terjadinya hiperkeratosis,
manifestasi klinis dan perubahan histologis. Penebalan luas kulit dalam klavus
bisa menyebabkan nyeri yang kronis, khususnya di kaki depan, dalam situasi
tertentu, penebalan ini dapat menghasilkan pembentukan ulkus. Kata klavus
memiliki banyak sinonim dan istilah vernakular tak terhitung banyaknya,, istilahistilah ini menggambarkan kegiatan terkait yang telah mendorong pembentukan
klavus.
Sinonim untuk klavus termasuk belulang, , klavus , katimumul, heloma,
atau lesi hiperkeratosis. Klavus terbagi dua jenis, yaitu keras (yaitu, durum
heloma) atau lunak (yaitu, heloma molle), dan akan terasa seperti kalus, atau lesi
hiperkeratotik difus.2
Gambaran klinis klavus terlihat seperti lesi kulit hiperkeratosis atau
menebal. Maserasi dan infeksi jamur atau bakteri sekunder adalah gambaran
umum yang sering menyertai Molle heloma dan diabetes. Heloma plantar
cenderung memiliki plug keratin pusat, yang bila dikupas, akan tampak jelas, inti
sentral. Lokasi yang paling umum untuk pembentukan klavus adalah kaki,
khususnya aspek dorsolateral dari kaki kelima untuk durum heloma, di interdigital
keempat kaki untuk Molle heloma, dan di bawah kepala metatarsal untuk kalus.

Etiologi3,4
Klavus atau katimumul biasanya merupakan sebab dari deformitas yang
sudah ada atau berhubungan dengan perubahan dinamik pada fungsi kaki dan
akan menjadi lebih buruk dengan penggunaan alas kaki yang tidak sesuai.
Terdapat 2 jenis klavus; klavus keras yang timbul pada bagian dorsum ibu
jari dan akan berkurang dengan adaya maserasi dari keringat. Pada klavus keras,
permukaan terlihat mengkilap dan licin, dan saat lapisan paling atas dikelupas,
pada inti akan tampak bagian yang paling tebal dari lesi tersebut. Inti inilah yang
menyebabkan rasa tebal/baal atau nyeri yang menusuk/terasa tajam karena
menekan saraf sensorik yang ada disekitarnya. Klavus timbul pada lokasi yang
terkena gesekan atau tekanan, dan bila faktor penyebab tersebut dihilangkan,
klavus dapat hilang secara spontan. Biasanya tonjolan tulang atau eksostosis
ditemukan pada dasar klavus keras atau lunak yang terjadi dalam durasi lama.
Eksostosis ini harus diangkat agar penyembuhan dapat terjadi. Klavus lunak pada
sela jari biasanya timbul pada sela jari ke-4. Eksostosis seringnya ditemukan pada
sendi metatarsal-phalang yang menyebabkan tekanan pada ibu jari. Klavus ini
lunak, lembek dan maserasi sehingga tampak berwarna putih.
Istilah-istilah lain penamaan klavus dimaksudkan untuk Etiologi Spesifik
atau Lokasi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 1. Istilah Penamaan Klavus Berdasarkan Etiologi dan Lokasi Spesifik

Istilah Vernacular

Lokasi

Asosiasi

Jeweler's callus,
cherry pitter's
thumb, cameo
engraver's corn

Ibu jari

Perubahan pada jari, termasuk


kalus yang berhubungan dengan
penggunaan alat perhiasan
berulang yang juga dapat terlihat
dengan pemakaian alat cherrypitting

Weight lifter's
callus

Kalus diatas sendi palmar


metacarpophalangeal

Disebabkan oleh gesekan pada


angkat-beban (Sering terjadi
pada atlet)

