Professional Documents
Culture Documents
Definisi
COPD adalah sekelompok penyakit yang
sering kali presentasi klinisnya saling
tumpang tindih. Manifestasi klinisnya secara
umum ditandai dengan penyumbatan
saluran nafas yang berukuran sangat kecil di
paru-paru. Yang termasuk dalam kelompok
penyakit ini adalah kronik bronchitis, asmatik
bronchitis dan empisema pulmonal.
Epidemiologi
Faktor keturunan
Bronkitis kronis
Istilah bronkhitis kronis menunjukkan kelainan pada
bronkhus yang sifatnya menahun (berlangsung lama)
dan disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi faktor
yang berasal dari luar bronkhus maupun dari
bronkhus itu sendiri. Bronkhitis kronis merupakan
keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus
trakheobronkhial
yang
berlebihan,
sehingga
menimbulkan batuk yang terjadi paling sedikit selama
tiga bulan dalam waktu satu tahun atau lebih dari dua
tahun sacara berturut-turut.
7
Etiologi
Tedapat tiga jenis penyebab bronkhitis akut,
yaitu:
Infeksi: Staphylococcus (stafilokokus), Streptococcus
(streptokokus), Pneumococcus (pneumokokus),
Haemophilus Influenzae.
Alergi
Rangsangan lingkungan, misal: asap pabrik, asap
mobil, asap rokok, dll.
Bronkus
normal
10
11
12
Patofisiologi
Tubuh terpapar agen infeksi maupun noninfeksi respons
inflamasi vasodilatasi, kongesti, edema mukosa, dan
bronkospasme.
Tidak seperti emfisema, bronkhitis lebih memengaruhi jalan
napas kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam keadaan
bronkhitis, aliran udara masih memungkinkan tidak mengalami
hambatan.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami:
14
Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan napas
terutama selama ekspirasi Jalan napas kolaps dan udara terperangkap pada
bagian distal dari paru-paru. penurunan vemtilasi alveolus, hipoksia, dan
asidosis. Pasien mengalami kekurangan O2 jaringan dan ratio ventilasi perfusi
abnormal timbul, dimana terjadi penurunan PO2. Kerusakan ventilasi juga dapat
meningkatkan nilai PCO2 sehingga pasien terlihat sianosis Sebagai
kompensasi dari hipoksemia, maka terjadi polisitemia (produksi eritrosit
berlebihan).
Pada saat penyakit bertambah parah, sering ditemukan produksi sejumlah
sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonari. Selama infeksi, pasien
mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada RV dan FRC. Jika
masalah tersebut tidak ditanggulangi, hipoksemia akan timbul yang akhirnya
menuju penyakit cor pulmonal dan CHF (Congestive Heart Failure).
15
16
Manifestasi Klinik
Penampilan umum: cenderung overweight,
sianosis akibat pengaruh sekunder
polisitemia, edema (akibat CHF kanan).
Usia: 45-65 tahun
Pengkajian:
17
18
19
Manajemen
Pengobatan utama ditujukan untuk mencegah, mengontrol
infeksi, dan meningkatkan drainase bronkhial menjadi jernih.
Pengobatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
Antimicrobial
Postural drainase
Bronchodilator
Aerosolized Nebulizer
Surgical Intervention
20
Empisema
Definisi
Emfisema merupakan gangguan
pengembangan paru-paru yang
ditandai oleh pelebaran ruang udara
di dalam paru-paru disertai jaringan.
21
Patogenesis
Terdapat empat perubahan patologik yang dapat timbul pada pasien emfisema, yaitu:
1. Hilangnya elastisitas paru-paru
Protease (enzim paru-paru) mengubah atau merusak alveoli dan saluran napas kecil dengan
cara merusak serabut elastin. Sebagi akibatnya, kantung alveolus kehilangan elastisitasnya dan
jalan napas kecil menjadi kolaps atau menyempit. Beberapa alveoli menjadi rusak dan yang
lainnya kemungkinan menjadi membesar.