Prayer callus

Kalus pada dahi

Disebabkan saat bersujud


dengan telapak tangan di dahi

Cigarette lighters
thumb

Hiperkeratosis pada bagian


radial ibu jari

Disebabkan oleh gerakan korek


api berlebihan pada perokok

Knuckle pads

Hiperkeratosis pada buku jari

Disebabkan oleh latihan meninju

Russell sign

Kalus pada punggung telapak


tangan di sendi
metacarpophalangeal dan
interphalangeal

Disebabkan oleh gesekan pada


bulimia nervosa dengan
merangsang muntah sendiri

Screwdriver
operator's klavus

Pada permukaan telapak


tangan

Timbul pada lokasi yang sering


kontak dengan gagang obeng

Spine bumps

Hiperkeratosis pada kolumna


spinalis

Disebabkan oleh menari dengan


gerakan memutar ke punggung
belakang

Hairdresser's hand

Jari pertama pada tangan


dominan

Pembentukan kalus pada lokasi


gesekan oleh gunting di jari
pertama tangan dominan

Sucking calluses

Bibir, tangan, atau kaki bayi


baru lahir

Pembentukan kalus pada lokasi


area suction pada bibir, tangan
atau kaki bayi baru lahir

Vamp disease3

Kaki

Pembentukan klavus karena


pemakaian sepatu hak tinggi
yang terlalu sempit

Epidemiologi2,4
Di Amerika Serikat, klavus adalah gangguan yang sering terjadi karena
frekuensi penggunaan alas kaki oklusi dan partisipasi dalam kegiatan berulang,
seperti berlari. Tipe kaki dan wilayah sangat rentan terhadap terjadinya penebalan
kulit tanpa memandang jenis kelamin, ras dan umur.
Mortalitas / Morbiditas
Luas penebalan kulit dapat mengakibatkan rasa nyeri yang kronis, khususnya di
kaki depan, dalam situasi tertentu, pembentukan ulkus dapat terjadi. Klavus
mungkin merupakan tanda neuropati akibat diabetes atau neuroborreliosis, atau
karena cacat dari rheumatoid arthritis. Dalam kasus neuropati, sebuah klavus
dapat menyembunyikan atau menunjukkan ulserasi neurovasculature abnormal

kaki. Dalam kasus rheumatoid arthritis, klavus dapat meningkatkan rasa sakit
sendi yang cacat.
Ras
Orang dari ras apapun dapat menderita klavus.
Jenis Kelamin
Klavus lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria karena penggunaan alas
kaki oklusi dan buruk.
Umur
Siapapun dapat memiliki klavus, tapi kebanyakan individu memperoleh faktor
risiko untuk pembentukan klavus setelah pubertas karena timbulnya menggunakan
alas kaki trauma, cedera gerakan berulang, dan kelainan bentuk kaki progresif.
Patofisiologi 2,4,5
Klavus merupakan akibat dari gerakan secara mekanik atau gaya gesek
pada kulit yang berlebihan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Pada
teorinya

dijelaskan

bahwa

gaya

tersebut

mengakibatkan

terjadinya

hiperkeratinisasi yang menyebabkan terjadinya penebalan stratum corneum,


walaupun mekanisme bagaimana hal tersebut dapat terjadi masih belum diketahui
secara pasti. Jika gaya berlebihan tersebut mengenai area kaki yang luas (lebih
dari 1cm2), maka akan terbentuk kalus. Sedangkan klavus akan terbentuk bila
suatu gaya atau tekanan yang sama dan konstan mengenai suatu lokasi tertentu,
sehingga lamella pada stratum corneum akan membentuk inti sentral yang keras
yang dinamakan radix atau nucleus.
Pada klavus terdapat sumbatan parakeratotik yang tebal pada depresi
permukaan epidermis dengan bentuk cup-shape, biasanya diikuti dengan
hilangnya lapisan sel granular.
Pembentukan klavus dipengaruhi oleh bentuk tangan dan kaki. Secara
khusus, tonjolan tulang dari sendi metakarpofalangealis dan metatarsophalangeal
sering menimbulkan gesekan kulit diatasnya, yang mengakibatkan terjadinya
pembentukan klavus. Gesekan terhadap alas kaki juga cenderung menyebabkan
hiperkeratosis.

Klinis2,4,5
Klavus memiliki gejala nyeri yang sering dideskripsikan seperti rasa
terbakar khususnya pada area yang dimana sepatu dipakai atau yang menahan
beban. Rasa tidak nyaman ini diperkirakan disebabkan oleh robekan mikro pada
pada penebalan atau kulit yang tidak fleksibel.
Klavus (clavi atau helomata) secara jelas akan tampak papul keratotik dan
plak yang timbul pada area yang menahan gerakan mekanik berlebih atau gerakan
gesek. Klinis, semua varian lesi klavus terlihat seperti kulit hiperkeratosis atau
tebal; maserasi dan infeksi jamur atau bakteri sekunder adalah fitur umum dalam
Molle heloma dan diabetes. Helomas plantar cenderung memiliki plug keratin
pusat, yang bila dikupas, tampak dengan jelas, inti sentral. Lokasi yang paling
umum untuk formasi klavus adalah kaki, khususnya aspek dorsolateral dari kaki
kelima untuk durum heloma, di web interdigital keempat kaki untuk Molle
heloma, dan di bawah kepala metatarsal untuk kapalan.
Lesi akan timbul pada pada lokasi pijakan yang sudah diketahui,
berhubungan dengan deformitas struktural dan kelainan biomekanik. Lekukan
pada bagian bawah jari kaki menyebabkan adanya tonjolan ke arah proksimal
dan/atau sendi interphalangeal distal. Sehingga keratosis dalam hal ini dapat
terbentuk baik di bagian dorsal dari sendi tersebut, disela jari kaki, pada bagian
ujung distal jari kaki atau pada aspek lateral dari jari kaki kelima dan/atau kuku
jari kaki (klavus lateral kuku jari kaki, juga disebut durlacher's corn). Klavus sela
jari akan lebih keras jika berbatasan dengan sendi-sendi interphalangeal atau
lunak jika timbul pada sela jari keempat bagian dalam. Klavus yang akhirnya
menjadi lunak disebabkan oleh keringat yang terperangkap yang akan
mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan keratotik.
Jenis lain klavus adalah heloma miliare, atau seed corn yang berasal dari
penampakan klinisnya: gutata keratosis yang multipel yang mudah dilepas. Saat
tren mode kaus kaki dengan bahan nilon, hal ini diperkirakan merupakan faktor
kausatif terjadinya klavus jenis ini. Tetapi pasien akan tetap menderita klavus ini
walaupun mereka tidak pernah memakai kaus kaki berbahan nilon.
Pemeriksaan pasien harus mencakup penilaian jenis alas kaki dipakai,
kegiatan yang dilakukan, kiprah, dan terapi rumah saat ini atau terapi yang
ditentukan sebelumnya.
9

(a)
(b)
Gambar 1. (a) Klavus dibawah metatarsal ketiga, tampak radix atau inti
sentral berwarna putih. Radix tersebut harus dikelupas untuk kenyamanan. (b)
klavus lunak (heloma molle) terdapat pada sela jari keempat bagian dalam.
(Sumber : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine)

Lesi harus teraba dan dikupas untuk mencari pembuluh darah yang
mendasari (titik-titik hitam atau tepat pendarahan), yang terlihat di kutil, dan
untuk mencari ulcerations mendasari, seperti yang terlihat dalam ulcerations
neurovaskular (terutama pada pasien dengan diabetes).
Pengelupasan dari kalus atau klavus, sebagai lawan kutil plantar, harus
mengungkapkan Dermatoglyphics normal. Kalus umumnya lebih menyakitkan
dengan tekanan langsung, sedangkan kutil yang lebih menyakitkan dengan
tekanan lateral. Studi Pedobarographic adalah tekanan penilaian yang dapat
digunakan untuk mendeteksi distribusi tekanan kaki berubah. MRI mungkin
menggambarkan masalah kaki diabetik lebih jelas.
Klavus pada plantar harus dibedakan dari kutil plantar dan pada sebagian
besar kasus hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengelupaskan permukaan
keratin sampai papil memanjang pada dermal kutil tersebut dan pembuluh darah
yang khas atau inti bertanduk pada klavus dapat dilihat dengan jelas. Sebagai
tambahan porokeratosis plantaris discreta merupakan lesi yang berbatas tajam,
berbentuk kerucut dengan lesi elastis yang timbul dibawah puncak metatarsal.
Kadang dapat juga timbul lesi yang multipel. Klavus ini predominan pada wanita
10