2. Hiperinflasi paru-paru
Pembesaran alveoli sehingga paru-paru sulit untuk dapat kembali ke posisi istrirahat normal
selama ekspirasi
3. Terbentuknya bullae
Dinding alveolus membengkak dan berhubungan untuk membentuk suatu bullae (ruangan
tempat udara di antara parenkim paru-paru) yang dapat dilihat pada pemeriksaan X-ray.
4. Kolapsnya jalan napas kecil dan udara terperangkap
Ketika pasien berusaha untuk ekshalasi secara kuat, tekanan positif intratoraks akan
menyebabkan kolapsnya jalan napas.
22
23
Tipe Emfisema
Terdapat tiga tipe dari emfisema:
1. Emfisema sentriolobular
Merupakan tipe yang sering muncul dan memperlihatkan kerusakan
bronkhiolus, biasanya pada daerah paru-paru atas. Inflamasi
merambah sampai bronkhiolus tetapi biasanya kantung alveolus
tetap bersisa.
2. Emfisema panlobular (panacinar)
Merusak ruang udara pada seluruh asinus dan umumnya juga
merusak paru-paru bagian bawah. Tipe ini sering disebut
centriacinar emfisema, sering kali timbul pada perokok. Panacinar
timbul pada orang tua dan pasien dengan defisiensi enzim alphaantitripsin.
3. Emfisema paraseptal
Merusak alveoli lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi
blebs (udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal
emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumotorak spontan.
24
25
26
Pengkajian : Sirkulasi
Tachycardi, rate reguler / ireguler
TD normal atau meningkat
Bila Effusi pleura akibat gagal jantung
ditemukan tanda gejala gagal jantung
27
28
29
30
Manifestasi klinik
Penampilan Umum
Pengkajian fisik
Pemeriksaan jantung
Tidak terjadi pembesaran jantung. Cor pulmonal timbul pada stadium akhir.
Hematokrit < 60%
Riwayat merokok
31
Manajemen medis
32
Komplikasi COPD
Hipoksemia
Hipoksemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PO 2 < 55 mmHg dengan nilai
saturasi O2 < 85%. Pada awalnya pasien akan mengalami perubahan mood,
penurunan konsentrasi, dan menjadi pelupa. Pada tahap lanjut timbul sianosis.
Asidosis Respiratori
Asidosis respiratori timbul akibat dari peningkatan nilai PCO 2 (hiperkapnia). Tanda
yang muncul antara lain nyeri kepala, fatigue, letargi, dizziness, dan takipnea.
33
Gagal Jantung
Terutama cor pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paruparu) harus diobservasi, terutama pada pasien dispnea berat.
Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronkhitis kronis,
namun beberapa pasien emfisema berat juga mengalami masalah
ini.
Disritmia Jantung
Disritmia jantung timbul akibat dari hipoksemia, penyakit jantung lain,
dan efek obat atau terjadinya asidosis respiratori.
Status Asmatikus
Status asmatikus merupakan komplikasi utama yang berhubungan
dengan asma bronkhial. Penyakit inii sangat berat, potensial
mengancam kehidupan, dan sering kali tidak memberikan respons
terhadap terapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu
pernapasan dan distensi vena leher sering kali terlihat.
34
Px diagnostik
Chest X-ray: dapat menunjukkan hiperinflasi paru-paru, diafragma mendatar,
peningkatan ruang udara retrosternal, penurunan tanda vaskular/ bullae
(emfisema), peningkatan bentuk bronkovaskular (bronkhitis), dan normal
ditemukan saat periode remisi (asma).
Pemeriksaan Fungsi Paru-paru: dilakukan untuk menentukan penyebab dari
dispnea, menentukan abnormalitas fungsi apakah akibat obstruksi atau
restriksi, memperkirakan tingkat disfungsi, dan untuk mengevaluasi efek dari
terapi, misal: bronkodilator.
TLC: meningkat pada bronkhitis berat dan biasanya pada asma, menurun
pada emfisema.
Kapasitas Inspirasi: menurun pada emfisema
35
36
37
COPD : gejala dan tanda yang harus segera dilaporkan kepada dokter.
Postural drainage
Diet
Pelayanan masyarakat yang tersedia (puskesma, kelompok sharing, kegiatan sosial, dll)
38
Tehnik bernafas
Pursed lips
Diafragma
39
Thank you
40