3 : 1, terasa nyeri dan sering tertukar dengan kutil plantar atau klavus. Keratosis
punctata pada lipatan dapat dilihat pada lipatan jari kaki dimana hal ini dapat
disalahartikan sebagai klavus.
Biopsi dari lesi mengungkapkan hiperkeratosis dan, kadang-kadang,
deposisi musin.
Histopatologi4
Berbeda dengan keratosis oleh sebab non-mekanik, pada klavus
memperlihatkan perubahan pada lapisan epidermis, dermis dan adiposa. Pada
klavus akan tampak sumbatan parakeratotic di stratum corneum, dengan tekanan
stratum granulosum yang hilang dan atropi pada stratum malpighii. Pada dermis
akan tampak fibrosis yang signifikan, duktus ekrin dan pembuluh darah yang
berdilatasi, nervus hipertrofi dan jaringan luka menggantikan lemak subkutan.
Mengingat klavus adalah hanya diakibatkan oleh gesekan atau tekanan,
tidak ada perubahan atau kelainan pada aspek hematologi, kimia, serologi atau
immunohistokimia yang berhubungan.
Diagnosis Banding1
Klavus di kaki akan sulit dibedakan dengan kutil akibat virus, khusunya
jika pada lesi memiliki zona reaktif hiperkeratosis di sekitarnya. Klavus akan
lebih nyeri saat ditekan secara vertikal pada permukaan kulit, sedangkan kutil
akan lebih nyeri saat ditekan secara lateral antara jati telunjuk dan ibu jari. Pada
kutil akibat virus, saat dikelupas akan tampak tanda lapisam abnormal berbatas
tegas.
Klavus harus dapat dibedakan dengan kalus. Kalus merupakan
hyperkeratosis akibat gaya gesek atau tekanan pada area yang luas sedangkan
klavus terjadi pada area yang sempit atau terlokalisir. Pada klavus memiliki
gambaran yang khas yaitu adanya inti sentral dan rasa nyeri.
Penatalaksanaan1,2,5
Tujuan penatalaksanaan:
1. Mengatasi gejala simtomatik
2. Mencari sumber stress mekanik yang abnormal
3. Menyembuhkan penyebab
4. Mempertimbangkan tindakan bedah bila upaya penatalaksanaan
tersebut tidak berhasil

11

Secara singkat, penatalaksanaan pada klavus dibagi menjadi 2, yaitu


penatalaksanaan non-bedah dan penatalaksanaan bedah. Penatalaksanaan nonbedah meliputi mengganti alas kaki, penggunaan bantalan alas kaki dan injeksi
artificial filler seperti silikon, sedangkan penatalaksanaan bedah berupa
pengelupasan klavus dan bedah koreksi jika terdapat deformitas kaki.
Untuk mengatasi gejala simtomatik yang disebabkan oleh klavus, dapat
dilakukan mengelupasan lapisan secara hari-hati dan rutin. Pengelupasan rutin
membantu mengurangi tekanan yang disebabkan oleh klavus tersebut. Prosedur
ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan scalpel dan terapi lanjutan dengan
alat penggosok. Untuk klavus lunak, penggunaan pemisah jari kaki (lakan, busa
atau silikon) yang akan mempercepat kesembuhan. Asam salisilat (10-20%)
sebagai agen keratolitik dapat membantu, tetapi perawatan dibutuhkan untuk
menghindari terjadi iritasi
Mengurangi tekanan atau gesekan dengan sepatu atau alas kaki yang tepat
menjadi sangat penting. Alas kaki yang baik yaitu alas kaki yang lembut, hak
sepatu yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 4 cm) dan ujung alas kaki berbentuk
bulat untuk memberi ruang ibu jari kaki. Penggunaan bantalan alas kaki (insole)
juga dapat membantu untuk meratakan tekanan pada telapak kaki. Walau
bagaimanapun langkah ini sendiri saja tidak akan dapat menyembuhkan lesi.
Asam salisil dan asam dikloroasetil merupakan metode terapi favorit dan akan
berhasil bila digunakan dengan seksama dan rutin. Setelah pengelupasan klavus
dengan memberi tekanan saat mengangkat inti sentral, pasang plester asam salisil
40%. Setelah 48 jam, plester dilepas, kulit maserasi berwarna putih digosok dan
plester baru dipasang. Hal ini dilakukan terus sampai klavus sudah hilang.
Kadang lebih mudah menggunakan asam salisil-asam laktat dalam
colodion daripada plester. Terapi collodion secara hati-hati dioleskan pada lokasi
klavus yang dikelupas dan dan dikeringkan setiap hari sampai sembuh. Merendam
kaki selama 30 menit sebelum mengoleskannya akan mempercepat efek terapi.
Terapi ini khususnya efektif pada klavus lunak di sela jari.
Merendam kaki di air panas dan pengelupasan permukaan dengan pisau
skalpel atau batu apung dapat memperbaiki dan membantu secara simtomatik.
Aplikasi pada cincin dari gumpalan lunak disekitar lokasi klavus dan sering

12

memberikan hasil yang lebih baik. Harus ditekankan bahwa pengangkatan


abnormalitas tulang dalam bentuk apapun, jika ditemukan, akan mempengaruhi
kesembuhan.
Terkadang terapi konvensional dapat tidak efektif dan gagal. Kita juga
dapat melakukan tindakan bedah koreksi pada deformitas jari kaki dan reseksi
condile yang menonjol yang dapat menyebabkan terbentuknya klavus lunak.
Tindakan bedah terhadap kelainan tulang lain harus dilakukan dengan mencermati
hasil radiologi dan pedobarografi oleh ahli bedah ortopedi yang lebih ahli pada
bidang tersebut. Tetapi hasil dari tindakan bedah ini dapat lebih baik tetapi tidak
menutup kemungkinan hasilnya bisa mengecewakan.
Prognosis4
Jika klavus tidak ditangani, pasien akan merasakan perasaan nyeri dan
juga pada subheloma bursitis akan menyebabkan permukaan ruptur. Oleh karena
beberapa klavus berdekatan dengan sendi dan tulang, dapat terjadi artritis septik
dan/atau osteomyelitis. Gaya mekanik yang menyebabkan klavus dapat juga
menyebabkan ruptur pleksus pembuluh darah subkutan, yang akan mengakibatkan
pendarahan ke dalam jaringan keratotik. Pada pasien dengan keadaan umum yang
baik, hal tersebut sangat jarang ditemukan. Tetapi pada kasus lain (contohnya
pada pasien diabetes dan pasien dengan penyakit jaringan ikat), pasien ini rentan
terkena ulkus kulit yang dalam atau dapat terjadi vaskulitis.
Pencegahan4
Klavus dapat dicegah hanya dengan mengurangi atau menghilangkan gaya
mekanik sebagai penyebabnya. Biasanya hal ini adalah sesuatu yang sulit.
Gerakan sehari-hari yang berulang sering tidak dapat dihindari, pasien biasanya
enggan mengganti jenis sepatunya, dan bentukan tulang sudah merupakan
predeterminan herediter.
Kesimpulan
Klavus adalah penebalan kulit berbatas tajam yang timbul pada tonjolan
tulang, sering pada tangan dan kaki, disertai rasa nyeri. Klavus merupakan akibat
dari gerakan secara mekanik atau gaya gesek pada kulit yang berlebihan dan
terjadi dalam jangka waktu yang lama. Pada klavus terdapat sumbatan
13

parakeratotik yang tebal pada depresi permukaan epidermis dengan bentuk cupshape, biasanya diikuti dengan hilangnya lapisan sel granular. penatalaksanaan
pada klavus dibagi menjadi 2, yaitu penatalaksanaan non-bedah dan
penatalaksanaan bedah. Penatalaksanaan non-bedah meliputi mengganti alas kaki,
penggunaan bantalan alas kaki dan injeksi artificial filler seperti silikon,
sedangkan penatalaksanaan bedah berupa pengelupasan klavus dan bedah koreksi
jika terdapat deformitas kaki. Klavus dapat dicegah hanya dengan mengurangi
atau menghilangkan gaya mekanik sebagai penyebabnya

BAB III
ANALISA KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga


Penyakit ini bukan penyakit keturunan, dan tidak dicetuskan oleh makanan
tertentu. Penyakit ini timbul akibat gaya gesek atau tekanan berlebihan pada
kulit yang menyebabkan terjadinya hiperkeratosis
Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai gejala yang sama dengan
pasien
Penyakit ini tidak mempunyai hubungan dengan keluarga.

Analisis untuk mengurangi paparan


Pasien kita edukasi agar membersihkan daerah yang terdapat clavus.
Rajin mencuci tangan dan kulit secara teratur dan benar.
Mengunakan alas kaki sesuai dengan ukuran kakinya
Jangan memakai sepatu yang sempit

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Kennedy CTC, Burd DAR. Mechanical and Thermal Injury. In: Burns T,
Breathnach SM, Cox N, Griffiths CE, eds. Rook's Textbook of Dermatology.
7th ed. London, England: Blackwell Science; 2004:22.
2. Singh D, Bentley G, Trevino SG. Callosities, corns, and calluses. BMJ. Jun 1
1996;312(7043):1403-6.
3. Gibbs RC. "Vamp disease". J Dermatol Surg Oncol. Feb 1979;5(2):92-3
4. DeLauro TM, DeLauro NM. Corns and Calluses. In: Wolff K, Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatrick's Dermatology
in General Medicine. 7th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2008:97.
5. James William D, Berger Timothy G, Elston Dirk M. . In: Andrews Disease of
The Skin Clinical Dermatology 10th ed. Elsevier Inc; 2000: 41-42

15

You might also like